"Apa?" Yasmin tidak memahami cara berpikir Daniel. "Aku nggak berpikir seperti itu."Saat muncul suara ketukan pintu, tubuh Yasmin mematung.Siapa yang mengetuk pintu? Bukan anak-anaknya, 'kan?"Pergi buka pintu," perintah Daniel dengan tajam.Yasmin ragu sejenak. Bagaimana dia bisa pergi membuka pintu?Dia sendiri telanjang!Kalau dia harus pergi mengambil pakaian, bukankah dia harus berjalan telanjang di depan Daniel?Ini ...."Untuk apa kamu menutupi dirimu?" Setelah mengatakan itu, Daniel langsung menarik selimutnya."Aaa!" teriak Yasmin sambil memeluk tubuhnya sendiri."Diam!"Setelah Yasmin memakai pakaiannya, dia pergi membuka pintu dengan wajah merah. Dalam hatinya, dia terus-menerus mengumpat Daniel.Setelah orang yang di luar mengetuk pintu dua kali, tidak ada suara lagi.Orangnya seakan-akan sudah pergi.Yasmin membuka pintu dan menunjukkan seorang pengawal yang sedang menunggu. Pengawal itu memegang kantong tas yang berisi pakaian. Yasmin pun paham apa yang terjadi.Setelah
Ketika Daniel keluar dari koridor, raut wajahnya tampak masam.Celananya bahkan ada bekas tangan kecil.Dia sendiri tidak mengerti kenapa dia mau pergi ke lantai enam untuk melihat anak-anak.Apa karena kata-kata Yasmin?Suasana hati Daniel menjadi makin jelek.Yasmin melihat mobil Daniel melaju pergi dari balkon, setelah itu dia baru berani pergi ke lantai enam.Begitu dia masuk, dia langsung mengunci pintu.Yasmin bersikap seperti pencuri.Melihat anak-anaknya ingin memeluknya, dia segera menahan tangan-tangan kecil mereka. "Nggak boleh, nggak boleh. Nanti baju Mama kotor ....""Mama, orang ... orang itu mencari kami," kata Julian."Apa dia bersama Mama?" tanya Julia."Apa semalam kalian tidur bersama?" tanya Julius dengan penasaran.Tebakan mereka akurat sekali sehingga Yasmin merasa sangat bersalah. "Nggak. Dia kebetulan lewat ...."Apa lagi yang bisa dikatakannya? Dia hanya bisa merahasiakannya.Setelah dia menyuruh anak-anak pergi bermain, dia berbisik kepada Bibi, "Dia nggak men
Martin meninggalkan David yang sangat marah.Mereka berjalan sampai ke kantor Martin.Yasmin menarik kembali tangannya. "Untuk apa kamu menarikku ke sini? Aku kembali dulu.""Sekarang dia masih emosi. Aku khawatir dia akan mengganggumu." Martin menuju ke sofanya, lalu duduk sambil menyilangkan kakinya.Yasmin pun berhenti.David tidak bisa memecatnya, tapi bagaimana kalau nanti David memukulnya?Pria itu seolah-olah akan memukulnya.Yasmin pun duduk sembari meminum airnya dengan perlahan."Apa kamu selalu bertindak dengan sembrono?" Martin melihat Yasmin minum air. Bibir Yasmin menjadi merah karena air hangat yang diminumnya.Yasmin tahu apa maksud Martin. Yasmin ingin menyangkalnya, tapi saat Yasmin mengingat kembali kehidupannya, hampir semuanya hasil dari perbuatannya yang sembrono.Kalau dia tidak pergi ke bar, tidak akan ada yang terjadi antaranya dengan Daniel. Kalau dia tidak melahirkan, dia tidak akan terus terjerat dengan Daniel.Semua itu konsekuensi dari perbuatan sembronony
Selesai mandi, Yasmin melihat anak-anak sedang memegang ponselnya lagi.Julian mengangkat ponsel tersebut sambil bertanya, "Mama, apa kode sandinya?""Mama sudah mengganti kode sandinya," kata Julia dengan sedih."Kenapa," tanya Julius.Yasmin tertawa, lalu menjawab, "Kode sandi sebelumnya kurang bagus, jadi Mama menggantikannya. Mau bermain?""Aku mau menonton kartun," kata Julian.Yasmin mengambil ponselnya untuk memasukkan kode sandinya.Ketika kepala anak-anak mendekat, Yasmin sudah membuka kunci ponselnya.Mereka tampak bingung karena mereka tidak melihatnya.Ingatan mereka sangat bagus. Mereka dapat mengingatnya hanya dengan melihat sekali saja. Maka itu, Yasmin tidak mau mereka melihatnya.Nanti jangan sampai mereka mengirim pesan kepada Daniel lagi di belakangnya. Atau menelepon Daniel. Yasmin akan terkena serangan jantung.Ketika anak-anak sedang menonton kartun, ada yang menelepon ponsel Yasmin."Mama mengangkat telepon dulu, ya." Yasmin berdiri, kemudian keluar dari kamar.A
"Kamu boleh makan apa pun yang kamu mau ketika kamu sama Ibu. Ibu tahu betapa susahnya hidupmu dulu," kata Klara dengan lembut. "Sekarang kamu adalah orang Ibu, jadi Ibu nggak akan membiarkan orang lain menindasmu. Kalau ada apa-apa, kamu boleh memberi tahu Ibu. Ibu akan membantumu."Yasmin sedang melihat menu. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Hidupku nggak ... begitu susah. Yang lalu biarlah berlalu."Saat Klara mendengar itu, dia menjadi sangat emosional. "Ya! Biarkan semuanya berlalu!"Dua orang tidak perlu makan begitu banyak.Kalau bukan karena Yasmin menghentikannya, Klara akan memesan banyak sekali makanan."Ibu kenyang sekali." Klara memegang perutnya. "Kamu pelan-pelan makan, ya. Ibu pergi ke toilet dulu."Klara masih perlu berjalan beberapa jarak, tapi di area ini ada toilet pribadi.Dia baru sampai persimpangan ketika dia mendengar suara seseorang."Eh, kebetulan sekali. Kamu juga makan di sini?"Klara menoleh. Ternyata si dewi pianis yang anggun, Irene.Namun, suasana h
Irene berdiri di tempatnya sambil mengepalkan tangan dengan erat.Ketika dia melihat genangan darah di lantai, itu baru diam-diam menenangkan kecemburuannya.Yasmin tidak akan bisa menang dari Irene!Daniel masuk ke dalam mobil secepat kilat. Auranya yang menakutkan membuat sopir bereaksi dengan lambat."Ke rumah sakit!" perintah Daniel.Sopir itu buru-buru menyalakan mesin mobil, kemudian segera menyetir.Mobil melaju dengan cepat dan stabil di jalan.Akan tetapi, itu tetap tidak bisa menghilangkan suasana cemas dan bau darah yang menyengat di dalam mobil.Yasmin yang sedang dipeluk terus mengerang karena kesakitan dan tubuhnya tidak berhenti gemetar.Daniel memegang rahang Yasmin dan berkata, "Tarik napas dalam-dalam ...."Secara naluriah, Yasmin menarik napas dalam-dalam, tapi dia masih kesakitan.Wajahnya pucat sehingga bibirnya juga sudah menjadi putih.Saking sakitnya, keringat dingin membasahi keningnya."Sebentar lagi kita sampai rumah sakit." Daniel membelai wajah Yasmin, tapi
Namun, wajah Yasmin masih terlihat pucat. Tubuhnya belum pulih.Dia dapat merasakan sakit di bagian perutnya.Tadi ketika dia ditendang Daniel, dia merasakan sakit yang luar biasa. Rasanya mengerikan seperti ditabrak mobil.Yasmin tidak mungkin baik-baik saja karena dia berdarah begitu banyak.Terutama ketika dia melihat ekspresi Klara. Sepertinya masalahnya lumayan serius.Yasmin pun berkata dengan gugup, "A ... ada apa denganku? Apa kata dokter? Apa tulang rusukku patah?""Nggak ...." Mata Klara merah. Dia sungguh tidak bisa menahannya lagi. "Kamu keguguran ...."Untuk sesaat, Yasmin tidak paham.Apa maksudnya?Apa Klara tahu kalau dulu Yasmin pernah menggugurkan kandungannya?Kalau ini tentang masalah dulu, kenapa Yasmin merasa ada yang aneh?"Bicara yang jelas. Aku keguguran apa?""Kamu sudah hamil dua bulan. Setelah ditendang, apa kandunganmu bisa baik-baik saja?" Klara menghela napas dengan sedih.Tidak apa-apa kalau Yasmin kehilangan bayi itu. Lagi pula, Daniel adalah pria beren
"Aku bisa nggak memberitahunya, tapi hal seperti ini nggak bisa disembunyikan selamanya. Bagaimanapun juga, nanti akan merepotkan setelah dia menikah," ujar Helen.Kalau Yasmin menikah, tidak baik untuk menyembunyikan perihal dia sudah tidak bisa hamil."Aku tahu. Setelah mentalnya stabil, aku akan mencoba mengungkitnya," kata Klara. "Selain itu, bisakah kamu nggak memberi tahu siapa-siapa tentang hal ini? Ini akan memengaruhi reputasinya dan membuat orang lain bergosip tentangnya ....""Tenang saja. Dokter nggak akan mengumbarkan informasi pribadi pasien.""Terima kasih! Terima kasih banyak!"Helen menganggukkan kepalanya sebelum dia pergi.Klara terlihat seperti orang baik. Tak disangka dia adalah pelakor yang akan merusak hubungan orang lain.Akan tetapi, hal seperti itu tidak ada hubungannya dengan Helen. Dia tidak pantas berkomentar.Setelah Klara memberi pesan kepada Helen, Klara menjadi tenang.Dia harus menangani hal ini baik. Yasmin tidak tahu dan tidak perlu tahu.Kalau orang