Namun, ketika Klara tahu pemilik rumah mewah ini adalah Daniel, dia langsung tidak merasa iri lagi.Dia juga punya gengsi!Sekarang setelah berdiri di depan rumah, dia masih merasa terpesona.Begitu Klara memasuki aula besar, dia melihat tiga anak kecil sedang duduk di sofa. Dua anak laki-laki dengan satu anak perempuan. Klara sepenuhnya mengabaikan Irene yang juga berada di sana.Anak laki-laki sangat mirip dengan Daniel, tapi anak perempuan itu sangat mirip dengan Yasmin ketika dia masih kecil.Klara melihatnya sampai matanya memerah.Anak-anak menoleh ke arah aula dengan mata mereka yang besar dan penasaran. Mereka seolah-olah sedang berpikir siapa dua orang yang masuk itu.Andy juga tidak bisa mengalihkan pandangannya.Mendengar dan melihat adalah dua hal yang sangat berbeda.Tanpa perlu diragukan, anak kecil perempuan itu pasti anaknya Yasmin. Mereka sangat mirip."Astaga ...." Klara menutup mulutnya sambil berjalan mendekat. Lalu, dia baru menyadari Irene sedang mengikat rambut J
Setelah Irene keluar dari kamar mandi, dia menyadari anak-anak tidak ada. Dia berjalan ke arah aula, kemudian melihat anak-anak sedang mengelilingi piano.Dia mengira mereka sedang bermain piano.Saat dia melihat dengan saksama, ternyata Julia sedang menggambar di atas piano.Irene membelalakkan matanya dengan marah. Dia segera menghampiri mereka, lalu dia langsung menarik Julia. "Apa yang sedang kamu lakukan?!"Tubuh Julia terhuyung-huyung, lalu dia terjatuh duduk di lantai. Setelah itu, dia menangis sekuat-kuatnya.Julian dan Julius buru-buru membantu Julia berdiri.Melihat adik perempuannya menangis dengan begitu sedih, Julian pun menyayat kaki Irene dengan pedang mainannya."Ah!" Irene mundur. "Kalau kamu seperti ini lagi, aku akan marah, ya!""Aku nggak takut padamu! Kamu sudah menindas adikku!""Siapa yang menindasnya? Dia jatuh sendiri."Tony yang mendengar suara tangis berlari kemari. "Ada apa? Kenapa Nona Julia menangis? Jangan menangis, ya. Nona jatuh, ya?""Lihat apa yang di
Anak-anak berbeda dengan Yasmin.Daniel tidak akan membiarkan Yasmin mengira dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan karena dia punya anak-anak.Julia melempar sendoknya ke meja. "Aku nggak mau makan lagi!""Nggak enak?" tanya Daniel."Aku malas!" Julia menggembungkan pipinya.Daniel sama sekali tidak marah. Walaupun Julia mirip dengan Yasmin, dia jauh lebih lucu daripada ibunya.Daniel baru ingin mengatakan sesuatu, tapi seorang pembantu menghampirinya. "Tuan Daniel, Tuan Muda Martin datang."Martin datang pada waktu yang tepat. Ketika dia melihat orang-orang di dalam sedang makan, wajahnya yang tegas menunjukkan ekspresi yang ramah. "Kebetulan aku sedang berpikir apa yang harus kumakan malam ini. Ambilkan aku peralatan makan."Tony melihat Daniel dulu. Saat dia melihat Daniel tidak memberikan jawaban apa pun, dia juga tidak berani bergerak.Martin duduk, kemudian dia melihat ketiga anak yang duduk berjajar itu. Ketika dia melihat Julia, dia bertanya, "Kenapa kamu nggak makan? Ka
Ketika Tony ingin mengatakan sesuatu untuk menghangatkan suasana, dia mendengar Daniel berkata ...."Apa yang harus kulakukan supaya kamu nggak marah?" tanya Daniel dengan sabar.Julia mengangkat kepalanya dan bertanya, "Nenek bilang Mama pulang besok. Papa, apa Mama akan kemari untuk mencari kami? Mama bilang dia nggak akan meninggalkan kami ...." Julia berbicara dengan mata berkunang-kunang. Dia tampak kasihan.Daniel meletakkan sendoknya, lalu dia melihat kedua putranya yang sedang menoleh kemari dan tidak makan. Mereka tampak sangat tegang.Daniel pun merasa makin kesal.Ponselnya yang berada di dalam saku bergetar. Daniel mengeluarkannya. Setelah dia melihat layar ponsel sekilas, dia berkata, "Papa mengangkat telepon sebentar."Dia meletakkan Julia di kursinya. Kemudian, dia keluar ke aula untuk mengangkat telepon. "Ada apa, Paman Andy?""Besok kita makan keluarga, ya. Apa kamu punya waktu?" tanya Andy.Daniel tidak berkata apa-apa. Dia langsung tahu apa niat Andy.Andy pun berkat
"Dia diam saja pasti karena dia kurang enak badan. Bagaimanapun juga, Yasmin sudah melahirkan tiga anak. Nggak semua orang bisa menahan kesusahan itu," sindir Dahlia.Makin lama Andy mendengarnya, dia makin tidak senang. Jadi, dia memberikan Dahlia tatapan peringatan."Apakah yang kukatakan salah?" tanya Dahlia.Klara tidak mungkin membiarkan Dahlia dan putrinya begitu saja. Klara tertawa, lalu mengikuti nada Dahlia dan berkata, "Iya, hanya Yasmin-ku yang tahu betapa susahnya melahirkan. Nggak seperti Irene yang nggak bisa melahirkan satu anak pun..""Apa katamu?!" Ekspresi Dahlia langsung berubah."Apa kataku? Apa aku nggak tahu?" Klara bertanya pada Irene, "Apa kamu tahu?"Irene mengepalkan tangannya di atas meja dengan marah. Sekujur tubuhnya gemetar. Namun, dia yang bergengsi tinggi tidak akan membiarkan dirinya kehilangan harga diri. Aku bukan nggak bisa melahirkan, tapi sekarang aku belum mau. Daniel menyayangiku dan menghormati hakku untuk memiliki anak. Nggak sembarangan melahi
Suasana di dalam ruangan pribadi langsung menjadi sedingin es."Nggak ada yang menyuruhnya hidup dengan susah, 'kan?" sindir Dahlia. "Dia melahirkan anak-anak di belakang Daniel. Kalau bukan karena dia egois, apa akan ada begitu banyak masalah hari ini? Dia nggak hanya sudah melahirkan anak-anak, dia juga menyembunyikan mereka. Ayah kandung anak-anak ada di depan mata, tapi dia bersikap seolah-olah apa pun nggak terjadi. Aku nggak pernah bertemu dengan orang sepertinya!"Klara melawan, "Apa Yasmin bisa melahirkan sendirian? Apa itu salahnya sendiri?"Maksud tersirat Klara aalah Daniel juga bersalah. Kalau bukan karena Daniel, apa Yasmin bisa hamil?"Nggak ada yang tahu tentang situasi waktu itu. Mungkin putrimu mempunyai niat terselubung, makanya dia hamil!" kata Dahlia. "Kalau dia menyayangi dirinya sendiri, apa dia bisa hamil?"Dahlia tidak seperti ingin menyelesaikan masalah, melainkan sengaja untuk merundung Yasmin."Kalian semua diam!" teriak Yasmin. Napasnya terengah-engah, wajah
Setelah Irene sadar apa yang ingin dilakukan Yasmin, dia segera mengejar."Dia bukan pergi mengejar Daniel, 'kan?" tanya Klara dengan kaget. "Daniel nggak akan melakukan apa-apa pada Yasmin, 'kan?"Andy bangkit dari tempat duduknya. "Aku akan pergi melihatnya."Klara mengambil tasnya, kemudian dia pun hendak pergi.Namun, Dahlia menahannya. "Kenapa kamu pergi dengan terburu-buru? Bukankah Andy sudah mengejar mereka?""Karena aku ingin muntah kalau aku berduaan saja denganmu!" Klara berbalik."Tapi, aku ingin memberitahumu banyak hal yang kamu nggak tahu. Apa kamu nggak penasaran?" tanya Dahlia.Klara berhenti sejenak. Dia menoleh ke arah Dahlia. "Omong kosong apa yang mau keluar dari mulutmu?"Dahlia juga tidak marah karena nanti dia ingin menunjukkan kepada Klara betapa hebatnya dia."Sebenarnya apa yang mau kamu katakan? Kamu nggak bisa memprovokasiku dengan anak-anak. Anak-anak juga nggak mungkin memanggilmu nenek! Nggak mau melahirkan? Aku rasa putrimu memang nggak bisa melahirkan!
Yasmin terengah-engah dan air matanya terus menetes.Kenapa Daniel mau begitu kejam? Yasmin barulah ibu dari anak-anak mereka. Kenapa Daniel mau melakukannya seperti ini ...?Yasmin merasa terpukul dan putus asa. Saat itu dia telah mencoba segala cara untuk melarikan diri, tapi dia tetap berakhir seperti ini.Apakah Daniel masih memiliki rasa kemanusiaan?Padahal Yasmin sudah menggunakan berbagai cara untuk menyenangkan Daniel, jadi seharusnya Daniel tidak begitu kejam padanya!Saat Yasmin berpikir ke depannya anak-anak dibesarkan oleh Irene, tidak memanggil dirinya mama lagi dan mereka akan menjadi asing, itu seolah-olah ada yang menyayat hatinya dengan pisau.Tidak boleh! Pokoknya tidak boleh!Yasmin tidak boleh menyerah dan tidak akan menyerah!Tak peduli betapa susah atau berbahaya, dia harus merebut kembali anak-anak!Yasmin menekan rasa sakitnya, lalu dia kembali. Saat dia melihat wanita yang sedang berjalan ke arahnya itu, dia langsung berhenti.Sambil menenteng tasnya, sepatu h
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant