'Kenapa meskipun kamu mengetahui kebenarannya? Kita sudah puluhan tahun menjadi suami istri dan Irene sudah memanggilmu ayah selama 20 tahun. Kamu malah begitu kejam hanya karena Irene bukan anak kandungmu.'Aku menyalahkanmu.'Mereka sampai pagi-pagi sekali.Mereka turun dari pesawat. Ketika mereka hendak naik mobil, Yasmin berkata pada Daniel, "Kamu pergi dulu. Aku dan ibuku akan pergi nanti."Dahlia dan Irene pasti sedang di rumah sakit. Kalau Yasmin dan Daniel muncul bersama, nanti akan terjadi keributan kecil.Sedangkan Andy sedang di ruang operasi. Yasmin tidak ingin mengganggunya.Daniel hanya melirik Yasmin sekilas. Dia pun tidak memaksa. Dia masuk ke dalam mobil, kemudian pergi.Daniel tidak hanya memiliki pesawat pribadi, tapi juga bandara pribadi.Hanya ada beberapa mobil di garasi bandara.Seorang pengawal sedang berdiri di samping dan menunggu mereka naik mobil.Setelah Klara dan Yasmin masuk ke dalam mobil, Klara bertanya, "Ke mana kita?"Yasmin berkata, "Kita pulang ke r
Sikap Daniel yang acuh tak acuh membuat Irene kesal, kemudian dia melirik Yasmin dengan tajam.Saat ini, lampu di ruang operasi padam. Yasmin yang dari tadi memperhatikannya terkejut. Ketika pintu terbuka, Helen keluar.Dahlia dan Irene maju, kemudian bertanya dengan gelisah, "Bagaimana? Operasinya lancar, 'kan?""Operasinya sangat lancar. Tapi, cedera otak pasien sangat serius. Jadi, pasien sudah dalam keadaan koma," ujar Helen.Irene dan Dahlia langsung terdiam.Kaki Klara menjadi lemas dan dia terjatuh ke lantai.Yasmin bahkan lupa membantu ibunya dan sedang menatap kosong pintu ruang operasi.Dia bertanya, "Dokter Helen, apa ayahku akan siuman? Pasien yang koma masih bisa sadarkan diri, 'kan?"Helen melihat ekspresi dingin Daniel. Tatapan mata Daniel yang tajam membuatnya merasa tertekan. Helen pun berkata, "Maaf, cedera otak pasien terlalu serius. Mungkin ... pasien nggak bisa siuman.""Mu ... mustahil. Dokter Helen, kemungkinan kecil pun nggak ada?" tanya Yasmin. "Pasti akan ada
Ketika Yasmin melihat ada pengawal berdiri di depan pintu, dia merasa sedikit gugup.Setelah dia mengumpulkan keberaniannya, dia menghampiri pengawal itu.Mereka baru saja tiba di depan pintu, pengawal itu sudah menghentikan mereka. "Dilarang masuk.""Sekarang di dalam nggak ada orang lain, jadi biarkan kami masuk, ya? Kami sebentar saja," kata Yasmin."Nggak boleh." Pengawal itu bersikeras.Klara merasa sangat gelisah. Dia tidak menyangka setelah Dahlia dan Irene pergi, pengawal ini akan masih berjaga. "Yasmin, bagaimana ini?""Tenang." Yasmin mengeluarkan ponselnya. Dia berjalan ke sisi lain, lalu menelepon Daniel. Tiga detik kemudian, Daniel baru mengangkat telepon. "Apa aku dan ibuku boleh masuk untuk melihat ayahku? Kami sebentar saja. Aku ingin mengetahui kondisinya ...."Ketika Yasmin tidak mendengar suara Daniel, dia menjadi makin gelisah. Bola matanya menghangat dan dia berkata, "Kumohon padamu, biarkan aku melihat ayahku!""Yasmin ...." Klara menarik lengan Yasmin.Yasmin men
Yasmin menatap Daniel dengan mata sembap. Yasmin diam sebentar sebelum menghampirinya. "Daniel, ayahku termasuk baik padamu, 'kan? Dulu dia juga menjagamu, 'kan? Jadi ... bisakah kamu memikirkan cara? Carilah dokter dan ahli terbaik untuk menyembuhkannya. Dengan begitu, dia bisa bangun. Atau aku bersedia melakukan apa pun untukmu selama ayahku bisa bangun!""Sekarang kamu mau tinggal di sisiku?" Tatapan mata Daniel tidak tergoyah oleh apa yang dikatakan Yasmin, melainkan menjadi dingin."Iya ...." Yasmin menundukkan kepalanya.Daniel bisa melihat kalau Yasmin menjawabnya dengan enggan, tapi Yasmin tidak punya apa-apa untuk bernegosiasi dengannya.Sekarang juga seperti itu.Daniel tidak berkata apa-apa. Dia berbalik, lalu beranjak pergi."Daniel!" Yasmin buru-buru mengejarnya. Dia memeluk lengan Daniel sambil menangis, "Kumohon padamu, jangan begini kejam. Kalau sesuatu terjadi pada Ayah, aku nggak punya Ayah lagi. Ayah sangat penting bagiku. Dia ... dia juga kakeknya anak-anak kita. An
"Ibu, Daniel sudah mencari dokter terbaik di dunia. Dokter-dokter itu datang besok. Hari ini kita pulang dulu, ya. Besok kita kembali ke sini lagi.""Kamu saja yang pulang. Ibu mau di sini. Andy nggak boleh ditinggal sendirian." Klara tidak mau pulang.Yasmin menasihatinya, "Ada suster yang menjaga Ayah dan mereka lebih pandai daripada kita. Di luar juga ada pengawal yang berjaga. Ayah akan baik-baik saja. Selain itu, kalau kita bertemu dengan Dahlia dan Irene, mereka akan membuat keributan lagi. Itu nggak baik untuk kesehatan Ayah."Klara ragu-ragu, jadi Yasmin langsung menariknya. Kemudian, mereka keluar dari kamar pasien.Selama perjalanan pulang, mereka berdua sangat diam.Mereka tidak menyangka akan terjadi kecelakaan seperti itu ketika mereka berlibur di luar negeri.Yasmin tidak hanya mengkhawatirkan Andy, tapi juga mental Klara.Dia tidak pernah melihat Klara sesedih ini.Setelah mereka sampai rumah dan Klara pergi ke kamarnya, Yasmin juga kembali ke kamarnya.Dia tidak pergi m
Kalau Klara juga pergi ke rumah sakit, Dahlia dan Irene pasti akan mencari masalah. Lebih baik Klara tinggal di rumah agar dia tidak terluka.Yasmin sangat khawatir. Dia tidak ingin ibunya dipermalukan lagi ketika ayahnya belum siuman.Dia membuka pintu ruang konferensi rumah sakit. Ada dua baris meja konferensi panjang yang diduduki oleh pria dan wanita asing. Yasmin langsung tahu kalau mereka adalah para ahli yang diundang dari berbagai negara.Daniel duduk di kursi utama, sedangkan Helen, Dahlia dan Irene duduk di kedua sisinya.Ketika Dahlia dan Irene melihat Yasmin, raut wajah mereka menjadi dingin dan tidak senang.Yasmin duduk di sebelah Helen.Daniel melihat jam tangannya, kemudian Helen baru berkata, "Semuanya sudah memiliki informasi tentang kondisi pasien, 'kan? Silakan memahaminya. Sekarang pasien sedang koma. Pokoknya, kalau ada yang duduk di sini bisa membuat kondisi pasien membaik sedikit, keluarga pasien pasti akan memberi imbalan yang besar."Maksudnya adalah ini bukan
"Tenang saja. Yang bisa digunakan pada manusia pasti nggak akan ada masalah. Hasil terburuk adalah nggak ada efeknya," kata ahli itu."Baik. Helen, kamu harus melaporkan perkembangan pengobatan Paman Andy setiap hari," perintah Daniel."Baik, Tuan Daniel."Dalam hati, Yasmin menghela napas lega. Meskipun hanya sedikit, itu sebuah harapan. Itu saja sudah cukup membuat Yasmin senang.Daniel berdiri, kemudian pergi.Dahlia dan Irene juga pergi.Yasmin berjalan di paling belakang. Dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Klara.Sebelum nada sambung berbunyi, Klara sudah mengangkat telepon. "Yasmin, bagaimana? Apa ayahmu bisa dirawat?""Ada tiga ahli bilang mereka bisa mencobanya, tapi mereka nggak berjanji," kata Yasmin dengan jujur.Klara langsung merasa sangat lega. "Nggak ada dokter yang akan bilang mereka 100% bisa menyembuhkan pasien. Jadi, ayahmu pasti bisa bangun!"Yasmin tidak berani berkata seperti itu. Bagaimanapun juga, cedera otak Andy benar-benar sangat serius.Namun, dia ju
Dahlia tidak senang. "Walaupun dia sudah membuat surat wasiat, kita juga nggak perlu kehadiran orang luar. Pak Jasper, Klara dan Andy nggak memiliki hubungan apa pun. Kalau dia ingin mendapatkan keuntungan, mungkin mereka pernah membuat kesepakatan di belakang kita."Kalimat itu benar-benar seperti sebuah hinaan. Jasper pun merasa canggung.Irene sangat senang saat dia melihat ekspresi menahan amarah Yasmin, tapi mulutnya menyalahkan Dahlia, "Bu, semua orang tahu itu. Jadi, kamu nggak usah mengatakannya. Kamu sudah mempermalukan orang."Mempermalukan orang? Yang dimaksud tentu Klara.Irene bahkan mengatakannya dengan ekspresi sok suci.Jasper berkata, "Begini, Nyonya Klara juga salah satu penerima surat wasiat.""Apa?" Dahlia tercengang setelah mendengar itu. "Klara juga?""Iya," ucap Jasper.Yasmin dapat merasakan amarah Irene dan Dahlia, tapi sebenarnya dia sendiri juga terkejut.Dia mengerti dia juga mendapatkan keuntungan karena dia adalah putrinya Andy. Namun, secara hukum, sebena
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati