Ketika Tony melihat gejala ini, dia tidak perlu bertanya lagi. Ini sama persis dengan Yasmin.Dia menggendong Julia, lalu berlari ke luar.Dia juga menggendong masuk Julian dan Julius ke dalam mobil karena dia tidak tahu apakah mereka juga punya gejala alergi atau tidak. Mungkin alergi mereka lebih lambat kambuh? Semuanya mungkin!Irene berdiri di depan pintu dan melihat mobil melaju pergi.Situasi ini sudah memastikan kalau Julia juga alergi seafood seperti Yasmin.Sebaiknya mobil itu terjebak dalam macet agar Julia meninggal karena tidak bisa bernapas.Namun, Irene harus berakting sampai akhir.Dia mengambil ponselnya untuk menelepon Daniel. Dia juga sudah menyiapkan emosinya.Namun, Daniel tidak menjawab panggilannya.Irene pun merasa bangga. Kalau begitu, ini bukan salahnya.Setelah itu, dia mengendarai mobilnya ke rumah sakit.Dulu dia pernah memberikan Yasmin seafood, tapi Yasmin diselamatkan oleh Martin di tengah jalan.Bagaimana dengan kali ini? Apa Julia akan meninggal di teng
Irene tidak berani berkata apa-apa lagi dan merasa gelisah. Jangan-jangan Daniel mencurigainya?Namun, dia mengatakan yang sebenarnya! Dari awal hingga akhir, dia tidak sengaja.Dia khawatir Daniel mencurigainya. Kalau begitu, itu akan merugikannya.Namun, setelah dipikir-pikir Irene, Daniel hanya mencurigainya dan tidak memiliki bukti. Jadi, Daniel tidak bisa melakukan apa-apa padanya.Ini juga tidak akan memengaruhi hubungan mereka.Julia dipindahkan ke ruang pasien kelas atas. Dia baru bangun setengah jam kemudian."Mama ...." Julia belum membuka matanya, tapi dia sudah memanggil mamanya."Julia?""Julia!"Julia membuka matanya. Dia melihat kedua kakak laki-lakinya dan ayahnya yang berdiri di sebelah. Irene juga berdiri di samping Daniel dan itu membuat Julia mengerucutkan bibirnya dengan kesal.Kenapa bukan mamanya?Daniel langsung mengambil cangkir termos di samping, lalu memasukkan sedotan. Dia menyodorkannya ke depan mulut Julia. "Minum air."Julia sedih, tapi dia masih membuka
"Nggak mau, nggak mau. Aku mau yang ini.""Boleh." Daniel benar-benar menyayangi Julia.Walaupun saat ini Julia menginginkan bintang di langit, Daniel akan memikirkan cara untuk mengambilnya.Kecuali, Yasmin ....Begitu Daniel memikirkannya, tatapan matanya menjadi sinis.Tony yang berdiri di sebelah Daniel merasakan auranya berubah dan dia tahu alasannya.Saat ini Yasmin belum tahu kalau alergi seafood putrinya kambuh dan sedang di rumah sakit.Dia ditarik keluar jalan-jalan oleh Martin.Yasmin sudah mau gila. "Ngapain pria dewasa sepertimu jalan-jalan?"Kamu kejam sekali. Ini karena kamu sedang sedih, makanya aku membawamu keluar untuk menghirup udara." Martin menyesap kopi di tangannya. "Kenapa kamu nggak minum kopimu?"Satu tangan Yasmin memegang ponsel, sedangkan satu lagi memegang kopi. Seluruh pikirannya ada di ponsel, jadi dia tidak ingin meminumnya."Ayo cari tempat untuk duduk. Aku capek.""Di depan."Di alun-alun terbuka ada sebuah kafe. Mereka berdua berjalan ke sana, kemud
"Iya. Nona Yasmin nggak perlu khawatir. Alergi seafood Julia kambuh. Karena kami mengantarnya ke rumah sakit tepat waktu, kondisinya sudah stabil. Tadi Tuan Daniel juga ada menyuapnya sedikit. Tenanglah," ujar Tony.Sekujur tubuh Yasmin langsung menjadi lemas. Kalau bukan karena Martin sedang memegangnya, dia sudah jatuh."Tapi, bagaimana Nona Yasmin bisa tahu?" tanya Tony."Irene memberitahuku." Setelah Yasmin tahu Julia baik-baik saja, kepalanya menjadi lebih jernih. Lalu, dia bertanya, "Kenapa dia makan seafood? Apa hanya Julia sendiri yang memakannya? Bukankah aku pernah memberi tahu Daniel kalau sebaiknya anak-anak nggak makan seafood?""Ya. Ini kelalaianku. Anak-anak ingin makan mi dan kebetulan ada Nona Irene. Dia bilang dia akan membuatnya untuk anak-anak, lalu dia membuat mi telur kepiting. Mereka bertiga memakannya, tapi hanya Tuan Muda Julian dan Tuan Muda Julius yang baik-baik saja. Sedangkan Nona Muda Julia memiliki alergi ....""Irene?" Amarah dan rasa takut memenuhi hati
Kalau saat itu Martin membawa Yasmin pergi, apa yang terjadi sekarang tidak akan terjadi.Yasmin tidak akan didominasi Daniel.Yang mendominasi Yasmin seharusnya Martin ....Yasmin berjalan untuk beberapa saat, lalu dia menyadari di sebelahnya kosong. Saat dia berbalik, dia melihat Martin ketinggalan di belakang. Martin berdiri diam di tempatnya dan sedang menatap Yasmin.Yasmin baru ingin bertanya, tapi kemudian Martin sudah menghampirinya. Martin menarik Yasmin ke dalam pelukannya, setelah itu dia berkata, "Selama ini aku nggak pernah ... meminta maaf, 'kan? Yasmin, maaf ...."Yasmin tercengang. Dia tidak menyangka Martin akan meminta maaf padanya dengan suara yang begitu lembut.Jantungnya pun berdebar.Dulu dia pernah bergantung kepada Martin. Setelah dia kembali dari luar negeri, perasaan itu masih ada sampai Martin sendiri yang menghancurkannya.Namun, Yasmin sudah tidak peduli. Setelah itu, Martin tidak pernah menyakitinya lagi dan selalu membantunya.Yasmin mendorong Martin, ke
Ada yang mengetuk pintu. Tony pun berpikir, siapa yang datang selarut ini?Irene masuk. Saat dia melihat anak-anak belum tidur, dia tersenyum dengan lembut. "Aku kira kalian sudah tidur. Julia, bagaimana perasaanmu? Ruam merah di wajahmu sudah jauh lebih baik, ya. Besok kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit, 'kan?"Tony berkata, "Iya. Besok kalau Nona Muda Julia nggak apa-apa, dia sudah boleh keluar dari rumah sakit.""Untunglah," ucap Irene. Kemudian, matanya tertuju ke cincin yang sedang dimainkan Julia. Senyumannya langsung menjadi kaku. Dia melihat jari Daniel, lalu mendapatinya kosong.Bisa-bisanya Daniel membiarkan Julia memainkan cincin pertunangan mereka.Dia melepaskannya dengan begitu mudah dan tidak begitu memikirkannya.Julia pasti ingin memainkannya, makanya Daniel melepaskan cincinnya."Eh!" Cincin tersebut tak sengaja terselip dari tangan Julia. Ia jatuh seiring dengan suara nyaring.Irene merasa itu seolah-olah sebuah tamparan di pipinya dan hatinya diinjak-injak. Di
Yasmin pun berbalik untuk pergi mandi.Saat dia keluar, sarapannya sudah disiapkan di meja makan.Semua adalah makanan kesukaannya.Klara pasti belum makan karena sekarang masih sangat pagi. Jadi, dia makan bersama putrinya dengan senang."Wajahmu terlihat pucat. Apa semalam kamu nggak tidur nyenyak?" tanya Klara."Aku bermain ponsel.""Kenapa kamu bermain sampai sangat larut? Kamu harus menjaga kesehatanmu," tegur Klara."Aku tahu."Klara masih ingin mengatakan sesuatu, tapi ponselnya yang berada di dalam tas berbunyi.Dia berdiri untuk pergi mengambil ponsel. Nomor telepon di layar ponselnya terlihat agak familier. Dia mengangkat telepon, lalu bertanya, "Siapa, ya?"Di ujung telepon, Irene berkata, "Waktumu lumayan banyak, ya? Julia telah masuk rumah sakit, tapi sebagai ibu kandungnya, Yasmin nggak datang untuk melihatnya. Apa kamu sebagai neneknya juga nggak mau datang untuk melihat Julia?"Klara tercengang, lalu dia menoleh ke arah Yasmin.Wajah Yasmin terlihat pucat, sepertinya di
Tubuh Yasmin perlahan-lahan menjadi tegang.Bagaimana Irene bisa tahu kalau kemarin dia bersama Martin?Yasmin tidak berani melihat wajah Daniel.Klara menjelaskan untuk putrinya, "Yasmin sangat peduli dengan anak-anaknya. Semalam dia bahkan nggak bisa tidur. Dia yang melahirkan Julia, nggak ada yang lebih menyayanginya daripada Yasmin. Kamu bukan siapa-siapa. Apa hakmu mengatai orang?!"Selama Daniel ada di sisinya, Irene pasti memiliki daya tahan yang kuat. Irene tidak marah sedikit pun, melainkan berkata kepada Daniel dengan lembut, "Daniel, maaf, ya. Aku yang menelepon ibunya Yasmin. Karena Yasmin nggak punya waktu untuk menjenguk Julia, aku merasa neneknya juga boleh. Ternyata Yasmin juga datang. Kamu nggak marah, 'kan?"Maksud dari kalimatnya adalah Daniel tidak mau melihat Yasmin."Aku hanya akan melihatnya sebentar. Aku nggak akan tinggal lama," kata Yasmin dengan gugup.Semalam dia tidak bisa tidur. Sekarang dia berada di depan rumah sakit. Hanya ada satu pintu yang memisahkan