"Yang penting kamu nggak menyentuhku," ucap Yasmin.Daniel mendekat, lalu dia berbisik ke telinga Yasmin, "Aku nggak hanya ingin menyentuhmu, kita akan tidur setiap hari mulai hari ini. Lebih baik aku nggak menemukan luka baru di tubuhmu."Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia sudah kebal dengan ancaman Daniel.Apa lagi yang bisa dia lakukan? Mungkin dia akan dikurung.Lagi pula, dia sudah tidak peduli dengan nyawanya.Dia memalingkan wajahnya ke luar jendela, kemudian berkata, "Mari kita coba."Reaksi dan nada itu membuat amarah Daniel bergejolak. Dia kapan saja bisa meledak. Dia berkata dengan sabar, "Yasmin, apa baiknya kamu melawanku? Kamu nggak akan bisa menang dariku."Yasmin menoleh ke arahnya. "Kamu bunuh aku saja. Aku akan berterima kasih padamu."Raut wajah Daniel menjadi tegang dan sorot matanya menjadi sinis. Tangan di sisinya yang terkepal dengan sangat erat membuat pembuluh darahnya menonjol dan tampak mengerikan.Akan tetapi, Yasmin terlihat tidak takut padanya
Pada malam hari, Daniel akan membawa Yasmin kembali ke Taman Royal lagi.Saat Irene mengetahui kabar itu, dia menghancurkan meja rias yang penuh dengan kosmetik dan produk perawatan kulit."Apa-apaan ini? Yasmin menginap di Taman Royal setiap hari dan bahkan tidur sekamar dengan Daniel. Apa maksudnya? Apa mereka sudah menjadi suami istri?" Irene sangat marah."Sepertinya dia makin hebat!" Dahlia berkata, "Nggak boleh terus seperti ini. Orang menjadi nggak tahu siapa tunangannya Daniel!""Tentu saja aku tahu!" Irene melihat wajahnya sendiri yang berbekas di cermin. "Bagaimana aku bisa merayu Daniel dengan tampangku seperti ini? Kalau dia melihat wajahku ini, dia pasti merasa jijik!""Walaupun kamu nggak bisa tidur bersama Daniel, kamu juga nggak bisa membiarkan Yasmin makin sombong!" kata Dahlia. "Bukankah kamu ada kamar di Taman Royal? Kamu juga menginap di sana saja!"Sekujur tubuh Irene merasa tidak nyaman ketika dia berpikir harus menginap serumah dengan Yasmin."Siapa Yasmin? Kalau
Dokter bedah plastik itu ketakutan. Karena rumah sakit bedah plastik ini milik Grup Naga, mereka tidak berani lalai.Mereka segera mengatur operasi untuk Irene.Mereka menghilangkan bekas luka wajahnya dalam semalam.Irene sedang berbaring sendirian di ruang operasi rumah sakit bedah plastik. Dia meminum obat dan sudah tidak sadar. Dokter bedah plastik di sebelah sedang menghilangkan bekas luka di wajahnya.Ketika dia bangun, sudah tengah malam.Dokter berkata, "Kami harus mengawasi Anda semalam.""Bagaimana hasilnya?""Sangat berhasil. Anda bisa melihatnya setelah kami membuka balutannya."Irene pun lega.Semenjak wajahnya ada bekas luka yang jelek ini, dia tidak bisa melihat Daniel. Dia bahkan berhenti melakukan pertunjukan.Yang terpenting masih Daniel. Kalau dia memiliki Daniel, dia tidak perlu melakukan pertunjukan lagi.Dia hanya perlu bermain piano untuk Daniel seorang agar semua wanita iri padanya.Setelah dokter pergi, Irene memejamkan matanya dan tidur.Tak lama kemudian, pin
Daniel mengusap kepala Julian. "Mama sangat lelah dan sedang tidur. Kalian nggak boleh membangunkannya, ya. Mengerti?""Mengerti!" jawab tiga anak itu dengan patuh.Daniel membawa anak-anak turun ke bawah untuk makan.Setelah itu, dia membiarkan mereka pergi bermain.Saat Yasmin bangun, sudah hampir pukul sepuluh.Dia terlihat linglung untuk sesaat, kemudian dia baru bangun.Tubuhnya yang lelah membuatnya terlihat sangat lemas.Matanya yang redup melihat ke tirai jendela.Dia sangat berharap dia tidak akan pernah bangun lagi setelah dia tertidur.Mati dalam tidur adalah hal yang paling bahagia, 'kan?Ketika Yasmin memikirkannya, itu juga tidak akan terjadi padanya.Kebahagiaan berada di luar jangkauannya ....Yasmin mengangkat lengan bajunya dan memperlihatkan lukanya yang balutannya sudah dilepas.Bekas lukanya sudah berkerak dan sisi-sisinya berwarna merah.Yasmin merasakan lukanya dengan jari-jarinya.Dia tidak tahu bagaimana dia bisa bertahan hidup beberapa hari ini. Bahkan orang m
"Ini perlu dijahit," kata Helen.Ada bagian yang lebih dalam. Ini akan sulit sembuh kalau tidak dijahit.Yasmin diberikan anestesi ketika dijahit, tapi dari tadi dia terlihat mati rasa.Daniel yang sedang berdiri di samping terus memperhatikan Yasmin. Seharusnya dia tidak memberikan Yasmin anestesi.Berani-berani Yasmin melawannya seperti ini!Awalnya dia berada di ruang kerja. Setelah dia berpikir-pikir, dia ingin duduk di ruang tamu luar kamar tidurnya saja untuk bekerja.Dia mendengar Yasmin sudah bangun, tapi kemudian tidak ada suara.Kalau bukan karena Daniel cepat menyadarinya, lengan Yasmin akan cacat.Saat Daniel memikirkan itu, jantung Daniel berdetak dengan sangat cepat."Selesai." Setelah Helen menjahit lukanya, dia mengoleskan obat dan membalutnya lagi. "Kamu nggak boleh melakukan ini lagi. Akan gawat kalau luka di lenganmu ini berbekas."Dia berharap Yasmin bisa lebih perhatian.Namun, Yasmin tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia seakan-akan tidak peduli sama sekali."Kamu
Anak-anak sedang berkumpul dan melihat mobil Helen keluar.Julia berkata, "Kakak nggak mau disuntik."Yang dimaksudnya adalah Julian. Julian berkata dengan sombong, "Aku nggak takut! Aku hanya nggak perlu disuntik! Kepalaku sudah sembuh!"Sebelumnya luka di keningnya sudah sembuh. Warna bekas lukanya juga sudah menjadi lebih terang. Biasanya anak kecil cepat pulih."Dia nggak perlu disuntik," ucap Julius juga.Tony tersenyum. "Dia datang bukan untuk menyuntik kalian."Julius bertanya, "Kalau begitu, untuk menyuntik siapa?"Tony juga tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. "Dia nggak menyuntik siapa-siapa. Dia hanya datang untuk melihat apa ada yang butuh disuntik. Jelas kalau nggak ada."Anak-anak pun keluar dari semak-semak.Yasmin berbaring di papan tempat tidur dan melihat tangannya yang diborgol. Dia menggeraknya sedikit. Karena rantai borgolnya sangat pendek, tangan kirinya tidak bisa meraih lengan kanannya. Dia benar-benar tidak bisa melukai dirinya sendiri lagi.Ketika dia sedang
"Kita akan tahu setelah kamu melakukan pemeriksaan di rumah sakit." Daniel mengelus pipi Yasmin dengan punggung tangannya. "Kalau kamu hamil, lahirkan."Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen mengambil darah Yasmin, kemudian melakukan USG.Embrio yang sedang berkembang terlihat jelas pada gambar komputer.Helen berkata, "Kamu sudah hamil hampir 30 hari."Yasmin yang sedang berbaring di ranjang terkejut. Dia sudah hamil 30 hari.Dia tidak tahu apa-apa dan bahkan tidak memiliki perasaan.Dia bahkan sudah lupa kapan dia datang bulan.Karena kematian orang tuanya, dia sama sekali tidak peduli.Bagaimana dia bisa hamil?Dia seperti terkena sambaran petir dan sulit untuk mencerna informasi ini."Tapi, Nona Irene memiliki tubuh yang lemah. Dia harus beristirahat yang cukup," pesan Helen."Aku mengerti." Daniel sama sekali tidak menduga kemunculan anak ini, tapi anehnya dia merasa bersemangat. Dulu dia tidak ada ketika Yasmin hamil anak kembar tiga mereka. Kini dia dapat melihat anaknya tum
"Ada hal yang akan membuatmu lebih terkejut!" Dahlia hampir tidak bisa bernapas."Apa sesuatu terjadi pada Yasmin?""Ya!"Irene bertanya dengan riang, "Apa dia menjadi gila dan sudah mati?""Mati? Dia hamil!" Dahlia tidak mengerti bagaimana Irene mempunyai suasana hati untuk bercanda."Apa katamu?!" Irene tiba-tiba berdiri. "Siapa hamil? Yasmin? Bagaimana mungkin? Apa kamu nggak salah? Dokter sudah pernah bilang dia nggak akan bisa hamil lagi!""Dari awal aku sudah memberitahumu kalau hal seperti itu nggak yakin! Lihat, dia benar-benar hamil!" Dahlia sangat gelisah. "Bagaimana sekarang? Dia hamil lagi, sedangkan apa pun nggak terjadi antaramu dan Daniel. Aku cemas sekali!""Daniel nggak akan membiarkannya melahirkan anak itu. Nggak ada gunanya kalau anak itu cacat!" Irene hampir pingsan dan tidak bisa berdiri dengan tegak. Dia duduk di bangku, kemudian berkata, "Nggak mungkin .... Apa kamu bisa memastikan kabar itu? Apa mungkin kamu salah?""Pembantu meneleponku dan bilang Daniel sudah