"Apa yang kamu bicarakan dengan Irene? Atau dia telah mengatakan sesuatu untuk memprovokasimu?" tanya Daniel."Dia ... memberitahuku tentang Ayah untuk membuatku marah .... Sebenarnya itu nggak masalah. Aku terjatuh karena aku nggak berdiri dengan stabil, makanya lukaku terbuka lagi." Yasmin berkata dengan lemas, "Tunanganmu benar-benar jahat. Wajar kalau aku nggak bisa menerimanya .... Ibuku dan aku bukanlah apa-apa ...."Setelah mengatakan itu, Yasmin menertawakan dirinya sendiri.Itu membuat Daniel merasa kesal."Hanya itu saja?""Ya.""Apa arti dari mencari anak-anak?"Yasmin tertegun. "Penyakit lama ...."Dia tidak perlu menjelaskan apa maksudnya dari penyakit lama. Daniel bisa mengerti.Itu tentang anaknya yang ditendang hingga tewas di perutnya.Yasmin memalingkan wajahnya. Dia tidak punya tenaga untuk menatap Daniel. "Apa ibuku ada datang? Di mana dia? Aku lapar. Dia ada membawa makanan kemari, 'kan?"Dia sama sekali tidak lapar. Dia hanya tidak ingin Daniel berada di sini.Dia
Yasmin melihat Andy. "Ayah, kamu datang bersama Ibu?"Ketika Klara mendengar itu, darahnya mendidih lagi. "Ini gara-gara Daniel. Tadi siang aku datang untuk .... Astaga, kenapa semua makan siang yang kubawa ada di tong sampah?"Dia mengambil semua rantangnya dari tong sampah.Klara kesal sekali!"Siapa yang melakukan ini? Dasar orang gila!"Yasmin tahu kalau Daniel-lah yang melakukannya."Jangan marah. Sekarang Yasmin juga nggak bisa memakannya." Andy hanya bisa membujuk Klara.Klara menahan amarahnya, lalu bertanya pada Yasmin, "Yasmin, katakan yang sebenarnya pada Ibu. Kenapa kondisimu bisa memburuk?"Yasmin melirik ayahnya sekilas, lalu berkata, "Aku terjatuh.""Terjatuh?""Di sana." Yasmin menunjuk meja tak jauh darinya. "Aku nggak sengaja.""Apa yang dilakukan perawat? Setiap hari dia dibayar begitu banyak, tapi dia nggak bisa menjaga satu pasien dengan baik?" Klara marah. Apa uang itu dihabiskan dengan sia-sia? "Suruh dia pergi. Ganti yang lain.""Bu, itu bukan salah perawat. Aku
"Aku akan menemukan anak-anak secepat mungkin."Setelah menutup telepon, Yasmin memasukkan ponsel kembali dalam tas. Lalu, tubuhnya berbaring dengan lemas.Matanya berkaca-kaca.Dia sangat cemas.Sekarang dia tidak dapat keluar dari rumah sakit. Meskipun dia dapat keluar, bagaimana dia mencari anak-anak?Koneksi Raymond jauh lebih besar daripada koneksinya.Selain itu, apa maksud Raymond dia sudah tahu siapa yang menculik anak-anak?Kalau mereka tahu tujuannya, mereka pasti bisa segera menemukan anak-anak.Wulan menelepon Irene. Dia memberi tahu Irene kalau Raymond mungkin sudah menebak pelakunya adalah dirinya.Wulan meminta Irene untuk memikirkan ide.Pada akhirnya, Irene langsung menyuruh Wulan membawa anak kembar tiga itu pergi dari Kota Imperial.Selama anak-anak keluar dari Kota Imperial, pencarian mereka menjadi sulit.Namun, sekarang anak-anak itu hilang. Bagaimana Wulan bisa membawa pergi mereka?Setelah Raymond pergi, Wulan segera pergi ke rumah sewaan Billy.Begitu Wulan mas
"Boleh. Aku nggak melibatkanmu, tapi kamu juga jangan melibatkanku," kata Irene. "Lagi pula, nggak ada yang melihatmu menyembunyikan anak-anak.""Tapi ... putraku sudah mengungkapkan dirinya kepada Pak Raymond kalau itu ada hubungannya dengannya.""Apa putramu reinkarnasi babi?" hina Irene. Dia berjalan mondar-mandir di studionya dengan marah. "Karena dia sudah mengatakannya, biarkan dia masuk penjara!""Nggak boleh, Nona Irene! Aku hanya punya satu anak, jadi dia nggak boleh masuk penjara. Kumohon padamu, bisakah kamu memikirkan cara?""Bisa. Selama kamu nggak mengungkapkanku, aku berjanji kamu dan putramu nggak akan masuk penjara.""Benarkah? Terima kasih banyak!""Tapi, kamu harus menemukan anak-anak. Kemudian, kirim mereka ke tempat yang jauh!""Bagaimana kalau aku nggak bisa menemukan mereka?"Irene merasa lelah berbicara dengan orang bodoh seperti Wulan. "Kamu harus menemukannya!""Baik, aku akan mencari mereka!"Dengan emosi, Irene duduk di kursi.Ke mana anak-anak itu pergi?Ya
"Si dewi pianis nggak terlihat seperti orang yang sudah pernah melahirkan. Kalau dia sudah punya anak, dari awal dia pasti sudah membawa anaknya ke Grup Naga untuk dipamerkan. Mungkin itu anak dari wanita lain.""Aku juga merasa hal ingin nggak sesimpel itu.""Aku setuju!"Ketika pintu lift terbuka, Eric menatap Daniel dengan ekspresi serius dan kaget yang tak pernah dia tunjukkan.Daniel meliriknya sekilas. "Apa kamu baru melihat hantu?""Tu ... Tuan Daniel, di dalam kantor a ... ada anak-anak."Daniel mengerutkan keningnya dan raut wajahnya menjadi masam. "Siapa yang mengizinkan mereka datang lagi? Apa waktu itu kantorku belum cukup berantakan dibuat mereka?"Eric menjawab dengan berani, "Tuan Daniel, lebih baik Anda masuk ke dalam kantor dan melihat mereka. Sa ... saya merasa ada masalah dengan mata saya."Ini pertama kalinya Daniel melihat Eric berbicara dengan tergagap-gagap. Bukankah mereka hanya anak kembar tiga itu?"Apa yang sudah mereka lakukan?" Daniel berbalik, lalu menuju
Julian dan Julius mendekat. Tinggi mereka bahkan tidak mencapai lutut Daniel.Daniel berjongkok, kemudian langsung mengangkat mereka berdua. Dia menggendong tiga anak sekaligus dengan mudah.Dia merasa seperti sedang menggendong tiga hewan peliharaan kecil yang lembut.Daniel tidak menyangka ketiga anak ini adalah anak-anaknya.Mereka bahkan belum berusia tiga tahun.Selama periode itu, dia tidak tahu apa-apa ...."Apa kalian tahu siapa aku?" tanya Daniel."Tahu! Kamu Papa!" jawab Julia."Kami sudah lama tahu. Papa yang nggak tahu kami," kata Julian dengan garang."Papa kurang pintar," ucap Julius.Raut wajah Daniel menjadi agak masam. "Aku akan menghukum mama kalian."Klara menemani Yasmin di rumah sakit. Yasmin juga tidak ingin Klara pergi.Karena Yasmin ingin menggunakan ponsel Klara."Ibu menemaniku makan malam, 'kan?" kata Yasmin."Oke. Apa ada yang ingin kamu makan?" tanya Klara.Yasmin bersandar ke bantalnya, lalu menjawab, "Aku juga nggak dapat memakan apa yang aku mau.""Setid
Mata tajam Daniel seperti ingin menusuk Yasmin sampai mati. Wanita ini sudah lama berada di sisinya dan bisa-bisanya Yasmin menyembunyikan anaknya.Dasar pembohong. Yasmin benar-benar sudah menipunya.Berani sekali dia!Yasmin tidak mengerti kenapa Daniel terus menatapnya. Itu hanya membuat Yasmin makin gugup.Ketika dia hampir sesak napas, dia baru mendengar Daniel berbicara."Kenapa kamu berdiri di sana?""A ... aku sudah berbaring terlalu lama dan badanku pegal, jadi aku ingin jalan-jalan ..." jawab Yasmin dengan kepala ditunduk.Dia tidak sempat menarik ritsleting tas, jadi sebagian ponsel masih terekspos.Namun, dia merasa seharusnya Daniel tidak akan menyentuh barang ibunya."Tapi, aku sudah cukup berjalan-jalan." Yasmin duduk di tepi tempat tidur, lalu naik.Jantungnya berdebar saat dia menyadari Daniel berjalan ke arahnya.Terutama ketika pria berbahaya itu duduk di sofa. Jarak tas dengannya sangat dekat."Dengar-dengar, anak kembar tiga itu hilang," ujar Daniel.Tangan Yasmin
Yasmin tidak memikirkan Daniel lagi karena mengkhawatirkan anak-anak sudah cukup.Dia baru makan dua suap, lalu ada yang membuka pintu kamar.Yasmin mengangkat kepalanya. Dia melihat Martin masuk dengan raut wajah yang terlihat penuh dengan amarah.Dia tidak tahu kenapa Martin marah."Martin, ngapain kamu kemari?" tanya Klara dengan ketus.Saat ini, dia tidak mau bertemu dengan semua orang Keluarga Guntur.Dulu, dia juga tidak begitu menyukai mereka.Itu hanya karena dulu dia menantu Keluarga Guntur.Ketika Martin melihat Yasmin masih hidup, rasa khawatirnya langsung lenyap. Namun, ekspresinya terlihat masam.Setelah dia memastikan helikopter yang dinaiki Yasmin "tidak selamat", dia terus berada di Kota Cantem seperti orang yang sudah kehilangan jiwa.Setiap hari dia pergi ke bar dan minum sampai pagi.Suatu malam, dia menelepon Raymond dan bertanya tentang situasi di Kota Imperial. Namun, Raymond juga tidak memberitahunya tentang Yasmin.Setelah itu, Martin tidak pernah bertanya lagi.
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan
Yasmin bahkan tidak berani membuat Daniel menunggunya di dalam mobil.Setelah dia menenangkan kegugupannya dan tubuhnya yang dingin, dia naik mobil.Mobil meninggalkan alun-alun dan melaju pergi.Jalan itu awalnya sangat ramai, tapi ketika orang-orang melihat mobil Rolls Royce, mereka berinisiatif memberi jalan seolah-olah mereka takut akan menjadi miskin kalau mereka menyentuhnya sedikit pun saja."Wajahmu tampak pucat. Apa kamu nggak enak badan?" tanya Daniel."Nggak ...." Setelah Yasmin menjawab, tangan besar Daniel menggenggam tangan kecil Yasmin.Daniel mengerutkan alisnya. "Kenapa kamu dingin sekali? Pergi ke rumah sakit."Sebelum Yasmin sempat menjawab, dia telah mendengar perintah Daniel.Sopir segera menuju ke rumah sakit.Awalnya Yasmin ingin mengatakan sesuatu, tapi dia membatalkan niatnya.Kalau dia tidak enak badan, mungkin Daniel akan melepaskannya malam ini ....Setelah mereka tiba di rumah sakit, Helen memeriksa Yasmin.Tak peduli pemeriksaan apa itu, karena Helen adala
"Kenapa kamu banyak bertanya? Lanjut awasi dia."Setelah panggilan dimatikan, Susan tampak tidak senang. "Apaan, sih? Nanti setelah aku menjadi Nyonya Guntur, aku mau melihat apa kamu masih berani memerintahku?"Yasmin sedang bekerja dengan serius di kantor ketika dia mendengar suara ketukan pintu.Intan masuk, lalu berkata, "Bu Yasmin, apa Anda ingin memakan kue?"Yasmin mengangkat kepalanya, lalu dia melihat ada jus, kue dan aneka kacang-kacangan kesukaannya.Dia langsung tahu kalau itu bukan kue yang dibeli di luar."Kamu yang membuatnya?" tanya Yasmin."Bukan. Orang dari Taman Royal yang mengantarnya. Mereka bilang mereka langsung mengantarnya setelah ini selesai dibuat." Intan berkata, "Tuan Daniel sangat baik pada Anda. Ketika makanan ini dibawa ke sini, resepsionis sangat iri."Yasmin mengalihkan pandangannya dan lanjut melihat laptop di depannya.Intan merasa sedikit canggung melihat Yasmin tidak membalasnya dan bahkan menunjukkan sedikit pun ekspresi, jadi dia berinisiatif kel
Yasmin tidak menyangka reaksi Daniel akan sebesar ini."Kemari. Buat aku tenang." Daniel duduk di tempat tidur, lalu memiringkan kepala sambil menatap Yasmin.Yasmin mengerti apa maksud Daniel. Wajahnya pun memucat. "Nggak bisa ....""Kenapa nggak bisa? Apa alasannya?""Dokter Helen sudah bilang aku harus beristirahat selama seminggu," kata Yasmin."Lima hari sudah berlalu. Itu sudah cukup."Yasmin menggelengkan kepalanya dengan panik sambil melangkah mundur. "Nggak bisa. Aku nggak sanggup ....""Kamu nggak sanggup atau nggak mau?""Tung ... tunggu beberapa hari lagi, ya?""Sekarang! Sini!"Yasmin sudah mau gila. Kenapa Daniel harus begini kejam?Apa Daniel tidak tahu kalau lukanya belum sembuh?Dulu Daniel masih bisa bertahan, sekarang dia sudah tidak bisa bertahan sama sekali. Kenapa?Apakah perbuatan Yasmin sudah membuatnya marah? Namun, itu hanya hal sepele!"Apa kamu nggak mendengarku?""Kamu tenangkan dirimu sendiri! Aku nggak mau!" Yasmin tidak hanya tidak menuruti Daniel, melai
Yasmin menatap Susan. "Aku barusan mau masuk. Kamu sedang bertugas?""Iya. Setelah Tuan Daniel keluar dari ruang kerja, dia kembali ke kamar," kata Susan."Jam berapa dia kembali ke kamar?" Yasmin membuka pintu kamar, lalu melangkah masuk."Jam delapan."Yasmin berpikir berarti Daniel sudah menunggu satu jam lebih.Yasmin memberanikan diri dan masuk.Susan melihat pintu ditutup, kemudian rasa hormat di sorot matanya menghilang.Dia bisa melihat kalau hubungan Daniel dan Yasmin sedang tidak baik.Kalau tidak, kenapa Yasmin berdiri di depan pintu begitu lama dan tidak masuk? Dia juga terlihat gugup.Setelah Yasmin memasuki kamar tidur, dia melihat Daniel sedang duduk di sofa dan telah mengenakan piama. Jelas kalau Daniel sudah selesai mandi.Satu tangan memegang kening dan kedua matanya terpejam. Daniel seolah-olah tidak tahu kalau Yasmin sudah masuk kamar.Yasmin berjalan mendekat. "Tidurlah di ranjang."Daniel membuka mata dan menunjukkan matanya yang jernih. Dia tidak terlihat mengant