"Pulang? Apa kamu nggak ingin melihat anak-anak?""Daniel nggak mengizinkannya. Meskipun Julia sudah menangis dan ingin melihat mamanya, Daniel nggak kasih. Keputusannya nggak bisa diganggu gugat." Yasmin merasa sangat stres dan murung."Makanya, mari kita mencari ayahmu!""Jangan merepotkan Ayah lagi. Dia juga nggak bisa melakukan apa-apa. Terlebih lagi, apa kamu bisa menjamin kita dapat bertemu dengan anak-anak setelah kita mencari Ayah?" tanya Yasmin. "Daniel punya banyak trik.""Maksudmu, kamu ingin mencari Daniel dan memohon padanya?" Klara tidak setuju dengan cara itu.Bisa jadi Daniel akan mengajukan permintaan yang keterlaluan lagi.Mereka tiba di tempat parkir. Setelah naik mobil, Klara berkata, "Kita pulang ke vilaku dulu, ya. Kamu nggak boleh sendirian di rumah. Kamu nggak makan, nggak tidur dan belum dapat melihat anak-anak. Kamu akan merusak kesehatanmu."Klara hendak menyalakan mesin mobil, tapi kemudian Yasmin berkata, "Bu, tunggu.""Ada apa?""Kamu pergi dulu. Aku akan
Yasmin melewati tiang pos dan berlari keluar dari tempat parkir. Namun, dia sudah tidak melihat mobil Rolls Royce itu.Mobil itu sudah lama melaju dan menghilang.Mata Yasmin lembap karena air mata. Pandangannya menjadi kabur. Dia merasa dia hampir pingsan.Kenapa Daniel memperlakukannya seperti ini?Kalau dia mau anak-anak, seharusnya dia menjaga mereka dengan baik. Kenapa dia membiarkan Irene menindas anak-anak?"Yasmin, bagaimana? Apa kamu melihat anak-anak? Apa mereka ada mengatakan sesuatu?" Klara tidak pergi ke kafe di seberang rumah sakit.Dia memarkir mobil di depan. Setelah dia melihat mobil Rolls Royce Daniel keluar, dia melihat Yasmin mengejar mobil tersebut.Yasmin menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Ayo, Ibu mengantarmu ke Taman Royal. Mari kita membuat keributan!" kata Klara sambil menarik Yasmin.Yasmin menepis tangan Klara, kemudian berkata, "Kalau aku mau bertemu dengan anak-anak, aku nggak usah membuat keributan. Aku bisa pergi mencari Daniel, tapi ... tapi a
Tidak ada pria yang lebih menakutkan dari Daniel."Jangan khawatir. Pasti akan ada cara. Aku nggak percaya Tuhan akan membiarkan Dahlia dan putrinya terus bersikap arogan," kata Klara dengan emosi.Setelah mereka makan malam, Yasmin tetap pergi ke kamarnya.Ketika Klara masuk, Yasmin sudah tidur.Klara merasa sedih melihat Yasmin tidak senang.Kapan kehidupannya yang seperti ini berakhir?Kalau Daniel terus-menerus tidak mengizinkan Yasmin melihat anak-anak, apa Yasmin juga terus bergadang?Apa Yasmin tidak akan sakit?Klara juga merasa sedih untuk putrinya.Maka itu, dia telah memutuskan untuk pergi ke Taman Royal dan membuat keributan. Dia tidak percaya itu tidak akan membuahkan hasil.Klara mengemudi mobil ke Taman Royal.Dia baru saja masuk, tapi para pengawal telah menghalanginya.Klara pun turun dari mobil. Dia berkata dengan percaya, "Ngapain kalian menghalangi mobilku? Biarkan aku masuk.""Orang yang nggak berkepentingan dilarang masuk."Klara marah, "Aku orang yang nggak berke
Bagaimana mungkin para pengawal takut? Dengan satu gerakan cepat, pisaunya jatuh. Klara kehilangan keseimbangannya, lalu terjatuh."Aa!" Klara melihat telapak tangannya yang tergores, lalu dia menjadi sangat murka. "Kurang ajar kalian! Aku ini neneknya anak-anak! Daniel, kamu nggak berperikemanusiaan! Kamu membunuhku saja!"Setelah itu, dia mengambil pisau di tanah, lalu meletakkannya di depan lehernya.Para pengawal tidak berani maju. Lagi pula, mereka hanya diminta mengusir Klara keluar. Situasi akan menjadi gawat kalau sesuatu terjadi pada Klara.Tony yang sedang di balkon melihat itu dan merasa masalah ini sudah menjadi serius.Kemudian, dia melihat ke dalam kamar.Kalau Yasmin datang, apa masalah ini akan membaik?Apa anak-anak sungguh tidak dapat melihat mama mereka selamanya?Tony mengambil ponselnya, kemudian menelepon Yasmin.Yasmin sedang tidur. Ponselnya berdering beberapa kali, baru dia terbangun.Dia meraba ponselnya. Sebelum nada deringnya berakhir, dia mengangkat telepon
"Kenapa kamu ragu-ragu? Selama kamu menyayat lehermu, Yasmin dapat melihat anak-anak. Bukankah kamu sangat peduli pada Yasmin? Biarkan semua orang menyaksikan kasih sayang di antara kalian ibu dan anak!" hasut Irene. Dia sangat berharap Klara benar-benar melukai dirinya.Lebih baik dunia ini berkurang satu pelakor.Tangan Klara yang sedang memegang pisau gemetar. Dia berkata dengan ekspresi marah, "Irene, kamu akan dihukum!""Bisa-bisanya seorang pelakor mengatai si pasangan sah akan dihukum. Mukamu benar-benar tebal." Irene berkata dengan sinis, "Sekarang siapa yang sedang dihukum? Aku mau melihat bagaimana kamu akan mati!""Kamu mau aku mati, ya? Boleh! Panggil Daniel keluar! Selama dia mengizinkan Yasmin bertemu dengan anak-anak, aku akan segera mati!" kata Klara."Kamu ingin menipu orang pintar? Konyol sekali!" hina Irene. "Begini saja. Aku berjanji padamu, selama kamu sudah mati, aku akan memohon pada Daniel agar dia mengizinkan Yasmin melihat anak-anak. Bagaimana?"Klara tertawa.
"Daniel selalu mendengarku. Selama aku yang meminta, pasti nggak akan ada masalah." Irene menunggu Klara menggonggong dengan bersemangat.Itu pasti akan sangat lucu!Klara menarik napas dalam-dalam sebelum mengembusnya. Lalu, dia membuka mulutnya ...."Aku merasa masalahnya sangat besar!"Klara menoleh. Dia tercengang saat dia melihat Yasmin sedang berjalan kemari dengan terburu-buru. Ekspresi Klara menjadi muram karena dia tidak ingin putrinya menyaksikan ini. "Ngapain kamu datang? Cepat pulang!"Tatapan mata Irene terlihat sangat kejam. Yasmin telah merusak kesenangannya!"Untuk apa lagi dia datang ke sini? Untuk menggong .... Aa!" Sebelum Irene sempat menyelesaikan kalimatnya, dia mendadak didorong dengan kuat oleh Yasmin.Tubuhnya terdorong mundur dengan kasar. Kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi terhuyung-huyung. Irene terlihat sangat menyedihkan."Berdiri." Yasmin menarik Klara berdiri dari tanah. Dia melihat luka di punggung tangan Klara. Kulitnya terkelupas, telapak tanga
Tony tidak menduga masalah ini akan berkembang menjadi seperti ini!Dia mengira setelah Yasmin datang, dia akan menarik pergi Klara.Sepertinya hari terakhir Yasmin di dunia ini sudah tiba.Tony tanpa sadar memperhatikan Daniel yang sedang berdiri bergeming. Aura yang mengerikan mengelilingi tubuh Daniel."Yasmin, kamu ...." Irene ingin membalas untuk Daniel, tapi Yasmin menyelanya."Kamu diam!"Irene terkejut. Amarah muncul di dalam tatapannya. Dia mengepalkan tangannya dengan erat sehingga dia tidak sadar kalau kukunya sudah menusuk dagingnya.Yasmin bahkan tidak melirik Irene. "Apa wanitamu lebih penting daripada anak-anak? Aku nggak pernah menyangka ternyata kamu bucin. Apa kamu benar-benar nggak tahu betapa kejamnya Irene? Apa kamu benar-benar merasa alergi Julia adalah sebuah kecelakaan? Apa ketiga anak yang kulahirkan dengan susah payah hanya untuk kamu abaikan?""Itu memang kecelakaan!" Irene menyangkal, "Anak-anak Daniel juga anakku. Aku akan menganggap mereka sebagai anakku s
Mobil sudah meninggalkan area Teluk Bulan.Yasmin duduk di kursi penumpang. Tangannya masih memegang pisau dan ujung jarinya sedang mengelus bagian belakang pisau.Saat Klara melihat itu, dia sangat panik."Si ... simpan pisau itu. Ngapain kamu terus memegangnya?""Kamu sudah tahu takut? Kalau begitu, kenapa kamu mengambil pisau ke Taman Royal? Apa kamu nggak tahu betapa berbahayanya itu?" Suara Yasmin bergetar.Dia tidak tahu apa ini karena dia sedang menahan emosi atau dia ketakutan.Klara pun merasa bersalah. "A ... aku hanya ingin menakuti mereka.""Bagaimana kalau kamu melukai dirimu sendiri?" tanya Yasmin.Dia tidak bisa melupakan adegan itu setelah dia turun dari mobil. Irene sedang menginjak ibunya dan terlihat sombong serta bangga. Sebuah tamparan pun terlalu baik untuk Irene."Kamu masih bisa mengataiku? Aku mengambil pisau juga nggak semengerikan kamu menampar Irene." Sekarang setelah Klara memikirkannya, dia sangat takut. "Kamu juga menamparnya di depan Daniel. Tapi, ternya
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara