Home / Fantasi / Ayah Anakku Ternyata Musuhku / Wilson, Anak Yang Disembunyikan

Share

Wilson, Anak Yang Disembunyikan

Author: Author Mars
last update Last Updated: 2024-10-18 14:51:25

"1 minggu!" ucap Ethan menatap tajam pada Grace, matanya menyorot tajam seolah menusuk langsung ke dalam jiwa gadis itu. "Kalau gagal, aku tidak akan melepaskanmu!"

"Baiklah, tapi dalam seminggu ini kau harus pastikan keselamatanku. Andaikan aku mati, maka tidak ada keuntungan bagimu!" jawab Grace.

Ethan tertawa kecil, senyumnya sinis, hampir seperti memandang rendah permintaan Grace. "Kau mengancamku?" tanyanya, nada suaranya mengintimidasi, namun bibirnya masih menyunggingkan senyuman yang meremehkan.

"Tentu saja, tidak! Aku butuh jaminan untuk nyawaku," Grace membalas dengan tegas, "Raymond Scott akan membunuh siapa saja yang menantangnya. Aku akan menjadi sasarannya. Hakim dan para juri ada di pihaknya. Bukti asli telah diserahkan kepada mereka. Namun, semua bukti telah dihapus," jelasnya sambil menarik napas panjang, mencoba menghilangkan ketegangan yang melingkupinya.

Ethan mendengus, mengalihkan pandangannya sejenak. "Kalau sudah tahu kau akan menjadi sasarannya, kenapa ingin ulang membuka kasus ini?" tanyanya dengan nada lebih serius.

Grace menatap Ethan dengan mata yang menyala penuh tekad. "Karena banyak yang telah menjadi korbannya, bukan hanya Raymond. Hakim dan para juri juga harus disingkirkan!" jawabnya dengan penuh keyakinan. Kata-katanya menggema di dalam ruangan yang sunyi.

Ethan terdiam sesaat, memperhitungkan setiap kata yang baru saja didengarnya. Ia kemudian mengangguk perlahan. "Baiklah, aku percaya denganmu kali ini," ujarnya sambil memberi tatapan penuh peringatan. "Kalau kau gagal, kau akan menerima akibatnya."

Grace terdiam sejenak, bibirnya terkatup rapat. 

Ethan mendekat, matanya terus mengawasi setiap gerakan Grace. "Kenapa diam? Apakah kau menyesalinya? Kalau iya, kau bisa pergi!" katanya dengan nada yang mulai naik, tubuhnya hendak beranjak dari ruangan itu, seolah tidak ingin membuang lebih banyak waktu.

"Tolong kirim anggotamu untuk melindungi panti asuhan!" pintanya tiba-tiba, suaranya terdengar mendesak namun tetap tenang.

Ethan menghentikan langkahnya, berbalik menatap Grace dengan alis terangkat, keheranan jelas terlihat di wajahnya. "Yang dalam bahaya adalah dirimu, kenapa mereka yang harus dilindungi?" tanyanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.

Grace menatap Ethan tanpa berkedip, matanya menunjukkan keteguhan hati yang sulit digoyahkan. "Jangan bertanya! Lakukan saja agar aku bisa tenang menyelidiki kasus ini sampai tuntas," jawabnya cepat, kemudian berbalik meninggalkan ruangan tanpa menoleh lagi.

Ethan menghela napas, menatap punggung Grace yang semakin menjauh. "Orang aneh!" gumamnya pelan, seolah tak percaya pada apa yang baru saja terjadi. 

***

Grace menggenggam setir mobil lebih erat, napasnya mulai tersengal-sengal. Rasa sakit yang menghantam dadanya semakin tajam, bekas tendangan Ethan tadi benar-benar memukul titik vital. Wajahnya pucat, keringat bercucuran, tetapi matanya tetap tajam, penuh tekad.

Mobil berhenti mendadak di pinggir jalan. Grace membuka pintu dengan tangan gemetar dan keluar, langkahnya goyah. Ia berjongkok, menahan diri agar tidak jatuh, lalu tubuhnya tersentak saat batuk keras. Cairan merah mengalir dari mulutnya, darah yang pekat menetes ke aspal.

Grace terbatuk lagi, kali ini lebih keras, wajahnya meringis menahan sakit. “Tendangannya bisa mematikan...” gumamnya lirih, suaranya serak dan lemah. Ia merasakan jantungnya berdebar keras, hampir seperti ingin keluar dari dadanya.

"Aku harus bertahan setidaknya seminggu lagi," bisiknya, seakan berbicara pada dirinya sendiri, mencoba meyakinkan diri untuk tidak menyerah. “Walau harus mati, aku tetap harus menjatuhkan Raymond Scott.”

***

Ekin kembali menemui Ethan di penjara, wajahnya serius. Ethan duduk di balik jeruji dengan tenang, matanya memancarkan ketenangan yang berbahaya. Meskipun terkekang, wibawa dan aura kekuasaan Ethan masih terasa begitu kuat, seperti seorang raja yang terkurung di dalam kandang singa. 

"Bos, kenapa kita harus melindungi panti asuhan? Mereka tidak ada hubungan dengan Raymond," tanya Ekin dengan nada ingin tahu.

Ethan memandang Ekin dengan tajam, lalu dengan suara yang dalam dan penuh perhitungan, ia berkata, "Selidiki hubungan Jaksa Shin dengan panti asuhan itu! Aku ingin tahu jauh lebih detail tentang gadis itu!" Suara Ethan bergetar dengan tekad, menunjukkan bahwa masalah ini lebih rumit dari yang terlihat.

Ekin mengerutkan kening, berpikir sejenak sebelum bertanya dengan hati-hati, "Apakah janji dia bisa dipercaya?" 

Ethan tersenyum tipis, sebuah senyum yang tidak sampai ke matanya. "Tentu saja aku tidak akan begitu mudah percaya dengan kata-katanya," jawabnya tegas, "Tapi aku ingin tahu dia ada di pihak siapa. Dia sangat serius ingin melawan pejabat itu. Oleh sebab itu aku ingin tahu lebih banyak tentangnya. Kalau menyadari sesuatu yang mencurigakan dari dia, segera beritahu aku!"

Ekin mengangguk cepat, merasakan ketegangan dalam ruangan itu. "Iya, Bos," jawabnya dengan patuh.

Ethan menatap Ekin, matanya menyipit dengan rasa penasaran yang intens. "Apakah sudah menemukan anak pemerkosa itu?" tanyanya dengan nada yang lebih rendah, hampir berbisik, seolah mengukur setiap kata.

Ekin menundukkan kepalanya sedikit, "Maaf, Bos. Sejak dia bebas dari penjara, tidak ada yang tahu dia di mana," jawabnya dengan suara yang hampir penuh penyesalan. "Mungkin saja dia sudah meninggalkan kota karena malu."

Wajah Ethan menegang, ingatannya kembali kepada hari-hari penuh amarah dan dendam yang ia rasakan selama dua belas tahun terakhir. "Dua belas tahun aku menyimpan dendam ini, Selagi aku tidak membunuh putrinya dengan tanganku sendiri, aku tidak akan puas. Walau anak itu yang membunuh ayahnya sendiri, aku masih ingin melihat dia menderita. Agar penderitaan ibuku terbalas. Jones Walker terlalu mudah mati begitu saja. Selagi Cecillia Walker masih hidup, aku ingin dia menanggung dosa ayahnya."

Ekin terdiam sejenak, menyadari betapa dalamnya luka yang Ethan simpan selama ini. Ia memberanikan diri untuk berbicara, "Bos, aku telah menyelidiki data Cecillia Walker. Namun, datanya telah dihapus. Apakah dia memang tukar identitas?"

Ethan tertawa singkat, namun tawanya dipenuhi dengan kebencian. "Cari tahu lagi! Aku yakin dia masih hidup. Ke mana pun dia pergi, aku akan mendapatkannya!"

"Bos, Aku mendapat sedikit informasi, Bahwa saat Cecillia Walker ditahan, dia selalu menyebut dirinya ingin menjadi jaksa setelah dewasa," kata Emil.

"Jaksa? Apakah dia bermimpi? Anak yang memiliki sejarah buruk, tidak akan bisa lolos menjadi jaksa," jawab Ethan.

Ethan Christopher adalah remaja yang kehilangan ibunya saat 12 tahun silam. Sang ibu melompat dari bangunan tinggi setelah dilecehkan oleh tersangka Jones Walker.

 "Cecillia Walker, kemana pun kau pergi... Aku akan selalu menghantuimu, hanya dengan menganti nyawamu, dendam ibuku baru terbalas," gumam Ethan, matanya menyipit seakan melihat bayangan masa lalu yang tak kunjung pergi. 

Di sisi lain, Grace berdiri di depan taman anak-anak dan memandangi seorang anak laki-laki yang duduk sendiri, tanpa pengawasan. Matanya tak lepas dari sosok itu, sementara pikirannya dipenuhi perasaan bersalah dan masa lalu yang menghantui.

"Wilson, maafkan Mama yang jarang datang," batinnya. "Setiap kali melihatmu, Mama teringat malam itu, pria iblis yang menghancurkan masa depanku. Kau tak bersalah, sayang. Mama akan selalu berusaha yang terbaik untukmu. Tapi tak seorang pun boleh tahu kehadiranmu, pekerjaan Mama terlalu berbahaya untuk itu."

Apa yang akan terjadi ketika Ethan Christoper yang kini begitu membenci Grace mendapati bahwa wanita itu adalah orang yang menjadi korbannya saat 5 tahun yang lalu. Selain itu, Grace juga telah melahirkan anak dari hasil hubungan tersebut?

Related chapters

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Mulai Penyelidikan

    Grace berdiri di depan panti asuhan, memandang anak-anak yang sedang bermain riang di halaman. Senyum mereka seharusnya bisa membangkitkan perasaan hangat dalam hatinya, namun bayangan ancaman Raymond Scott terus menghantui pikirannya. Kata-kata pria itu, yang diucapkan dengan nada dingin dan penuh ancaman, membebani langkahnya sejak saat itu.“Pastikan Ethan Christopher dihukum mati. Kalau kau tidak melakukannya, maka anak-anak di panti asuhan ini akan menjadi penggantinya,” ancaman Raymond terngiang jelas dalam benak Grace, membuatnya mengepalkan tangan dengan erat. "Sudah saatnya aku memasukkanmu ke penjara," gumam Grace, memandang gedung panti asuhan dengan tekad yang berkobar. ***Di gedung kejaksaan, Grace melangkah cepat menuju ruangan Kepala Jaksa Robert, wajahnya penuh determinasi. Tanpa ragu, ia mengetuk pintu dengan keras sebelum masuk. Robert, yang duduk di balik mejanya, mengangkat kepala dan menatap Grace dengan tatapan waspada."Grace, jangan mencari masalah lagi. Ter

    Last Updated : 2024-10-28
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Anak Yang Disembunyikan

    Malam di café itu semakin sunyi, hanya terdengar suara gesekan sendok yang diaduk Grace pada minumannya. Dalam benaknya, ia terus memikirkan kasus besar yang sedang ditanganinya, kasus yang membuatnya harus berhadapan dengan Raymond, seorang pejabat yang ditakuti dan berkuasa.Tak lama kemudian, Robert, Kepala Jaksa mendekatinya dan duduk di hadapannya dengan wajah serius. "Dengarkan aku sekali lagi, Grace. Tolak kasus ini!" kata Robert dengan nada mendesak.Grace memandang Robert dengan mata tajam. "Selama ini aku tidak pernah menyesal dengan keputusan yang kuambil. Walaupun harus kehilangan nyawa, aku tidak akan ragu membongkar kejahatannya," jawab Grace tegas.Robert menghela napas, berusaha mengendalikan emosinya. "Kau tahu siapa lawanmu? Ini bukan permainan, Grace.""Untuk apa kau peduli? Apapun yang terjadi, aku yang akan bertanggung jawab," Grace membalas dengan suara yang bergetar namun tegas.Robert memejamkan mata sejenak, tampak frustasi. "Aku tahu kau keras kepala dan ti

    Last Updated : 2024-10-28
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Menemui Raymond

    "Guru mengajarimu ilmu bela diri agar kamu bisa melindungi dirimu," kata Wang dengan suara lembut namun tegas, "Saat kamu berhasil mengalahkan penjahat, guru merasa bangga padamu. Tapi, guru tidak berharap kamu harus berkorban demi mereka. Sudah banyak usaha yang kamu lakukan demi masyarakat dan panti asuhan. Kapan kamu akan hidup untuk diri sendiri?"Grace menunduk, terdiam sejenak. Matanya berkaca-kaca, namun ia berusaha tegar. "Guru, jangan mencemaskan aku! Sejak dulu, kalau bukan karena ada guru, aku tidak akan bisa bertahan hingga saat ini. Papaku sendiri telah melakukan hal yang memalukan. Dan mamaku pergi hingga saat ini tidak kembali." Suaranya terdengar bergetar saat mengingat masa lalu yang kelam. "Aku sangat ingin melihatnya. Sudah 12 tahun berlalu, dan dia masih tidak ingin pulang. Aku yakin mama pasti sudah tahu kalau suaminya yang kejam itu telah meninggal dan aku adalah pembunuhnya," ungkap Grace dengan tatapan kosong."Grace, kamu telah menyelamat

    Last Updated : 2024-10-31
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Mengincar Grace

    "Jaksa Shin, sepertinya kamu sudah lupa siapa yang kamu hadapi," ujar Raymond dengan nada mengancam. Setiap katanya terdengar seperti racun yang siap menyebar.Grace Anderson Shin berdiri tegak, tidak sedikit pun goyah oleh ancaman pria di depannya. Matanya menatap lurus, penuh keyakinan. "Tuan Scott, hukum adalah hukum. Di dunia ini ada keadilan, dan aku adalah orang yang menegakkannya," balas Grace dengan tegas, suaranya penuh keteguhan yang sulit ditembus.Raymond terkekeh pelan, menyembunyikan amarah yang mulai membara di dalam dirinya. "Kamu akan menyesal, Jaksa Shin," katanya lagi, nada ancaman tak lagi terselubung.Grace tidak bergeming. Ia melangkah maju, menatap Raymond tanpa gentar. "Apa yang akan kamu lakukan padaku? Menjebakku seperti kamu menjebak Ethan Christopher atau membunuhku seperti wanita hiburan yang menjadi korbanmu? Rinna adalah pacar Ethan Christopher. Dia berselingkuh denganmu dan mengkhianati pacarnya. Hubungan kalian sungguh luar biasa

    Last Updated : 2024-11-01
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Muntah Darah

    Grace yang telah terlelap, seakan sedang bermimpi buruk yang mengganggu tidurnya. Sebuah bayangan dari masa kecilnya kembali muncul, memperlihatkan saat-saat kelam di mana ia menikam ayahnya sendiri hingga tewas. Darah yang membasahi tangannya terasa begitu nyata, membuat kejadian tersebut menjadi mimpi buruk seumur hidup baginya.Grace membuka mata dengan terkejut, napasnya tersengal, dan ia langsung bangkit. Keringat dingin membasahi wajahnya, matanya melirik ke sekeliling ruangan seolah mencari perlindungan dari bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya."Kenapa kejadian itu selalu saja muncul dalam mimpiku?" ucapnya dengan suara serak, matanya berkaca-kaca. Tangannya bergetar saat mencoba menghapus air mata yang mulai menggenang, seolah menghapus dosa yang tak pernah bisa ia lupakan. Kejadian itu terus membayangi, membelenggu langkahnya meski ia terus berusaha melangkah maju.Tiba-tiba suara pecahan kaca terdengar begitu jelas. "Prang!"Grace l

    Last Updated : 2024-11-01
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Pertarungan Sengit

    Grace menahan sakit yang menjalar di tubuhnya, namun ia tetap berusaha berdiri tegap di hadapan lawannya. Matanya berkobar,"Aku harus bisa melewati rintangan ini. Kalahkan mereka dan bebaskan Ethan Christopher," batinnya, menggenggam tongkat besinya dengan lebih erat.Salah satu dari musuh yang berdiri di depannya menyeringai sinis. "Ternyata kau sudah terluka. Apakah kau mengira mampu mengalahkan kami dalam kondisi seperti ini?" tantangnya, sambil memberikan isyarat kepada yang lain untuk menyerang serempak.Mereka semua mendekat dengan niat jahat terpancar dari tatapan mata mereka.Tanpa berpikir panjang, Grace meraih vas bunga yang ada di dekatnya. Dengan sekuat tenaga, ia menghantam kepala salah satu lawannya hingga vas itu pecah berkeping-keping. "Brak!""Aahh!" Jeritan kesakitan keluar dari mulut lawannya yang terhuyung ke belakang, darah mengucur dari luka di kepalanya.Namun, tidak ada waktu untuk berpuas diri. Gerombolan penyerang masih mengelilingi

    Last Updated : 2024-11-02
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Bukti Rekaman

    Billy menunggu di luar ruang sidang, berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Tangannya sesekali merogoh saku, melihat jam tangannya dengan penuh kecemasan. “Sudah tiba waktu persidangan. Apakah Grace baik-baik saja?” gumamnya, suaranya hampir tenggelam dalam riuh rendah suara para pengunjung yang berlalu-lalang di koridor pengadilan.Sementara itu, di dalam ruang sidang, suasana tegang. Persidangan telah dimulai dan seluruh mata tertuju pada hakim yang duduk di podium, wajahnya tegas dan penuh wibawa. Sang hakim mengetuk palu sekali lagi, mengisyaratkan dimulainya persidangan. "Tuan Ethan Christopher," suara sang hakim terdengar berat, tapi jelas. "Sebelumnya Anda mengatakan bahwa ada bukti yang bisa membuktikan bahwa Anda tidak bersalah. Bukti apa yang akan Anda tunjukkan di persidangan kali ini?"Ethan, duduk di bangku terdakwa, tetap tenang. Sorot matanya tak tergoyahkan, meski di dalam hatinya bergejolak. Ini adalah saat penentu baginya. Di sisi la

    Last Updated : 2024-11-02
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Hadir Dalam Persidangan

    Di luar, Emil telah tiba dengan tergesa-gesa dan segera membuka pintu mobil, matanya melebar saat melihat kondisi Grace yang terluka parah. Darah yang mengalir dari luka tusukan membuat wajah Emil tegang. Namun, Grace tetap terlihat tegar meski kesakitannya jelas. Dengan hati-hati, Emil membantunya keluar dari mobil.Billy, yang baru saja menerima panggilan, keluar dari gedung dengan napas memburu. Wajahnya pucat ketika melihat darah di pakaian Grace. Tanpa banyak bicara, dia meraih sebuah jubah jaksa dari dalam mobil, menyelubungi tubuh Grace yang gemetar."Grace, kamu yakin bisa melanjutkan ini? Kondisimu sangat buruk. Kamu bisa kehabisan darah sebelum persidangan selesai!" Billy berbicara dengan cemas, matanya terus memindai luka di lengan Grace." Hakim yang kamu temui, tiba-tiba saja menarik diri. Aku yakin ini adalah perbuatan Raymond."Grace mengerang pelan, tapi sorot matanya penuh tekad. "Karena itu lah, aku harus hadir, untuk pastikan

    Last Updated : 2024-11-03

Latest chapter

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Kembali Ke Rumah Lama

    Grace menatap Nyonya Hart dengan senyuman yang penuh arti, tetapi sorot matanya tajam seperti pisau."Lalu, kenapa? Anda menggunakan nama menteri untuk mengancamku?" Grace bertanya, tetap dengan senyuman kecil di wajahnya. "Aku adalah seorang jaksa yang tidak bisa diancam. Nyonya, sangat memalukan kalau Anda hanya berani menggunakan nama menteri untuk melindungi anak Anda. Sebagai seorang ibu, harusnya Anda bisa mendidiknya dan bukan memanjakannya."Sammy Hart mendengus kecil, mencoba menahan emosi. Dia melipat tangannya di depan dada, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak akan gentar. "Anakku adalah anak yang bertanggung jawab. Dia hanya dituduh. Bukti yang kamu dapatkan sama sekali tidak benar. Jaksa Shin, aku berharap kamu menggunakan statusmu dengan cerdas," katanya, dengan nada yang berusaha terdengar tegas.Grace menatapnya tanpa gentar, senyumnya sedikit melebar. "Aku selama ini cukup cerdas, Nyonya Hart," jawabnya tenang. "Tolong nasehati pu

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ancaman Sammy

    "Untuk apa wanita itu menghubungimu?" tanya Ethan dengan nada tajam, matanya menatap lurus ke arah Grace."Kalau aku tidak salah menebak, dia pasti berharap aku melepaskan putranya," jawab Grace.Ethan mengerutkan dahi, rahangnya mengeras. "Tidak semudah itu. Niatnya sangat mencurigakan," ujarnya dengan penuh kewaspadaan.Grace tersenyum tipis, tapi itu bukan senyum ramah. "Apa pun tawarannya, aku tidak akan membiarkan dia berhasil," katanya dengan menahan emosi yang sudah menggelegak di dadanya.Ethan memandangnya dengan alis terangkat, tetapi sebelum ia sempat berkata lebih jauh, Grace sudah beranjak pergi. Dalam hati, Grace bergumul dengan perasaan yang sulit diungkapkan. "Mama, jangan membuatku semakin kecewa denganmu. Demi brengsek itu, kau rela menemuiku," batinnya.---Pertemuan Grace dan Sammy berlangsung di sebuah ruang terbuka yang dipenuhi kios-kios makanan. Meja mereka berada di sudut, cukup jauh dari keramaian, tetap

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Sammy Berniat Menemui Grace

    Grace membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa berdenyut. Pandangannya mengabur sejenak sebelum akhirnya fokus pada langit-langit kamar yang asing baginya. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tapi rasa sakit di kepalanya membuat pikirannya kacau."Apa yang terjadi? Aku di mana?" gumamnya pelan, suaranya lemah namun penuh kebingungan.Grace memaksa dirinya bangkit dari tempat tidur. Dia menatap sekeliling kamar itu, tidak ada yang dikenalnya. Dengan langkah hati-hati, dia berjalan keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Di sana, samar-samar terlihat seseorang berdiri di balkon, tubuhnya dilingkupi asap rokok yang mengepul perlahan ke udara malam.Grace mengenali sosok itu dan langsung memanggil namanya. "Ethan Christoper?" tanyanya dengan nada terkejut. Namun, ketika tidak ada jawaban, dia menaikkan suaranya. "Tuan Christoper!"Ethan menoleh perlahan, matanya yang tajam langsung menatap Grace. Wajahnya menunjukkan sedikit keheranan,

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Rencana Sammy

    "Setiap bertemu dengannya, pasti tidak ada hal yang baik," gumam Ethan lirih.---Di sisi lain, suasana di kediaman keluarga Hart jauh lebih tegang. Jamez baru saja melangkahkan kakinya melewati pintu rumah ketika suara ayahnya, Dom Hart, menggelegar di ruangan."Kenapa pihak kejaksaan bisa ikut campur? Kalau bukan karena mereka mendapatkan bukti kesalahanmu, mereka tidak akan bertindak kali ini!" bentak Dom dengan wajah merah padam, menatap putranya dengan sorot tajam yang penuh kekecewaan.Jamez, dengan santainya, melepas jaketnya dan melemparkannya ke sofa. "Pa, tidak usah cemaskan hal ini. Bukankah aku sudah bebas?" jawabnya, nadanya datar, seolah-olah masalah yang baru saja dihadapinya tak lebih dari sebuah gangguan kecil.Dom memukul meja di depannya, membuat Sammy yang berdiri di samping tampak semakin cemas. "Hanya sementara! Kau masih saja begitu santai dan seolah tidak melakukan kesalahan. Aku harus keluar masuk kantor jaksa, sangat

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Selamatkan Grace

    Tubuh Grace terhuyung saat pria itu menariknya keluar dari mobil. Meski pandangannya mulai kabur dan rasa sakit berdenyut di kepalanya, insting bertahan hidupnya mengambil alih. Dengan cepat, ia meraih tongkat yang ada di mobilnya dan, tanpa ragu, menghantam kepala pria itu sekuat tenaga."Aaahhh!" Jeritan pria itu menggema di jalan yang sepi, darah segar langsung mengucur dari lukanya. Namun, Grace tidak luput dari penderitaan. Darah dari luka di kepalanya terus mengalir, beberapa menetes ke wajahnya, membuatnya semakin sulit untuk fokus. Pandangannya semakin buram, tapi ia tetap berusaha berdiri, melawan kelemahannya.Pria kedua melangkah maju, kemarahan terpancar jelas di matanya. "Beraninya kau, perempuan!" teriaknya sambil mengangkat tangan, siap menyerang Grace yang terlihat hampir tak berdaya.Namun, sebelum pria itu sempat bertindak, sebuah tangan besar menahan pergelangan tangannya dengan kekuatan luar biasa. Pria itu terkejut, memutar kepalanya untuk m

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Ditabrak

    Ekin dan Emil berjalan tergesa-gesa ke arah Ethan. Tangan mereka masing-masing menggenggam senjata tajam, sisa pertarungan sebelumnya masih melekat pada tubuh mereka—darah dan luka kecil di beberapa bagian. Mereka terlihat panik, tapi tetap menjaga sikap hormat di hadapan bos mereka yang baru saja berhasil mengalahkan musuh dengan tangan kosong."Bos! Bos!" seru mereka serentak, suara mereka menggema di lorong gelap tempat mereka berdiri.Ethan, yang sedang membetulkan kerah jaketnya yang berlumur darah, mengangkat kepalanya. Tatapannya tajam seperti elang yang mengamati mangsanya."Bagaimana situasi di sana? Apakah sudah aman?" tanyanya dengan nada tegas, suaranya memerintah tanpa sedikit pun nada ragu.Emil, yang terlihat paling gelisah, segera menjawab. "Bos, mereka yang masih hidup berhasil lolos. Sepertinya mereka adalah utusan dari geng besar. Tapi mereka lebih memilih mati daripada membocorkan siapa yang ada di belakang mereka."

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Perkelahian Antar Geng

    Malam itu terasa semakin dingin seiring angin yang berhembus kencang, menggoyangkan dedaunan dan menciptakan suara gemerisik yang tak putus-putus. Langit kelam tanpa bintang, seolah turut menyembunyikan segala jawaban atas kekalutan hati. Grace duduk di bangku kayu bersama Wang, gurunya yang setia mendengarkan kegelisahannya. Dalam temaram cahaya bulan, wajah Grace terlihat suram, matanya menerawang jauh ke depan tanpa fokus.Wang memecah keheningan. "Kenapa diam saja sejak tadi? Apa yang mengganggu pikiranmu, Grace?" Suaranya tenang, penuh perhatian, seperti biasa.Grace menarik napas dalam-dalam, menahan getaran emosinya. "Guru... apa yang harus aku lakukan kalau suatu saat... mamaku kembali, tapi dia malah menjadi ibu tiri dari targetku?" ucapnya dengan suara lirih, nyaris tenggelam dalam gemuruh angin malam.Wang mengernyitkan dahi. "Maksudmu... ibumu sudah kembali?" tanyanya, menatap Grace dengan penuh tanya.Grace mengangguk pelan, namun raut wajahn

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Gelisah

    "Jaksa Shin," Sammy membaca kartu nama yang tergantung di leher Grace dengan suara bergetar, penuh emosi. "Kalau menurutmu ada bukti yang menunjukkan kesalahan anakku, keluarkan sekarang juga! Jangan sembarangan menuduh tanpa dasar!"Grace menatap Sammy dengan tenang, membiarkan wanita itu meluapkan emosinya. Dia tahu, sikap tenang adalah senjatanya. "Nyonya Hart," ucap Grace akhirnya, suaranya tegas namun tetap sopan. "Kami tidak bekerja tanpa bukti. Setiap langkah kami berdasarkan fakta yang ada."Sammy melipat tangan di dada, matanya tak lepas dari wajah Grace. "Bukti? Mana buktinya? Aku ingin melihat sendiri. Anakku tidak bersalah. Dia bukan tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu."Grace mengangguk, tetap menjaga profesionalismenya. "Saya memahami perasaan Anda, sebagai seorang ibu. Namun, saat ini kami membutuhkan kerja sama Anda berdua. Silakan Anda berdua ikut ke ruang interogasi. Ada beberapa hal yang perlu kami klarifikasi."Setelah inter

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Bertemu Ibunya

    Langit mendung menyelimuti kantor kejaksaan, seolah menggambarkan suasana hati pria paruh baya yang memasuki ruangan dengan langkah berat namun penuh emosi. Di sampingnya, seorang wanita berpenampilan anggun namun dengan tatapan penuh amarah berdiri tegak, seakan siap menghadapi siapapun yang menghalangi jalan mereka. Mereka adalah Dom Hart dan Sammy. yang datang untuk mencari putra mereka, Jamez.“Di mana putraku?” suara Dom menggema, keras dan menusuk, memaksa setiap kepala dalam ruangan itu menoleh ke arahnya.Billy, salah satu jaksa muda di tempat itu, mendongak dari berkas-berkas yang sedang diteliti. Dia berdiri dengan sikap profesional, meskipun ketegangan mulai terasa. “Tuan, Anda siapa?” tanyanya dengan sopan namun tegas.Dom melangkah maju, setiap langkahnya seolah menghentak lantai. “Kalian sangat keterlaluan! Berani sekali menyentuh anakku! Bebaskan dia sekarang juga!” katanya dengan nada penuh kemarahan yang membuat ruangan itu terasa sesak.Billy tetap menjaga ketenangan

DMCA.com Protection Status