Sekarang Yasmin sangat mengenal suara langkah kaki Daniel dan suara mobil Rolls Royce.Kemudian, dia melihat orang yang masuk ternyata Martin."Kenapa kamu melamun?" Martin duduk di sofa dengan percaya. Dia melihat Yasmin dan berkata, "Kamu sudah sangat kurus."Walaupun Yasmin tidak mengatakannya, dia yakin Martin sudah tahu tentang kematian ibunya."Jaga kesehatanmu. Tante paling mengkhawatirkanmu," kata Martin.Yasmin menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rasa sakit di sorot matanya."Kini prioritas utama adalah menemukan pembunuhnya." Martin menatap wajah Yasmin yang pucat dan bertanya, "Apa ada orang yang mencurigakan?"Yasmin mengacak rambutnya dengan bingung. "Aku mencurigai Irene, tapi itu sedikit nggak mungkin .... Dia juga putrinya Ayah ....""Apa kamu yakin?"Yasmin tercengang, lalu dia mengangkat kepalanya. Dia tidak memahami maksud tersirat dalam ucapan Martin. "Apa maksudmu?"Martin tidak mengatakan apa-apa, melainkan meletakkan hasil tes DNA di sebelah kaki Yasmin.Y
Yasmin tidak pernah merasa Daniel adalah orang baik. Pria itu adalah iblis!Namun ... dia tidak pernah menyangka Daniel akan melindungi Irene sampai begitu!Daniel tidak peduli padanya sedikit pun!"Dulu aku pernah bilang Daniel menyukai Irene. Aku nggak sembarangan bicara.""Diam!" Yasmin tidak ingin mendengarkan sepatah kata pun. Hatinya dipenuhi rasa sakit dan amarah. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir.Martin memeluknya dengan erat. "Menangislah. Kamu akan merasa lebih tenang setelah menangis. Aku akan menemanimu."Yasmin bersandar ke pelukan Martin. Dia sudah tidak ingin memikirkannya. Dia merasa sangat putus asa."Sepertinya aku datang pada waktu yang salah." Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang dingin.Martin menoleh. Dia melihat Daniel masuk dan aura menyeramkan menyebar dari tubuhnya.Yasmin yang sedang dipeluk Martin tidak segera mendorong Martin. Dia mengepalkan tangannya dan kebencian menyelimuti tatapan matanya."Kak, jangan salah paham. Yasmin sangat sakit hati
Kekuatan Yasmin sama sekali tidak bisa menang dari Daniel. Pada akhirnya, Daniel berhasil.Ketika Yasmin bangun, langit di luar sudah terang. Mata Yasmin memanas, kemudian dia meneteskan air mata.Dia turun dari tempat tidur, lalu pergi ke kamar mandi.Saat dia membersihkan dirinya, dia menabrak gelas di sampingnya.Gelas itu jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.Yasmin berjongkok. Dia mengambil sekeping pecahan gelas itu, lalu menatapnya dengan tatapan kosong ....Pintu kamar mandi terbuka, lalu Daniel melangkah masuk.Dia melihat Yasmin memegang pecahan gelas sambil melamun. Dia menghampiri Yasmin, kemudian mengambil pecahan tersebut dan membuangnya. "Nanti suruh Bibi yang bersihkan. Kamu sudah lapar, 'kan? Di meja sudah ada sarapan."Daniel membawa Yasmin ke ruang makan.Sarapan yang sudah disiapkan belum disentuh, seolah-olah sedang menunggu Yasmin.Sekarang sudah hampir jam sepuluh.Namun, Daniel malah makan bersamanya. Itu berarti Daniel juga belum makan sarapan.Mereka ber
Irene mendongak. Ketika dia melihat Yasmin, ekspresinya penuh dengan amarah. "Yasmin, ngapain kamu?!""Kamu yang meracuni ayahku dan membunuh ibuku. Aku nggak akan memaafkanmu!" Yasmin mengeluarkan pisau, lalu mengarahkannya ke Irene."Aa!" Dahlia segera menarik Irene ke belakang. "Yasmin, apa kamu sudah gila? Andy adalah ayah kandungnya. Siapa yang tega membunuh ayah kandungnya sendiri?""Kamu nggak ada hubungan darah dengan Ayah. Kamu meracuninya karena kamu membenci Ayah menyerahkan semua warisannya kepadaku. Aku benar, 'kan?" teriak Yasmin.Rasa bersalah muncul di wajah Dahlia dan Irene. Mereka tidak menyangka Yasmin sudah tahu.Bagaimana dia bisa tahu?Ketika berhadapan dengan ujung bilah, mereka hanya ingin menenangkan situasi dulu. Akan gawat kalau mereka terluka oleh pisau itu."Yasmin, jangan sembarangan. Kalau Daniel tahu kamu melukai Irene, dia nggak akan memaafkanmu!" Dahlia menggunakan nama Daniel untuk menakuti Yasmin."Aku nggak takut padanya. Aku hanya ingin kalian mati
Apa Yasmin membenci Irene? Tentu saja.Namun, sekarang orang yang paling dibencinya adalah Daniel!"Aku akan lanjut menyelidikinya ...." Daniel sedang berbicara ketika dia disela oleh Yasmin."Nggak perlu."Daniel mengerutkan alisnya. Dia menatap Yasmin dengan tajam. "Kenapa kamu marah padaku?"Yasmin tidak menjawabnya. Dia sudah malas berdebat dengan Daniel.Semuanya sangat konyol.Mobil Rolls Royce berhenti di depan gedung perusahaan, kemudian Yasmin keluar dari mobil.Daniel berkata, "Nanti malam aku akan membawa anak-anak ke rumah.""Aku nggak ada di rumah." Setelah Yasmin mengatakan itu, dia menuju ke gedung.Ekspresi Daniel menjadi masam.Yasmin pergi ke kantornya, lalu duduk seperti normal.Namun, dia menyadari kalau tangannya yang memegang pisau tadi sedang gemetar.Dia melakukan itu dengan hati dipenuhi kebencian. Setelah dia sadar, dia tetap ketakutan.Namun, dia tidak menyesal. Kalau dia diberi kesempatan satu kali lagi, dia tetap akan melakukannya!Dia hanya menyesal dia ti
Sebenarnya, selama Yasmin bersikap keras kepala, Daniel juga tidak berani benar-benar melakukan sesuatu padanya.Bagaimanapun juga, masih ada anak-anak.Yasmin tidak bisa fokus pada pekerjaannya di kantor.Isi kepalanya kosong.Ketika dia sadar, hari sudah siang.Dia tidak punya selera makan, jadi dia membuka pintu kantor dan keluar."Bu Yasmin, apa kamu mau pergi makan?" tanya Mike.Yasmin seolah-olah tidak mendengar Mike dan langsung melewatinya.Mike merasa ada yang aneh dengan Yasmin. Apa itu ada hubungannya dengan kematian Kristin?Yasmin naik mobil ke kuburan.Dia berlutut di depan makam Andy dan Klara sambil menangis terisak-isak.Dia tiba-tiba tidak punya alasan untuk hidup.Entah kenapa, pikiran itu sangat kuat.Dia tidak bisa melakukan apa pun dengan baik dan tidak bisa menjaga anaknya. Semua orang tuanya sudah meninggal. Pembunuh ada di depan mata, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.Apa dia hidup masih berarti?"Ayah, Ibu, beri tahu aku ... bagaimana aku bisa hidup?" Yas
Raymond memasak lauk untuk dua orang. Dia khawatir Yasmin kelaparan karena menunggu kelamaan.Saat dia berjalan keluar dari dapur, dia melihat Yasmin sedang melamun di sofa.Apa dari tadi Yasmin seperti itu?"Yasmin?"Yasmin mendongak. Tatapan matanya tampak linglung."Ayo makan."Yasmin menoleh ke meja makan."Ayo." Raymond menarik pergelangan tangan Yasmin menuju ke meja makan. Lalu, dia mendudukkan Yasmin di kursi."Sebenarnya, aku nggak lapar ..." kata Yasmin."Meskipun begitu, kamu harus makan sedikit." Raymond menyendokkan lauk ke piring Yasmin."Terima kasih.""Ngapain segan denganku?" balas Raymond.Yasmin menundukkan kepalanya dan makan. Dia tidak berbicara lagi.Melihat Yasmin diam saja, Raymond juga ikut makan.Agar suasana hati Yasmin membaik, Raymond memecahkan keheningan dengan berkata, "Apa kamu tahu? Beberapa hari yang lalu Winnie mengungkitmu. Dia bilang kalian sudah lama nggak bertemu dan bertanya kapan kamu punya waktu untuk makan bersama. Dia akan mentraktirmu.""Wi
Raymond hanya bisa melihat Yasmin dibawa pergi. Kemudian, dia menendang tutup pintu dengan emosi.Bagaimana dia baru bisa menyelamatkan Yasmin?Yasmin tampak sangat tak berdaya ....Mobil Rolls Royce menuju ke apartemen Naomi.Yasmin didorong masuk ke dalam rumah. Kemudian, dia berdiri dengan kaku dan sekujur tubuhnya tegang.Dia seolah-olah sedang bersiap untuk menyambut siksaan yang akan datang.Tubuh Daniel yang tinggi berdiri di hadapannya. Bayangannya menelan sekujur tubuh Yasmin dan dia terlihat seperti iblis."Siapa yang menyuruhmu ke sana? Kalau aku nggak pergi ke sana, apa kamu akan menginap di rumahnya, hm?" Napas Daniel menjadi kasar.Dia seakan-akan sudah bersabar selama perjalanan dan baru bisa meledak sekarang."Kami hanya makan bersama ..." ucap Yasmin dengan kepala ditunduk."Apa aku menyetujuimu makan bersama Raymond?" Daniel mencengkeram rahang Yasmin, lalu mengangkatnya. Yasmin menatap lurus mata Daniel yang mengerikan. "Apa kamu nggak tahu aku akan marah? Kenapa kam