Yasmin menelepon Kristin, tapi tidak diangkat.Kepalanya sudah mau meledak.Bagaimana itu bisa Kristin? Siapa yang menanam Kristin di sisinya? Ternyata orang jahat berada di dekatnya?!Maka itu, dia segera menelepon Daniel. "Orang yang meracuni ayahku mungkin sekretarisku, Kristin!""Iya, aku barusan tahu. Kristin Rusli pernah pergi ke toko obat tradisional untuk membeli kantaridin. Di mana dia?""Aku dan dia datang ke rumah sakit untuk membahas sesuatu dengan penanggung jawab, kemudian kami berpapasan dengan rekan lamaku dari RS Jelita. Dia mengenali Kristin karena Kristin membuang tahi lalat di rumah sakitnya. Sekarang Kristin sudah menghilang karena dia merasa bersalah." Yasmin bertanya dengan gelisah, "Seharusnya kamu bisa menangkapnya, 'kan?""Bisa."Yasmin merasa lega ketika dia mendengar nada Daniel yang sangat percaya diri.Namun, setelah Yasmin naik mobil, dia tetap bisa tenang. Dia menelepon Mike untuk meminta alamat rumah Kristin. Lalu, Yasmin menyuruh sopir mengantarnya ke
Kata-kata Irene terdengar masuk akal.Selain itu, menurut Yasmin, seorang putri tidak mungkin bisa membunuh ayahnya sendiri.Namun, kenapa kebetulan sekali Kristin mempunyai hubungan dengan Irene?Jangan-jangan ada orang lain di balik layar?Tidak ada bukti kalau Irene yang membunuh Kristin dan Irene juga tidak ada di tempat kejadian perkara saat Kristin meninggal. Dia berada di studio.Banyak orang di studio bisa menjadi saksi Irene.Petunjuk Kristin pun hilang.Dokter forensik berkata senjata pembunuh yang membuat luka fatal pada kepala Kristin perlu ditemukan. Di tempat kejadian perkara juga tidak ditemukan sidik jari orang lain.Setelah Yasmin bekerja sama dengan penyelidikan polisi, dia turun ke bawah dan hendak pergi.Dia baru saja ingin naik mobil, tapi kemudian Irene menghampirinya. "Dengar-dengar Julian terluka? Kamu baru saja menyebabkan kematian ibumu, apa sekarang giliran anak-anakmu? Kita nggak bisa nggak memercayainya, 'kan?"Yasmin menggenggam pintu mobil dengan erat seh
Martin yang sudah pulang ke Kota Imperial mendapat kabar tentang kematian Klara. Maka itu, dia pergi ke kuburan untuk melihatnya.Dia juga berpapasan dengan Jason, tapi dia berpura-pura tidak melihatnya.Dia percaya polisi pasti sudah menanyakan semuanya.Martin datang ke sini juga cuman untuk menguji keberuntungannya.Dia tidak menemukan ada yang aneh setelah berkeliling, jadi dia pergi.Dia pulang ke rumah, lalu menelepon Rachel.Ketika Rachel tiba, Martin sedang duduk di sofa sambil minum alkohol."Kapan kamu pulang? Apa pekerjaanmu sudah selesai?" Rachel duduk di sofa yang lain."Ketika helikopter Yasmin jatuh, apa kamu berada di Kota Cantem?" Martin menatapnya dengan tajam."Helikopter?" Rachel terkejut, tapi dia tidak menunjukkannya. Dia berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku nggak pergi ke mana-mana. Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh menyelidiki jadwalku. Selain itu, selama kamu nggak ada di sini beberapa hari ini, aku menemukan ada yang sangat aneh dengan kematian Klara.""
Sekarang Yasmin sangat mengenal suara langkah kaki Daniel dan suara mobil Rolls Royce.Kemudian, dia melihat orang yang masuk ternyata Martin."Kenapa kamu melamun?" Martin duduk di sofa dengan percaya. Dia melihat Yasmin dan berkata, "Kamu sudah sangat kurus."Walaupun Yasmin tidak mengatakannya, dia yakin Martin sudah tahu tentang kematian ibunya."Jaga kesehatanmu. Tante paling mengkhawatirkanmu," kata Martin.Yasmin menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rasa sakit di sorot matanya."Kini prioritas utama adalah menemukan pembunuhnya." Martin menatap wajah Yasmin yang pucat dan bertanya, "Apa ada orang yang mencurigakan?"Yasmin mengacak rambutnya dengan bingung. "Aku mencurigai Irene, tapi itu sedikit nggak mungkin .... Dia juga putrinya Ayah ....""Apa kamu yakin?"Yasmin tercengang, lalu dia mengangkat kepalanya. Dia tidak memahami maksud tersirat dalam ucapan Martin. "Apa maksudmu?"Martin tidak mengatakan apa-apa, melainkan meletakkan hasil tes DNA di sebelah kaki Yasmin.Y
Yasmin tidak pernah merasa Daniel adalah orang baik. Pria itu adalah iblis!Namun ... dia tidak pernah menyangka Daniel akan melindungi Irene sampai begitu!Daniel tidak peduli padanya sedikit pun!"Dulu aku pernah bilang Daniel menyukai Irene. Aku nggak sembarangan bicara.""Diam!" Yasmin tidak ingin mendengarkan sepatah kata pun. Hatinya dipenuhi rasa sakit dan amarah. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir.Martin memeluknya dengan erat. "Menangislah. Kamu akan merasa lebih tenang setelah menangis. Aku akan menemanimu."Yasmin bersandar ke pelukan Martin. Dia sudah tidak ingin memikirkannya. Dia merasa sangat putus asa."Sepertinya aku datang pada waktu yang salah." Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang dingin.Martin menoleh. Dia melihat Daniel masuk dan aura menyeramkan menyebar dari tubuhnya.Yasmin yang sedang dipeluk Martin tidak segera mendorong Martin. Dia mengepalkan tangannya dan kebencian menyelimuti tatapan matanya."Kak, jangan salah paham. Yasmin sangat sakit hati
Kekuatan Yasmin sama sekali tidak bisa menang dari Daniel. Pada akhirnya, Daniel berhasil.Ketika Yasmin bangun, langit di luar sudah terang. Mata Yasmin memanas, kemudian dia meneteskan air mata.Dia turun dari tempat tidur, lalu pergi ke kamar mandi.Saat dia membersihkan dirinya, dia menabrak gelas di sampingnya.Gelas itu jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.Yasmin berjongkok. Dia mengambil sekeping pecahan gelas itu, lalu menatapnya dengan tatapan kosong ....Pintu kamar mandi terbuka, lalu Daniel melangkah masuk.Dia melihat Yasmin memegang pecahan gelas sambil melamun. Dia menghampiri Yasmin, kemudian mengambil pecahan tersebut dan membuangnya. "Nanti suruh Bibi yang bersihkan. Kamu sudah lapar, 'kan? Di meja sudah ada sarapan."Daniel membawa Yasmin ke ruang makan.Sarapan yang sudah disiapkan belum disentuh, seolah-olah sedang menunggu Yasmin.Sekarang sudah hampir jam sepuluh.Namun, Daniel malah makan bersamanya. Itu berarti Daniel juga belum makan sarapan.Mereka ber
Irene mendongak. Ketika dia melihat Yasmin, ekspresinya penuh dengan amarah. "Yasmin, ngapain kamu?!""Kamu yang meracuni ayahku dan membunuh ibuku. Aku nggak akan memaafkanmu!" Yasmin mengeluarkan pisau, lalu mengarahkannya ke Irene."Aa!" Dahlia segera menarik Irene ke belakang. "Yasmin, apa kamu sudah gila? Andy adalah ayah kandungnya. Siapa yang tega membunuh ayah kandungnya sendiri?""Kamu nggak ada hubungan darah dengan Ayah. Kamu meracuninya karena kamu membenci Ayah menyerahkan semua warisannya kepadaku. Aku benar, 'kan?" teriak Yasmin.Rasa bersalah muncul di wajah Dahlia dan Irene. Mereka tidak menyangka Yasmin sudah tahu.Bagaimana dia bisa tahu?Ketika berhadapan dengan ujung bilah, mereka hanya ingin menenangkan situasi dulu. Akan gawat kalau mereka terluka oleh pisau itu."Yasmin, jangan sembarangan. Kalau Daniel tahu kamu melukai Irene, dia nggak akan memaafkanmu!" Dahlia menggunakan nama Daniel untuk menakuti Yasmin."Aku nggak takut padanya. Aku hanya ingin kalian mati
Apa Yasmin membenci Irene? Tentu saja.Namun, sekarang orang yang paling dibencinya adalah Daniel!"Aku akan lanjut menyelidikinya ...." Daniel sedang berbicara ketika dia disela oleh Yasmin."Nggak perlu."Daniel mengerutkan alisnya. Dia menatap Yasmin dengan tajam. "Kenapa kamu marah padaku?"Yasmin tidak menjawabnya. Dia sudah malas berdebat dengan Daniel.Semuanya sangat konyol.Mobil Rolls Royce berhenti di depan gedung perusahaan, kemudian Yasmin keluar dari mobil.Daniel berkata, "Nanti malam aku akan membawa anak-anak ke rumah.""Aku nggak ada di rumah." Setelah Yasmin mengatakan itu, dia menuju ke gedung.Ekspresi Daniel menjadi masam.Yasmin pergi ke kantornya, lalu duduk seperti normal.Namun, dia menyadari kalau tangannya yang memegang pisau tadi sedang gemetar.Dia melakukan itu dengan hati dipenuhi kebencian. Setelah dia sadar, dia tetap ketakutan.Namun, dia tidak menyesal. Kalau dia diberi kesempatan satu kali lagi, dia tetap akan melakukannya!Dia hanya menyesal dia ti