"Astaga!" Klara baru mengitari mobil dan dia langsung melihat adegan yang sangat mengejutkan itu.Yasmin menatap kosong sebagian pisau yang tidak masuk ke dalam perut Irene. Otaknya tidak bisa bekerja, seolah-olah dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi."Yasmin!"Ketika Yasmin mendengar teriak ibunya, dia tersadar dan langsung melepaskan genggamannya."Ah!" Irene jatuh, lalu terbaring di tanah.Pisau itu masih tertancap di perutnya yang berdarah."A ... aku nggak melakukannya. Dia sendiri yang maju ..." kata Yasmin dengan suara gemetar.Dia berusaha mengingat kembali, tapi kepalanya terasa sangat kacau. Dia tidak bisa berpikir.Tangannya berlumuran darah.Klara pergi memeluk Yasmin. "Ini nggak ada hubungannya dengan kita. Ini salahnya sendiri."Yasmin tiba-tiba tersadar, lalu dia mendorong Klara. Setelah dia mengambil ponselnya di mobil, dia mematung sejenak.Dia harus menelepon ambulans atau Daniel?Ambulans pasti akan datang terlambat, tapi Daniel tidak.Namun, apa Daniel akan la
Klara tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia merasa gelisah dan panik.Kalau Yasmin dituduh membunuh, hukumannya akan sangat berat.Setelah mereka tiba di rumah sakit, Yasmin baru saja mau turun dari mobil ketika Klara menahannya. "Apa kamu benar-benar mau pergi?""Bu, kamu menunggu di sini. Aku saja yang masuk.""Bagaimana aku bisa membiarkanmu masuk sendirian? Aku akan mengikutimu."Yasmin dan Klara pun sama-sama masuk ke rumah sakit, kemudian mereka menuju ke ruang operasi.Mereka melihat Daniel sedang berdiri di luar pintu operasi. Daniel menoleh, lalu dia menatap Yasmin dengan tajam.Yasmin memberi tahu dirinya sendiri kalau dia tidak boleh mundur. Dia tidak melakukannya, jadi dia tidak usah merasa takut.Dia melangkah maju, lalu berkata, "Aku nggak ...."Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, Daniel menamparnya."Aa!" Tamparan yang kuat itu membuat Yasmin jatuh ke lantai."Yasmin!" Klara buru-buru maju, lalu dia memeluk Yasmin."Ini hukuman untukmu karena sudah bertindak ta
Apa masalah ini sangat rumit?Andy keluar dari kamar pasien. Dia mengejar Daniel, lalu bertanya, "Daniel, siapa yang sudah melukai Irene?""Itu kecelakaan," jawab Daniel dengan wajah masam."Jangan-jangan ... ini ada hubungannya dengan Yasmin?" tebak Andy."Mereka berdua berebutan pisau, jadi Irene nggak sengaja terluka," kata Daniel.Dia belum menyelidiki masalah itu dan tidak tahu kebenarannya. Namun, dia sudah memberikan jawaban secara sepihak.Andy terkejut. Ini benar-benar ada hubungannya dengan Yasmin."Di mana Yasmin?" tanyanya."Rumah. Dia baik-baik saja."Andy mengerutkan keningnya. Masalah ini tidak habis-habis. "Kenapa itu bisa terjadi?"Yasmin pulang ke vila. Dia duduk di sofa dan terlihat murung.Hal pertama yang dilakukan Klara setelah mereka sampai rumah adalah mengambil es batu di kulkas. Dia membungkusnya dengan handuk, kemudian mengompres pipi Yasmin yang bengkak.Kalau tidak, dia tidak akan bisa bertemu dengan orang lain.Rasa dingin dari es batu membuat pipi Yasmin
"Daniel bilang itu kecelakaan," ucap Andy.Irene tercengang.Daniel berkata itu ... kecelakaan?"Kecelakaan apanya?" Dahlia sudah tidak bisa menahan emosinya."Mereka berebutan pisau, lalu Irene nggak sengaja terluka," kata Andy."Dan kamu percaya?" Dahlia marah. "Kalau itu kecelakaan, kenapa Yasmin si wanita jalang itu nggak terluka? Kenapa hanya Irene yang terluka? Aku mau membunuhnya sekarang juga!"Andy menghalanginya. "Nggak boleh!""Kenapa nggak boleh? Andy, apa ada yang salah denganmu? Kamu melihat Irene besar dari kecil. Apa kamu merasa dia nggak sepenting Yasmin? Putrimu hampir mati gara-gara Yasmin si wanita jalang itu!" bentak Dahlia.Andy mengerutkan keningnya."Baik. Aku nggak membunuhnya, tapi aku akan membalas dendam untuk Dahlia," kata Dahlia dengan emosi.Andy sudah menelepon Yasmin dan Yasmin sudah menjelaskan semuanya dengan jelas di telepon.Saat ini, Irene sedang terluka dan terlihat sedih."Aku akan memintanya datang untuk meminta maaf padamu," kata Andy."Minta m
Daniel berdiri di ujung tempat tidur. Dia menatap Irene dengan dingin. "Sebenarnya apa yang terjadi?""Yasmin kasar sekali padamu, jadi aku marah dan mengejarnya untuk menasihatinya. Bagaimanapun juga, kamu ayahnya anak-anak. Dia berbicara seperti itu salah. Tak disangka, Yasmin pun naik darah dan mengambil pisau dari mobil. Dia mengarahkan pisau ke aku. Aku takut, jadi aku mau merebut pisau darinya. Akhirnya, aku juga nggak tahu apa yang terjadi, tapi kemudian pisaunya sudah tertancap di dalam perutku ...."Apa yang dikatakan Irene hampir mirip dengan Yasmin.Mereka berkata itu kecelakaan.Setelah Dahlia mendengar itu, raut wajahnya menjadi masam. Dia berkata, "Apa lagi yang terjadi? Yasmin pasti sengaja! Kalau nggak, ngapain dia mengambil pisau? Dia ingin menusukmu! Syukurlah kamu beruntung. Kalau nggak .... Kalau nggak, aku nggak dapat melihatmu sekarang." Lalu, dia melihat Irene sambil menyeka air matanya."Daniel, apa dia sengaja melakukannya?" tanya Irene dengan sedih. "Kalau iya
Dahlia menahan emosinya sembari berkata, "Kalau yang berbaring di sini adalah Yasmin hari ini, kamu nggak bersikap seperti ini, 'kan?"Andy tidak ingin bertengkar dengan Dahlia, jadi dia keluar.Dahlia sangat marah, tapi dia tidak bisa melampiaskan amarahnya.Irene memejamkan matanya. Bukan hanya perutnya yang sakit, tapi juga kepalanya.Terutama masalah ini tidak berkembang sesuai dengan keinginannya. Jadi, dia merasa sangat frustrasi.Setelah es batunya meleleh, pipi Yasmin menjadi dingin. Bengkaknya juga mereda lumayan banyak.Pada saat ini, ponselnya berdering. Ketika dia menyadari telepon masuk itu dari Daniel, dia tercengang untuk sesaat dan tidak berani bergerak."Kenapa? Siapa yang meneleponmu?" Klara melihat layar ponsel Yasmin. Nomor itu tidak disimpan oleh Yasmin, jadi Klara tidak mengenalinya.Bagaimanapun juga, Yasmin tidak bisa mengelak. Dia mengambil ponselnya, kemudian mengangkat telepon di luar. "Halo?""Datang ke rumah sakit untuk meminta maaf pada Irene," perintah Da
Daniel berkata dengan nada mengancam, "Kamu berbicara terlalu banyak.Yasmin menundukkan kepalanya. Dia bersabar dan tiga anaknya yang imut muncul di dalam benaknya. Kemudian, dia baru bisa mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. "Aku meminta maaf sudah melukaimu. Seharusnya aku nggak mengambil pisau. Kalau nggak, aku nggak akan nggak sengaja menusukmu. Semoga kamu bisa berlembut hati dan memaafkanku.""Jangan mengira aku sedang mempersulitkanmu. Tapi, karena kamu sudah berbuat salah, kamu tetap harus dihukum. Aku ini kakak kandungmu, jadi aku bisa memaafkanmu. Bagaimana kalau itu orang lain? Mereka nggak akan sebaik aku. Aku harap setelah kamu pulang, kamu bisa merenungkannya. Lain kali jangan melakukan sesuatu sesembrono ini lagi." Irene melihat Daniel, kemudian tatapan matanya menjadi lembut. "Karena kamu sudah mengakui kesalahanmu, aku akan melupakan ini. Aku nggak mau Daniel mengkhawatirkanku."Yasmin ingin sekali menyangkal kata-kata Irene, tapi dia melihat tida
"Aku baik-baik saja." Yasmin berkata, "Aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan ke luar negeri. Apa itu nggak boleh?"Jelas sekali kalau Klara tidak begitu percaya."Selain ingin jalan-jalan ke luar negeri bersamamu, aku merasa sangat jemu," ujar Yasmin. Dia merasa jemu karena sudah terlalu lama terkurung di satu tempat.Kalau ada masalah dengan mentalnya, dia khawatir dia akan hancur sebelum dapat melihat anak-anak.Klara meraih tangan Yasmin, lalu berkata, "Oke. Ke mana pun kita pergi, Ibu akan menemanimu. Ibu juga ingin jalan-jalan denganmu! Tapi, apa kamu bisa ke luar negeri? Bukankah dulu kamu bahkan nggak bisa keluar dari Kota Imperial?""Saat kamu mengalami kecelakaan di Kota Cantem waktu itu, Daniel sudah menghapuskan namaku dari daftar hitam," ujar Yasmin.Sekarang dia tidak peduli apakah Daniel akan mengejarnya sampai ke luar negeri atau tidak.Lagi pula, sekarang Daniel hanya memikirkan Irene. Yasmin cuman pergi ke luar negeri untuk beberapa hari. Untuk apa dia khawatir?Besok
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati