Share

Pertarungan Sengit

Penulis: Author Mars
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 09:00:00

Grace menahan sakit yang menjalar di tubuhnya, namun ia tetap berusaha berdiri tegap di hadapan lawannya. Matanya berkobar,"Aku harus bisa melewati rintangan ini. Kalahkan mereka dan bebaskan Ethan Christopher," batinnya, menggenggam tongkat besinya dengan lebih erat.

Salah satu dari musuh yang berdiri di depannya menyeringai sinis. "Ternyata kau sudah terluka. Apakah kau mengira mampu mengalahkan kami dalam kondisi seperti ini?" tantangnya, sambil memberikan isyarat kepada yang lain untuk menyerang serempak.

 Mereka semua mendekat dengan niat jahat terpancar dari tatapan mata mereka.Tanpa berpikir panjang, Grace meraih vas bunga yang ada di dekatnya. Dengan sekuat tenaga, ia menghantam kepala salah satu lawannya hingga vas itu pecah berkeping-keping. "Brak!"

"Aahh!" Jeritan kesakitan keluar dari mulut lawannya yang terhuyung ke belakang, darah mengucur dari luka di kepalanya.Namun, tidak ada waktu untuk berpuas diri. Gerombolan penyerang masih mengelilingi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Bukti Rekaman

    Billy menunggu di luar ruang sidang, berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Tangannya sesekali merogoh saku, melihat jam tangannya dengan penuh kecemasan. “Sudah tiba waktu persidangan. Apakah Grace baik-baik saja?” gumamnya, suaranya hampir tenggelam dalam riuh rendah suara para pengunjung yang berlalu-lalang di koridor pengadilan.Sementara itu, di dalam ruang sidang, suasana tegang. Persidangan telah dimulai dan seluruh mata tertuju pada hakim yang duduk di podium, wajahnya tegas dan penuh wibawa. Sang hakim mengetuk palu sekali lagi, mengisyaratkan dimulainya persidangan. "Tuan Ethan Christopher," suara sang hakim terdengar berat, tapi jelas. "Sebelumnya Anda mengatakan bahwa ada bukti yang bisa membuktikan bahwa Anda tidak bersalah. Bukti apa yang akan Anda tunjukkan di persidangan kali ini?"Ethan, duduk di bangku terdakwa, tetap tenang. Sorot matanya tak tergoyahkan, meski di dalam hatinya bergejolak. Ini adalah saat penentu baginya. Di sisi la

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Hadir Dalam Persidangan

    Di luar, Emil telah tiba dengan tergesa-gesa dan segera membuka pintu mobil, matanya melebar saat melihat kondisi Grace yang terluka parah. Darah yang mengalir dari luka tusukan membuat wajah Emil tegang. Namun, Grace tetap terlihat tegar meski kesakitannya jelas. Dengan hati-hati, Emil membantunya keluar dari mobil.Billy, yang baru saja menerima panggilan, keluar dari gedung dengan napas memburu. Wajahnya pucat ketika melihat darah di pakaian Grace. Tanpa banyak bicara, dia meraih sebuah jubah jaksa dari dalam mobil, menyelubungi tubuh Grace yang gemetar."Grace, kamu yakin bisa melanjutkan ini? Kondisimu sangat buruk. Kamu bisa kehabisan darah sebelum persidangan selesai!" Billy berbicara dengan cemas, matanya terus memindai luka di lengan Grace." Hakim yang kamu temui, tiba-tiba saja menarik diri. Aku yakin ini adalah perbuatan Raymond."Grace mengerang pelan, tapi sorot matanya penuh tekad. "Karena itu lah, aku harus hadir, untuk pastikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Kritis

    Satu jam setelah persidangan ditunda, ruang sidang kembali dipenuhi oleh ketegangan yang sama. Grace, yang sejak tadi duduk diam di meja jaksa, kini tampak semakin lemah. Tubuhnya bergetar halus, menahan rasa sakit yang tidak tertahankan. Sekali lagi, tetesan darah jatuh ke lantai di bawah kursinya, semakin jelas di lantai yang dingin. Namun, Grace tetap teguh di tempatnya, pandangannya lurus ke depan, meski rasa sakit itu mulai melumpuhkan kesadarannya.Ethan, yang duduk di kursi terdakwa, tak lagi bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Dari kejauhan, dia memperhatikan wajah Grace yang kian memucat, bibirnya gemetar menahan perih, sementara setiap napasnya terdengar lebih berat. Hatinya tersentuh melihat pengorbanan wanita itu—seorang jaksa yang dengan segenap nyawanya berjuang membela keadilan, bahkan untuknya, seorang pria yang mungkin tidak pantas mendapatkan begitu banyak usaha dari orang seperti Grace. Di dalam dirinya muncul perasaan yang asing, simpati bercampur d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Dibebaskan

    Keesokan harinya, Ethan telah dibebaskan dan dijemput oleh anak buahnya. Mereka menunggu di luar penjara, wajah-wajah mereka penuh hormat dan ketegangan. Ethan, meski baru saja bebas, tak menunjukkan tanda-tanda kelegaan. Wajahnya tetap dingin dan penuh perhitungan, mencerminkan kehidupannya yang keras sebagai bos gangster yang memiliki jaringan bisnis legal di berbagai wilayah.Anggotanya segera memberikan hormat begitu Ethan keluar. Mereka tunduk serentak, memberi ruang bagi sosok pemimpin yang ditakuti dan dihormati itu."Bos, selamat Anda sudah bebas!" ucap salah satu dari mereka dengan suara rendah, seolah takut mengganggu suasana hati Ethan yang tak bisa ditebak.Ethan hanya mengangguk pelan, ekspresinya tak berubah. "Mari kita pergi!" ujarnya dingin, seraya melangkah mantap menuju mobil yang pintunya dibuka oleh Ekin, tangan kanannya yang paling setia. Emil, sopirnya, sudah siap di belakang kemudi.Ethan masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pun.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Dinyatakan Meninggal

    Rumah sakitKamar rumah sakit itu sunyi, hanya terdengar bunyi lembut dari mesin-mesin yang memonitor keadaan pasien. Di luar kaca, Billy, Frank, dan Guru Wang berdiri diam, menatap tubuh yang terbaring tak berdaya di ranjang. Ketegangan melingkupi mereka, mengikat suasana dengan perasaan gelisah dan tidak berdaya.Tak lama kemudian, langkah berat menggema di koridor. Ethan Christopher tiba, ditemani oleh Emil dan Ekin. Kharisma Ethan sebagai bos gangster terpancar jelas. Wajahnya tampan namun dingin, penuh dengan aura kekuasaan dan ketenangan yang mengintimidasi. Ia melangkah mendekati kelompok yang berdiri di depan kamar, tatapannya tajam seperti elang yang mengawasi mangsanya."Ethan Christopher, kenapa kamu bisa ada di sini?" Frank bertanya dengan nada penuh keheranan."Bos ingin menjenguk Jaksa Shin. Bagaimana, apakah sudah sadar?" Emil menyuarakan pertanyaan yang sama dengan kekhawatiran di matanya.Billy hanya bisa menggeleng pelan. "T

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Menemukan Foto Masa Kecil Grace

    Ethan dengan kasar mendorong tubuh dokter itu, membuatnya sedikit terhuyung ke belakang."Tuan," dokter itu mencoba tetap tenang meski jelas merasa tertekan oleh amarah Ethan. "Kondisi pasien sudah sangat parah. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Pasien sendiri tampaknya sudah tidak ingin berjuang lagi. Semua usaha kami menjadi sia-sia."Suara dokter itu terdengar seperti akhir dari segalanya, tetapi Ethan tidak bisa menerimanya. Wajahnya memerah oleh emosi, matanya penuh dengan penolakan dan keputusasaan. Di sampingnya, Wang menatap Ethan dengan rasa iba, lalu bicara dengan suara berat yang terbungkus kesedihan."Biarkan dia pergi, Mungkin Grace sudah merasa damai. Dia tahu kau sudah bebas sekarang," kata Wang dengan nada penuh perasaan.Ethan memutar tubuhnya dengan cepat, menatap Wang dengan mata yang berkobar. "Apa karena dia sudah putus asa, kita harus mendukungnya menyerah begitu saja? Ada begitu banyak orang di luar sana yang hidup dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Mengetahui Masa Lalu Grace

    Keesokan harinya, setelah mendapatkan laporan masa kecil Grace, Ethan segera menuju rumah sakit tempat Grace pernah dirawat. Langkahnya cepat, dibakar oleh keingintahuan yang mendalam tentang masa lalu wanita itu. Setibanya di rumah sakit, ia segera meminta bertemu dengan dokter yang menangani pasien bernama Cecillia Walker, nama yang tertulis dalam laporan tersebut.Begitu dokter itu tiba, Ethan tanpa basa-basi langsung menunjukkan sebuah foto. "Tuan, kenapa Anda memiliki foto ini?" tanyanya, Dokter itu terlihat kaget, namun cepat menguasai diri. "Apakah Anda yang merawat Cecillia Walker?" tanya Ethan, suaranya tenang namun penuh tekanan."Iya, Cecillia masuk ke sini saat usianya 15 tahun. Kondisi mentalnya terganggu," jawab dokter itu sambil duduk di hadapan Ethan, matanya sesekali melirik foto di meja.Ethan menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya mengawasi dokter itu. "Beritahu saya, apa yang membuat mentalnya terganggu?" tanyanya, nada suaranya dingin, penuh tuntutan.Dokter i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Rekaman Yang Tersebar

    Ethan berdiri terpaku di depan Cecillia yang terbaring lemah, tangan kanannya menggenggam pisau dengan erat. Matanya berkaca-kaca, bayangan kematian ibunya yang tragis kembali menguasai pikirannya. Perasaan marah, sedih, dan bingung bercampur menjadi satu, membuat hatinya semakin berat. Kilasan masa lalu itu menghantuinya, setiap kata dokter seolah berbisik dalam benaknya, menyulut kebimbangan yang semakin besar."Cecillia membunuh ayahnya karena tidak ingin lebih banyak korban. Terakhir korban adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki seorang anak laki-laki. Cecillia sering membayangkan kejadian itu. Dia juga selalu menyebut anak itu. Rasa bersalah menyiksa seumur hidupnya. Hingga saat ini Cecillia selalu menanggung dosa perbuatan ayahnya. Walau kariernya sukses. Bukan berarti dia bahagia. Bahkan pernikahannya juga tidak mulus seperti kariernya," suara dokter itu kembali terngiang di kepalanya.Ethan menggertakkan giginya, tatapannya tidak lepas dari Cecillia. Ia bisa merasakan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07

Bab terbaru

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Permintaan Wilson

    Angin malam yang dingin menyelinap di antara mereka, membawa serta ketegangan yang tak kasatmata. Di bawah sinar bulan yang pucat, wajah Grace memancarkan campuran keteguhan dan keresahan. Ethan berdiri tegap, matanya menatap Grace dengan intensitas yang sulit dijelaskan.Grace melipat kedua tangannya di depan dada, mencoba menenangkan dirinya yang gemetar."Ada apa mencariku? Sepertinya ada masalah?" Ethan memecah kesunyian dengan suara rendah namun tajam, seperti pisau yang mengiris malam.Grace menatapnya lekat-lekat, berusaha membaca pikirannya. “Ethan Christophe … kenapa?” tanyanya, suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha terdengar tegar.Ethan mengangkat satu alis, ekspresi wajahnya berubah menjadi dingin. “Kenapa? Apa maksudmu?” balasnya dengan nada datar, seolah-olah ia sudah mengetahui arahnya percakapan ini, tapi menolak untuk mengakuinya.Grace menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirin

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Mengetahui Masa Lalu Ethan

    Grace terdiam setelah memikirkan sesuatu, matanya menerawang jauh, memikirkan apa yang baru saja terlintas di kepalanya. Dengan cepat, ia menggelengkan kepala, mencoba mengusir kebingungan yang mulai merasuk. Tanpa membuang waktu, ia masuk ke dalam mobilnya dan melaju dengan kecepatan tinggi menuju kantornya.Setibanya di sana, langkahnya tergesa-gesa. Ia hampir tidak menyapa siapa pun di sepanjang lorong. Sesampainya di ruangannya, Grace menjatuhkan tasnya di meja dan langsung menyalakan komputer. Jarinya bergerak cepat di atas keyboard, mengetik sesuatu dengan penuh rasa penasaran. Detik-detik berlalu sebelum layar komputer menampilkan sebuah artikel berita lama.Matanya fokus membaca setiap kata di layar. Artikel itu menceritakan kematian tragis seorang wanita yang menjadi korban pemerkosaan, seorang wanita bernama June Christopher. Grace membaca dengan cermat hingga menemukan informasi yang membuat napasnya tertahan."Nama wanita itu adalah June Christopher,

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Kecurigaan Grace Terhadap Ethan

    Toko Obat WangWang sedang sibuk mengolah ramuan herbal di meja kerjanya ketika Grace datang dengan napas tersengal. Wajahnya yang tegang menandakan bahwa ada sesuatu yang mendesak.“Apa? Wilson dibawa pergi oleh Ethan? Untuk apa dia membawa anakku?” Grace bertanya dengan suara bergetar. Jelas, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.Wang menatapnya sambil melanjutkan pekerjaannya. “Anakmu itu sangat dekat dengan Ethan. Dia selalu saja mengatakan ingin pria itu menjadi ayahnya,” jawab Wang dengan nada tenang, berusaha menenangkan Grace.Grace mengerutkan kening, tidak percaya. “Anak ini... memang tidak sadar dengan apa yang dia katakan. Seharusnya dia tidak ikut dengan orang asing,” ujarnya dengan kesal, lebih kepada dirinya sendiri daripada Wang.Wang menghela napas panjang. “Tapi Wilson sangat dekat dengannya. Aku yakin Ethan juga menyayangi anakmu dan tidak akan menyakitinya. Grace,

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Sammy Gelisah

    James, yang sudah tidak tahan lagi, berdiri dengan wajah merah padam dan berbalik menghadap kaca besar di ruangan itu. Tangannya mengepal, dan matanya memandang tajam ke arah kaca yang ia tahu ada seseorang di baliknya."Hei! Bebaskan aku! Untuk apa mengurungku di sini, ha?" teriaknya penuh kemarahan, suaranya menggema di ruangan kosong itu.Di luar ruangan, Grace yang mengamati semuanya tetap tenang. Ia melirik ke arah Billy sambil memberi perintah singkat, "Bebaskan dia."Billy menatap Grace sejenak, memastikan ia mendengar dengan benar, lalu mengangguk. "Baik," jawabnya, segera beranjak menuju ruangan tempat James berada.Sesampainya di ruangan itu, Billy membuka pintu dengan santai. Klek! Suara kunci pintu yang terbuka menggema."Maaf, Tuan Hart. Kami hampir lupa karena sedang sibuk. Anda sudah bisa pulang," ucap Billy dengan nada yang datar, seolah tidak ada yang aneh.James melangkah maju dengan ekspresi tidak percaya. "Apa? Lupa? Bisanya kau bicara begitu santai," ujarnya denga

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   James Ditahan

    "Nyonya, mereka jumlahnya cukup banyak. Mobil kita tidak bisa bergerak!" kata sopirnya dengan nada panik, sambil melihat kerumunan reporter yang menghalangi jalan."Sialan! Untuk apa aku harus takut pada mereka?" Jamez berujar dengan kesal, membuka pintu mobilnya dengan kasar, lalu melangkah keluar tanpa memedulikan keributan di sekitarnya."Jamez, jangan!" seru Sammy, ibunya, yang mencoba menahan Jamez. Tapi usahanya sia-sia; Jamez sudah terlanjur maju ke arah kerumunan dengan ekspresi penuh amarah."Ada apa, hah? Siapa kalian? Berani sekali menghalangi jalanku! Apa kalian ingin kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran seumur hidup?" kecam Jamez dengan nada tinggi, menatap para wartawan yang kini mengerumuninya.Salah satu reporter maju, membawa mikrofon. "Tuan, kami mendengar informasi bahwa Anda berniat melarikan diri. Sementara Anda adalah tersangka. Apakah betul?" tanyanya dengan nada penuh ketegasan.Jamez tertawa sinis, lalu melip

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   James Berniat Melarikan Diri

    Grace terbangun dengan kepala terasa berat dan pusing berdenyut. Ia memijat pelipisnya perlahan, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, ingatannya kabur, seperti film yang terputus-putus."Sepertinya aku terlalu banyak minum," gumamnya sambil merapikan rambutnya yang kusut. Ia bangkit dari kasur dengan langkah gontai dan membuka pintu kamarnya. Pandangannya menyapu seluruh ruangan, tetapi tidak ada siapa pun di sana."Mungkin dia sudah pergi. Dia menyelamatkanku lagi," pikirnya, lalu bergumam pada dirinya sendiri, "Apa yang aku bicarakan semalam? Kenapa aku tidak ingat? Semoga saja aku tidak bicara aneh-aneh."Grace menghela napas panjang, kemudian menuju kamar mandi. Di sana, ia mencuci wajahnya dengan air dingin, berharap bisa menyegarkan pikirannya. Saat ia mengeringkan wajahnya dengan handuk, suara bel pintu mendadak terdengar, memecah keheningan.Dengan langkah cepat, Grace berjalan menuju pintu dan membukanya. Di sana berdiri Frank, meng

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Membawa Wilson Ke Rumahnya

    Ethan membawa Wilson kembali ke rumahnya, sebuah bangunan besar dan megah yang berdiri di tengah halaman luas yang terawat. Dinding-dindingnya dihiasi ukiran elegan, dan lampu-lampu kristal menggantung di sepanjang koridor. Wilson terbelalak melihat kemewahan yang jarang sekali ia temui dalam hidupnya."Wah... Paman, rumahmu luar biasa sekali," ujar Wilson dengan mata berbinar, suaranya dipenuhi kekaguman. Ia berlari kecil ke tengah ruang tamu, memutar tubuh sambil terus mengamati sekelilingnya.Ethan tersenyum kecil melihat reaksi polos bocah itu. "Kalau kamu suka, kamu bisa tinggal di sini sampai kapan pun," jawabnya, nada suaranya penuh ketulusan.Wilson berhenti berlari dan menatap Ethan dengan ragu. "Apakah benar?" tanyanya, seolah takut harapan kecilnya bisa pupus.Ethan mengangguk mantap. "Iya, Wilson. Kamu aman di sini."Namun, keraguan tetap menghiasi wajah Wilson. "Tapi Mama pasti tidak izinkan aku tinggal di sini. Mama selalu pesan janga

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Peringatan Wang

    “Tuan, jangan simpan dalam hati dengan ucapan anak kecil. Wilson hanya merindukan papanya. Oleh karena itu, dia sangat berharap memiliki seorang papa,” ujar Wang dengan nada lembut, mencoba menjelaskan tingkah cucunya.Ethan mengangguk pelan, menatap Wilson yang duduk di sampingnya. “Tidak apa-apa, aku bisa memahaminya. Kalau tidak keberatan, apakah aku bisa membawanya ke rumahku?” tanyanya dengan suara tenang, tapi penuh keinginan untuk membuat bocah itu merasa diterima.Mata Wilson langsung berbinar. Ia mendongak ke arah Ethan, memastikan apa yang baru saja didengarnya. “Apa benar, Paman akan membawaku ke rumah Paman?” tanyanya dengan penuh harap, suaranya nyaris bergetar karena kegembiraan.“Tentu saja!” jawab Ethan sambil tersenyum, senyum yang membuat hati Wilson melompat kegirangan.Namun, Wang, meski tersenyum kecil, tetap berusaha mengingatkan cucunya. “Wilson, tidak baik mengganggu orang,” ujarnya, berusaha agar bocah itu tidak terlihat terlalu memaksa.“Tidak mengganggu sama

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Menemui Wilson

    Grace terbaring dengan wajah sedih, aroma alkohol masih menyelimuti tubuhnya. Cahaya lampu dari apartemen yang redup menyinari rambutnya, menambah kesan lembut di wajah wanita itu. Ethan berdiri beberapa langkah darinya, matanya penuh dengan kebingungan dan rasa penasaran.Dia mengusap wajahnya, seolah mencoba menyadarkan dirinya dari pikiran yang berkecamuk. "Aku harus menemukan gelang itu. Wilson...anak ini.." gumamnya pelan, hampir seperti berbicara kepada dirinya sendiri. Pandangannya kembali tertuju pada Grace, dan untuk sesaat, ia merasakan sesuatu yang tak bisa ia jelaskan.Ethan menarik napas panjang, membiarkan pikirannya melayang ke kemungkinan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. "Apakah mungkin... dia adalah anakku?" tanyanya dalam hati, rasa gelisah mulai menjalar di seluruh tubuhnya. "Aku harus cari tahu," batinnya dengan tekad.Tanpa membuang waktu, Ethan berbalik dan berjalan cepat keluar dari apartemen.Setelah masuk ke mobilnya,

DMCA.com Protection Status