"Mi!" jawab Julia.Julian berkata, "Kami makan apa yang ingin Adik makan!""Iya!" Julius menganggukkan kepalanya."Meskipun satu jam lagi saatnya makan malam, kita boleh makan mi sedikit. Aku akan membuatnya untuk kalian sekarang juga," ujar Tony."Biarkan aku saja!" kata Irene sambil berjalan mendekat.Saat Tony melihat Irene, dia membungkuk sedikit. "Nona Irene datang, ya. Bagaimana aku boleh merepotkan Nona Irene? Biarkan aku saja."Irene berhenti di depan anak kembar tiga itu. Dia memperhatikan mereka sambil berpikir alangkah baiknya kalau ketiga anak ini adalah anaknya. Tidak, putrinya akan lebih cantik daripada Julia."Setelah aku menikah dengan Daniel, kami akan menjadi satu keluarga. Mereka juga adalah anak-anakku. Memasak untuk anak-anakku sendiri adalah hal yang wajar," kata Irene dengan manis.Sebelum jari-jari Irene sempat menyentuh pipi Julia, Julia melangkah mundur.Senyuman Irene pun menjadi kaku, tapi dia tidak marah. Dia bangkit, kemudian memasuki dapur untuk memasak m
Ketika Tony melihat gejala ini, dia tidak perlu bertanya lagi. Ini sama persis dengan Yasmin.Dia menggendong Julia, lalu berlari ke luar.Dia juga menggendong masuk Julian dan Julius ke dalam mobil karena dia tidak tahu apakah mereka juga punya gejala alergi atau tidak. Mungkin alergi mereka lebih lambat kambuh? Semuanya mungkin!Irene berdiri di depan pintu dan melihat mobil melaju pergi.Situasi ini sudah memastikan kalau Julia juga alergi seafood seperti Yasmin.Sebaiknya mobil itu terjebak dalam macet agar Julia meninggal karena tidak bisa bernapas.Namun, Irene harus berakting sampai akhir.Dia mengambil ponselnya untuk menelepon Daniel. Dia juga sudah menyiapkan emosinya.Namun, Daniel tidak menjawab panggilannya.Irene pun merasa bangga. Kalau begitu, ini bukan salahnya.Setelah itu, dia mengendarai mobilnya ke rumah sakit.Dulu dia pernah memberikan Yasmin seafood, tapi Yasmin diselamatkan oleh Martin di tengah jalan.Bagaimana dengan kali ini? Apa Julia akan meninggal di teng
Irene tidak berani berkata apa-apa lagi dan merasa gelisah. Jangan-jangan Daniel mencurigainya?Namun, dia mengatakan yang sebenarnya! Dari awal hingga akhir, dia tidak sengaja.Dia khawatir Daniel mencurigainya. Kalau begitu, itu akan merugikannya.Namun, setelah dipikir-pikir Irene, Daniel hanya mencurigainya dan tidak memiliki bukti. Jadi, Daniel tidak bisa melakukan apa-apa padanya.Ini juga tidak akan memengaruhi hubungan mereka.Julia dipindahkan ke ruang pasien kelas atas. Dia baru bangun setengah jam kemudian."Mama ...." Julia belum membuka matanya, tapi dia sudah memanggil mamanya."Julia?""Julia!"Julia membuka matanya. Dia melihat kedua kakak laki-lakinya dan ayahnya yang berdiri di sebelah. Irene juga berdiri di samping Daniel dan itu membuat Julia mengerucutkan bibirnya dengan kesal.Kenapa bukan mamanya?Daniel langsung mengambil cangkir termos di samping, lalu memasukkan sedotan. Dia menyodorkannya ke depan mulut Julia. "Minum air."Julia sedih, tapi dia masih membuka
"Nggak mau, nggak mau. Aku mau yang ini.""Boleh." Daniel benar-benar menyayangi Julia.Walaupun saat ini Julia menginginkan bintang di langit, Daniel akan memikirkan cara untuk mengambilnya.Kecuali, Yasmin ....Begitu Daniel memikirkannya, tatapan matanya menjadi sinis.Tony yang berdiri di sebelah Daniel merasakan auranya berubah dan dia tahu alasannya.Saat ini Yasmin belum tahu kalau alergi seafood putrinya kambuh dan sedang di rumah sakit.Dia ditarik keluar jalan-jalan oleh Martin.Yasmin sudah mau gila. "Ngapain pria dewasa sepertimu jalan-jalan?"Kamu kejam sekali. Ini karena kamu sedang sedih, makanya aku membawamu keluar untuk menghirup udara." Martin menyesap kopi di tangannya. "Kenapa kamu nggak minum kopimu?"Satu tangan Yasmin memegang ponsel, sedangkan satu lagi memegang kopi. Seluruh pikirannya ada di ponsel, jadi dia tidak ingin meminumnya."Ayo cari tempat untuk duduk. Aku capek.""Di depan."Di alun-alun terbuka ada sebuah kafe. Mereka berdua berjalan ke sana, kemud
"Iya. Nona Yasmin nggak perlu khawatir. Alergi seafood Julia kambuh. Karena kami mengantarnya ke rumah sakit tepat waktu, kondisinya sudah stabil. Tadi Tuan Daniel juga ada menyuapnya sedikit. Tenanglah," ujar Tony.Sekujur tubuh Yasmin langsung menjadi lemas. Kalau bukan karena Martin sedang memegangnya, dia sudah jatuh."Tapi, bagaimana Nona Yasmin bisa tahu?" tanya Tony."Irene memberitahuku." Setelah Yasmin tahu Julia baik-baik saja, kepalanya menjadi lebih jernih. Lalu, dia bertanya, "Kenapa dia makan seafood? Apa hanya Julia sendiri yang memakannya? Bukankah aku pernah memberi tahu Daniel kalau sebaiknya anak-anak nggak makan seafood?""Ya. Ini kelalaianku. Anak-anak ingin makan mi dan kebetulan ada Nona Irene. Dia bilang dia akan membuatnya untuk anak-anak, lalu dia membuat mi telur kepiting. Mereka bertiga memakannya, tapi hanya Tuan Muda Julian dan Tuan Muda Julius yang baik-baik saja. Sedangkan Nona Muda Julia memiliki alergi ....""Irene?" Amarah dan rasa takut memenuhi hati
Kalau saat itu Martin membawa Yasmin pergi, apa yang terjadi sekarang tidak akan terjadi.Yasmin tidak akan didominasi Daniel.Yang mendominasi Yasmin seharusnya Martin ....Yasmin berjalan untuk beberapa saat, lalu dia menyadari di sebelahnya kosong. Saat dia berbalik, dia melihat Martin ketinggalan di belakang. Martin berdiri diam di tempatnya dan sedang menatap Yasmin.Yasmin baru ingin bertanya, tapi kemudian Martin sudah menghampirinya. Martin menarik Yasmin ke dalam pelukannya, setelah itu dia berkata, "Selama ini aku nggak pernah ... meminta maaf, 'kan? Yasmin, maaf ...."Yasmin tercengang. Dia tidak menyangka Martin akan meminta maaf padanya dengan suara yang begitu lembut.Jantungnya pun berdebar.Dulu dia pernah bergantung kepada Martin. Setelah dia kembali dari luar negeri, perasaan itu masih ada sampai Martin sendiri yang menghancurkannya.Namun, Yasmin sudah tidak peduli. Setelah itu, Martin tidak pernah menyakitinya lagi dan selalu membantunya.Yasmin mendorong Martin, ke
Ada yang mengetuk pintu. Tony pun berpikir, siapa yang datang selarut ini?Irene masuk. Saat dia melihat anak-anak belum tidur, dia tersenyum dengan lembut. "Aku kira kalian sudah tidur. Julia, bagaimana perasaanmu? Ruam merah di wajahmu sudah jauh lebih baik, ya. Besok kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit, 'kan?"Tony berkata, "Iya. Besok kalau Nona Muda Julia nggak apa-apa, dia sudah boleh keluar dari rumah sakit.""Untunglah," ucap Irene. Kemudian, matanya tertuju ke cincin yang sedang dimainkan Julia. Senyumannya langsung menjadi kaku. Dia melihat jari Daniel, lalu mendapatinya kosong.Bisa-bisanya Daniel membiarkan Julia memainkan cincin pertunangan mereka.Dia melepaskannya dengan begitu mudah dan tidak begitu memikirkannya.Julia pasti ingin memainkannya, makanya Daniel melepaskan cincinnya."Eh!" Cincin tersebut tak sengaja terselip dari tangan Julia. Ia jatuh seiring dengan suara nyaring.Irene merasa itu seolah-olah sebuah tamparan di pipinya dan hatinya diinjak-injak. Di
Yasmin pun berbalik untuk pergi mandi.Saat dia keluar, sarapannya sudah disiapkan di meja makan.Semua adalah makanan kesukaannya.Klara pasti belum makan karena sekarang masih sangat pagi. Jadi, dia makan bersama putrinya dengan senang."Wajahmu terlihat pucat. Apa semalam kamu nggak tidur nyenyak?" tanya Klara."Aku bermain ponsel.""Kenapa kamu bermain sampai sangat larut? Kamu harus menjaga kesehatanmu," tegur Klara."Aku tahu."Klara masih ingin mengatakan sesuatu, tapi ponselnya yang berada di dalam tas berbunyi.Dia berdiri untuk pergi mengambil ponsel. Nomor telepon di layar ponselnya terlihat agak familier. Dia mengangkat telepon, lalu bertanya, "Siapa, ya?"Di ujung telepon, Irene berkata, "Waktumu lumayan banyak, ya? Julia telah masuk rumah sakit, tapi sebagai ibu kandungnya, Yasmin nggak datang untuk melihatnya. Apa kamu sebagai neneknya juga nggak mau datang untuk melihat Julia?"Klara tercengang, lalu dia menoleh ke arah Yasmin.Wajah Yasmin terlihat pucat, sepertinya di
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara