Kalau saat itu Martin membawa Yasmin pergi, apa yang terjadi sekarang tidak akan terjadi.Yasmin tidak akan didominasi Daniel.Yang mendominasi Yasmin seharusnya Martin ....Yasmin berjalan untuk beberapa saat, lalu dia menyadari di sebelahnya kosong. Saat dia berbalik, dia melihat Martin ketinggalan di belakang. Martin berdiri diam di tempatnya dan sedang menatap Yasmin.Yasmin baru ingin bertanya, tapi kemudian Martin sudah menghampirinya. Martin menarik Yasmin ke dalam pelukannya, setelah itu dia berkata, "Selama ini aku nggak pernah ... meminta maaf, 'kan? Yasmin, maaf ...."Yasmin tercengang. Dia tidak menyangka Martin akan meminta maaf padanya dengan suara yang begitu lembut.Jantungnya pun berdebar.Dulu dia pernah bergantung kepada Martin. Setelah dia kembali dari luar negeri, perasaan itu masih ada sampai Martin sendiri yang menghancurkannya.Namun, Yasmin sudah tidak peduli. Setelah itu, Martin tidak pernah menyakitinya lagi dan selalu membantunya.Yasmin mendorong Martin, ke
Ada yang mengetuk pintu. Tony pun berpikir, siapa yang datang selarut ini?Irene masuk. Saat dia melihat anak-anak belum tidur, dia tersenyum dengan lembut. "Aku kira kalian sudah tidur. Julia, bagaimana perasaanmu? Ruam merah di wajahmu sudah jauh lebih baik, ya. Besok kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit, 'kan?"Tony berkata, "Iya. Besok kalau Nona Muda Julia nggak apa-apa, dia sudah boleh keluar dari rumah sakit.""Untunglah," ucap Irene. Kemudian, matanya tertuju ke cincin yang sedang dimainkan Julia. Senyumannya langsung menjadi kaku. Dia melihat jari Daniel, lalu mendapatinya kosong.Bisa-bisanya Daniel membiarkan Julia memainkan cincin pertunangan mereka.Dia melepaskannya dengan begitu mudah dan tidak begitu memikirkannya.Julia pasti ingin memainkannya, makanya Daniel melepaskan cincinnya."Eh!" Cincin tersebut tak sengaja terselip dari tangan Julia. Ia jatuh seiring dengan suara nyaring.Irene merasa itu seolah-olah sebuah tamparan di pipinya dan hatinya diinjak-injak. Di
Yasmin pun berbalik untuk pergi mandi.Saat dia keluar, sarapannya sudah disiapkan di meja makan.Semua adalah makanan kesukaannya.Klara pasti belum makan karena sekarang masih sangat pagi. Jadi, dia makan bersama putrinya dengan senang."Wajahmu terlihat pucat. Apa semalam kamu nggak tidur nyenyak?" tanya Klara."Aku bermain ponsel.""Kenapa kamu bermain sampai sangat larut? Kamu harus menjaga kesehatanmu," tegur Klara."Aku tahu."Klara masih ingin mengatakan sesuatu, tapi ponselnya yang berada di dalam tas berbunyi.Dia berdiri untuk pergi mengambil ponsel. Nomor telepon di layar ponselnya terlihat agak familier. Dia mengangkat telepon, lalu bertanya, "Siapa, ya?"Di ujung telepon, Irene berkata, "Waktumu lumayan banyak, ya? Julia telah masuk rumah sakit, tapi sebagai ibu kandungnya, Yasmin nggak datang untuk melihatnya. Apa kamu sebagai neneknya juga nggak mau datang untuk melihat Julia?"Klara tercengang, lalu dia menoleh ke arah Yasmin.Wajah Yasmin terlihat pucat, sepertinya di
Tubuh Yasmin perlahan-lahan menjadi tegang.Bagaimana Irene bisa tahu kalau kemarin dia bersama Martin?Yasmin tidak berani melihat wajah Daniel.Klara menjelaskan untuk putrinya, "Yasmin sangat peduli dengan anak-anaknya. Semalam dia bahkan nggak bisa tidur. Dia yang melahirkan Julia, nggak ada yang lebih menyayanginya daripada Yasmin. Kamu bukan siapa-siapa. Apa hakmu mengatai orang?!"Selama Daniel ada di sisinya, Irene pasti memiliki daya tahan yang kuat. Irene tidak marah sedikit pun, melainkan berkata kepada Daniel dengan lembut, "Daniel, maaf, ya. Aku yang menelepon ibunya Yasmin. Karena Yasmin nggak punya waktu untuk menjenguk Julia, aku merasa neneknya juga boleh. Ternyata Yasmin juga datang. Kamu nggak marah, 'kan?"Maksud dari kalimatnya adalah Daniel tidak mau melihat Yasmin."Aku hanya akan melihatnya sebentar. Aku nggak akan tinggal lama," kata Yasmin dengan gugup.Semalam dia tidak bisa tidur. Sekarang dia berada di depan rumah sakit. Hanya ada satu pintu yang memisahkan
"Pulang? Apa kamu nggak ingin melihat anak-anak?""Daniel nggak mengizinkannya. Meskipun Julia sudah menangis dan ingin melihat mamanya, Daniel nggak kasih. Keputusannya nggak bisa diganggu gugat." Yasmin merasa sangat stres dan murung."Makanya, mari kita mencari ayahmu!""Jangan merepotkan Ayah lagi. Dia juga nggak bisa melakukan apa-apa. Terlebih lagi, apa kamu bisa menjamin kita dapat bertemu dengan anak-anak setelah kita mencari Ayah?" tanya Yasmin. "Daniel punya banyak trik.""Maksudmu, kamu ingin mencari Daniel dan memohon padanya?" Klara tidak setuju dengan cara itu.Bisa jadi Daniel akan mengajukan permintaan yang keterlaluan lagi.Mereka tiba di tempat parkir. Setelah naik mobil, Klara berkata, "Kita pulang ke vilaku dulu, ya. Kamu nggak boleh sendirian di rumah. Kamu nggak makan, nggak tidur dan belum dapat melihat anak-anak. Kamu akan merusak kesehatanmu."Klara hendak menyalakan mesin mobil, tapi kemudian Yasmin berkata, "Bu, tunggu.""Ada apa?""Kamu pergi dulu. Aku akan
Yasmin melewati tiang pos dan berlari keluar dari tempat parkir. Namun, dia sudah tidak melihat mobil Rolls Royce itu.Mobil itu sudah lama melaju dan menghilang.Mata Yasmin lembap karena air mata. Pandangannya menjadi kabur. Dia merasa dia hampir pingsan.Kenapa Daniel memperlakukannya seperti ini?Kalau dia mau anak-anak, seharusnya dia menjaga mereka dengan baik. Kenapa dia membiarkan Irene menindas anak-anak?"Yasmin, bagaimana? Apa kamu melihat anak-anak? Apa mereka ada mengatakan sesuatu?" Klara tidak pergi ke kafe di seberang rumah sakit.Dia memarkir mobil di depan. Setelah dia melihat mobil Rolls Royce Daniel keluar, dia melihat Yasmin mengejar mobil tersebut.Yasmin menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Ayo, Ibu mengantarmu ke Taman Royal. Mari kita membuat keributan!" kata Klara sambil menarik Yasmin.Yasmin menepis tangan Klara, kemudian berkata, "Kalau aku mau bertemu dengan anak-anak, aku nggak usah membuat keributan. Aku bisa pergi mencari Daniel, tapi ... tapi a
Tidak ada pria yang lebih menakutkan dari Daniel."Jangan khawatir. Pasti akan ada cara. Aku nggak percaya Tuhan akan membiarkan Dahlia dan putrinya terus bersikap arogan," kata Klara dengan emosi.Setelah mereka makan malam, Yasmin tetap pergi ke kamarnya.Ketika Klara masuk, Yasmin sudah tidur.Klara merasa sedih melihat Yasmin tidak senang.Kapan kehidupannya yang seperti ini berakhir?Kalau Daniel terus-menerus tidak mengizinkan Yasmin melihat anak-anak, apa Yasmin juga terus bergadang?Apa Yasmin tidak akan sakit?Klara juga merasa sedih untuk putrinya.Maka itu, dia telah memutuskan untuk pergi ke Taman Royal dan membuat keributan. Dia tidak percaya itu tidak akan membuahkan hasil.Klara mengemudi mobil ke Taman Royal.Dia baru saja masuk, tapi para pengawal telah menghalanginya.Klara pun turun dari mobil. Dia berkata dengan percaya, "Ngapain kalian menghalangi mobilku? Biarkan aku masuk.""Orang yang nggak berkepentingan dilarang masuk."Klara marah, "Aku orang yang nggak berke
Bagaimana mungkin para pengawal takut? Dengan satu gerakan cepat, pisaunya jatuh. Klara kehilangan keseimbangannya, lalu terjatuh."Aa!" Klara melihat telapak tangannya yang tergores, lalu dia menjadi sangat murka. "Kurang ajar kalian! Aku ini neneknya anak-anak! Daniel, kamu nggak berperikemanusiaan! Kamu membunuhku saja!"Setelah itu, dia mengambil pisau di tanah, lalu meletakkannya di depan lehernya.Para pengawal tidak berani maju. Lagi pula, mereka hanya diminta mengusir Klara keluar. Situasi akan menjadi gawat kalau sesuatu terjadi pada Klara.Tony yang sedang di balkon melihat itu dan merasa masalah ini sudah menjadi serius.Kemudian, dia melihat ke dalam kamar.Kalau Yasmin datang, apa masalah ini akan membaik?Apa anak-anak sungguh tidak dapat melihat mama mereka selamanya?Tony mengambil ponselnya, kemudian menelepon Yasmin.Yasmin sedang tidur. Ponselnya berdering beberapa kali, baru dia terbangun.Dia meraba ponselnya. Sebelum nada deringnya berakhir, dia mengangkat telepon