Share

Grace Muntah Darah

Author: Author Mars
last update Last Updated: 2024-11-01 09:00:00

Grace yang telah terlelap, seakan sedang bermimpi buruk yang mengganggu tidurnya. Sebuah bayangan dari masa kecilnya kembali muncul, memperlihatkan saat-saat kelam di mana ia menikam ayahnya sendiri hingga tewas. Darah yang membasahi tangannya terasa begitu nyata, membuat kejadian tersebut menjadi mimpi buruk seumur hidup baginya.

Grace membuka mata dengan terkejut, napasnya tersengal, dan ia langsung bangkit. Keringat dingin membasahi wajahnya, matanya melirik ke sekeliling ruangan seolah mencari perlindungan dari bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.

"Kenapa kejadian itu selalu saja muncul dalam mimpiku?" ucapnya dengan suara serak, matanya berkaca-kaca. Tangannya bergetar saat mencoba menghapus air mata yang mulai menggenang, seolah menghapus dosa yang tak pernah bisa ia lupakan. Kejadian itu terus membayangi, membelenggu langkahnya meski ia terus berusaha melangkah maju.

Tiba-tiba suara pecahan kaca terdengar begitu jelas. "Prang!"

Grace l

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Pertarungan Sengit

    Grace menahan sakit yang menjalar di tubuhnya, namun ia tetap berusaha berdiri tegap di hadapan lawannya. Matanya berkobar,"Aku harus bisa melewati rintangan ini. Kalahkan mereka dan bebaskan Ethan Christopher," batinnya, menggenggam tongkat besinya dengan lebih erat.Salah satu dari musuh yang berdiri di depannya menyeringai sinis. "Ternyata kau sudah terluka. Apakah kau mengira mampu mengalahkan kami dalam kondisi seperti ini?" tantangnya, sambil memberikan isyarat kepada yang lain untuk menyerang serempak.Mereka semua mendekat dengan niat jahat terpancar dari tatapan mata mereka.Tanpa berpikir panjang, Grace meraih vas bunga yang ada di dekatnya. Dengan sekuat tenaga, ia menghantam kepala salah satu lawannya hingga vas itu pecah berkeping-keping. "Brak!""Aahh!" Jeritan kesakitan keluar dari mulut lawannya yang terhuyung ke belakang, darah mengucur dari luka di kepalanya.Namun, tidak ada waktu untuk berpuas diri. Gerombolan penyerang masih mengelilingi

    Last Updated : 2024-11-02
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Bukti Rekaman

    Billy menunggu di luar ruang sidang, berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Tangannya sesekali merogoh saku, melihat jam tangannya dengan penuh kecemasan. “Sudah tiba waktu persidangan. Apakah Grace baik-baik saja?” gumamnya, suaranya hampir tenggelam dalam riuh rendah suara para pengunjung yang berlalu-lalang di koridor pengadilan.Sementara itu, di dalam ruang sidang, suasana tegang. Persidangan telah dimulai dan seluruh mata tertuju pada hakim yang duduk di podium, wajahnya tegas dan penuh wibawa. Sang hakim mengetuk palu sekali lagi, mengisyaratkan dimulainya persidangan. "Tuan Ethan Christopher," suara sang hakim terdengar berat, tapi jelas. "Sebelumnya Anda mengatakan bahwa ada bukti yang bisa membuktikan bahwa Anda tidak bersalah. Bukti apa yang akan Anda tunjukkan di persidangan kali ini?"Ethan, duduk di bangku terdakwa, tetap tenang. Sorot matanya tak tergoyahkan, meski di dalam hatinya bergejolak. Ini adalah saat penentu baginya. Di sisi la

    Last Updated : 2024-11-02
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Hadir Dalam Persidangan

    Di luar, Emil telah tiba dengan tergesa-gesa dan segera membuka pintu mobil, matanya melebar saat melihat kondisi Grace yang terluka parah. Darah yang mengalir dari luka tusukan membuat wajah Emil tegang. Namun, Grace tetap terlihat tegar meski kesakitannya jelas. Dengan hati-hati, Emil membantunya keluar dari mobil.Billy, yang baru saja menerima panggilan, keluar dari gedung dengan napas memburu. Wajahnya pucat ketika melihat darah di pakaian Grace. Tanpa banyak bicara, dia meraih sebuah jubah jaksa dari dalam mobil, menyelubungi tubuh Grace yang gemetar."Grace, kamu yakin bisa melanjutkan ini? Kondisimu sangat buruk. Kamu bisa kehabisan darah sebelum persidangan selesai!" Billy berbicara dengan cemas, matanya terus memindai luka di lengan Grace." Hakim yang kamu temui, tiba-tiba saja menarik diri. Aku yakin ini adalah perbuatan Raymond."Grace mengerang pelan, tapi sorot matanya penuh tekad. "Karena itu lah, aku harus hadir, untuk pastikan

    Last Updated : 2024-11-03
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Kritis

    Satu jam setelah persidangan ditunda, ruang sidang kembali dipenuhi oleh ketegangan yang sama. Grace, yang sejak tadi duduk diam di meja jaksa, kini tampak semakin lemah. Tubuhnya bergetar halus, menahan rasa sakit yang tidak tertahankan. Sekali lagi, tetesan darah jatuh ke lantai di bawah kursinya, semakin jelas di lantai yang dingin. Namun, Grace tetap teguh di tempatnya, pandangannya lurus ke depan, meski rasa sakit itu mulai melumpuhkan kesadarannya.Ethan, yang duduk di kursi terdakwa, tak lagi bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Dari kejauhan, dia memperhatikan wajah Grace yang kian memucat, bibirnya gemetar menahan perih, sementara setiap napasnya terdengar lebih berat. Hatinya tersentuh melihat pengorbanan wanita itu—seorang jaksa yang dengan segenap nyawanya berjuang membela keadilan, bahkan untuknya, seorang pria yang mungkin tidak pantas mendapatkan begitu banyak usaha dari orang seperti Grace. Di dalam dirinya muncul perasaan yang asing, simpati bercampur d

    Last Updated : 2024-11-03
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Dibebaskan

    Keesokan harinya, Ethan telah dibebaskan dan dijemput oleh anak buahnya. Mereka menunggu di luar penjara, wajah-wajah mereka penuh hormat dan ketegangan. Ethan, meski baru saja bebas, tak menunjukkan tanda-tanda kelegaan. Wajahnya tetap dingin dan penuh perhitungan, mencerminkan kehidupannya yang keras sebagai bos gangster yang memiliki jaringan bisnis legal di berbagai wilayah.Anggotanya segera memberikan hormat begitu Ethan keluar. Mereka tunduk serentak, memberi ruang bagi sosok pemimpin yang ditakuti dan dihormati itu."Bos, selamat Anda sudah bebas!" ucap salah satu dari mereka dengan suara rendah, seolah takut mengganggu suasana hati Ethan yang tak bisa ditebak.Ethan hanya mengangguk pelan, ekspresinya tak berubah. "Mari kita pergi!" ujarnya dingin, seraya melangkah mantap menuju mobil yang pintunya dibuka oleh Ekin, tangan kanannya yang paling setia. Emil, sopirnya, sudah siap di belakang kemudi.Ethan masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pun.

    Last Updated : 2024-11-04
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Dinyatakan Meninggal

    Rumah sakitKamar rumah sakit itu sunyi, hanya terdengar bunyi lembut dari mesin-mesin yang memonitor keadaan pasien. Di luar kaca, Billy, Frank, dan Guru Wang berdiri diam, menatap tubuh yang terbaring tak berdaya di ranjang. Ketegangan melingkupi mereka, mengikat suasana dengan perasaan gelisah dan tidak berdaya.Tak lama kemudian, langkah berat menggema di koridor. Ethan Christopher tiba, ditemani oleh Emil dan Ekin. Kharisma Ethan sebagai bos gangster terpancar jelas. Wajahnya tampan namun dingin, penuh dengan aura kekuasaan dan ketenangan yang mengintimidasi. Ia melangkah mendekati kelompok yang berdiri di depan kamar, tatapannya tajam seperti elang yang mengawasi mangsanya."Ethan Christopher, kenapa kamu bisa ada di sini?" Frank bertanya dengan nada penuh keheranan."Bos ingin menjenguk Jaksa Shin. Bagaimana, apakah sudah sadar?" Emil menyuarakan pertanyaan yang sama dengan kekhawatiran di matanya.Billy hanya bisa menggeleng pelan. "T

    Last Updated : 2024-11-04
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Menemukan Foto Masa Kecil Grace

    Ethan dengan kasar mendorong tubuh dokter itu, membuatnya sedikit terhuyung ke belakang."Tuan," dokter itu mencoba tetap tenang meski jelas merasa tertekan oleh amarah Ethan. "Kondisi pasien sudah sangat parah. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Pasien sendiri tampaknya sudah tidak ingin berjuang lagi. Semua usaha kami menjadi sia-sia."Suara dokter itu terdengar seperti akhir dari segalanya, tetapi Ethan tidak bisa menerimanya. Wajahnya memerah oleh emosi, matanya penuh dengan penolakan dan keputusasaan. Di sampingnya, Wang menatap Ethan dengan rasa iba, lalu bicara dengan suara berat yang terbungkus kesedihan."Biarkan dia pergi, Mungkin Grace sudah merasa damai. Dia tahu kau sudah bebas sekarang," kata Wang dengan nada penuh perasaan.Ethan memutar tubuhnya dengan cepat, menatap Wang dengan mata yang berkobar. "Apa karena dia sudah putus asa, kita harus mendukungnya menyerah begitu saja? Ada begitu banyak orang di luar sana yang hidup dalam

    Last Updated : 2024-11-05
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Mengetahui Masa Lalu Grace

    Keesokan harinya, setelah mendapatkan laporan masa kecil Grace, Ethan segera menuju rumah sakit tempat Grace pernah dirawat. Langkahnya cepat, dibakar oleh keingintahuan yang mendalam tentang masa lalu wanita itu. Setibanya di rumah sakit, ia segera meminta bertemu dengan dokter yang menangani pasien bernama Cecillia Walker, nama yang tertulis dalam laporan tersebut.Begitu dokter itu tiba, Ethan tanpa basa-basi langsung menunjukkan sebuah foto. "Tuan, kenapa Anda memiliki foto ini?" tanyanya, Dokter itu terlihat kaget, namun cepat menguasai diri. "Apakah Anda yang merawat Cecillia Walker?" tanya Ethan, suaranya tenang namun penuh tekanan."Iya, Cecillia masuk ke sini saat usianya 15 tahun. Kondisi mentalnya terganggu," jawab dokter itu sambil duduk di hadapan Ethan, matanya sesekali melirik foto di meja.Ethan menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya mengawasi dokter itu. "Beritahu saya, apa yang membuat mentalnya terganggu?" tanyanya, nada suaranya dingin, penuh tuntutan.Dokter i

    Last Updated : 2024-11-07

Latest chapter

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Kembali Ke Rumah Lama

    Grace menatap Nyonya Hart dengan senyuman yang penuh arti, tetapi sorot matanya tajam seperti pisau."Lalu, kenapa? Anda menggunakan nama menteri untuk mengancamku?" Grace bertanya, tetap dengan senyuman kecil di wajahnya. "Aku adalah seorang jaksa yang tidak bisa diancam. Nyonya, sangat memalukan kalau Anda hanya berani menggunakan nama menteri untuk melindungi anak Anda. Sebagai seorang ibu, harusnya Anda bisa mendidiknya dan bukan memanjakannya."Sammy Hart mendengus kecil, mencoba menahan emosi. Dia melipat tangannya di depan dada, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak akan gentar. "Anakku adalah anak yang bertanggung jawab. Dia hanya dituduh. Bukti yang kamu dapatkan sama sekali tidak benar. Jaksa Shin, aku berharap kamu menggunakan statusmu dengan cerdas," katanya, dengan nada yang berusaha terdengar tegas.Grace menatapnya tanpa gentar, senyumnya sedikit melebar. "Aku selama ini cukup cerdas, Nyonya Hart," jawabnya tenang. "Tolong nasehati pu

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ancaman Sammy

    "Untuk apa wanita itu menghubungimu?" tanya Ethan dengan nada tajam, matanya menatap lurus ke arah Grace."Kalau aku tidak salah menebak, dia pasti berharap aku melepaskan putranya," jawab Grace.Ethan mengerutkan dahi, rahangnya mengeras. "Tidak semudah itu. Niatnya sangat mencurigakan," ujarnya dengan penuh kewaspadaan.Grace tersenyum tipis, tapi itu bukan senyum ramah. "Apa pun tawarannya, aku tidak akan membiarkan dia berhasil," katanya dengan menahan emosi yang sudah menggelegak di dadanya.Ethan memandangnya dengan alis terangkat, tetapi sebelum ia sempat berkata lebih jauh, Grace sudah beranjak pergi. Dalam hati, Grace bergumul dengan perasaan yang sulit diungkapkan. "Mama, jangan membuatku semakin kecewa denganmu. Demi brengsek itu, kau rela menemuiku," batinnya.---Pertemuan Grace dan Sammy berlangsung di sebuah ruang terbuka yang dipenuhi kios-kios makanan. Meja mereka berada di sudut, cukup jauh dari keramaian, tetap

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Sammy Berniat Menemui Grace

    Grace membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa berdenyut. Pandangannya mengabur sejenak sebelum akhirnya fokus pada langit-langit kamar yang asing baginya. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya, tapi rasa sakit di kepalanya membuat pikirannya kacau."Apa yang terjadi? Aku di mana?" gumamnya pelan, suaranya lemah namun penuh kebingungan.Grace memaksa dirinya bangkit dari tempat tidur. Dia menatap sekeliling kamar itu, tidak ada yang dikenalnya. Dengan langkah hati-hati, dia berjalan keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Di sana, samar-samar terlihat seseorang berdiri di balkon, tubuhnya dilingkupi asap rokok yang mengepul perlahan ke udara malam.Grace mengenali sosok itu dan langsung memanggil namanya. "Ethan Christoper?" tanyanya dengan nada terkejut. Namun, ketika tidak ada jawaban, dia menaikkan suaranya. "Tuan Christoper!"Ethan menoleh perlahan, matanya yang tajam langsung menatap Grace. Wajahnya menunjukkan sedikit keheranan,

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Rencana Sammy

    "Setiap bertemu dengannya, pasti tidak ada hal yang baik," gumam Ethan lirih.---Di sisi lain, suasana di kediaman keluarga Hart jauh lebih tegang. Jamez baru saja melangkahkan kakinya melewati pintu rumah ketika suara ayahnya, Dom Hart, menggelegar di ruangan."Kenapa pihak kejaksaan bisa ikut campur? Kalau bukan karena mereka mendapatkan bukti kesalahanmu, mereka tidak akan bertindak kali ini!" bentak Dom dengan wajah merah padam, menatap putranya dengan sorot tajam yang penuh kekecewaan.Jamez, dengan santainya, melepas jaketnya dan melemparkannya ke sofa. "Pa, tidak usah cemaskan hal ini. Bukankah aku sudah bebas?" jawabnya, nadanya datar, seolah-olah masalah yang baru saja dihadapinya tak lebih dari sebuah gangguan kecil.Dom memukul meja di depannya, membuat Sammy yang berdiri di samping tampak semakin cemas. "Hanya sementara! Kau masih saja begitu santai dan seolah tidak melakukan kesalahan. Aku harus keluar masuk kantor jaksa, sangat

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Selamatkan Grace

    Tubuh Grace terhuyung saat pria itu menariknya keluar dari mobil. Meski pandangannya mulai kabur dan rasa sakit berdenyut di kepalanya, insting bertahan hidupnya mengambil alih. Dengan cepat, ia meraih tongkat yang ada di mobilnya dan, tanpa ragu, menghantam kepala pria itu sekuat tenaga."Aaahhh!" Jeritan pria itu menggema di jalan yang sepi, darah segar langsung mengucur dari lukanya. Namun, Grace tidak luput dari penderitaan. Darah dari luka di kepalanya terus mengalir, beberapa menetes ke wajahnya, membuatnya semakin sulit untuk fokus. Pandangannya semakin buram, tapi ia tetap berusaha berdiri, melawan kelemahannya.Pria kedua melangkah maju, kemarahan terpancar jelas di matanya. "Beraninya kau, perempuan!" teriaknya sambil mengangkat tangan, siap menyerang Grace yang terlihat hampir tak berdaya.Namun, sebelum pria itu sempat bertindak, sebuah tangan besar menahan pergelangan tangannya dengan kekuatan luar biasa. Pria itu terkejut, memutar kepalanya untuk m

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Ditabrak

    Ekin dan Emil berjalan tergesa-gesa ke arah Ethan. Tangan mereka masing-masing menggenggam senjata tajam, sisa pertarungan sebelumnya masih melekat pada tubuh mereka—darah dan luka kecil di beberapa bagian. Mereka terlihat panik, tapi tetap menjaga sikap hormat di hadapan bos mereka yang baru saja berhasil mengalahkan musuh dengan tangan kosong."Bos! Bos!" seru mereka serentak, suara mereka menggema di lorong gelap tempat mereka berdiri.Ethan, yang sedang membetulkan kerah jaketnya yang berlumur darah, mengangkat kepalanya. Tatapannya tajam seperti elang yang mengamati mangsanya."Bagaimana situasi di sana? Apakah sudah aman?" tanyanya dengan nada tegas, suaranya memerintah tanpa sedikit pun nada ragu.Emil, yang terlihat paling gelisah, segera menjawab. "Bos, mereka yang masih hidup berhasil lolos. Sepertinya mereka adalah utusan dari geng besar. Tapi mereka lebih memilih mati daripada membocorkan siapa yang ada di belakang mereka."

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Perkelahian Antar Geng

    Malam itu terasa semakin dingin seiring angin yang berhembus kencang, menggoyangkan dedaunan dan menciptakan suara gemerisik yang tak putus-putus. Langit kelam tanpa bintang, seolah turut menyembunyikan segala jawaban atas kekalutan hati. Grace duduk di bangku kayu bersama Wang, gurunya yang setia mendengarkan kegelisahannya. Dalam temaram cahaya bulan, wajah Grace terlihat suram, matanya menerawang jauh ke depan tanpa fokus.Wang memecah keheningan. "Kenapa diam saja sejak tadi? Apa yang mengganggu pikiranmu, Grace?" Suaranya tenang, penuh perhatian, seperti biasa.Grace menarik napas dalam-dalam, menahan getaran emosinya. "Guru... apa yang harus aku lakukan kalau suatu saat... mamaku kembali, tapi dia malah menjadi ibu tiri dari targetku?" ucapnya dengan suara lirih, nyaris tenggelam dalam gemuruh angin malam.Wang mengernyitkan dahi. "Maksudmu... ibumu sudah kembali?" tanyanya, menatap Grace dengan penuh tanya.Grace mengangguk pelan, namun raut wajahn

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Gelisah

    "Jaksa Shin," Sammy membaca kartu nama yang tergantung di leher Grace dengan suara bergetar, penuh emosi. "Kalau menurutmu ada bukti yang menunjukkan kesalahan anakku, keluarkan sekarang juga! Jangan sembarangan menuduh tanpa dasar!"Grace menatap Sammy dengan tenang, membiarkan wanita itu meluapkan emosinya. Dia tahu, sikap tenang adalah senjatanya. "Nyonya Hart," ucap Grace akhirnya, suaranya tegas namun tetap sopan. "Kami tidak bekerja tanpa bukti. Setiap langkah kami berdasarkan fakta yang ada."Sammy melipat tangan di dada, matanya tak lepas dari wajah Grace. "Bukti? Mana buktinya? Aku ingin melihat sendiri. Anakku tidak bersalah. Dia bukan tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu."Grace mengangguk, tetap menjaga profesionalismenya. "Saya memahami perasaan Anda, sebagai seorang ibu. Namun, saat ini kami membutuhkan kerja sama Anda berdua. Silakan Anda berdua ikut ke ruang interogasi. Ada beberapa hal yang perlu kami klarifikasi."Setelah inter

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Bertemu Ibunya

    Langit mendung menyelimuti kantor kejaksaan, seolah menggambarkan suasana hati pria paruh baya yang memasuki ruangan dengan langkah berat namun penuh emosi. Di sampingnya, seorang wanita berpenampilan anggun namun dengan tatapan penuh amarah berdiri tegak, seakan siap menghadapi siapapun yang menghalangi jalan mereka. Mereka adalah Dom Hart dan Sammy. yang datang untuk mencari putra mereka, Jamez.“Di mana putraku?” suara Dom menggema, keras dan menusuk, memaksa setiap kepala dalam ruangan itu menoleh ke arahnya.Billy, salah satu jaksa muda di tempat itu, mendongak dari berkas-berkas yang sedang diteliti. Dia berdiri dengan sikap profesional, meskipun ketegangan mulai terasa. “Tuan, Anda siapa?” tanyanya dengan sopan namun tegas.Dom melangkah maju, setiap langkahnya seolah menghentak lantai. “Kalian sangat keterlaluan! Berani sekali menyentuh anakku! Bebaskan dia sekarang juga!” katanya dengan nada penuh kemarahan yang membuat ruangan itu terasa sesak.Billy tetap menjaga ketenangan

DMCA.com Protection Status