Yasmin hampir tidak bisa bernapas.Tony segera datang. "Tuan Muda! Nona! Tuan Daniel sedang tidur. Bagaimana kalau kita menunggunya di bawah?""Tapi ... Mama menghilang!" kata Julia dengan serius.Tony tertawa. "Nggak. Nggak ada yang bisa menghilang di Taman Royal."Aku ingin masuk. Mungkin Mama ada di dalam," kata Julian.Tony menarik tangan Julian dan berkata dengan pelan, "Papa dan Mama sedang berbicara di dalam kamar. Mereka akan keluar setelah mereka selesai.""Berbicara?" Julius merasa hal ini tidak sederhana, kemudian dia menarik Julia dan Julian. "Ayo pergi!"Tony tercengang, kemudian dia tertawa. Anak-anak ini sungguh mudah dibujuk.Setelah mereka tiba di bawah, Julian bertanya, "Kenapa kamu menarik kami ke bawah? Kita tinggal masuk saja.""Papa dan Mama sedang berbicara. Setelah mereka selesai berbicara, mungkin Mama dapat tinggal di sini," kata Julius.Julia dan Julian pun sudah mengerti.Julia menganggukkan kepalanya dengan kuat. Tatapan matanya tampak tegas saat dia berkat
Yasmin juga ingin membawa mereka pergi, tapi itu tidak mungkin.Daniel yang sedang berdiri di samping tidak berkata apa-apa. Auranya yang kuat sudah cukup untuk menjelaskan segalanya."Di sini juga bagus. Kalian bisa tinggal bersama Papa. Bukankah dulu kalian selalu bertanya siapa papa kalian? Apa kalian nggak senang setelah menemukan Papa?" tanya Yasmin."Mama, apa kamu marah karena kami diam-diam mencari Papa?" tanya Julia."Nggak. Kenapa aku marah? Mama malah sangat senang karena kalian bertiga bisa menemukan Papa. Hebat!" puji Yasmin.Dengan begitu, anak-anak baru tidak merasa bersalah.Bagaimanapun juga, mereka adalah anak yang pintar.Melihat anak-anak diam, Yasmin pun berkata, "Kalian tinggal di sini saja. Saat kalian kangen pada Mama, Mama akan datang. Kalian bisa menelepon Mama, 'kan?""Apa Mama akan datang setelah kami menelepon Mama?" tanya Julian."Ya," jawab Yasmin sambil mengangguk.Namun, anak-anak merasa curiga.Sepertinya mereka masih bingung kenapa papa dan mama merek
Setiap kata Yasmin seolah-olah telah menantang kesabaran Daniel.Yasmin merasakan perubahan emosi Daniel. Dia merasa makin sulit berbicara dengan pria ini.Dia menelan ludah sebelum bertanya dengan hati-hati, "Kenapa kamu nggak mengantar anak-anak ke sekolah? Di sini mereka nggak punya teman. Banyak berteman dengan anak seumuran mereka baik untuk mereka.""Aku akan mengaturnya." Daniel berkata, "Anak-anak nggak usah sekolah di Akademi Pinokio. Aku bisa membangunkan sekolah dengan guru-guru terbaik."Yasmin melongo.Serius?Namun, ketika dia memikirkan sifat Daniel, sepertinya pria ini serius.Demi anak-anak, dia mau langsung membangunkan sebuah sekolah. Dia benar-benar kaya.Mobil mengantar Yasmin ke kompleksnya, lalu dia turun.Setelah itu, mobil melaju pergi.Dari kaca spion, Daniel melihat Yasmin masuk sambil memegang pinggangnya.Dia pun tersenyum.Yasmin merasa setelah dia menginap di luar semalam, dia langsung menjadi orang tua. Dia naik tangga saja merasa sangat susah.Setelah n
Ketiga anak itu melihat hadiah di tangan mereka, kemudian melihat Irene.Mereka tahu Irene akan menjadi istri dari papa mereka, jadi mereka harus akur. Namun, mereka tidak menyukainya sedikit pun.Akan tetapi, mereka tidak boleh menunjukkan ketidaksukaan mereka padanya."Terima kasih, Tante," ucap ketiga anak itu."Sama-sama." Irene tersenyum. Dia mungkin berpikir terlalu banyak.Mereka hanya anak kecil. Mereka bisa seberapa pintar? Yang penting mereka diberikan hadiah saja.Julia memegang boneka itu sambil berkata dengan sedih, "Kemarin aku juga salah. Seharusnya aku nggak sembarangan melukis.""Papamu sudah bilang dia bisa membelinya lagi. Apa pun yang aku mau, Daniel akan memberikannya padaku. Nggak ada wanita yang bisa membuatnya seperti itu," kata Irene pada mereka dengan sengaja."Kalau begitu, Papa pasti sangat menyukaimu," kata Julia.Senyuman di wajah Irene menjadi makin lembut. "Iya, aku sangat bahagia.""Pantas saja pagi ini Papa nggak mengizinkan Mama menemani kami di sini,
"Kalau kamu datang hanya untuk melihat anak-anak, apa kamu perlu berbicara dengan Daniel di kamarnya?" tanya Irene dengan raut wajah masam.Yasmin tidak menyangka Irene bisa tahu Yasmin telah pergi ke kamar Daniel.Pasti bukan Daniel yang memberi tahu Irene.Apa itu Tony? Tidak, Tony selalu menutup mulutnya dengan rapat. Dia tahu apa yang harus dikatakan dan tidak dikatakan. Kalau tidak, dia tidak mungkin bisa menjadi pengawas utama Taman Royal."Yasmin, aku nggak marah. Ketika semuanya sudah beres nanti, kamu akan tahu apa konsekuensinya setelah menyinggungku!"Yasmin mengerutkan dahinya. Dia menatap Irene dengan sinis dan bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Irene tersenyum sinis. Dia tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobilnya.Yasmin melihat mobil yang melaju pergi itu. Apa maksud Irene ketika semuanya sudah beres nanti?Namun, dia tahu apa yang akan terjadi kalau dia menyinggung Irene. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang kejam.Akan tetapi, Yasmin tidak bisa tidak
Joshua tampak sangat senang. "Kecelakaanmu dianggap sebagai cedera akibat kerja dan akan dianggap sebagai cuti berbayar. Aku sangat senang karena kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu sekarang."Yasmin tercengang.Dia mendapatkan cuti berbayar termasuk sangat konyol dan dia dianggap cedera akibat kerja lebih konyol lagi.Akan tetapi, dia tidak menolak.Kenapa dia mau menolak? Itu semua gara-gara Daniel. Anggap saja Daniel memberikannya kompensasi.Ketika Klara mendengar Yasmin pergi bekerja, dia sangat tidak senang.Yasmin pergi ke rumah Klara untuk makan malam bersamanya. Pada akhirnya, dia diceramah selama sejam lebih."Awalnya aku ingin menginap di sini malam ini. Kalau kamu masih nggak mau berhenti, aku pulang saja."Klara masih ingin lanjut, tapi dia terpaksa menahan diri. "Oke, oke. Aku berhenti. Sifatmu ini entah mirip siapa."Yasmin menatapnya."Bukan aku, ya. Sifatku berbeda denganmu. Ayahmu juga lebih baik daripada kamu.""Kalau begitu, seharusnya aku anak yang dikutip." Yasmin d
Yasmin sangat terkejut sampai bantal di dalam pelukannya jatuh. "Apa katamu?"Klara menekan bahu Yasmin. Dia takut Yasmin akan jatuh dari sofa setelah Yasmin mendengar kalimat selanjutnya. "Coba kamu berpikir. Kalau Daniel menikahimu, kamu bisa tinggal bersama anak-anak untuk selamanya. Kalian akan menjadi keluarga yang sempurna. Benar, 'kan?"Yasmin tidak tahu bagaimana ibunya bisa memiliki ide yang tidak realistis seperti itu. Itu sangat konyol. Bukankah menikah dengan orang mengerikan seperti Daniel sama dengan melompat ke dalam lubang api?"Daniel nggak akan mau.""Makanya, kamu harus menunjukkan kemampuanmu!" Lalu, Klara bertanya, "Kapan terakhir kali Daniel menyentuhmu?"Ekspresi Yasmin langsung terlihat canggung."Sekarang kamu harus memberi tahu Ibu segalanya. Kalau nggak, bagaimana masalah ini diselesaikan? Apa kamu mau mengandalkan dirimu sendiri saja? Kemampuan sendiri itu terbatas," kata Klara dengan cemas."Kemarin ....""Kemarin itu kapan?"Yasmin menjawab, "Dua hari yang
Yasmin tidak berkata apa-apa.Ya, dia tahu bagaimana dia hidup selama ini.Susah, keras dan tersiksa.Apa dia ingin anak-anaknya mempunyai hidup yang sama sepertinya?Untungnya, Yasmin mempunyai tante yang memperlakukannya dengan baik dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri.Namun, bagaimana dengan Irene? Walaupun anak-anak adalah keponakan kandungnya, dia adalah orang yang sangat kejam.Malam hari, Yasmin tidak bisa tidur.Dia bertanya pada dirinya sendiri, apa dia benar-benar mau membiarkan anak-anak memanggil Irene mama?Ada sebuah suara yang memberitahunya tidak! Jangan! Mereka adalah anak-anaknya.Karena Yasmin tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia tampak murung ketika dia pergi bekerja keesokan harinya.Para rekan kerja pun mengkhawatirkannya. "Yasmin, ada apa denganmu? Semalam ngapain kamu?""Sepertinya kamu sudah melakukan sesuatu yang sangat lelah.""Omong kosong. Apa itu masih perlu ditanyakan?""Kenapa? Lihat, dia terlihat kelelahan sekali.""Kamu yang masih belum menikah n
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati