Setiap kata Yasmin seolah-olah telah menantang kesabaran Daniel.Yasmin merasakan perubahan emosi Daniel. Dia merasa makin sulit berbicara dengan pria ini.Dia menelan ludah sebelum bertanya dengan hati-hati, "Kenapa kamu nggak mengantar anak-anak ke sekolah? Di sini mereka nggak punya teman. Banyak berteman dengan anak seumuran mereka baik untuk mereka.""Aku akan mengaturnya." Daniel berkata, "Anak-anak nggak usah sekolah di Akademi Pinokio. Aku bisa membangunkan sekolah dengan guru-guru terbaik."Yasmin melongo.Serius?Namun, ketika dia memikirkan sifat Daniel, sepertinya pria ini serius.Demi anak-anak, dia mau langsung membangunkan sebuah sekolah. Dia benar-benar kaya.Mobil mengantar Yasmin ke kompleksnya, lalu dia turun.Setelah itu, mobil melaju pergi.Dari kaca spion, Daniel melihat Yasmin masuk sambil memegang pinggangnya.Dia pun tersenyum.Yasmin merasa setelah dia menginap di luar semalam, dia langsung menjadi orang tua. Dia naik tangga saja merasa sangat susah.Setelah n
Ketiga anak itu melihat hadiah di tangan mereka, kemudian melihat Irene.Mereka tahu Irene akan menjadi istri dari papa mereka, jadi mereka harus akur. Namun, mereka tidak menyukainya sedikit pun.Akan tetapi, mereka tidak boleh menunjukkan ketidaksukaan mereka padanya."Terima kasih, Tante," ucap ketiga anak itu."Sama-sama." Irene tersenyum. Dia mungkin berpikir terlalu banyak.Mereka hanya anak kecil. Mereka bisa seberapa pintar? Yang penting mereka diberikan hadiah saja.Julia memegang boneka itu sambil berkata dengan sedih, "Kemarin aku juga salah. Seharusnya aku nggak sembarangan melukis.""Papamu sudah bilang dia bisa membelinya lagi. Apa pun yang aku mau, Daniel akan memberikannya padaku. Nggak ada wanita yang bisa membuatnya seperti itu," kata Irene pada mereka dengan sengaja."Kalau begitu, Papa pasti sangat menyukaimu," kata Julia.Senyuman di wajah Irene menjadi makin lembut. "Iya, aku sangat bahagia.""Pantas saja pagi ini Papa nggak mengizinkan Mama menemani kami di sini,
"Kalau kamu datang hanya untuk melihat anak-anak, apa kamu perlu berbicara dengan Daniel di kamarnya?" tanya Irene dengan raut wajah masam.Yasmin tidak menyangka Irene bisa tahu Yasmin telah pergi ke kamar Daniel.Pasti bukan Daniel yang memberi tahu Irene.Apa itu Tony? Tidak, Tony selalu menutup mulutnya dengan rapat. Dia tahu apa yang harus dikatakan dan tidak dikatakan. Kalau tidak, dia tidak mungkin bisa menjadi pengawas utama Taman Royal."Yasmin, aku nggak marah. Ketika semuanya sudah beres nanti, kamu akan tahu apa konsekuensinya setelah menyinggungku!"Yasmin mengerutkan dahinya. Dia menatap Irene dengan sinis dan bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Irene tersenyum sinis. Dia tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobilnya.Yasmin melihat mobil yang melaju pergi itu. Apa maksud Irene ketika semuanya sudah beres nanti?Namun, dia tahu apa yang akan terjadi kalau dia menyinggung Irene. Itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang kejam.Akan tetapi, Yasmin tidak bisa tidak
Joshua tampak sangat senang. "Kecelakaanmu dianggap sebagai cedera akibat kerja dan akan dianggap sebagai cuti berbayar. Aku sangat senang karena kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu sekarang."Yasmin tercengang.Dia mendapatkan cuti berbayar termasuk sangat konyol dan dia dianggap cedera akibat kerja lebih konyol lagi.Akan tetapi, dia tidak menolak.Kenapa dia mau menolak? Itu semua gara-gara Daniel. Anggap saja Daniel memberikannya kompensasi.Ketika Klara mendengar Yasmin pergi bekerja, dia sangat tidak senang.Yasmin pergi ke rumah Klara untuk makan malam bersamanya. Pada akhirnya, dia diceramah selama sejam lebih."Awalnya aku ingin menginap di sini malam ini. Kalau kamu masih nggak mau berhenti, aku pulang saja."Klara masih ingin lanjut, tapi dia terpaksa menahan diri. "Oke, oke. Aku berhenti. Sifatmu ini entah mirip siapa."Yasmin menatapnya."Bukan aku, ya. Sifatku berbeda denganmu. Ayahmu juga lebih baik daripada kamu.""Kalau begitu, seharusnya aku anak yang dikutip." Yasmin d
Yasmin sangat terkejut sampai bantal di dalam pelukannya jatuh. "Apa katamu?"Klara menekan bahu Yasmin. Dia takut Yasmin akan jatuh dari sofa setelah Yasmin mendengar kalimat selanjutnya. "Coba kamu berpikir. Kalau Daniel menikahimu, kamu bisa tinggal bersama anak-anak untuk selamanya. Kalian akan menjadi keluarga yang sempurna. Benar, 'kan?"Yasmin tidak tahu bagaimana ibunya bisa memiliki ide yang tidak realistis seperti itu. Itu sangat konyol. Bukankah menikah dengan orang mengerikan seperti Daniel sama dengan melompat ke dalam lubang api?"Daniel nggak akan mau.""Makanya, kamu harus menunjukkan kemampuanmu!" Lalu, Klara bertanya, "Kapan terakhir kali Daniel menyentuhmu?"Ekspresi Yasmin langsung terlihat canggung."Sekarang kamu harus memberi tahu Ibu segalanya. Kalau nggak, bagaimana masalah ini diselesaikan? Apa kamu mau mengandalkan dirimu sendiri saja? Kemampuan sendiri itu terbatas," kata Klara dengan cemas."Kemarin ....""Kemarin itu kapan?"Yasmin menjawab, "Dua hari yang
Yasmin tidak berkata apa-apa.Ya, dia tahu bagaimana dia hidup selama ini.Susah, keras dan tersiksa.Apa dia ingin anak-anaknya mempunyai hidup yang sama sepertinya?Untungnya, Yasmin mempunyai tante yang memperlakukannya dengan baik dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri.Namun, bagaimana dengan Irene? Walaupun anak-anak adalah keponakan kandungnya, dia adalah orang yang sangat kejam.Malam hari, Yasmin tidak bisa tidur.Dia bertanya pada dirinya sendiri, apa dia benar-benar mau membiarkan anak-anak memanggil Irene mama?Ada sebuah suara yang memberitahunya tidak! Jangan! Mereka adalah anak-anaknya.Karena Yasmin tidak bisa tidur dengan nyenyak, dia tampak murung ketika dia pergi bekerja keesokan harinya.Para rekan kerja pun mengkhawatirkannya. "Yasmin, ada apa denganmu? Semalam ngapain kamu?""Sepertinya kamu sudah melakukan sesuatu yang sangat lelah.""Omong kosong. Apa itu masih perlu ditanyakan?""Kenapa? Lihat, dia terlihat kelelahan sekali.""Kamu yang masih belum menikah n
Irene merasa gugup, tapi dia menutupinya dengan tertawa. "Aku tahu kamu sangat sibuk. Kita nggak usah melakukan resepsi pernikahan, bagaimana kalau kita ... mendaftar akta nikah dulu? Dengan begitu, aku bisa mengurus anak-anak secara sah."Daniel melihat ke bawah dan bertanya, "Mendaftar akta nikah dulu?""Iya. Aku sudah melihat tanggal. Jumat ini kebetulan hari baik, bagaimana kalau ...." Irene mencoba bertanya, tapi dia menyadari Daniel tidak bereaksi. Sepertinya Daniel sedang melamun. "Daniel?""Aku sedang mendengar." Ekspresi Daniel tampak sangat normal.Irene berkata dengan dilema, "Aku bukan ingin memaksamu, tapi ada yang terus berbisik padaku dan membuatku merasa ....""Apa yang kamu rasakan?""Aku merasa ... kamu menyukai Yasmin."Daniel terkejut, lalu ekspresinya langsung menjadi sinis. "Kamu berpikir terlalu banyak.""Iya, aku merasa itu nggak mungkin. Kamu menyukai orang lain masih masuk akal, tapi kamu nggak mungkin menyukai Yasmin karena dia adalah putrinya Klara," ujar Ir
Yasmin tercengang. Mereka sudah mau mendaftar akta nikah? Itu tinggal beberapa hari ....Apa yang dikatakan Irene kepadanya beberapa hari yang lalu tiba-tiba terlintas di benaknya. Tunggu saja setelah semuanya beres.Apa ini maksudnya?"Setelah Daniel menikah dan punya anak dengan Irene, dia akan makin nggak memedulikanmu," kata Martin. "Dulu aku sudah pernah bilang kalau ada orang yang disukai Daniel. Kalau dia akan menikah, orang itu pasti Irene. Mungkin karena hal lain kenapa dia nggak bisa melepaskanmu. Namanya juga laki-laki, nggak bisa mengontrol burung mereka adalah hal yang sangat normal."Walaupun Yasmin tahu kalau itu benar, ucapan Martin masih membuatnya tidak nyaman."Kamu juga begitu, 'kan?" ejek Yasmin."Apa kamu cemburu?" tanya Martin sambil tersenyum.Yasmin hampir tidak bisa menahan diri dan memutar bola matanya. Dia tidak ingin berbicara dengan Martin lagi, jadi dia berbalik untuk keluar.Namun, Martin menahannya. "Malam ini kita makan bersama, yuk?""Nggak mau.""Aku
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant
Sekujur tubuh Daniel penuh dengan aura menyeramkan. "Jadi, kamu ingin mencari pria lain?""Aku sudah menjawabmu, nggak." Yasmin merasa pria ini sangat posesif sehingga sudah tidak bisa ditolong. Pada saat ini, suasana berubah menjadi makin mengerikan. "Aku sudah bilang aku nggak sengaja berpapasan dengannya di rumah sakit. Apa yang harus kulakukan baru kamu memercayaiku?"Daniel menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin bahkan merasa bulu kuduknya berdiri.Daniel tidak menjadi tenang karena penjelasannya. Aura mengerikannya masih menyebar ke sekeliling.Saat Yasmin merasa jantungnya berdetak dengan cepat dan hampir kehabisan oksigen, dia mendengar suara sinis Daniel berkata, "Pergi temani anak-anak bermain bola."Setelah Yasmin mendengar itu, bulu matanya bergetar dan tubuhnya menjadi rileks.Kemudian, tangannya dipegang yang membuat Yasmin terkejut dan tanpa sadar ingin menariknya.Namun, dia tidak berhasil.Daniel sangat kuat. Ketika dia memegang tangan Yasmin, selama dia tidak ingin melepa
Julius sudah memakannya, tapi dia tidak pergi dan lanjut berdiri di sana. Kemudian, dia bertanya, "Mama, apa terjadi sesuatu di sekolah Papi?"Yasmin tercengang. Setelah Julius bertanya itu, Julian juga berjalan mendekat. Tiga pasang mata tertuju pada Yasmin dan menunggunya menjawab.Meskipun mereka baru berusia dua tahun, mereka dapat bermain laptop dan ponsel. Selain itu, mereka pintar dan dapat mengetahuinya dengan mudah."Sedang ada sedikit masalah, tapi Pak Raymond akan menanganinya. Kalian nggak perlu khawatir." Yasmin tidak menyembunyikannya dari mereka. Karena ada masalah, maka mereka harus berkomunikasi."Internet mengatakan masalahnya sangat serius. Keracunan makanan, 'kan? Apa ada yang meninggal?" tanya Julian."Di sana ada banyak kakak-kakak yang kami kenal ...." Julia tampak cemas."Mama sudah pergi ke rumah sakit hari ini. Dokter bilang kondisi mereka sudah stabil," kata Yasmin."Apa Papi baik-baik saja?" tanya Julius."Ya," jawab Yasmin."Bagaimana kamu bisa tahu?" Suara