"Si dewi pianis nggak terlihat seperti orang yang sudah pernah melahirkan. Kalau dia sudah punya anak, dari awal dia pasti sudah membawa anaknya ke Grup Naga untuk dipamerkan. Mungkin itu anak dari wanita lain.""Aku juga merasa hal ingin nggak sesimpel itu.""Aku setuju!"Ketika pintu lift terbuka, Eric menatap Daniel dengan ekspresi serius dan kaget yang tak pernah dia tunjukkan.Daniel meliriknya sekilas. "Apa kamu baru melihat hantu?""Tu ... Tuan Daniel, di dalam kantor a ... ada anak-anak."Daniel mengerutkan keningnya dan raut wajahnya menjadi masam. "Siapa yang mengizinkan mereka datang lagi? Apa waktu itu kantorku belum cukup berantakan dibuat mereka?"Eric menjawab dengan berani, "Tuan Daniel, lebih baik Anda masuk ke dalam kantor dan melihat mereka. Sa ... saya merasa ada masalah dengan mata saya."Ini pertama kalinya Daniel melihat Eric berbicara dengan tergagap-gagap. Bukankah mereka hanya anak kembar tiga itu?"Apa yang sudah mereka lakukan?" Daniel berbalik, lalu menuju
Julian dan Julius mendekat. Tinggi mereka bahkan tidak mencapai lutut Daniel.Daniel berjongkok, kemudian langsung mengangkat mereka berdua. Dia menggendong tiga anak sekaligus dengan mudah.Dia merasa seperti sedang menggendong tiga hewan peliharaan kecil yang lembut.Daniel tidak menyangka ketiga anak ini adalah anak-anaknya.Mereka bahkan belum berusia tiga tahun.Selama periode itu, dia tidak tahu apa-apa ...."Apa kalian tahu siapa aku?" tanya Daniel."Tahu! Kamu Papa!" jawab Julia."Kami sudah lama tahu. Papa yang nggak tahu kami," kata Julian dengan garang."Papa kurang pintar," ucap Julius.Raut wajah Daniel menjadi agak masam. "Aku akan menghukum mama kalian."Klara menemani Yasmin di rumah sakit. Yasmin juga tidak ingin Klara pergi.Karena Yasmin ingin menggunakan ponsel Klara."Ibu menemaniku makan malam, 'kan?" kata Yasmin."Oke. Apa ada yang ingin kamu makan?" tanya Klara.Yasmin bersandar ke bantalnya, lalu menjawab, "Aku juga nggak dapat memakan apa yang aku mau.""Setid
Mata tajam Daniel seperti ingin menusuk Yasmin sampai mati. Wanita ini sudah lama berada di sisinya dan bisa-bisanya Yasmin menyembunyikan anaknya.Dasar pembohong. Yasmin benar-benar sudah menipunya.Berani sekali dia!Yasmin tidak mengerti kenapa Daniel terus menatapnya. Itu hanya membuat Yasmin makin gugup.Ketika dia hampir sesak napas, dia baru mendengar Daniel berbicara."Kenapa kamu berdiri di sana?""A ... aku sudah berbaring terlalu lama dan badanku pegal, jadi aku ingin jalan-jalan ..." jawab Yasmin dengan kepala ditunduk.Dia tidak sempat menarik ritsleting tas, jadi sebagian ponsel masih terekspos.Namun, dia merasa seharusnya Daniel tidak akan menyentuh barang ibunya."Tapi, aku sudah cukup berjalan-jalan." Yasmin duduk di tepi tempat tidur, lalu naik.Jantungnya berdebar saat dia menyadari Daniel berjalan ke arahnya.Terutama ketika pria berbahaya itu duduk di sofa. Jarak tas dengannya sangat dekat."Dengar-dengar, anak kembar tiga itu hilang," ujar Daniel.Tangan Yasmin
Yasmin tidak memikirkan Daniel lagi karena mengkhawatirkan anak-anak sudah cukup.Dia baru makan dua suap, lalu ada yang membuka pintu kamar.Yasmin mengangkat kepalanya. Dia melihat Martin masuk dengan raut wajah yang terlihat penuh dengan amarah.Dia tidak tahu kenapa Martin marah."Martin, ngapain kamu kemari?" tanya Klara dengan ketus.Saat ini, dia tidak mau bertemu dengan semua orang Keluarga Guntur.Dulu, dia juga tidak begitu menyukai mereka.Itu hanya karena dulu dia menantu Keluarga Guntur.Ketika Martin melihat Yasmin masih hidup, rasa khawatirnya langsung lenyap. Namun, ekspresinya terlihat masam.Setelah dia memastikan helikopter yang dinaiki Yasmin "tidak selamat", dia terus berada di Kota Cantem seperti orang yang sudah kehilangan jiwa.Setiap hari dia pergi ke bar dan minum sampai pagi.Suatu malam, dia menelepon Raymond dan bertanya tentang situasi di Kota Imperial. Namun, Raymond juga tidak memberitahunya tentang Yasmin.Setelah itu, Martin tidak pernah bertanya lagi.
"Apa kamu tahu anak-anak menghilang?" tanya Martin."Irene sudah sengaja datang untuk memberitahuku itu.""Dia tahu, tapi Daniel nggak tahu. Itu sangat mengejutkan," kata Martin sambil tersenyum sinis."Apa kamu sudah berbicara dengan Raymond? Apa anak-anak sudah ditemukan?" tanya Yasmin dengan gelisah."Dia sedang mengecek rekaman CCTV. Putra Wulan tinggal di tempat yang lebih terpencil dan kamera CCTV di sekitarnya hanya pajangan. Jadi, dia perlu waktu yang lebih lama. Kamu nggak usah khawatir.""Bagaimana aku bisa nggak khawatir? Mereka baru berusia dua tahun. Mereka nggak bisa melawan kalau mereka diculik ..." kata Yasmin sehingga matanya memerah.Selama anak-anak selamat, dia rela mati."Jangan terlalu pesimis. Pikirkan hal yang baik ...." Martin baru selesai berbicara ketika ponsel di dalam tas Klara berdering.Yasmin mempunyai firasat, jadi dia segera berkata, "Ambilkan ponsel itu!""Apa ini ponselmu?" Martin mengeluarkan ponsel tersebut. Ketika dia melihat nomor ponsel di layar
"Kapan kamu baru boleh keluar dari rumah sakit?""Nggak tahu ...." Seharusnya kemarin dia sudah boleh keluar. Setelah dia berantem dengan Irene, waktunya jadi tertunda.Martin menggenggam tangan Yasmin, lalu meremasnya dengan kuat. Dia menyunggingkan seulas senyuman sinis. "Lenganku terbuka untukmu kapan saja."Yasmin memutar bola matanya. Sentuhan Martin juga terasa canggung baginya. "Nggak usah, terima kasih.""Kamu nggak boleh cepat-cepat bilang itu." Martin melepaskan tangan Yasmin, lalu dia pergi.Yasmin terdiam. Dia sama sekali tidak usah memikirkan itu.Dia menganggap Martin hanya menggodanya, jadi dia tidak peduli.Klara masuk. Setelah dia melihat sekeliling, dia bertanya, "Martin sudah pergi?""Ya. Dia hanya menanyakan kondisiku.""Dia dekat dengan Daniel, jadi dia juga bukan orang baik." Klara melihat ponselnya berada di tangan Yasmin. "Kenapa kamu mengambil ponselku?"Yasmin baru sadar. "Oh, ponselku pemberian Daniel. Aku nggak ingin menggunakannya.""Bagus! Mungkin Daniel m
Yasmin menatap nomor ponsel Daniel dan merasa dilema.Sekarang apa yang sedang dilakukan Daniel? Apa dia sedang bersama anak-anak?Saat makan malam, ketiga anak itu dibawa ke Taman Royal.Ketika Tony tahu siapa ketiga anak ini, dia sangat terkejut dan tidak bisa berkata-kata.Dia benar-benar kagum pada Yasmin. Yasmin diam-diam melahirkan tiga anak dan bisa menyembunyikan mereka begitu lama di Kota Imperial.Ini sungguh sebuah kejutan yang luar biasa!Tony pun segera menyiapkan kamar untuk ketiga anak.Pantas saja tadi Eric meneleponnya dan memesannya untuk menyiapkan makanan kesukaan anak kecil.Dia mengira akan ada anak kecil yang bertamu.Tony juga heran bagaimana Taman Royal bisa kedatangan anak kecil sebagai tamu.Jam delapan, Daniel masih menemani anak-anak.Ini adalah pertama kalinya mereka datang ke Taman Royal, jadi anak-anak berkeliling dengan penuh rasa ingin tahu.Daniel berdiri tidak jauh dari mereka. Makin lama dia melihat anak-anak, dia makin ingin mencabik-cabik Yasmin.
Daniel mengeluarkan ponselnya. Yasmin meneleponnya.Dia langsung menolak panggilan, lalu mengatur ponselnya menjadi mode diam dan menyerahkannya kepada Tony.Tony menerima ponsel tersebut, kemudian meletakkannya di meja kopi aula.Julian menatap Daniel dengan curiga. "Apa itu bukan Mama?""Itu telepon dari kantor," ucap Daniel.Saat panggilannya dimatikan, Yasmin sudah merasa ada yang tidak beres. Saat dia menelepon untuk kedua kalinya, tidak ada yang mengangkat telepon. Dia paham kalau dia telah diabaikan.Bagaimana ini? Apa dia harus menunggu sampai dia dapat keluar dari rumah sakit, kemudian baru pergi mencari Daniel?Ketika Daniel mengabaikannya, tidak ada gunanya Yasmin menelepon sehingga ponselnya meledak.Selesai mandi, anak-anak tidur. Mereka mengenakan jubah mandi kecil dan terlihat sangat menggemaskan.Daniel duduk di tepi tempat tidur dan melihat mereka tidur, setelah itu dia baru keluar dari kamar.Dia turun ke bawah. Pengawalnya sudah menunggunya di ruang kerja."Ini infor