Nada Andy sangat tegas.Dahlia pun tidak berkata apa-apa lagi.Tak peduli siapa keluarganya dan seberapa lebih baik pria yang akan Yasmin menikah dengan itu daripada Daniel, Irene akan selalu menang.Untuk apa Dahlia khawatir?Hanya saja, pertimbangan detail Andy terhadap Yasmin membuatnya sangat tidak nyaman.Andy hanya punya satu putri, yaitu Irene.Yasmin tidak memikirkan Dahlia dan Irene. Meskipun dia tidak melihat Daniel, semua perhatiannya tertuju pada Daniel.Tubuh dan pikirannya seakan-akan terikat.Setelah Andy mengatakan itu, semua orang juga sudah selesai makan.Tidak ada yang keberatan.Semua orang bisa melihat sikap Andy.Yasmin pulang naik mobil Andy.Andy berkata, "Apa kamu masih khawatir? Daniel nggak keberatan, dia juga nggak punya hak untuk membantah."Yasmin tahu Andy melakukan itu untuk menunjukkan kepada semua orang kalau itu adalah ide Andy."Ayah, jangan mencari Keluarga Gunawan dan Raymond ..." ucap Yasmin."Kenapa? Apa kamu nggak mau?""Sekarang aku nggak memik
Setelah mereka keluar dari rumah, mereka turun ke bawah.Yasmin sedang berpikir kenapa Raymond bisa datang? Apa kebetulan dia mau melihat anak-anak?Hari ini nama Raymond barusan diungkit di makan malam Keluarga Suharly. Sekarang orangnya malah muncul.Sedangkan Raymond tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Dia juga merasa canggung."Kamu makan di luar?" tanya Raymond."Ya. Aku bersama ayahku," jawab Yasmin."Dua hari yang lalu aku bertemu dengan Tuan Andy di pesta pamanku," ujar Raymond.Yasmin tercengang. Dia mengira Andy hanya bertanya, tapi ternyata Andy sudah makan bersama keluarga Raymond.Apa itu hanya untuk bisnis atau ...."Ayahku nggak mengatakan apa-apa padamu, 'kan?" tanya Yasmin."Kamu khawatir?" Raymond menoleh dan menunjukkan tatapan matanya yang jahil.Yasmin mengedipkan matanya dengan imut. "Untuk apa aku khawatir ...?""Ayahmu hanya bertanya apa aku mengenalmu. Dia juga bertanya secara pribadi.""Jadi, bagaimana kamu menjawabnya?""Kamu berharap apa jawabanku?" Raymond
Tubuh Yasmin mematung. Jantungnya berdetak dengan gelisah.Ketika dia hampir berhenti bernapas, dia mendengar Daniel memerintahnya, "Buatkan aku kopi."Yasmin tercengang. Apa Daniel sedang berbicara dengannya? Oh, iya. Di dalam kantor hanya ada dia dan Daniel. Hal seperti itu tidak mungkin dilakukan Daniel."Aku ... nggak pandai.""Kalau begitu, pikirkan caranya sendiri," kata Daniel dengan tegas.Yasmin keluar dari kantor, lalu dia pergi ke pantry untuk menuangkan kopi Daniel.Dia tidak asing dengan pantry.Semua orang di lantai ini boleh menggunakannya.Ada dispenser air, berbagai macam teh, kopi dan bahkan mesin kopi.Ada kopi bubuk di lemari es.Yasmin tidak pernah meminum dan membuat kopi.Dia menyaring kopi bubuk, lalu menambahkan susu dan gula sebelum mengaduknya.Dia mendekatkan hidungnya ke tepi cangkir, kemudian menciumnya. Aromanya lumayan wangi.Ketika Yasmin membawa kopi ke kantor, dia melihat ke kiri dan ke kanan. Dia terkejut saat dia tidak menemukan sosok Joshua.Ke man
Yasmin bimbang.Setelah pulang kerja, dia keluar dari gedung perusahaan. Kemudian, dia melihat sebuah mobil yang tidak asing sedang menunggunya.Raymond turun dari mobil. Dia juga tidak sengaja menghindar siapa-siapa. Dia berdiri di samping mobil dan tersenyum ke arah Yasmin.Yasmin menghampirinya. "Kenapa kamu ada di sini?""Searah."Yasmin tertawa.Perjalanan ke restoran tidak searah, tapi Yasmin diam saja.Yasmin duduk di kursi penumpang. Dia baru memakai sabuk pengaman ketika sebuah kotak disodorkan kepadanya. "Dua hari yang lalu aku pergi ke luar kota. Aku melihatnya cantik, jadi aku membelinya."Yasmin tidak terbiasa dikasih hadiah, jadi untuk sesaat dia merasa canggung. Dia menerimanya dan berkata, "Pak Raymond, jangan memberikanku hadiah. Aku saja nggak bisa membalas bantuan yang selama ini kamu sudah berikan padaku.""Sebenarnya, kamu setuju untuk makan bersamaku sudah termasuk membalasku." Raymond menyalakan mesin mobil, kemudian mobilnya melaju.Bagaimana Yasmin tidak menger
Raymond menjawab dengan jujur, "Ada.""Gagal?""Aku memberitahunya kalau aku suka orang lain. Kemudian, aku memberi tahu Nyonya Sandra kalau aku hampir memberi tahu orang aku suka pria dan dia hampir terkena serangan jatuh."Yasmin kaget. "Apa kamu benar-benar nggak peduli dengan reputasimu? Selain itu, kamu ini kepala sekolah. Betapa besar dampaknya kalau orang lain sembarangan mengataimu? Aku nggak akan memandang rendahmu, tapi aku khawatir dengan ucapan orang.""Aku nggak berkata apa-apa, kok. Aku hanya menakuti ibuku."Yasmin tertawa. Dia bisa membayangkan betapa terkejutnya Sandra saat itu. Sepertinya ke depannya Sandra tidak akan berani mengatur kencan buta untuk putranya lagi.Mobil berhenti di luar kompleks. Mereka keluar dari mobil, kemudian Yasmin bertanya, "Kenapa kamu berhenti di sini?""Aku mau menemanimu masuk," jawab Raymond.Yasmin mengerti niat Raymond. "Aku nggak menyangka Pak Raymond yang cuek ternyata begini romantis?""Mungkin aku hanya mau makin menawan di depan m
Pertama, Yasmin bisa lebih berpartisipasi dalam tumbuh kembang anak-anaknya. Kedua, dia bisa membiarkan Bibi sedikit bersantai."Yasmin."Yasmin tiba-tiba berhenti. Saat dia menoleh, dia melihat Sandra sedang berjalan ke arahnya.Untuk sesaat, otaknya tidak bisa bekerja. Kenapa ibunya Raymond bisa ada di sini?"Kamu sangat terkejut, 'kan? Aku juga. Bisa-bisanya kamu membujuk putraku untuk menikahimu. Aku datang untuk memintamu mengajariku. Sebagai seorang ibu, apa yang harus kulakukan? Haruskah aku setuju atau nggak?" Semalam Sandra menunggu Raymond pulang untuk menanyakan kelanjutan kencan butanya. Alhasil, apa yang Raymond katakan pada Sandra?Yasmin tidak bisa berkata-kata."Yasmin, kamu juga punya putra. Nanti kalau putramu mempunyai pacar sepertimu, apa kamu bisa menerimanya?" tanya Sandra.Yasmin menjawab dengan berani, "Selama dia menyukai pacarnya, aku akan menerimanya.""Kamu menerimanya karena sekarang mereka masih kecil." Sandra sungguh kesal. "Aku percaya putraku menyukaimu
Setelah Yasmin menutup telepon, dia memikirkan "keluarganya".Keluarganya hanya ibu dan ayahnya. Orang lain bukan.Akan tetapi, sekarang Klara berada di Kota Cantem dan Andy mempunyai keluarganya sendiri.Ibunya pasti tidak bisa hadir. Kalau ayahnya hadir, apa dia akan mengajak keluarganya?Apa itu termasuk Daniel?Yasmin ingin Andy hadir, tapi kenapa Dahlia harus menggantikan ibunya?Dia adalah wanita yang kejam.Apa Andy akan merasa dilema kalau Yasmin hanya mengajaknya?Setelah banyak pertimbangan, Yasmin hanya bisa bermurah hati.Lagi pula, mereka bukan ingin bertunangan atau menikah.Untuk pertunangan dan pernikahannya, dia pasti ingin ibu kandungnya hadir. Siapa pun tidak boleh menggantikannya.Yasmin sendirian tidak bisa membuat keputusan, jadi dia menelepon Andy untuk meminta bantuannya."Kamu ingin siapa pergi?" tanya Andy pada Yasmin."Ayah saja yang membuat keputusan. Aku terserah.""Ibumu nggak ada di sini. Apa kamu keberatan kalau Ayah mengajak keluarga Ayah? Tenang, merek
Yasmin mengambil KTP sementaranya dan pergi ke hotel untuk mencobanya. KTP-nya benar-benar sudah bisa digunakan.Seharusnya Daniel tidak akan mengendalikannya lagi ....Mengenai Keluarga Gunawan, Yasmin belum memberi tahu Klara.Kalau dia memberi tahu Klara, kemudian hubungannya dengan Raymond malah tidak berhasil, itu hanya akan membuatnya makin sedih.Dia akan memberi tahu Klara lebih telat ....Yasmin yang sudah pulang kerja naik kereta bawah tanah. Ketika dia sudah sampai di bawah gedungnya, dia menerima panggilan dari Raymond.Dia pun mengangkat telepon sambil naik ke atas."Ya, aku baru masuk. Kamu? Kapan kamu selesai bekerja? Baik-baik saja, 'kan?" tanya Yasmin."Aku sedang makan bersama orang-orang dewan sekolah, lalu aku keluar untuk meneleponmu."Yasmin tersenyum. "Pak Raymond sudah bekerja keras.""Kalau cepat pulang, aku akan pergi mencarimu.""Nggak usah. Lebih baik kamu pulang awal dan cepat istirahat. Jangan kelelahan." Yasmin duduk di sofa dan meregangkan kakinya. Kemud
Setidaknya itu karena Yasmin tahu orang yang ingin dibunuh Daniel bukan dia, melainkan Daniel menyelamatkannya tadi ....Helikopter lebih cepat daripada mobil. Sepuluh menit kemudian, helikopter mendarat di atap rumah sakit. Daniel menggendong Yasmin turun, lalu langsung menuju ke UGD.Yasmin dipukul selama 20 menit, tapi tidak ada patah tulang di tubuhnya.Dia tahu kalau saat itu dia tidak melindungi perutnya, semua tulang rusuknya akan patah.Saat Helen memeriksa luka di wajahnya, Yasmin menertawakan dirinya sendiri.Benar, dia sudah berpengalaman dipukul orang.Lengkungan bibir Yasmin sangat kecil, tapi Daniel masih melihatnya.Daniel pun menatap Yasmin dengan lekat seolah-olah untuk melihat lebih banyak.Namun, setelah senyuman tipis itu, Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa pun lagi.Setelah Helen mengobati luka di wajah Yasmin dan menutupinya dengan kain kasa, dia berkata, "Lukamu nggak serius. Lebih baik aku pergi ke Taman Royal untuk mengganti balutan lukamu, ya? Ini agar kamu
Yasmin mundur dengan panik, lalu dia tersandung. "Ah!"Saat dia menoleh, dia melihat itu mayat yang sepertinya sopir tadi.Rachel membunuhnya.Yasmin ingin berdiri, tapi energi di tubuhnya sepertinya sudah terkuras habis. Dia gelisah dan takut. Dia melihat Rachel terus berjalan mendekat, tapi Yasmin tidak tahu apa yang harus dilakukannya.Kenapa Rachel belum mati?Kenapa?Kemudian, dia melihat Rachel menjatuhkan pisaunya dan mengeluarkan pistol dari pinggangnya.Yasmin membelalakkan matanya. Sorot matanya yang penuh rasa takut itu melihat mulut pistol membidiknya.Mulut pistol itu bergetar. Rachel berusaha membidik Yasmin, lalu ingin menarik pelatuknya ....Yasmin menggelengkan kepalanya. Siapa yang akan menyelamatkannya? Kenapa tidak ada seorang pun di sini?Tolong .... Dia belum mau mati ....Rachel memegang pelatuknya, lalu .... Dor!"Aa!" Yasmin meringkuk, tapi dia tidak merasakan rasa sakit di tubuhnya. Sepertinya peluru tidak mengenainya?Dia pelan-pelan mendongak.Rachel telah t
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan