"Aku sudah merasa lebih baik. Helen bilang selama aku beristirahat dengan baik, dua hari lagi aku sudah boleh turun dari ranjang." Kemudian, Irene berkata dengan tak berdaya, "Aku hanya bisa turun dari ranjang, tapi belum boleh keluar dari rumah sakit. Di sini sangat bosan."Dahlia menegur Irene, "Bosan? Bukankah kamu ada Daniel? Kamu harus sembuh agar Daniel nggak mengkhawatirkanmu.""Iya," kata Irene dengan ekspresi lembut.Setelah Daniel duduk, Dahlia menyembunyikan ketidaksabarannya dan bertanya, "Julia sudah nggak apa-apa setelah dia pulang, 'kan? Tadi aku memberi tahu Irene kalau aku mau melihat anak-anak hari ini. Bagaimanapun juga, setelah Irene menikah denganmu, anak-anak juga cucuku.""Dia sudah sembuh," ucap Daniel."Baguslah kalau begitu." Dahlia memasang ekspresi lega. "Aku mau mengenal anak-anak dulu. Nanti setelah anak kalian lahir, aku bisa lebih terbiasa."Irene melirik Daniel sekilas, kemudian mengeluh pada ibunya, "Anak apaan? Itu urusan setelah kami menikah.""Seben
Andy melihat mobil Rolls Royce itu meninggalkan rumah sakit.Dia merasa curiga. Jangan-jangan itu tidak ada hubungannya dengan Daniel?Kalau begitu, di mana Yasmin?Masa dia tiba-tiba tidak bisa dihubungi?Andy tidak tenang selama dua hari ini. Dia merasa sepertinya sesuatu akan terjadi.Terutama dia merasa bersalah karena sudah memaksa Yasmin untuk meminta maaf.Ketika dia mencoba untuk menelepon Yasmin, ponsel Yasmin matiMaka itu, Andy baru merasa ada yang tidak beres.Kalau itu tidak ada hubungannya dengan Daniel, Yasmin tidak mengalami kecelakaan, 'kan?Tidak mungkin. Lagi pula, Andy juga tidak bisa menghubungi Klara.Daniel baru saja keluar dari lift dan Eric sudah menghampirinya. "Tuan Daniel."Daniel bertanya dengan ekspresi sinis, "Apa kamu sudah menemukannya?""Iya." Kalau Eric belum menemukan Yasmin, dia tidak berani menampakkan diri. Dia mengikuti Daniel dan berkata dengan hati-hati, "Nona Yasmin bersama ibunya sudah pergi ke luar negeri."Daniel mendadak berhenti. Dia memb
Yasmin bisa bernapas dengan nyaman. Perasaan mencekik di Kota Imperial sudah tiada.Berbaring di pinggir pantai, menghirup aroma air laut dan memandang langit biru yang jernih membuat suasana hatinya membaik.Klara yang sedang berbaring di sampingnya menyipitkan matanya sambil menatap langit. "Indah sekali. Bisa-bisanya aku nggak pernah datang ke tempat secantik ini. Makanya, orang bilang kalau aku menikah dengan Jason, aku menikah dengan kesepian .... Yasmin, internet berkata seperti itu, 'kan?"Yasmin tertawa. "Iya.""Lebih baik melahirkan anak perempuan. Putri lebih baik," kata Klara dengan bangga. "Kalau melahirkan anak laki-laki, apa mereka ingin menemanimu berlibur?""Anak laki-laki ada kebaikannya sendiri, begitu juga dengan anak perempuan." Yasmin mengingat anak kembar tiganya.Kedua putranya sangat baik padanya.Klara memiringkan tubuhnya, lalu bertanya, "Sekarang suasana hatimu sudah jauh lebih baik, 'kan?""Iya. Aku memang harus keluar," jawab Yasmin.Dia merasa seperti buru
Ketika Helen datang untuk menggantikan obat, Irene berkata, "Aku sudah boleh keluar dari rumah sakit, 'kan? Aku sudah bisa turun dari tempat tidur dan bergerak."Setelah Helen melihat luka Irene yang sudah sembuh, dia berkata, "Iya. Kamu boleh keluar dari rumah sakit hari ini. Setelah kamu pulang ke rumah, ganti perbanmu tepat waktu."Dahlia berkata, "Lebih baik dia beristirahat di rumah. Walaupun rumah sakit bagus, itu nggak senyaman rumah."Helen tersenyum sambil berkata, "Benar. Aku akan pergi menangani formulirmu." Kemudian, dia keluar.Irene mengambil ponselnya untuk menelepon Daniel. "Daniel, Dokter Helen bilang aku sudah boleh pulang hari ini. Apa kamu akan datang?""Aku akan mengutus orang untuk menjemputmu," ucap Daniel.Kalau Daniel mengutus orang, itu berarti Irene akan dijemput oleh sopir. Padahal, dia ingin Daniel yang menjemputnya.Tak disangka, dia tidak akan datang."Apa ... perusahaan sangat sibuk?" tanya Irene dengan sabar."Iya. Anak-anak juga sedang di perusahaan. A
Andy memasuki kamar pasien.Dahlia bertanya, "Kenapa lama sekali? Apa kamu sudah mengurusi formulirnya?"Andy menatap Dahlia dengan dingin dan tidak berkata apa-apa. Dia seolah-olah sedang memperhatikan wanita di depannya ini dengan saksama."Kenapa?" Dahlia merasa canggung karena ditatap Andy seperti itu.Andy menoleh ke Irene. Irene sudah berganti pakaian dan sedang duduk di tepi tempat tidur.Dia ingin mencari kemiripannya di wajah Irene, tapi itu menjadi makin kabur.Putri yang selama ini disayanginya terlihat seperti orang asing saat ini ....Ketika Irene melihatnya, Andy menekan kecurigaan dan emosinya. Andy bertanya, "Apa kamu sudah selesai?""Sudah." Irene berdiri.Dahlia buru-buru memapah Irene. "Hati-hati. Jangan bergerak terlalu cepat."Andy mengangkat tas yang sudah dikemas, lalu berjalan di belakang mereka.Kecurigaan adalah perasaan yang paling menakutkan, jadi Andy memutuskan untuk melakukan tes DNA.Mencari gelas yang pernah digunakan Irene di rumah sangatlah mudah. And
Malam itu, Irene tidur awal.Dahlia sedang di kamarnya dan belum tidur. Dia menonton televisi dengan murung dan tidak begitu memperhatikannya.Tak lama kemudian, sudah jam sepuluh lewat.Meskipun Andy sibuk setiap hari, malam ini dia pulang.Selama beberapa tahun ini, itulah satu-satunya yang menghibur hati Dahlia.Pernikahan mereka hanyalah hitam di atas putih. Namun, setidaknya di mata orang luar, Dahlia adalah seorang nyonya kaya.Dia tidak peduli bagaimana pernikahannya secara internal.Dia mendengar suara deru mesin mobil di bawah.Wajah Dahlia langsung berseri-seri. Dia berdiri, kemudian berjalan ke jendela. Andy benar-benar pulang dan Dahlia melihat mobilnya.Dia pergi ke kamar Andy untuk menyiapkan air bak mandi dan handuk.Air bak mandi barusan penuh ketika dia mendengar suara di luar.Dia keluar dari kamar mandi, lalu menyambut Andy dengan senyuman. "Sudah pulang? Kenapa kamu pulang sangat malam hari ini? Aku dari tadi menunggumu. Aku sudah mengisi air bak, kamu bisa langsung
Dia tidak menyangka rahasia yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun akan terungkap.Rahasia itu sudah disembunyikan selama 20 tahun lebih dan dia mengira semuanya akan baik-baik saja.Dia sudah ceroboh.Namun, Dahlia tidak akan setuju bercerai dengan Andy.Dulu ketika Andy ingin menceraikannya, dia merasa bersalah dan memilih untuk melepaskan semua hartanya.Sekarang, dia pasti tidak akan seperti itu lagi.Bagaimana kalau itu memengaruhi pernikahan Irene? Itu tidak boleh!Tony baru turun dari lantai atas ketika dia melihat Andy memasuki rumah. Dia menghampiri Andy dengan terkejut. "Tuan Andy, kenapa Anda datang ke sini malam-malam? Apa telah terjadi sesuatu?""Nggak, aku datang untuk melihat anak-anak. Aku sibuk sehingga aku baru bisa datang sekarang. Apa mereka sudah tidur?" tanya Andy.Tony tersenyum. "Mereka sudah tidur.""Nggak apa-apa. Aku hanya akan melihat mereka," ujar Andy."Baik. Saya akan mengantar Anda ke atas." Tony pun menuntun Andy. Sebenarnya Andy tahu di mana letak
Andy pelan-pelan meletakkan Julia di tengah kedua kakaknya. Lalu, dia menyelimuti Julia dan berharap Julia memimpikan Yasmin.Setelah mereka keluar dari kamar, Andy bertanya pada Daniel, "Apa kamu benar-benar nggak akan mengizinkan anak-anak untuk bertemu dengan ibu mereka? Kalau kamu sungguh menyayangi anak-anakmu, kamu nggak akan melakukan itu. Itu nggak baik untuk pertumbuhan mereka.""Kalau waktu itu kamu yang mengetahui tentang anak-anak, apa kamu akan menasihatinya seperti itu?"Andy memalingkan mukanya dan melihat ke arah bawah. "Hal itu nggak pernah terjadi, jadi aku nggak bisa menjawabmu.""Kamu nggak akan," jawab Daniel.Andy menghela napas. Segala suka dan duka yang sudah dialami bertahun-tahun seolah-olah tersembunyi di matanya. Lalu, dia tiba-tiba menjadi depresi."Hidupku memang seperti ini. Aku terus membuat kesalahan. Aku sudah melukai diriku sendiri dan orang lain. Daniel, menurutku, kamu nggak jahat. Dan aku nggak punya permintaan lain. Tolong jangan sakiti Yasmin. An
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara