Yasmin melihat Andy. "Ayah, kamu datang bersama Ibu?"Ketika Klara mendengar itu, darahnya mendidih lagi. "Ini gara-gara Daniel. Tadi siang aku datang untuk .... Astaga, kenapa semua makan siang yang kubawa ada di tong sampah?"Dia mengambil semua rantangnya dari tong sampah.Klara kesal sekali!"Siapa yang melakukan ini? Dasar orang gila!"Yasmin tahu kalau Daniel-lah yang melakukannya."Jangan marah. Sekarang Yasmin juga nggak bisa memakannya." Andy hanya bisa membujuk Klara.Klara menahan amarahnya, lalu bertanya pada Yasmin, "Yasmin, katakan yang sebenarnya pada Ibu. Kenapa kondisimu bisa memburuk?"Yasmin melirik ayahnya sekilas, lalu berkata, "Aku terjatuh.""Terjatuh?""Di sana." Yasmin menunjuk meja tak jauh darinya. "Aku nggak sengaja.""Apa yang dilakukan perawat? Setiap hari dia dibayar begitu banyak, tapi dia nggak bisa menjaga satu pasien dengan baik?" Klara marah. Apa uang itu dihabiskan dengan sia-sia? "Suruh dia pergi. Ganti yang lain.""Bu, itu bukan salah perawat. Aku
"Aku akan menemukan anak-anak secepat mungkin."Setelah menutup telepon, Yasmin memasukkan ponsel kembali dalam tas. Lalu, tubuhnya berbaring dengan lemas.Matanya berkaca-kaca.Dia sangat cemas.Sekarang dia tidak dapat keluar dari rumah sakit. Meskipun dia dapat keluar, bagaimana dia mencari anak-anak?Koneksi Raymond jauh lebih besar daripada koneksinya.Selain itu, apa maksud Raymond dia sudah tahu siapa yang menculik anak-anak?Kalau mereka tahu tujuannya, mereka pasti bisa segera menemukan anak-anak.Wulan menelepon Irene. Dia memberi tahu Irene kalau Raymond mungkin sudah menebak pelakunya adalah dirinya.Wulan meminta Irene untuk memikirkan ide.Pada akhirnya, Irene langsung menyuruh Wulan membawa anak kembar tiga itu pergi dari Kota Imperial.Selama anak-anak keluar dari Kota Imperial, pencarian mereka menjadi sulit.Namun, sekarang anak-anak itu hilang. Bagaimana Wulan bisa membawa pergi mereka?Setelah Raymond pergi, Wulan segera pergi ke rumah sewaan Billy.Begitu Wulan mas
"Boleh. Aku nggak melibatkanmu, tapi kamu juga jangan melibatkanku," kata Irene. "Lagi pula, nggak ada yang melihatmu menyembunyikan anak-anak.""Tapi ... putraku sudah mengungkapkan dirinya kepada Pak Raymond kalau itu ada hubungannya dengannya.""Apa putramu reinkarnasi babi?" hina Irene. Dia berjalan mondar-mandir di studionya dengan marah. "Karena dia sudah mengatakannya, biarkan dia masuk penjara!""Nggak boleh, Nona Irene! Aku hanya punya satu anak, jadi dia nggak boleh masuk penjara. Kumohon padamu, bisakah kamu memikirkan cara?""Bisa. Selama kamu nggak mengungkapkanku, aku berjanji kamu dan putramu nggak akan masuk penjara.""Benarkah? Terima kasih banyak!""Tapi, kamu harus menemukan anak-anak. Kemudian, kirim mereka ke tempat yang jauh!""Bagaimana kalau aku nggak bisa menemukan mereka?"Irene merasa lelah berbicara dengan orang bodoh seperti Wulan. "Kamu harus menemukannya!""Baik, aku akan mencari mereka!"Dengan emosi, Irene duduk di kursi.Ke mana anak-anak itu pergi?Ya
"Si dewi pianis nggak terlihat seperti orang yang sudah pernah melahirkan. Kalau dia sudah punya anak, dari awal dia pasti sudah membawa anaknya ke Grup Naga untuk dipamerkan. Mungkin itu anak dari wanita lain.""Aku juga merasa hal ingin nggak sesimpel itu.""Aku setuju!"Ketika pintu lift terbuka, Eric menatap Daniel dengan ekspresi serius dan kaget yang tak pernah dia tunjukkan.Daniel meliriknya sekilas. "Apa kamu baru melihat hantu?""Tu ... Tuan Daniel, di dalam kantor a ... ada anak-anak."Daniel mengerutkan keningnya dan raut wajahnya menjadi masam. "Siapa yang mengizinkan mereka datang lagi? Apa waktu itu kantorku belum cukup berantakan dibuat mereka?"Eric menjawab dengan berani, "Tuan Daniel, lebih baik Anda masuk ke dalam kantor dan melihat mereka. Sa ... saya merasa ada masalah dengan mata saya."Ini pertama kalinya Daniel melihat Eric berbicara dengan tergagap-gagap. Bukankah mereka hanya anak kembar tiga itu?"Apa yang sudah mereka lakukan?" Daniel berbalik, lalu menuju
Julian dan Julius mendekat. Tinggi mereka bahkan tidak mencapai lutut Daniel.Daniel berjongkok, kemudian langsung mengangkat mereka berdua. Dia menggendong tiga anak sekaligus dengan mudah.Dia merasa seperti sedang menggendong tiga hewan peliharaan kecil yang lembut.Daniel tidak menyangka ketiga anak ini adalah anak-anaknya.Mereka bahkan belum berusia tiga tahun.Selama periode itu, dia tidak tahu apa-apa ...."Apa kalian tahu siapa aku?" tanya Daniel."Tahu! Kamu Papa!" jawab Julia."Kami sudah lama tahu. Papa yang nggak tahu kami," kata Julian dengan garang."Papa kurang pintar," ucap Julius.Raut wajah Daniel menjadi agak masam. "Aku akan menghukum mama kalian."Klara menemani Yasmin di rumah sakit. Yasmin juga tidak ingin Klara pergi.Karena Yasmin ingin menggunakan ponsel Klara."Ibu menemaniku makan malam, 'kan?" kata Yasmin."Oke. Apa ada yang ingin kamu makan?" tanya Klara.Yasmin bersandar ke bantalnya, lalu menjawab, "Aku juga nggak dapat memakan apa yang aku mau.""Setid
Mata tajam Daniel seperti ingin menusuk Yasmin sampai mati. Wanita ini sudah lama berada di sisinya dan bisa-bisanya Yasmin menyembunyikan anaknya.Dasar pembohong. Yasmin benar-benar sudah menipunya.Berani sekali dia!Yasmin tidak mengerti kenapa Daniel terus menatapnya. Itu hanya membuat Yasmin makin gugup.Ketika dia hampir sesak napas, dia baru mendengar Daniel berbicara."Kenapa kamu berdiri di sana?""A ... aku sudah berbaring terlalu lama dan badanku pegal, jadi aku ingin jalan-jalan ..." jawab Yasmin dengan kepala ditunduk.Dia tidak sempat menarik ritsleting tas, jadi sebagian ponsel masih terekspos.Namun, dia merasa seharusnya Daniel tidak akan menyentuh barang ibunya."Tapi, aku sudah cukup berjalan-jalan." Yasmin duduk di tepi tempat tidur, lalu naik.Jantungnya berdebar saat dia menyadari Daniel berjalan ke arahnya.Terutama ketika pria berbahaya itu duduk di sofa. Jarak tas dengannya sangat dekat."Dengar-dengar, anak kembar tiga itu hilang," ujar Daniel.Tangan Yasmin
Yasmin tidak memikirkan Daniel lagi karena mengkhawatirkan anak-anak sudah cukup.Dia baru makan dua suap, lalu ada yang membuka pintu kamar.Yasmin mengangkat kepalanya. Dia melihat Martin masuk dengan raut wajah yang terlihat penuh dengan amarah.Dia tidak tahu kenapa Martin marah."Martin, ngapain kamu kemari?" tanya Klara dengan ketus.Saat ini, dia tidak mau bertemu dengan semua orang Keluarga Guntur.Dulu, dia juga tidak begitu menyukai mereka.Itu hanya karena dulu dia menantu Keluarga Guntur.Ketika Martin melihat Yasmin masih hidup, rasa khawatirnya langsung lenyap. Namun, ekspresinya terlihat masam.Setelah dia memastikan helikopter yang dinaiki Yasmin "tidak selamat", dia terus berada di Kota Cantem seperti orang yang sudah kehilangan jiwa.Setiap hari dia pergi ke bar dan minum sampai pagi.Suatu malam, dia menelepon Raymond dan bertanya tentang situasi di Kota Imperial. Namun, Raymond juga tidak memberitahunya tentang Yasmin.Setelah itu, Martin tidak pernah bertanya lagi.
"Apa kamu tahu anak-anak menghilang?" tanya Martin."Irene sudah sengaja datang untuk memberitahuku itu.""Dia tahu, tapi Daniel nggak tahu. Itu sangat mengejutkan," kata Martin sambil tersenyum sinis."Apa kamu sudah berbicara dengan Raymond? Apa anak-anak sudah ditemukan?" tanya Yasmin dengan gelisah."Dia sedang mengecek rekaman CCTV. Putra Wulan tinggal di tempat yang lebih terpencil dan kamera CCTV di sekitarnya hanya pajangan. Jadi, dia perlu waktu yang lebih lama. Kamu nggak usah khawatir.""Bagaimana aku bisa nggak khawatir? Mereka baru berusia dua tahun. Mereka nggak bisa melawan kalau mereka diculik ..." kata Yasmin sehingga matanya memerah.Selama anak-anak selamat, dia rela mati."Jangan terlalu pesimis. Pikirkan hal yang baik ...." Martin baru selesai berbicara ketika ponsel di dalam tas Klara berdering.Yasmin mempunyai firasat, jadi dia segera berkata, "Ambilkan ponsel itu!""Apa ini ponselmu?" Martin mengeluarkan ponsel tersebut. Ketika dia melihat nomor ponsel di layar
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati