Share

Bab 869

Yasmin juga tidak mengerti kenapa dia muntah. Apa ini karena dia makan terlalu banyak pagi ini?

Dia kembali ke kantor. Dia duduk di kursinya, kemudian mengeluarkan pisau pemotong kertas dari laci. Setelah itu, dia menyayat kulit lengannya ....

"Ugh!" Yasmin menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit.

Hanya dengan begini, hatinya baru bisa merasa sedikit nyaman.

Ponsel di mejanya berdering. Yasmin melihat itu telepon dari Raymond.

Dia mengangkatnya. "Halo."

"Yasmin, apa kamu baik-baik saja?"

"Aku sedang di perusahaan dan baik-baik saja. Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku."

"Aku nggak mungkin nggak khawatir ketika kamu dibawa pergi seperti itu." Raymond tidak berkata kalau dia tidak tidur semalam.

"Pak Raymond, nanti meskipun aku mati, kamu jangan terlalu sedih," ucap Yasmin.

"Apa katamu?" Raymond mengerutkan alisnya. "Kata-kata seperti itu nggak baik. Jangan sembarangan bicara."

"Apa Pak Raymond percaya pada takhayul? Semua manusia pasti akan mati."

"Kamu masih sangat muda. Terlalu aw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status