Tatapan mata Raymond menjadi lembut. 'Apa aku ada di dalam hidupmu?'Dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu. Itu akan membebani Yasmin.Klara sedang duduk di kafe. Dia meminum kopinya sambil melihat ke luar jendela.Dia melihat Yasmin sedang berjalan ke arahnya, tapi Yasmin tidak bersama Raymond.Sebelum Yasmin sempat duduk, Klara sudah bertanya dengan tidak sabar, "Bagaimana? Apa yang kalian bicarakan tadi?""Kenapa kamu sangat penasaran?" tanya Yasmin sambil menopang dagu."Dia kemari bukan karena dia tahu kamu ada di sini, 'kan?""Apa yang kamu pikirkan?" Yasmin merasa ibunya terlalu pandai berimajinasi. "Dia sudah bilang dia datang ke sini untuk bekerja.""Berapa lama dia tinggal di sini?" tanya Klara."Dua hari lagi dia pulang.""Kebetulan sekali. Kita juga belum mau pulang. Ajak Raymond makan malam bersama kita.""Nggak perlu, deh?" Yasmin tidak mau terlalu sering bertemu dengan Raymond."Kenapa kamu begitu kurang ajar? Dulu Raymond sangat baik padamu. Dia juga membantumu merah
Itu adalah Raymond yang sedang check in hotel."Raymond!" sapa Klara dengan ramah.Raymond menoleh. Dia tercengang saat melihat mereka. Dia tersenyum dan bertanya, "Kalian juga menginap di sini?""Iya! Kebetulan sekali!" Klara tertawa. "Kebetulan kami mau pergi makan. Apa kamu sudah makan?""Belum." Raymond menyunggingkan seulas senyuman. "Aku baru selesai bekerja.""Ayo makan bersama." Klara mengajak, "Aku dan Yasmin menemukan satu restoran yang lumayan enak. Bagaimana?"Raymond melihat Yasmin, dia seolah-olah tidak bisa membuat keputusan.Melihat Raymond tidak berniat untuk menolak, Yasmin pun mengajaknya, "Apa kamu mau ikut?"Raymond berkata pada staf di sebelahnya. "Tolong antarkan barang-barangku ke atas.""Baik," kata staf itu sambil membungkuk sedikit.Maka itu, Yasmin, Klara dan Raymond makan bersama di luar.Raymond menyewa mobil di hotel. Begini lebih nyaman karena mereka bisa pergi ke mana pun mereka mau.Raymond mengemudi mobil, sedangkan Klara dan Yasmin duduk di kursi bel
Tak peduli bagaimana Yasmin meronta, lengan Daniel yang melingkari pinggang Yasmin tidak bergeming sedikit pun."Daniel, lepaskan Yasmin!" bentak Klara padanya."Tuan Daniel, kamu begini sangat nggak masuk akal!" Raymond tahu dia tidak boleh sembarangan bertindak.Menangani Daniel saja sudah cukup merepotkan, apalagi pengawal-pengawalnya.Daniel menatap Raymond dengan sinis. "Sepertinya kamu benar-benar nggak menginginkan bisnis keluargamu lagi. Berani-beraninya kamu mengincar wanitaku?!""Siapa wanitamu!" lawan Yasmin. Dia juga mendorong Daniel dengan kuat.Pria ini sangat mendominasi!Lengan di pinggang Yasmin mengerat dan Yasmin juga ikut menahan napas. Dia merasa Daniel akan meremukkannya."Kalau kamu bukan wanitaku, kamu milik siapa?" tanya Daniel dengan dingin. Tatapan matanya yang tajam menembus Yasmin."Aku bukan milik siapa-siapa!" Yasmin memelototi Daniel. "Lepaskan aku ....""Ikut aku pergi!" Daniel bersiap-siap membawa pergi Yasmin dengan paksa.Yasmin pun menjadi panik. "N
Bayangan Daniel menutupi seluruh tubuh Yasmin. Yasmin seakan-akan sudah disambut oleh neraka.Dia sangat ketakutan sehingga tubuhnya gemetar, tapi dia masih memelototi Daniel, seolah-olah dia tidak takut mati.Daniel menahan amarahnya sambil menatap dengan galak. "Pria bajingan itu bahkan nggak punya kemampuan untuk menolongmu, tapi kamu masih mau bersamanya?"Yasmin sama sekali tidak mau berdebat dengannya tentang hal itu. Untuk apa? Daniel kira dia siapanya?!"Biarkan aku pergi." Yasmin hanya ingin jauh-jauh dari pria ini."Apa dia pernah menyentuhmu?" tanya Daniel dengan suara rendah. Tanpa menunggu Yasmin menjawabnya, Daniel menarik baju Yasmin dengan kuat dan bahu mulus Yasmin terekspos. "Di mana dia menyentuhmu?"Yasmin menggigit bibirnya dan tidak menjawab.Daniel mencengkeram rahang Yasmin. "Apa kamu nggak mendengarku? Apa dia ada menyentuhmu?!"Muka Yasmin terasa sangat sakit sehingga air matanya hampir menetes, tapi dia tetap membungkam mulutnya.Tangan Daniel gemetar dan sek
Video itu mendadak melekat di benaknya.Sebuah truk besar langsung menabrak mobil hitam di tengahnya.Di malam yang gelap, Yasmin bisa melihat pecahan kaca beterbangan. Mobil hitam itu terguling beberapa kali di jalan.Mobil itu cacat parah dan Yasmin tidak bisa melihat orang di dalam.Namun, dia bisa melihat pelat mobil dengan jelas.Daniel menutup video itu, lalu menyimpan ponselnya. Dia menoleh ke Yasmin yang sedang berdiri di sampingnya.Yasmin seolah-olah sudah berhenti bernapas. Wajahnya tampak pucat. "Apa ayahku berada di dalam mobil? Apa dia baik-baik saja?""Dia baru diantar ke rumah sakit dan sedang diselamatkan."Yasmin tersadar, kemudian dia memegang lengan Daniel dengan gelisah. Dia berkata dengan suara gemetar, "Aku mau pulang, aku mau pulang .... Bawa aku pulang!"Daniel mengangkat tangannya, kemudian dia membelai pipi Yasmin. "Paman Andy akan baik-baik, tapi kita harus pulang.""Ayo pulang. Aku akan menurutimu. Ayo pulang." Saat ini Yasmin tidak peduli dengan Daniel. Di
"Ini aneh ...." bisik Klara.Yasmin tidak bertanya tentang Raymond.Karena Daniel ada di sini, Yasmin tidak mau bertanya.Namun, dia dan Klara sudah pergi. Seharusnya Raymond akan melakukan kesibukannya sendiri.Pesawat lepas landas dan melesat ke langit.Pada saat itu, Yasmin terkejut.Itu bukan karena pesawatnya goyang-goyang. Bagaimanapun juga, pesawat pribadi akan lebih stabil.Hanya saja, dia masih trauma karena kecelakaan helikopter waktu itu. Yasmin tampak gugup dan kedua tangannya memegang pegangan kursi dengan erat."Jangan takut. Nggak apa-apa. Ini berbeda dengan helikopter," kata Klara sambil menggenggam tangan Yasmin.Yasmin mengangguk, tapi dia tidak bisa melepaskan rasa takutnya dengan begitu mudah.Daniel menoleh, kemudian dia melihat wajah Yasmin yang sangat gugup dan gelisah. Yasmin sedang menarik napas dalam-dalam untuk menekan rasa takutnya."Jangan duduk di sebelah jendela," kata Daniel.Yasmin tercengang. Tampang konyolnya sudah dilihat oleh Daniel ...."Ayo, ganti
"Eiropa."Irene berpikir, kota mana di Eiropa? Dia bukan ingin mencurigai Daniel, tapi Daniel tidak pernah memberitahunya kalau dia sedang perjalanan bisnis.Saat ini Yasmin sedang berada di luar negeri. Apa mereka akan bertemu?Kalau mereka bertemu, itu disengaja atau tidak?"Eric menenangkannya, "Nona Irene nggak perlu khawatir. Tuan Andy pasti akan baik-baik saja.""Aku tentu tahu Ayah akan baik-baik saja. Aku penasaran di mana Yasmin sekarang? Kalau dia tahu Ayah baru mengalami kecelakaan, dia pasti akan segera pulang, 'kan? Bagaimana kalau kamu menghubunginya?" tanya Irene.Ini masalah hidup dan mati. Kalau Eric tahu cara menghubungi Irene, Eric pasti akan meneleponnya."Maaf, Nona Irene. Aku nggak tahu.""Apa Daniel tahu?""Aku nggak punya hak untuk terlibat dalam urusan pribadi Tuan Daniel."Ketika Dahlia mendengar percakapan mereka, dia juga mendekat. "Eric, kamu tahu nanti Irene akan menjadi istrinya Daniel, 'kan? Kalau kamu membohonginya, itu nggak akan menguntungkanmu di mas
'Kenapa meskipun kamu mengetahui kebenarannya? Kita sudah puluhan tahun menjadi suami istri dan Irene sudah memanggilmu ayah selama 20 tahun. Kamu malah begitu kejam hanya karena Irene bukan anak kandungmu.'Aku menyalahkanmu.'Mereka sampai pagi-pagi sekali.Mereka turun dari pesawat. Ketika mereka hendak naik mobil, Yasmin berkata pada Daniel, "Kamu pergi dulu. Aku dan ibuku akan pergi nanti."Dahlia dan Irene pasti sedang di rumah sakit. Kalau Yasmin dan Daniel muncul bersama, nanti akan terjadi keributan kecil.Sedangkan Andy sedang di ruang operasi. Yasmin tidak ingin mengganggunya.Daniel hanya melirik Yasmin sekilas. Dia pun tidak memaksa. Dia masuk ke dalam mobil, kemudian pergi.Daniel tidak hanya memiliki pesawat pribadi, tapi juga bandara pribadi.Hanya ada beberapa mobil di garasi bandara.Seorang pengawal sedang berdiri di samping dan menunggu mereka naik mobil.Setelah Klara dan Yasmin masuk ke dalam mobil, Klara bertanya, "Ke mana kita?"Yasmin berkata, "Kita pulang ke r
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara