Video itu mendadak melekat di benaknya.Sebuah truk besar langsung menabrak mobil hitam di tengahnya.Di malam yang gelap, Yasmin bisa melihat pecahan kaca beterbangan. Mobil hitam itu terguling beberapa kali di jalan.Mobil itu cacat parah dan Yasmin tidak bisa melihat orang di dalam.Namun, dia bisa melihat pelat mobil dengan jelas.Daniel menutup video itu, lalu menyimpan ponselnya. Dia menoleh ke Yasmin yang sedang berdiri di sampingnya.Yasmin seolah-olah sudah berhenti bernapas. Wajahnya tampak pucat. "Apa ayahku berada di dalam mobil? Apa dia baik-baik saja?""Dia baru diantar ke rumah sakit dan sedang diselamatkan."Yasmin tersadar, kemudian dia memegang lengan Daniel dengan gelisah. Dia berkata dengan suara gemetar, "Aku mau pulang, aku mau pulang .... Bawa aku pulang!"Daniel mengangkat tangannya, kemudian dia membelai pipi Yasmin. "Paman Andy akan baik-baik, tapi kita harus pulang.""Ayo pulang. Aku akan menurutimu. Ayo pulang." Saat ini Yasmin tidak peduli dengan Daniel. Di
"Ini aneh ...." bisik Klara.Yasmin tidak bertanya tentang Raymond.Karena Daniel ada di sini, Yasmin tidak mau bertanya.Namun, dia dan Klara sudah pergi. Seharusnya Raymond akan melakukan kesibukannya sendiri.Pesawat lepas landas dan melesat ke langit.Pada saat itu, Yasmin terkejut.Itu bukan karena pesawatnya goyang-goyang. Bagaimanapun juga, pesawat pribadi akan lebih stabil.Hanya saja, dia masih trauma karena kecelakaan helikopter waktu itu. Yasmin tampak gugup dan kedua tangannya memegang pegangan kursi dengan erat."Jangan takut. Nggak apa-apa. Ini berbeda dengan helikopter," kata Klara sambil menggenggam tangan Yasmin.Yasmin mengangguk, tapi dia tidak bisa melepaskan rasa takutnya dengan begitu mudah.Daniel menoleh, kemudian dia melihat wajah Yasmin yang sangat gugup dan gelisah. Yasmin sedang menarik napas dalam-dalam untuk menekan rasa takutnya."Jangan duduk di sebelah jendela," kata Daniel.Yasmin tercengang. Tampang konyolnya sudah dilihat oleh Daniel ...."Ayo, ganti
"Eiropa."Irene berpikir, kota mana di Eiropa? Dia bukan ingin mencurigai Daniel, tapi Daniel tidak pernah memberitahunya kalau dia sedang perjalanan bisnis.Saat ini Yasmin sedang berada di luar negeri. Apa mereka akan bertemu?Kalau mereka bertemu, itu disengaja atau tidak?"Eric menenangkannya, "Nona Irene nggak perlu khawatir. Tuan Andy pasti akan baik-baik saja.""Aku tentu tahu Ayah akan baik-baik saja. Aku penasaran di mana Yasmin sekarang? Kalau dia tahu Ayah baru mengalami kecelakaan, dia pasti akan segera pulang, 'kan? Bagaimana kalau kamu menghubunginya?" tanya Irene.Ini masalah hidup dan mati. Kalau Eric tahu cara menghubungi Irene, Eric pasti akan meneleponnya."Maaf, Nona Irene. Aku nggak tahu.""Apa Daniel tahu?""Aku nggak punya hak untuk terlibat dalam urusan pribadi Tuan Daniel."Ketika Dahlia mendengar percakapan mereka, dia juga mendekat. "Eric, kamu tahu nanti Irene akan menjadi istrinya Daniel, 'kan? Kalau kamu membohonginya, itu nggak akan menguntungkanmu di mas
'Kenapa meskipun kamu mengetahui kebenarannya? Kita sudah puluhan tahun menjadi suami istri dan Irene sudah memanggilmu ayah selama 20 tahun. Kamu malah begitu kejam hanya karena Irene bukan anak kandungmu.'Aku menyalahkanmu.'Mereka sampai pagi-pagi sekali.Mereka turun dari pesawat. Ketika mereka hendak naik mobil, Yasmin berkata pada Daniel, "Kamu pergi dulu. Aku dan ibuku akan pergi nanti."Dahlia dan Irene pasti sedang di rumah sakit. Kalau Yasmin dan Daniel muncul bersama, nanti akan terjadi keributan kecil.Sedangkan Andy sedang di ruang operasi. Yasmin tidak ingin mengganggunya.Daniel hanya melirik Yasmin sekilas. Dia pun tidak memaksa. Dia masuk ke dalam mobil, kemudian pergi.Daniel tidak hanya memiliki pesawat pribadi, tapi juga bandara pribadi.Hanya ada beberapa mobil di garasi bandara.Seorang pengawal sedang berdiri di samping dan menunggu mereka naik mobil.Setelah Klara dan Yasmin masuk ke dalam mobil, Klara bertanya, "Ke mana kita?"Yasmin berkata, "Kita pulang ke r
Sikap Daniel yang acuh tak acuh membuat Irene kesal, kemudian dia melirik Yasmin dengan tajam.Saat ini, lampu di ruang operasi padam. Yasmin yang dari tadi memperhatikannya terkejut. Ketika pintu terbuka, Helen keluar.Dahlia dan Irene maju, kemudian bertanya dengan gelisah, "Bagaimana? Operasinya lancar, 'kan?""Operasinya sangat lancar. Tapi, cedera otak pasien sangat serius. Jadi, pasien sudah dalam keadaan koma," ujar Helen.Irene dan Dahlia langsung terdiam.Kaki Klara menjadi lemas dan dia terjatuh ke lantai.Yasmin bahkan lupa membantu ibunya dan sedang menatap kosong pintu ruang operasi.Dia bertanya, "Dokter Helen, apa ayahku akan siuman? Pasien yang koma masih bisa sadarkan diri, 'kan?"Helen melihat ekspresi dingin Daniel. Tatapan mata Daniel yang tajam membuatnya merasa tertekan. Helen pun berkata, "Maaf, cedera otak pasien terlalu serius. Mungkin ... pasien nggak bisa siuman.""Mu ... mustahil. Dokter Helen, kemungkinan kecil pun nggak ada?" tanya Yasmin. "Pasti akan ada
Ketika Yasmin melihat ada pengawal berdiri di depan pintu, dia merasa sedikit gugup.Setelah dia mengumpulkan keberaniannya, dia menghampiri pengawal itu.Mereka baru saja tiba di depan pintu, pengawal itu sudah menghentikan mereka. "Dilarang masuk.""Sekarang di dalam nggak ada orang lain, jadi biarkan kami masuk, ya? Kami sebentar saja," kata Yasmin."Nggak boleh." Pengawal itu bersikeras.Klara merasa sangat gelisah. Dia tidak menyangka setelah Dahlia dan Irene pergi, pengawal ini akan masih berjaga. "Yasmin, bagaimana ini?""Tenang." Yasmin mengeluarkan ponselnya. Dia berjalan ke sisi lain, lalu menelepon Daniel. Tiga detik kemudian, Daniel baru mengangkat telepon. "Apa aku dan ibuku boleh masuk untuk melihat ayahku? Kami sebentar saja. Aku ingin mengetahui kondisinya ...."Ketika Yasmin tidak mendengar suara Daniel, dia menjadi makin gelisah. Bola matanya menghangat dan dia berkata, "Kumohon padamu, biarkan aku melihat ayahku!""Yasmin ...." Klara menarik lengan Yasmin.Yasmin men
Yasmin menatap Daniel dengan mata sembap. Yasmin diam sebentar sebelum menghampirinya. "Daniel, ayahku termasuk baik padamu, 'kan? Dulu dia juga menjagamu, 'kan? Jadi ... bisakah kamu memikirkan cara? Carilah dokter dan ahli terbaik untuk menyembuhkannya. Dengan begitu, dia bisa bangun. Atau aku bersedia melakukan apa pun untukmu selama ayahku bisa bangun!""Sekarang kamu mau tinggal di sisiku?" Tatapan mata Daniel tidak tergoyah oleh apa yang dikatakan Yasmin, melainkan menjadi dingin."Iya ...." Yasmin menundukkan kepalanya.Daniel bisa melihat kalau Yasmin menjawabnya dengan enggan, tapi Yasmin tidak punya apa-apa untuk bernegosiasi dengannya.Sekarang juga seperti itu.Daniel tidak berkata apa-apa. Dia berbalik, lalu beranjak pergi."Daniel!" Yasmin buru-buru mengejarnya. Dia memeluk lengan Daniel sambil menangis, "Kumohon padamu, jangan begini kejam. Kalau sesuatu terjadi pada Ayah, aku nggak punya Ayah lagi. Ayah sangat penting bagiku. Dia ... dia juga kakeknya anak-anak kita. An
"Ibu, Daniel sudah mencari dokter terbaik di dunia. Dokter-dokter itu datang besok. Hari ini kita pulang dulu, ya. Besok kita kembali ke sini lagi.""Kamu saja yang pulang. Ibu mau di sini. Andy nggak boleh ditinggal sendirian." Klara tidak mau pulang.Yasmin menasihatinya, "Ada suster yang menjaga Ayah dan mereka lebih pandai daripada kita. Di luar juga ada pengawal yang berjaga. Ayah akan baik-baik saja. Selain itu, kalau kita bertemu dengan Dahlia dan Irene, mereka akan membuat keributan lagi. Itu nggak baik untuk kesehatan Ayah."Klara ragu-ragu, jadi Yasmin langsung menariknya. Kemudian, mereka keluar dari kamar pasien.Selama perjalanan pulang, mereka berdua sangat diam.Mereka tidak menyangka akan terjadi kecelakaan seperti itu ketika mereka berlibur di luar negeri.Yasmin tidak hanya mengkhawatirkan Andy, tapi juga mental Klara.Dia tidak pernah melihat Klara sesedih ini.Setelah mereka sampai rumah dan Klara pergi ke kamarnya, Yasmin juga kembali ke kamarnya.Dia tidak pergi m
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati