Setelah Yasmin tersadar, dia ingin tersenyum.Pantas saja Sandra mencarinya dan menyetujui hubungannya dengan Raymond.Orang tua mana pun yang bertemu dengan masalah itu pasti akan cepat-cepat mencari solusi.Mereka malah ingin Yasmin dan Raymond segera berpacaran.Mereka tidak tahu Yasmin punya anak. Meskipun mereka tahu, sepertinya mereka tetap akan menerimanya.Antara menantu laki-laki dan ibu tunggal dengan tiga anak, mereka pasti akan memilih pilihan kedua!Raymond tidak pernah berpacaran dengan wanita dan dia tidak menyukai kencan buta. Itu membuat orang merasa curiga apakah pria sehebat Raymond punya kelainan?Kalau "kelainan" itu terekspos, orang lain pasti percaya.Yasmin memegang keningnya. Trik Raymond benar-benar kejam!"Kamu nggak tahu Pak Direktur dan Nyonya Direktur sampai mencariku dan memintaku mengundurkan diri. Walaupun cek sebesar 10 miliar sangat menggiurkan, aku tetap menahan diri. Saat aku memberi tahu Pak Raymond, Nyonya Direktur lebih marah. Dia mengira aku ada
Sekujur tubuh Yasmin mematung dan dia tercengang.Setelah Raymond melepaskan kepalanya, keningnya yang dicium masih terasa hangat."Kamu ...." Ciuman yang mendadak itu membuat Yasmin tidak bisa bereaksi."Aku sudah nggak bisa menahan diri," kata Raymond sambil menatap Yasmin dengan lembut.Yasmin tidak mengatakan apa-apa. Ekspresinya tampak sangat kaku. "Kalau begitu, aku naik dulu, ya.""Oke."Yasmin berbalik, lalu menuju ke tangga. Setelah beberapa langkah, dia menoleh untuk melihat pria yang sedang berdiri di bawah lampu jalan itu. Yasmin bertanya, "Bagaimana kamu akan menangani Martin?"Raymond menenangkannya, "Aku punya caraku sendiri. Kamu nggak perlu khawatir."Yasmin ingin tahu apakah Raymond akan membuat masalah atau tidak.Utang budi Yasmin pada Raymond sudah cukup banyak.Dia tidak ingin Raymond terlibat dalam skandal yang tidak perlu lagi.Terutama Raymond adalah kepala sekolah Akademi Pinokio. Begitu ada dampak negatif, masalahnya akan membesar.Namun, Raymond adalah orang
"Lepaskan!" Yasmin menepis tangan Kezia.Kezia bersikeras menghalangi Yasmin. "Salah orang? Yasmin, walaupun kamu berubah menjadi abu, aku tetap bisa mengenalimu!"Yasmin hampir marah.Makin banyak orang yang berkumpul. Ini gawat!Sebuah mobil Rolls Royce hitam berhenti di depan pintu masuk gedung. Kemudian, bukan hanya Daniel, tapi Irene juga keluar dari mobil itu.Saat Yasmin merasakan keheningan yang tidak biasa di aula, Yasmin membalikkan tubuhnya.Saat dia melihat siapa yang turun dari mobil, wajahnya memucat dan dia ingin pergi.Namun, Kezia sudah menebak niat Yasmin. Dia langsung menggenggam lengan Yasmin, lalu berkata, "Karena kamu bilang aku salah orang, untuk apa kamu melarikan diri? Kenapa kamu nggak menjelaskan dirimu?"Daniel dan Irene sudah memasuki aula. Aura Daniel sudah menyebar ke sekeliling dan dirasakan semua orang.Irene merasakan ada yang janggal, jadi dia bertanya, "Apa yang sedang terjadi?" Pada saat yang sama, dia melihat sosok yang familier. "Bukankah itu Yasm
Yasmin ingin melarikan diri.Kalau bukan karena dia takut pada konsekuensi yang lebih menakutkan, dia akan kabur sejauh mungkin!"Kalau bukan karena dia mengandung anak orang lain, untuk apa dia buru-buru menggugurkan bayinya? Begitu dia tahu dia hamil, besok harinya dia melakukan aborsi. Cepat sekali." Kezia menghela napas.Yasmin merasa ada yang tidak beres dengan ucapan Kezia. "Aku mengandung anak siapa? Kamu jangan asal memfitnah!""Aku ada buktinya dan kamu masih mau menyangkal?" tanya Kezia.Yasmin buru-buru melangkah maju, kemudian dia merebut ponsel Kezia dari tangannya.Saat dia melihat foto itu, darah di dalam tubuhnya seolah-olah membeku dan wajahnya menjadi pucat.Ternyata ada orang yang memfoto Raymond mencium keningnya semalam. Orang itu bahkan adalah Kezia.Tangan Yasmin gemetar. Dia berusaha menjelaskan dirinya, "Aku memang hamil dan aku juga sudah menggugurkan bayiku. Tapi, bayi itu milikmu ...." Yasmin menatap Daniel. Selama Daniel memercayainya, Yasmin tidak peduli d
Nada sambung terus berbunyi sampai habis, tapi tidak ada yang mengangkat telepon.Sebenarnya, Yasmin berharap Daniel tidak menghiraukannya.Namun, setiap detik yang tertunda terasa menyiksakan.Antara tabrak lari dan menyerah secara sukarela, mana yang lebih serius? Tentu saja yang pertama.Yasmin hanya berharap Daniel bisa berpikiran terbuka ....Setelah menelepon tiga kali, Daniel masih tidak mengangkat telepon.Yasmin tidak bisa memahami isi pikiran Daniel. Dia hanya merasa sangat takut.Akhirnya saatnya pulang kerja. Yasmin baru tiba di depan lift, lalu dia berpapasan dengan Joshua yang kebetulan mau pulang juga. Joshua bertanya, "Pulang?""Ya," jawab Yasmin."Wajahmu pucat."Yasmin merasa akhir-akhir ini banyak orang yang mengatakan itu.Bagaimana wajahnya tidak pucat? Seharian ini dia merasa gelisah."Terima kasih atas perhatian Bapak. Aku baik-baik saja," balas Yasmin.Joshua pun tidak berkata apa-apa.Setelah mereka masuk ke dalam lift, Joshua menekan tombol lantai parkiran dan
Setelah Daniel mendorong Yasmin masuk ke kantor, dia tidak segera melakukan apa-apa.Dia menuju ke lemari alkohol, kemudian membuka sebotol alkohol dan menuangkannya ke gelas.Cairan cokelat itu sangat mirip dengan darah hitam. Itu membuat orang merasa lebih tertekan dan terancam secara mental.Yasmin seperti mangsa yang tak berdaya. Dia yang sedang berdiri di tepi meja tidak berhenti gemetar.Karena Daniel belum menyerangnya, apa Yasmin boleh mengatakan sesuatu dulu?Yasmin berusaha menstabilkan suaranya yang gemetar dan berkata, "Kamu nggak sungguh berpikir bayi itu milik Raymond, 'kan? A ... aku bahkan sudah bersumpah atas nama ibuku. Kalau kamu nggak percaya, aku juga nggak bisa melakukan apa-apa ...."Daniel berbalik, lalu dia duduk di bangku tinggi sebelah lemari alkohol. Kakinya panjang, ekspresinya datar dan matanya menatap dengan tajam. "Kamu nggak minum obat?""Itu yang aneh. Aku ada minum obat, tapi masih hamil. Lalu, aku bertanya pada dokter. Dia bilang makan pil KB nggak 1
Yasmin sungguh khawatir Daniel menggila dan mengabaikan segalanya.Nanti yang sial hanya Yasmin sendiri.Daniel mendongak. Bibirnya basah karena alkohol. Kemudian, dia berkata dengan kejam, "Kamu juga tahu kalau kamu hanya berguna untuk ini?"Yasmin menggigit bibirnya. Dia berkata dengan kesal, "Kamu juga hanya bisa menyiksaku dengan cara ini?"Setelah Yasmin mengatakan itu, jantungnya berdebar.Seharusnya dia tidak memprovokasi Daniel hanya untuk menyelesaikan percakapan mereka dengan cepat.Saat Yasmin merasa gugup, Daniel malah tersenyum sinis kepadanya. Dia mencengkeram rahang Yasmin, lalu dia mencium bibir Yasmin."Mm!" Yasmin hampir tidak bisa bernapas.Saat oksigennya hampir habis, Daniel baru melepaskannya. Daniel berkata, "Kamu nggak akan berharap aku menggunakan cara lain."Yasmin langsung merinding.Ya. Cara lain lebih kejam.Meskipun begitu, ayah kandungnya dan Klara, ibu kandungnya, tidak pernah bisa lari dari perlakuan kejam Daniel.Jadi, apa Yasmin harus berterima kasih
"Pesonamu kuat juga. Kamu nggak hanya bisa menjadi mainan Daniel, tapi kamu juga bisa membuat Raymond melanggar peraturan untukmu. Aku benar-benar kagum padamu," ujar Martin dengan emosional.Yasmin pun melihat Martin dengan bingung.Apa hubungannya pesona dengan menjadi mainan Daniel? Itu sama dengan digigit anjing. Apa Martin merasa itu karena Yasmin menawan?Hanya saja, kenapa Martin mau mengungkit nama Raymond?Jangan-jangan Martin sudah tahu tentang hal semalam?"Ini nggak ada hubungannya denganmu.""Ada, dong!" Martin berkata, "Akhir-akhir ini proyek investasiku yang di luar negeri tentang sumber daya mineral. Aku sedang mencari seseorang untuk berbagi risiko denganku. Aku nggak menyangka Raymond memiliki niat ini. Menurutmu, kenapa seorang pendidik sepertinya tertarik berinvestasi di sumber daya mineral? Setelah kupikir-pikir, karena kamu, 'kan?"Yasmin tercengang.Ternyata Martin mengganggunya bukan karena kehebohan semalam di perusahaan ....Yasmin tahu kekuatan umum Martin bu
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati