Yasmin bisa bernapas dengan nyaman. Perasaan mencekik di Kota Imperial sudah tiada.Berbaring di pinggir pantai, menghirup aroma air laut dan memandang langit biru yang jernih membuat suasana hatinya membaik.Klara yang sedang berbaring di sampingnya menyipitkan matanya sambil menatap langit. "Indah sekali. Bisa-bisanya aku nggak pernah datang ke tempat secantik ini. Makanya, orang bilang kalau aku menikah dengan Jason, aku menikah dengan kesepian .... Yasmin, internet berkata seperti itu, 'kan?"Yasmin tertawa. "Iya.""Lebih baik melahirkan anak perempuan. Putri lebih baik," kata Klara dengan bangga. "Kalau melahirkan anak laki-laki, apa mereka ingin menemanimu berlibur?""Anak laki-laki ada kebaikannya sendiri, begitu juga dengan anak perempuan." Yasmin mengingat anak kembar tiganya.Kedua putranya sangat baik padanya.Klara memiringkan tubuhnya, lalu bertanya, "Sekarang suasana hatimu sudah jauh lebih baik, 'kan?""Iya. Aku memang harus keluar," jawab Yasmin.Dia merasa seperti buru
Ketika Helen datang untuk menggantikan obat, Irene berkata, "Aku sudah boleh keluar dari rumah sakit, 'kan? Aku sudah bisa turun dari tempat tidur dan bergerak."Setelah Helen melihat luka Irene yang sudah sembuh, dia berkata, "Iya. Kamu boleh keluar dari rumah sakit hari ini. Setelah kamu pulang ke rumah, ganti perbanmu tepat waktu."Dahlia berkata, "Lebih baik dia beristirahat di rumah. Walaupun rumah sakit bagus, itu nggak senyaman rumah."Helen tersenyum sambil berkata, "Benar. Aku akan pergi menangani formulirmu." Kemudian, dia keluar.Irene mengambil ponselnya untuk menelepon Daniel. "Daniel, Dokter Helen bilang aku sudah boleh pulang hari ini. Apa kamu akan datang?""Aku akan mengutus orang untuk menjemputmu," ucap Daniel.Kalau Daniel mengutus orang, itu berarti Irene akan dijemput oleh sopir. Padahal, dia ingin Daniel yang menjemputnya.Tak disangka, dia tidak akan datang."Apa ... perusahaan sangat sibuk?" tanya Irene dengan sabar."Iya. Anak-anak juga sedang di perusahaan. A
Andy memasuki kamar pasien.Dahlia bertanya, "Kenapa lama sekali? Apa kamu sudah mengurusi formulirnya?"Andy menatap Dahlia dengan dingin dan tidak berkata apa-apa. Dia seolah-olah sedang memperhatikan wanita di depannya ini dengan saksama."Kenapa?" Dahlia merasa canggung karena ditatap Andy seperti itu.Andy menoleh ke Irene. Irene sudah berganti pakaian dan sedang duduk di tepi tempat tidur.Dia ingin mencari kemiripannya di wajah Irene, tapi itu menjadi makin kabur.Putri yang selama ini disayanginya terlihat seperti orang asing saat ini ....Ketika Irene melihatnya, Andy menekan kecurigaan dan emosinya. Andy bertanya, "Apa kamu sudah selesai?""Sudah." Irene berdiri.Dahlia buru-buru memapah Irene. "Hati-hati. Jangan bergerak terlalu cepat."Andy mengangkat tas yang sudah dikemas, lalu berjalan di belakang mereka.Kecurigaan adalah perasaan yang paling menakutkan, jadi Andy memutuskan untuk melakukan tes DNA.Mencari gelas yang pernah digunakan Irene di rumah sangatlah mudah. And
Malam itu, Irene tidur awal.Dahlia sedang di kamarnya dan belum tidur. Dia menonton televisi dengan murung dan tidak begitu memperhatikannya.Tak lama kemudian, sudah jam sepuluh lewat.Meskipun Andy sibuk setiap hari, malam ini dia pulang.Selama beberapa tahun ini, itulah satu-satunya yang menghibur hati Dahlia.Pernikahan mereka hanyalah hitam di atas putih. Namun, setidaknya di mata orang luar, Dahlia adalah seorang nyonya kaya.Dia tidak peduli bagaimana pernikahannya secara internal.Dia mendengar suara deru mesin mobil di bawah.Wajah Dahlia langsung berseri-seri. Dia berdiri, kemudian berjalan ke jendela. Andy benar-benar pulang dan Dahlia melihat mobilnya.Dia pergi ke kamar Andy untuk menyiapkan air bak mandi dan handuk.Air bak mandi barusan penuh ketika dia mendengar suara di luar.Dia keluar dari kamar mandi, lalu menyambut Andy dengan senyuman. "Sudah pulang? Kenapa kamu pulang sangat malam hari ini? Aku dari tadi menunggumu. Aku sudah mengisi air bak, kamu bisa langsung
Dia tidak menyangka rahasia yang dia sembunyikan selama bertahun-tahun akan terungkap.Rahasia itu sudah disembunyikan selama 20 tahun lebih dan dia mengira semuanya akan baik-baik saja.Dia sudah ceroboh.Namun, Dahlia tidak akan setuju bercerai dengan Andy.Dulu ketika Andy ingin menceraikannya, dia merasa bersalah dan memilih untuk melepaskan semua hartanya.Sekarang, dia pasti tidak akan seperti itu lagi.Bagaimana kalau itu memengaruhi pernikahan Irene? Itu tidak boleh!Tony baru turun dari lantai atas ketika dia melihat Andy memasuki rumah. Dia menghampiri Andy dengan terkejut. "Tuan Andy, kenapa Anda datang ke sini malam-malam? Apa telah terjadi sesuatu?""Nggak, aku datang untuk melihat anak-anak. Aku sibuk sehingga aku baru bisa datang sekarang. Apa mereka sudah tidur?" tanya Andy.Tony tersenyum. "Mereka sudah tidur.""Nggak apa-apa. Aku hanya akan melihat mereka," ujar Andy."Baik. Saya akan mengantar Anda ke atas." Tony pun menuntun Andy. Sebenarnya Andy tahu di mana letak
Andy pelan-pelan meletakkan Julia di tengah kedua kakaknya. Lalu, dia menyelimuti Julia dan berharap Julia memimpikan Yasmin.Setelah mereka keluar dari kamar, Andy bertanya pada Daniel, "Apa kamu benar-benar nggak akan mengizinkan anak-anak untuk bertemu dengan ibu mereka? Kalau kamu sungguh menyayangi anak-anakmu, kamu nggak akan melakukan itu. Itu nggak baik untuk pertumbuhan mereka.""Kalau waktu itu kamu yang mengetahui tentang anak-anak, apa kamu akan menasihatinya seperti itu?"Andy memalingkan mukanya dan melihat ke arah bawah. "Hal itu nggak pernah terjadi, jadi aku nggak bisa menjawabmu.""Kamu nggak akan," jawab Daniel.Andy menghela napas. Segala suka dan duka yang sudah dialami bertahun-tahun seolah-olah tersembunyi di matanya. Lalu, dia tiba-tiba menjadi depresi."Hidupku memang seperti ini. Aku terus membuat kesalahan. Aku sudah melukai diriku sendiri dan orang lain. Daniel, menurutku, kamu nggak jahat. Dan aku nggak punya permintaan lain. Tolong jangan sakiti Yasmin. An
"Raymond!" Klara sangat gembira saat dia bertemu dengan orang yang dikenalnya.Senyuman di wajah Yasmin terlihat canggung. Cara Klara memanggil Raymond mesra sekali.Raymond berjalan mendekat. Dia tersenyum dan berkata, "Tante, Yasmin, aku kira aku melihat salah orang. Ternyata benar-benar kalian. Apa kalian datang ke sini untuk mengenang masa lalu?"Yasmin tersenyum dengan segan. "Aku mengajak ibuku berlibur.""Itu bagus," kata Raymond.Klara bertanya, "Raymond, kenapa kamu di sini? Jangan-jangan kamu juga kuliah di sini?""Aku sedang melakukan penelitian akademis. Dan salah satu teman sekelasku seorang profesor di sini, jadi aku datang untuk melihatnya," ujar Raymond."Wah, hebat sekali. Masih muda, tapi sudah menjadi profesor di Universitas Hambridge! Raymond dan teman-temanmu memang berada di level yang berbeda," puji Klara."Tante terlalu baik."Klara memberikan kode kepada Yasmin melalui tatapan matanya. Sebelum Yasmin mengerti apa maksudnya, Klara berkata, "Aduh, aku lelah sekal
Tatapan mata Raymond menjadi lembut. 'Apa aku ada di dalam hidupmu?'Dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu. Itu akan membebani Yasmin.Klara sedang duduk di kafe. Dia meminum kopinya sambil melihat ke luar jendela.Dia melihat Yasmin sedang berjalan ke arahnya, tapi Yasmin tidak bersama Raymond.Sebelum Yasmin sempat duduk, Klara sudah bertanya dengan tidak sabar, "Bagaimana? Apa yang kalian bicarakan tadi?""Kenapa kamu sangat penasaran?" tanya Yasmin sambil menopang dagu."Dia kemari bukan karena dia tahu kamu ada di sini, 'kan?""Apa yang kamu pikirkan?" Yasmin merasa ibunya terlalu pandai berimajinasi. "Dia sudah bilang dia datang ke sini untuk bekerja.""Berapa lama dia tinggal di sini?" tanya Klara."Dua hari lagi dia pulang.""Kebetulan sekali. Kita juga belum mau pulang. Ajak Raymond makan malam bersama kita.""Nggak perlu, deh?" Yasmin tidak mau terlalu sering bertemu dengan Raymond."Kenapa kamu begitu kurang ajar? Dulu Raymond sangat baik padamu. Dia juga membantumu merah
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati