Dia menghentikan taksi dengan gelisah, lalu dia menuju ke alamat tersebut.Setelah dia turun, dia berlari masuk ke dalam restoran dan hampir menabrak orang.Yasmin tidak peduli dengan orang yang sudah ditabraknya dan dirinya sendiri. Dia melihat sekeliling restoran dengan gelisah.Orang yang ditabrak adalah manajer restoran ini dan dia berkata, "Bu, kami tutup sekarang.""Di mana dia? Nggak mungkin. Dia bilang dia berada di sini!" Yasmin tak percaya. "Di mana ruang VIP kalian? Apa ada pelanggan di ruang VIP kalian? Apa kamu mengenal Daniel Guntur? Dia pasti ada datang kemari untuk makan!"Manajer itu bertanya, "Apa dia datang bersama tiga anak kecil?"Yasmin tercengang, lalu dia buru-buru menganggukkan kepalanya. "Ya, dia membawa tiga anak kecil! Di mana dia?""Tuan Daniel memesan seluruh restoran ini untuk anak-anaknya memakan daging panggang. Selesai makan, mereka pergi." Manajer itu berkata sambil tersenyum, "Aku nggak menyangka Tuan Daniel suka makan daging panggang. Aku rasa itu k
Apa Daniel ingin Yasmin menebusnya dengan harga dirinya?Awalnya Daniel tidak punya pikiran apa-apa, tapi saat dia melihat wajah merah Yasmin, darahnya mendidih.Namun, dia juga tidak ingin mempermudahkan Yasmin.Dia melepaskan tangan Yasmin dan berkata, "Di atas."Saat Yasmin paham maksudnya, dia sangat senang. "Terima kasih, Kak!" Dia buru-buru berdiri, kemudian berlari keluar dari ruang kerja.Ekspresi Daniel menjadi masam ketika dia melihat pintu ruang kerja terbuka lebar.Yasmin membuka pintu kamar. Dia melihat ketiga anaknya baru selesai mandi dan sedang bermain di tempat tidur beserta beberapa pembantu wanita.Anak-anak melihat siapa yang masuk. Awalnya, mereka membelalakkan mata mereka dengan terkejut. Lalu, mereka berseru dengan gembira."Mama!""Mama!""Mama!"Kemudian, mereka melompat turun dari tempat tidur.Yasmin yang matanya memerah terkejut melihat itu. "Jangan melompat! Pelan-pelan!"Ketiga anak itu tetap berlari ke pelukan mama mereka.Yasmin berjongkok, lalu memeluk
"Oh, ya?" Namun, Yasmin tidak merasa begitu tenang.Kalau Daniel benar-benar peduli pada anak-anak, seharusnya hal semacam itu dihindari.Anak-anak masih kecil. Bagaimana Irene boleh mendorong mereka?Irene benar-benar jahat.Nanti dia juga akan menjadi seorang ibu. Apa dia tidak takut mendapat balasan?"Apa Irene tidur di sini malam ini?" tanya Yasmin."Nggak. Setelah dia membuatku menangis, dia pergi. Dia bahkan nggak meminta maaf padaku," kata Julia dengan kesal.Yasmin memeluk anak-anak dengan erat. Dia memberikan mereka perasaan aman secara diam sampai mereka tertidur.Julia yang sudah tertidur masih memegang jari Yasmin.Julian menempel pada Yasmin, sedangkan Julius menempel pada Julian. Mereka berempat tidur bersebelahan seperti dulu.Yasmin tidak boleh tidur.Urusannya belum selesai, jadi dia tidak bisa tidur.Setelah dia menatap wajah anak-anak selama beberapa menit, dia baru bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar.Dia kembali ke ruang kerja dan Daniel masih berada di
Mata Daniel tampak mengerikan. Berani-beraninya Yasmin mengancamnya? Cari mati!Tadi Yasmin sangat berani, sekarang dia sangat ketakutan.Demi anak-anak, dia bersedia melakukan apa pun.Jangan menganggapnya sebagai angin!Mau itu Irene ataupun Daniel!Tidak ada yang boleh menindas anak-anaknya!Ketika Yasmin kembali ke kamar, tubuhnya menjadi lemas. Dia pun berbaring di samping anak-anak.Kemudian, dia memeluk tubuh mereka yang lembut."Mama akan melindungi kalian. Nggak akan terjadi apa-apa pada kalian ..." bisik Yasmin.Saat tengah malam, Daniel masuk ke dalam kamar anak-anak. Dia melihat Yasmin tidur bersama mereka.Kaki pendek anak-anak melilit dengan kaki Yasmin. Lalu, ada yang bersandar di lengan Yasmin.Yasmin juga tertidur dengan tenang. Bajunya terangkat sedikit dan memperlihatkan perutnya yang rata serta putih.Daniel maju. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik turun celana Yasmin. Kemudian, dia melihat bekas luka dari operasi sesar itu.Saat itu, dia tidak pernah mengira Y
Yasmin hampir tidak bisa bernapas.Tony segera datang. "Tuan Muda! Nona! Tuan Daniel sedang tidur. Bagaimana kalau kita menunggunya di bawah?""Tapi ... Mama menghilang!" kata Julia dengan serius.Tony tertawa. "Nggak. Nggak ada yang bisa menghilang di Taman Royal."Aku ingin masuk. Mungkin Mama ada di dalam," kata Julian.Tony menarik tangan Julian dan berkata dengan pelan, "Papa dan Mama sedang berbicara di dalam kamar. Mereka akan keluar setelah mereka selesai.""Berbicara?" Julius merasa hal ini tidak sederhana, kemudian dia menarik Julia dan Julian. "Ayo pergi!"Tony tercengang, kemudian dia tertawa. Anak-anak ini sungguh mudah dibujuk.Setelah mereka tiba di bawah, Julian bertanya, "Kenapa kamu menarik kami ke bawah? Kita tinggal masuk saja.""Papa dan Mama sedang berbicara. Setelah mereka selesai berbicara, mungkin Mama dapat tinggal di sini," kata Julius.Julia dan Julian pun sudah mengerti.Julia menganggukkan kepalanya dengan kuat. Tatapan matanya tampak tegas saat dia berkat
Yasmin juga ingin membawa mereka pergi, tapi itu tidak mungkin.Daniel yang sedang berdiri di samping tidak berkata apa-apa. Auranya yang kuat sudah cukup untuk menjelaskan segalanya."Di sini juga bagus. Kalian bisa tinggal bersama Papa. Bukankah dulu kalian selalu bertanya siapa papa kalian? Apa kalian nggak senang setelah menemukan Papa?" tanya Yasmin."Mama, apa kamu marah karena kami diam-diam mencari Papa?" tanya Julia."Nggak. Kenapa aku marah? Mama malah sangat senang karena kalian bertiga bisa menemukan Papa. Hebat!" puji Yasmin.Dengan begitu, anak-anak baru tidak merasa bersalah.Bagaimanapun juga, mereka adalah anak yang pintar.Melihat anak-anak diam, Yasmin pun berkata, "Kalian tinggal di sini saja. Saat kalian kangen pada Mama, Mama akan datang. Kalian bisa menelepon Mama, 'kan?""Apa Mama akan datang setelah kami menelepon Mama?" tanya Julian."Ya," jawab Yasmin sambil mengangguk.Namun, anak-anak merasa curiga.Sepertinya mereka masih bingung kenapa papa dan mama merek
Setiap kata Yasmin seolah-olah telah menantang kesabaran Daniel.Yasmin merasakan perubahan emosi Daniel. Dia merasa makin sulit berbicara dengan pria ini.Dia menelan ludah sebelum bertanya dengan hati-hati, "Kenapa kamu nggak mengantar anak-anak ke sekolah? Di sini mereka nggak punya teman. Banyak berteman dengan anak seumuran mereka baik untuk mereka.""Aku akan mengaturnya." Daniel berkata, "Anak-anak nggak usah sekolah di Akademi Pinokio. Aku bisa membangunkan sekolah dengan guru-guru terbaik."Yasmin melongo.Serius?Namun, ketika dia memikirkan sifat Daniel, sepertinya pria ini serius.Demi anak-anak, dia mau langsung membangunkan sebuah sekolah. Dia benar-benar kaya.Mobil mengantar Yasmin ke kompleksnya, lalu dia turun.Setelah itu, mobil melaju pergi.Dari kaca spion, Daniel melihat Yasmin masuk sambil memegang pinggangnya.Dia pun tersenyum.Yasmin merasa setelah dia menginap di luar semalam, dia langsung menjadi orang tua. Dia naik tangga saja merasa sangat susah.Setelah n
Ketiga anak itu melihat hadiah di tangan mereka, kemudian melihat Irene.Mereka tahu Irene akan menjadi istri dari papa mereka, jadi mereka harus akur. Namun, mereka tidak menyukainya sedikit pun.Akan tetapi, mereka tidak boleh menunjukkan ketidaksukaan mereka padanya."Terima kasih, Tante," ucap ketiga anak itu."Sama-sama." Irene tersenyum. Dia mungkin berpikir terlalu banyak.Mereka hanya anak kecil. Mereka bisa seberapa pintar? Yang penting mereka diberikan hadiah saja.Julia memegang boneka itu sambil berkata dengan sedih, "Kemarin aku juga salah. Seharusnya aku nggak sembarangan melukis.""Papamu sudah bilang dia bisa membelinya lagi. Apa pun yang aku mau, Daniel akan memberikannya padaku. Nggak ada wanita yang bisa membuatnya seperti itu," kata Irene pada mereka dengan sengaja."Kalau begitu, Papa pasti sangat menyukaimu," kata Julia.Senyuman di wajah Irene menjadi makin lembut. "Iya, aku sangat bahagia.""Pantas saja pagi ini Papa nggak mengizinkan Mama menemani kami di sini,