"Kapan kamu baru boleh keluar dari rumah sakit?""Nggak tahu ...." Seharusnya kemarin dia sudah boleh keluar. Setelah dia berantem dengan Irene, waktunya jadi tertunda.Martin menggenggam tangan Yasmin, lalu meremasnya dengan kuat. Dia menyunggingkan seulas senyuman sinis. "Lenganku terbuka untukmu kapan saja."Yasmin memutar bola matanya. Sentuhan Martin juga terasa canggung baginya. "Nggak usah, terima kasih.""Kamu nggak boleh cepat-cepat bilang itu." Martin melepaskan tangan Yasmin, lalu dia pergi.Yasmin terdiam. Dia sama sekali tidak usah memikirkan itu.Dia menganggap Martin hanya menggodanya, jadi dia tidak peduli.Klara masuk. Setelah dia melihat sekeliling, dia bertanya, "Martin sudah pergi?""Ya. Dia hanya menanyakan kondisiku.""Dia dekat dengan Daniel, jadi dia juga bukan orang baik." Klara melihat ponselnya berada di tangan Yasmin. "Kenapa kamu mengambil ponselku?"Yasmin baru sadar. "Oh, ponselku pemberian Daniel. Aku nggak ingin menggunakannya.""Bagus! Mungkin Daniel m
Yasmin menatap nomor ponsel Daniel dan merasa dilema.Sekarang apa yang sedang dilakukan Daniel? Apa dia sedang bersama anak-anak?Saat makan malam, ketiga anak itu dibawa ke Taman Royal.Ketika Tony tahu siapa ketiga anak ini, dia sangat terkejut dan tidak bisa berkata-kata.Dia benar-benar kagum pada Yasmin. Yasmin diam-diam melahirkan tiga anak dan bisa menyembunyikan mereka begitu lama di Kota Imperial.Ini sungguh sebuah kejutan yang luar biasa!Tony pun segera menyiapkan kamar untuk ketiga anak.Pantas saja tadi Eric meneleponnya dan memesannya untuk menyiapkan makanan kesukaan anak kecil.Dia mengira akan ada anak kecil yang bertamu.Tony juga heran bagaimana Taman Royal bisa kedatangan anak kecil sebagai tamu.Jam delapan, Daniel masih menemani anak-anak.Ini adalah pertama kalinya mereka datang ke Taman Royal, jadi anak-anak berkeliling dengan penuh rasa ingin tahu.Daniel berdiri tidak jauh dari mereka. Makin lama dia melihat anak-anak, dia makin ingin mencabik-cabik Yasmin.
Daniel mengeluarkan ponselnya. Yasmin meneleponnya.Dia langsung menolak panggilan, lalu mengatur ponselnya menjadi mode diam dan menyerahkannya kepada Tony.Tony menerima ponsel tersebut, kemudian meletakkannya di meja kopi aula.Julian menatap Daniel dengan curiga. "Apa itu bukan Mama?""Itu telepon dari kantor," ucap Daniel.Saat panggilannya dimatikan, Yasmin sudah merasa ada yang tidak beres. Saat dia menelepon untuk kedua kalinya, tidak ada yang mengangkat telepon. Dia paham kalau dia telah diabaikan.Bagaimana ini? Apa dia harus menunggu sampai dia dapat keluar dari rumah sakit, kemudian baru pergi mencari Daniel?Ketika Daniel mengabaikannya, tidak ada gunanya Yasmin menelepon sehingga ponselnya meledak.Selesai mandi, anak-anak tidur. Mereka mengenakan jubah mandi kecil dan terlihat sangat menggemaskan.Daniel duduk di tepi tempat tidur dan melihat mereka tidur, setelah itu dia baru keluar dari kamar.Dia turun ke bawah. Pengawalnya sudah menunggunya di ruang kerja."Ini infor
"Aku nggak suka perawat terus ada di sini. Saat aku nggak memerlukan bantuannya, dia bebas," kata Yasmin.Irene tersenyum dengan licik, kemudian sengaja berkata, "Apa kamu benar-benar terjatuh karena perawat sedang nggak ada? Bukan karena hal lain, 'kan?"Apa maksudmu?" tanya Andy.Irene berpura-pura berkata dengan lembut, "Bagaimana, ya? Ayah, mungkin Yasmin sudah melakukan hal yang dia tidak bisa memberi tahu kita."Andy menatap Yasmin dengan bingung. "Kalau ada apa-apa, kamu bisa memberi tahu Ayah. Jangan menyimpannya di dalam hati, itu nggak baik bagi tubuhmu.""Aku sungguh nggak apa-apa. Hari itu aku hanya terjatuh."Andy, Irene dan Yasmin mengobrol di kamar pasien. Beberapa jam kemudian, mereka pergi.Di tengah jalan, Irene berkata, "Ayah, ponselku ketinggalan di dalam kamar Yasmin. Aku akan pergi mengambilnya. Kamu pergi saja duluan. Lagi pula, aku menyetir sendiri."Pintu kamar pasien terbuka. Saat Yasmin menoleh, dia melihat Irene kembali lagi."Ketika ada Ayah, ada yang nggak
Kehormatan seperti ini tidak bisa didapat dengan menjadi dewi pianis.Hanya saja, ketika Irene masuk hari ini, dia merasa ada yang aneh dengan tatapan para resepsionis.Dia masuk ke dalam kantor dan melihat Daniel sedang bekerja. Di dalam juga ada Eric."Keluar," ucap Daniel."Baik." Eric pun keluar.Irene tersenyum. "Apa aku mengganggumu?""Nggak apa-apa.""Dua hari ini aku agak sibuk, jadi aku nggak mencarimu. Kamu nggak marah, 'kan?" tanya Irene dengan lembut."Kamu punya karier dan mandiri. Itulah yang aku suka darimu," kata Daniel sambil menatapnya.Irene senang karena dia dipuji. Dia berkata, "Makan, yuk?"Daniel melirik waktu, lalu berkata, "Kita makan di rumah saja.""Kalau begitu, aku menunggumu di Taman Royal, ya?" tanya Irene."Baik."Irene keluar dari Grup Naga, kemudian mengendarai mobilnya ke Taman Royal.Selama perjalanan, dia merasa senang.Selama dia bisa menenangkan Daniel, Yasmin tidak akan bisa menang darinya.Irene menghitung hari dan kebetulan hari ini adalah masa
"Eric bilang anak-anak datang ke Grup Naga. Mereka sangat mirip dengan Tuan Daniel, jadi semua orang tahu pasti ada masalah. Kemudian, Tuan Daniel tahu setelah melakukan penyelidikan," kata Tony.Irene berpikir, anak kembar tiga ini bisa melakukan itu pasti karena ada orang yang mengajari mereka.Siapa lagi selain Yasmin?!Sekarang anak-anak sudah diketahui Daniel, jadi Irene tidak bisa melakukan apa-apa.Irene menutup mulutnya dan langsung meneteskan air mata.Tony terkejut. "Nona Irene, apa Anda baik-baik saja?"Irene menggelengkan kepalanya, tapi dia terlihat sangat sedih.Tony paham kenapa Irene seperti ini.Dia adalah tunangan Daniel dan mereka belum menikah, tapi Tuan Daniel sudah punya tiga anak dengan wanita lain.Irene sendiri belum melahirkan dan tiba-tiba dia telah menjadi ibu tiri.Siapa pun tidak akan bisa menerimanya.Muncul suara deru mobil di luar. Daniel sudah kembali.Dia baru saja masuk, kemudian dia disapa dengan adegan yang kacau itu. Irene pun menahan air matanya.
Sejak Daniel mengenal mereka dari dulu sampai sekarang, dia kira-kira sudah mengetahui temperamen dan karakter ketiga anak ini.Julian adalah anak yang emosional. Julian lebih kalem. Julia aktif.Kemampuan berpikir mereka bertiga sangat kuat.Mereka benar-benar anaknya."Julia, apa kamu mau Papa menyuapimu?" tanya Daniel dengan canggung.Julia menggelengkan kepalanya. Dengan mata terbuka besar, dia menjawab, "Aku bisa makan sendiri."Daniel yang ditolak lanjut makan dalam diam.Tony yang berdiri tidak jauh dari mereka tersenyum. Dia tidak menyangka Daniel bisa merasa frustrasi."Papa, aku mau menelepon Mama. Kenapa Mama belum menelepon kami? Aku tahu! Itu karena Mama nggak tahu kami berada di sini. Mama akan khawatir kalau dia nggak bisa menghubungi dan melihat kami," kata Julian."Mama kasihan sekali!" kata Julia dengan sedih."Apa kami boleh meneleponnya?"Ketika Daniel memikirkan itu, tatapan matanya menjadi sinis.Kasihan? Daniel tidak merasa begitu.Dia ingin Yasmin tahu bagaimana
Koridor di luar sunyi senyap.Yasmin bahkan sudah mulai menguap.Ketika dia dalam keadaan setengah sadar, dia mendengar suara langkah kaki di luar.Yasmin segera berpura-pura tidur.Pintu dibuka, lalu ada yang menghampiri tempat tidur. Dalam sekejap, Yasmin tahu kalau orang ini bukan Daniel.Suasana di udara berbeda.Ini Helen.Helen datang untuk memeriksa Yasmin. Ketika dia tidak menemukan apa-apa, dia pergi.Yasmin membuka matanya. Dia menatap tubuhnya yang diselimuti dengan frustrasi.Daniel tidak akan datang ketika Yasmin sudah tertidur, 'kan?Tidak bisa!Yasmin tahu hal ini tidak bisa ditunda lagi.Kalau hal ini makin ditunda, itu hanya akan makin merugikan Yasmin.Yasmin turun dari tempat tidur. Setelah dia memakai pakaian, dia bersiap-siap untuk keluar dari kamar pasien.Dia mau pergi ke Taman Royal. Daniel hanya bisa berada di Taman Royal, 'kan?Tidak apa-apa kalau dia hanya dapat bertemu dengan anak kembar tiganya.Yasmin membuka pintu, lalu dia mengulurkan kepalanya dulu. Ket