Yasmin menarik dirinya dari pelukan Andy dengan mata merah. Dia menggelengkan kepalanya, kemudian dia menyeka air matanya dengan kuat dan menenangkan dirinya. "Nggak usah. Aku sendiri bisa memikirkan cara ...." Agar ibunya dapat pulang ke Kota Imperial, ayahnya batal bercerai dengan Dahlia. Itu sama dengan mengurung kebahagiaannya untuk seumur hidup.Kalau Andy pergi lagi, mungkin dia akan dipaksa melakukan sesuatu lagi."Apa yang bisa kamu lakukan? Lebih baik Ayah ....""Aku nggak mau!" teriak Yasmin. "Ini perbuatanku sendiri, jadi aku yang harus menyelesaikannya. Kalian semua nggak bisa membantuku!"Setelah mengatakan itu, Yasmin berlari."Yasmin!" Andy ingin mengejar Yasmin, tapi kemudian dia melihat Klara keluar dari restoran dengan rambut yang acak-acakan dan dahi penuh dengan darah. Itu membuat Andy terkejut dan dia bergegas pergi memapah Klara. "Klara! Apa yang terjadi padamu?""Aku ... dipukul oleh istrimu." Klara bersandar ke dada Andy. "Di mana Yasmin?"Fokus Andy telah terbe
Yasmin kembali ke kompleks kecilnya, lalu dia menuju ke lantai enam.Rumahnya kosong.Barang-barang anak-anak masih ada, tapi orang-orangnya tidak ada.Yasmin menyimpan mainan di lantai sambil menangis.Kata-kata Irene seperti pisau yang terus-menerus menyayat hatinya.Sebagai seorang ayah kandung, bagaimana Daniel bisa menoleransi perbuatan Irene? Apa dia begitu mencintai wanita itu?Sebenarnya harus bagaimana Daniel baru menjadi lebih baik hati?Sedikit saja pun bagus ...."Apa kamu masih mau menyewa rumah ini?" Terdengar suara seseorang dari belakang.Yasmin mengelap air matanya sebelum dia menoleh. Dia melihat pemilik rumah ini."Aku meneleponmu, tapi panggilanku nggak pernah tersambung. Di dalam rumah juga nggak ada orang. Apa kamu masih mau menyewa rumah ini?"Yasmin mengingat ponselnya yang jatuh ke dalam laut karena kecelakaan helikopternya. Dia bangkit, lalu berkata, "Maaf. Aku sibuk selama beberapa hari ini. Aku nggak mau menyewa rumah ini lagi. Apa masanya sudah berakhir?""
Yasmin langsung tahu kalau ibunya sudah menekan speaker. Lalu, dia berkata, "Ayah, aku baik-baik saja. Helen bilang aku sudah bisa beraktivitas dengan normal selama aku nggak melakukan olahraga berat."Klara menghela napas. "Sekarang aku mengerti kenapa dulu kamu bersikeras nggak mau tinggal bersamaku, ternyata karena anak-anak. Sekarang anak-anak sudah nggak ada, jadi kenapa kamu masih keras kepala?""Bu, setelah masalahku selesai, aku baru tinggal bersamamu," kata Yasmin.Klara paham maksud Yasmin, lalu dia bertanya, "Bagaimana kamu mau menyelesaikannya?""Aku belum memikirkannya. Aku nggak bisa berpikir ..." kata Yasmin dengan murung.Klara dan Andy sangat khawatir ketika mereka mendengar suara Yasmin yang lemah.Andy berkata, "Yasmin, jangan tinggal di kompleks. Tinggal di apartemen saja. Saat di rumah sakit, bukankah Ayah sudah memberitahumu apartemennya sudah selesai direnovasi? Kamu boleh tinggal di sana kapan saja.""Nanti aku baru pindah. Sekarang aku mau tinggal di kompleks.
Yasmin tercengang, kemudian dia buru-buru bertanya, "Apa kamu ada bertemu dengan anak-anak?"Martin mengangkat gelasnya.Karena Yasmin ingin tahu, dia pun meminum anggur merahnya.Martin berkata, "Kamu datang ke rumah pria asing dan langsung meminum anggur merah yang disodorkannya. Kamu sungguh tahu cara membuat orang khawatir padamu ....""Kamu akan mengatakannya atau tidak?" kata Yasmin dengan keningnya sedikit berkerut."Ada. Mereka sedang makan bersama Daniel. Pemandangan itu juga terlihat bagus, harmonis." Martin meneguk anggur merahnya. Setelah dia meletakkan gelasnya, dia berkata, "Kamu nggak usah khawatir. Bagaimanapun juga, mereka adalah anaknya. Sejujurnya, mereka hidup lebih baik daripada bersamamu yang miskin.""Aku tahu ...." Yasmin bahkan tidak usah mendengar itu dari Martin."Tadi siang kalian sudah berbicara?" tanya Martin."Bagaimana kamu tahu?""Aku mendengar dari orang lain," jawab Martin dengan santai. "Dari raut wajahmu, sepertinya kamu gagal."Yasmin terus mengetu
Saat Yasmin menoleh, dia baru menyadari dia berada di dalam sebuah kamar tidur. Dilihat dari interiornya, ini pasti kamar Martin.Yang benar saja, Yasmin tidak ingin masuk kamar Martin.Akan tetapi, sekarang dia tidak bisa keluar ....Yasmin diam-diam membuka pintu sedikit. Dia melihat ada yang masuk ke dalam ruang tamu, ternyata itu David.Begitu David masuk, dia bertanya pada putranya, "Kenapa kamu nggak mengangkat teleponku?""Mungkin aku nggak melihatnya."David juga tidak peduli apa Martin mengatakan yang sebenarnya atau tidak. Dia ada pertanyaan yang lebih mendesak. "Apa kamu tahu sekarang Grup Naga sedang heboh tentang Daniel punya anak? Bagaimana dia bisa punya anak? Kapan anaknya lahir? Apa Irene sudah hamil? Bagaimana aku bisa nggak tahu tentang hal sepenting itu?"Yasmin berpikir ternyata David datang untuk bertanya tentang hal itu.Martin duduk di sofa, lalu berkata, "Aku juga barusan tahu. Daniel memang punya anak kembar tiga, dua anak laki-laki dan satu anak perempuan yan
"Sudahlah. Aku nggak bisa menasihatimu lagi. Aku pergi dulu." David menuju ke pintu depan, kemudian dia keluar.Setelah pintu ditutup, Yasmin baru keluar dari kamar."Apa kamu mendengarnya? Ayahku bilang kamu wanita licik," ejek Martin."Iya, jadi kamu harus jauh-jauh dariku. Kamu jangan sampai tergoda oleh wanita licik ini," balas Yasmin dengan ketus."Seberapa jauh?" tanya Martin sambil berjalan mendekati Yasmin.Melihat Martin mendekat dengan ambigu, Yasmin pun melangkah mundur. Dalam sekejap, punggung Yasmin menempel dinding. Kemudian, dia segera mengulurkan tangannya untuk menahan dada Martin agar dia tidak makin mendekat.Namun, sebelum Yasmin sempat menyentuh dada Martin, kedua pergelangan tangannya sudah digenggam.Tubuh Martin mendekat, jadi Yasmin berteriak, "Martin Guntur!"Muka Martin berhenti beberapa milimeter dari muka Yasmin, kemudian Martin bertanya, "Apa jarak ini cukup?"Kalau Martin memajukan wajahnya sedikit, dia sudah bisa mencium Yasmin.Yasmin memalingkan wajahn
Dia menghentikan taksi dengan gelisah, lalu dia menuju ke alamat tersebut.Setelah dia turun, dia berlari masuk ke dalam restoran dan hampir menabrak orang.Yasmin tidak peduli dengan orang yang sudah ditabraknya dan dirinya sendiri. Dia melihat sekeliling restoran dengan gelisah.Orang yang ditabrak adalah manajer restoran ini dan dia berkata, "Bu, kami tutup sekarang.""Di mana dia? Nggak mungkin. Dia bilang dia berada di sini!" Yasmin tak percaya. "Di mana ruang VIP kalian? Apa ada pelanggan di ruang VIP kalian? Apa kamu mengenal Daniel Guntur? Dia pasti ada datang kemari untuk makan!"Manajer itu bertanya, "Apa dia datang bersama tiga anak kecil?"Yasmin tercengang, lalu dia buru-buru menganggukkan kepalanya. "Ya, dia membawa tiga anak kecil! Di mana dia?""Tuan Daniel memesan seluruh restoran ini untuk anak-anaknya memakan daging panggang. Selesai makan, mereka pergi." Manajer itu berkata sambil tersenyum, "Aku nggak menyangka Tuan Daniel suka makan daging panggang. Aku rasa itu k
Apa Daniel ingin Yasmin menebusnya dengan harga dirinya?Awalnya Daniel tidak punya pikiran apa-apa, tapi saat dia melihat wajah merah Yasmin, darahnya mendidih.Namun, dia juga tidak ingin mempermudahkan Yasmin.Dia melepaskan tangan Yasmin dan berkata, "Di atas."Saat Yasmin paham maksudnya, dia sangat senang. "Terima kasih, Kak!" Dia buru-buru berdiri, kemudian berlari keluar dari ruang kerja.Ekspresi Daniel menjadi masam ketika dia melihat pintu ruang kerja terbuka lebar.Yasmin membuka pintu kamar. Dia melihat ketiga anaknya baru selesai mandi dan sedang bermain di tempat tidur beserta beberapa pembantu wanita.Anak-anak melihat siapa yang masuk. Awalnya, mereka membelalakkan mata mereka dengan terkejut. Lalu, mereka berseru dengan gembira."Mama!""Mama!""Mama!"Kemudian, mereka melompat turun dari tempat tidur.Yasmin yang matanya memerah terkejut melihat itu. "Jangan melompat! Pelan-pelan!"Ketiga anak itu tetap berlari ke pelukan mama mereka.Yasmin berjongkok, lalu memeluk