Koridor di luar sunyi senyap.Yasmin bahkan sudah mulai menguap.Ketika dia dalam keadaan setengah sadar, dia mendengar suara langkah kaki di luar.Yasmin segera berpura-pura tidur.Pintu dibuka, lalu ada yang menghampiri tempat tidur. Dalam sekejap, Yasmin tahu kalau orang ini bukan Daniel.Suasana di udara berbeda.Ini Helen.Helen datang untuk memeriksa Yasmin. Ketika dia tidak menemukan apa-apa, dia pergi.Yasmin membuka matanya. Dia menatap tubuhnya yang diselimuti dengan frustrasi.Daniel tidak akan datang ketika Yasmin sudah tertidur, 'kan?Tidak bisa!Yasmin tahu hal ini tidak bisa ditunda lagi.Kalau hal ini makin ditunda, itu hanya akan makin merugikan Yasmin.Yasmin turun dari tempat tidur. Setelah dia memakai pakaian, dia bersiap-siap untuk keluar dari kamar pasien.Dia mau pergi ke Taman Royal. Daniel hanya bisa berada di Taman Royal, 'kan?Tidak apa-apa kalau dia hanya dapat bertemu dengan anak kembar tiganya.Yasmin membuka pintu, lalu dia mengulurkan kepalanya dulu. Ket
Yasmin tidak bisa menjawab.Dia memang ingin memberikan anak-anak sebuah keluarga. Tidak ada yang salah dengan pemikirannya, 'kan?Namun, Yasmin tidak berani mengatakannya.Wajah Daniel tampak sangat galak. "Yasmin, aku benar-benar akan membunuhmu!""Jangan .... Kak, maafkan aku. Aku hanya takut .... Aku takut kamu marah karena aku melahirkan anak-anak tanpa persetujuanmu ...."Daniel menatap lurus Yasmin dan bertanya, "Sekarang, bagaimana menurutmu?""Emm ...." Napas Yasmin terengah-engah. Sekujur tubuh Daniel menyebarkan aura mengerikan yang membuatnya takut.Dia khawatir satu detik kemudian, dia benar-benar akan dibunuh Daniel.Dia tahu seberapa kuat tangan Daniel. Yasmin tidak akan bisa melawannya.Daniel menatap tajam Yasmin selama beberapa detik, lalu dia melepaskan Yasmin."Mulai sekarang, kamu nggak usah peduli pada anak-anak lagi."Yasmin tercengang. Apa maksudnya? Yasmin tidak usah peduli lagi? Jangan-jangan ....Melihat Daniel hendak pergi, Yasmin pun bergegas menghentikanny
Daniel langsung mengingat tampang Julia yang sangat mirip dengan Yasmin ....Dia sedang memikirkan itu di dalam benaknya, tapi ekspresinya tetap terlihat sangat sinis.Yasmin seolah-olah tidak mendengar Tony. Dia bersikeras berdiri di tempatnya.Amarah Daniel pun membara. Dia bangkit, kemudian berjalan mendekat.Ketika dia menuju ke luar, dia meraih Yasmin dan menyeretnya."Lepaskan aku! Daniel, lepaskan aku. Aku mau melihat anak-anak! Daniel .... Aaa!" Yasmin diusir ke aula.Daniel menatapnya dengan wajah datar. "Membuatku marah hanya akan membuatmu menderita!"Setelah dia memperingati Yasmin, dia pergi.Yasmin masih ingin mengejar Daniel, tapi dia dihentikan oleh Tony. "Nona Yasmin, apa yang dikatakan Tuan Daniel benar. Kamu hanya akan menderita.""Apa sekarang dia belum marah? Bagaimana tampangnya ketika dia marah? Apa dia akan membunuhku?""Nona Yasmin, tenangkan dirimu. Kamu nggak boleh keras kepala ketika Tuan Daniel sedang marah. Itu hanya akan membuatnya makin marah. Pulanglah.
Yasmin menjawab, "Nggak apa-apa. Aku tidur terlalu lama di pagi hari."Andy melihat bantal di belakang Yasmin, lalu berkata, "Aku sengaja membeli bantal pijat untukmu. Apa itu nggak berguna?""Untungnya, ada bantal pijat. Kalau nggak, aku nggak bisa tidur," kata Yasmin.Andy tertawa. "Kalau kamu perlu apa-apa, beri tahu Ayah.""Oke."Klara duduk di tepi tempat tidur, sedangkan Andy duduk di sofa sambil melihat Yasmin makan.Tak lama kemudian, Klara bertanya, "Apa akhir-akhir ini kamu sibuk?""Setiap hari seperti biasa," jawab Andy."Kenapa kamu masih bekerja keras? Putrimu sudah dewasa dan menantu laki-lakimu adalah penguasa Kota Imperial. Istrimu juga nggak perlu uang sebanyak itu," kata Klara."Aku sudah terbiasa dengan kehidupan sekarang.""Kamu masih sama seperti dulu. Kamu nggak berubah sedikit pun," ucap Klara.Begitu Klara mengungkit masa lalu, mereka berdua menjadi agak canggung.Yasmin mendengar dalam diam. Dia tidak ikut berbicara dan menganggap dirinya tidak ada.Menurutnya,
Klara langsung menjadi tidak senang. "Dahlia, kamu jangan memfitnah orang! Putriku sangat suci, dia nggak akan melakukan hal seperti itu! Terlebih lagi, apa mungkin aku nggak tahu dia pernah melahirkan atau nggak? Kalau kamu punya penyakit mental, cepat suruh Helen memeriksamu!"Andy juga merasa Dahlia sudah keterlaluan."Aku memfitnah? Kalau begitu, kalian bertanya padanya. Bertanya padanya apa dia pernah melahirkan anak kembar tiga? Apa anak-anak itu ... milik Daniel atau bukan!" Dahlia tidak ingin mengatakan kata-kata terakhir, tapi dia terlalu marah.Setelah Irene memberitahunya, dia sama sekali tidak bisa tenang.Andy dan Klara menatap Yasmin yang diam saja, lalu mereka melihat Irene yang sedang menekan amarahnya. Setelah itu, mereka tercengang."Yasmin, itu nggak benar, 'kan? Ada yang salah dengan otak Dahlia, jadi kita nggak boleh ...." Klara masih tidak mau mengakuinya, tapi dia telah disela oleh putrinya."Aku pernah melahirkan," ucap Yasmin dengan datar."A ...." Tenggoroka
Yasmin tercengang. Mereka sudah mau menikah?Namun, masalah anak-anak belum kelar ...."Bu, ayo kita pergi," kata Irene."Sudah?""Selama aku masih hidup, mereka nggak akan bisa hidup dengan damai." Setelah Irene mengatakan itu, dia pergi.Dahlia melihat Klara dan putrinya dengan kebencian, kemudian berkata, "Jangan berharap hidup kalian menjadi lebih baik karena Yasmin sudah melahirkan tiga anak!"Klara tertawa. "Siapa yang mau itu?!" Dia menoleh dan ingin memarahi Yasmin, tapi ketika dia melihat ekspresi murung Yasmin, dia tidak jadi berkata apa-apa karena dia tidak tega.Andy bertanya, "Apa kata Daniel?""Dia pasti mau anak-anak. Sekarang dia nggak memperbolehkanku melihat anak-anak ..." jawab Yasmin dengan sedih."Kenapa kamu nggak boleh melihat anak-anak? Kamu yang melahirkan mereka dan kamu yang membesarkan mereka. Selama ini yang telah dia lakukan? Ya, kamu sudah menyembunyikan anak-anak darinya, tapi dia nggak boleh memisahkanmu dari anak-anak dengan kejam hanya karena itu!" Kl
"Oh, iya. Kamu cepat hamil. Kenapa nggak ada pergerakan sedikit pun dari perutmu? Apa kamu mau Ibu membawamu pergi melihat dokter?""Aku sangat sehat!" Mobil berhenti di depan pintu rumah. Irene membuka pintu mobil, lalu keluar. Dia masuk ke dalam rumah dengan marah.Dahlia mengikutinya. "Irene, sekarang kamu nggak boleh terlalu memikirkan harga dirimu lagi. Daniel baru mengenal anak-anaknya Yasmin dan dia nggak ikut serta dalam kelahiran anak-anak, jadi kasih sayangnya pasti belum dalam. Itu akan berbeda kalau kamu hamil. Daniel akan lebih mementingkan anakmu daripada anak kembar tiga itu.""Cukup!" teriak Irene dengan emosi.Dahlia pun terperanjat dan diam."Nanti aku akan pergi ke rumah sakit. Kamu nggak usah peduli dengan hal ini lagi." Irene menatap dengan tatapan berbisa. "Kenapa kalaupun Yasmin sudah punya anak? Bisa jadi anak-anaknya nggak hidup sampai dewasa!"Saat waktu istirahat, para resepsionis Grup Naga mengelilingi meja di ruang teh. Mereka seakan-akan sedang bermain."T
Kedua kakaknya tidak mirip Yasmin.Mata para karyawan wanita langsung berbinar-binar. Cara Julia menjawab terlalu menggemaskan!"Apa aku boleh mencubit wajah kalian? Siapa pun boleh ...." Karyawan wanita itu ingin sekali mencubit wajah anak-anak.Wajah mereka yang lucu membuatnya tidak bisa menahan diri.Pada saat ini, pintu kantor terbuka dan Daniel masuk.Semua karyawan segera membungkuk sebelum melarikan diri."Siapa yang memberi kalian begitu banyak makanan?" Mata tajam Daniel mengamati berbagai buah-buahan dan biskuit di meja rapat.Mereka makan banyak sekali, bagaimana dengan makan siang?Julia berdiri di kursi, lalu dia mengulurkan tangannya. "Papa, makan.""Aku nggak makan manis ...." Saat mulut Daniel terbuka, Julia memasukkan biskuit ke dalam mulutnya.Julian menghampiri Daniel, lalu berhenti di depan kakinya yang panjang. Julian mengangkat kepalanya dan bertanya, "Papa, apa kami nggak pergi ke sekolah?""Nggak usah," jawab Daniel."Kenapa?" tanya Julian dengan heran. "Orang