Share

Bukti Rekaman

Penulis: Author Mars
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 10:00:00

Billy menunggu di luar ruang sidang, berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Tangannya sesekali merogoh saku, melihat jam tangannya dengan penuh kecemasan. “Sudah tiba waktu persidangan. Apakah Grace baik-baik saja?” gumamnya, suaranya hampir tenggelam dalam riuh rendah suara para pengunjung yang berlalu-lalang di koridor pengadilan. 

Sementara itu, di dalam ruang sidang, suasana tegang. Persidangan telah dimulai dan seluruh mata tertuju pada hakim yang duduk di podium, wajahnya tegas dan penuh wibawa. Sang hakim mengetuk palu sekali lagi, mengisyaratkan dimulainya persidangan. "Tuan Ethan Christopher," suara sang hakim terdengar berat, tapi jelas. "Sebelumnya Anda mengatakan bahwa ada bukti yang bisa membuktikan bahwa Anda tidak bersalah. Bukti apa yang akan Anda tunjukkan di persidangan kali ini?"

Ethan, duduk di bangku terdakwa, tetap tenang. Sorot matanya tak tergoyahkan, meski di dalam hatinya bergejolak. Ini adalah saat penentu baginya. Di sisi la

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
puji amriani
up LG kk..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Hadir Dalam Persidangan

    Di luar, Emil telah tiba dengan tergesa-gesa dan segera membuka pintu mobil, matanya melebar saat melihat kondisi Grace yang terluka parah. Darah yang mengalir dari luka tusukan membuat wajah Emil tegang. Namun, Grace tetap terlihat tegar meski kesakitannya jelas. Dengan hati-hati, Emil membantunya keluar dari mobil.Billy, yang baru saja menerima panggilan, keluar dari gedung dengan napas memburu. Wajahnya pucat ketika melihat darah di pakaian Grace. Tanpa banyak bicara, dia meraih sebuah jubah jaksa dari dalam mobil, menyelubungi tubuh Grace yang gemetar."Grace, kamu yakin bisa melanjutkan ini? Kondisimu sangat buruk. Kamu bisa kehabisan darah sebelum persidangan selesai!" Billy berbicara dengan cemas, matanya terus memindai luka di lengan Grace." Hakim yang kamu temui, tiba-tiba saja menarik diri. Aku yakin ini adalah perbuatan Raymond."Grace mengerang pelan, tapi sorot matanya penuh tekad. "Karena itu lah, aku harus hadir, untuk pastikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Kritis

    Satu jam setelah persidangan ditunda, ruang sidang kembali dipenuhi oleh ketegangan yang sama. Grace, yang sejak tadi duduk diam di meja jaksa, kini tampak semakin lemah. Tubuhnya bergetar halus, menahan rasa sakit yang tidak tertahankan. Sekali lagi, tetesan darah jatuh ke lantai di bawah kursinya, semakin jelas di lantai yang dingin. Namun, Grace tetap teguh di tempatnya, pandangannya lurus ke depan, meski rasa sakit itu mulai melumpuhkan kesadarannya.Ethan, yang duduk di kursi terdakwa, tak lagi bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Dari kejauhan, dia memperhatikan wajah Grace yang kian memucat, bibirnya gemetar menahan perih, sementara setiap napasnya terdengar lebih berat. Hatinya tersentuh melihat pengorbanan wanita itu—seorang jaksa yang dengan segenap nyawanya berjuang membela keadilan, bahkan untuknya, seorang pria yang mungkin tidak pantas mendapatkan begitu banyak usaha dari orang seperti Grace. Di dalam dirinya muncul perasaan yang asing, simpati bercampur d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Dibebaskan

    Keesokan harinya, Ethan telah dibebaskan dan dijemput oleh anak buahnya. Mereka menunggu di luar penjara, wajah-wajah mereka penuh hormat dan ketegangan. Ethan, meski baru saja bebas, tak menunjukkan tanda-tanda kelegaan. Wajahnya tetap dingin dan penuh perhitungan, mencerminkan kehidupannya yang keras sebagai bos gangster yang memiliki jaringan bisnis legal di berbagai wilayah.Anggotanya segera memberikan hormat begitu Ethan keluar. Mereka tunduk serentak, memberi ruang bagi sosok pemimpin yang ditakuti dan dihormati itu."Bos, selamat Anda sudah bebas!" ucap salah satu dari mereka dengan suara rendah, seolah takut mengganggu suasana hati Ethan yang tak bisa ditebak.Ethan hanya mengangguk pelan, ekspresinya tak berubah. "Mari kita pergi!" ujarnya dingin, seraya melangkah mantap menuju mobil yang pintunya dibuka oleh Ekin, tangan kanannya yang paling setia. Emil, sopirnya, sudah siap di belakang kemudi.Ethan masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pun.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Dinyatakan Meninggal

    Rumah sakitKamar rumah sakit itu sunyi, hanya terdengar bunyi lembut dari mesin-mesin yang memonitor keadaan pasien. Di luar kaca, Billy, Frank, dan Guru Wang berdiri diam, menatap tubuh yang terbaring tak berdaya di ranjang. Ketegangan melingkupi mereka, mengikat suasana dengan perasaan gelisah dan tidak berdaya.Tak lama kemudian, langkah berat menggema di koridor. Ethan Christopher tiba, ditemani oleh Emil dan Ekin. Kharisma Ethan sebagai bos gangster terpancar jelas. Wajahnya tampan namun dingin, penuh dengan aura kekuasaan dan ketenangan yang mengintimidasi. Ia melangkah mendekati kelompok yang berdiri di depan kamar, tatapannya tajam seperti elang yang mengawasi mangsanya."Ethan Christopher, kenapa kamu bisa ada di sini?" Frank bertanya dengan nada penuh keheranan."Bos ingin menjenguk Jaksa Shin. Bagaimana, apakah sudah sadar?" Emil menyuarakan pertanyaan yang sama dengan kekhawatiran di matanya.Billy hanya bisa menggeleng pelan. "T

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Menemukan Foto Masa Kecil Grace

    Ethan dengan kasar mendorong tubuh dokter itu, membuatnya sedikit terhuyung ke belakang."Tuan," dokter itu mencoba tetap tenang meski jelas merasa tertekan oleh amarah Ethan. "Kondisi pasien sudah sangat parah. Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Pasien sendiri tampaknya sudah tidak ingin berjuang lagi. Semua usaha kami menjadi sia-sia."Suara dokter itu terdengar seperti akhir dari segalanya, tetapi Ethan tidak bisa menerimanya. Wajahnya memerah oleh emosi, matanya penuh dengan penolakan dan keputusasaan. Di sampingnya, Wang menatap Ethan dengan rasa iba, lalu bicara dengan suara berat yang terbungkus kesedihan."Biarkan dia pergi, Mungkin Grace sudah merasa damai. Dia tahu kau sudah bebas sekarang," kata Wang dengan nada penuh perasaan.Ethan memutar tubuhnya dengan cepat, menatap Wang dengan mata yang berkobar. "Apa karena dia sudah putus asa, kita harus mendukungnya menyerah begitu saja? Ada begitu banyak orang di luar sana yang hidup dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Mengetahui Masa Lalu Grace

    Keesokan harinya, setelah mendapatkan laporan masa kecil Grace, Ethan segera menuju rumah sakit tempat Grace pernah dirawat. Langkahnya cepat, dibakar oleh keingintahuan yang mendalam tentang masa lalu wanita itu. Setibanya di rumah sakit, ia segera meminta bertemu dengan dokter yang menangani pasien bernama Cecillia Walker, nama yang tertulis dalam laporan tersebut.Begitu dokter itu tiba, Ethan tanpa basa-basi langsung menunjukkan sebuah foto. "Tuan, kenapa Anda memiliki foto ini?" tanyanya, Dokter itu terlihat kaget, namun cepat menguasai diri. "Apakah Anda yang merawat Cecillia Walker?" tanya Ethan, suaranya tenang namun penuh tekanan."Iya, Cecillia masuk ke sini saat usianya 15 tahun. Kondisi mentalnya terganggu," jawab dokter itu sambil duduk di hadapan Ethan, matanya sesekali melirik foto di meja.Ethan menyandarkan tubuhnya ke kursi, matanya mengawasi dokter itu. "Beritahu saya, apa yang membuat mentalnya terganggu?" tanyanya, nada suaranya dingin, penuh tuntutan.Dokter i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Rekaman Yang Tersebar

    Ethan berdiri terpaku di depan Cecillia yang terbaring lemah, tangan kanannya menggenggam pisau dengan erat. Matanya berkaca-kaca, bayangan kematian ibunya yang tragis kembali menguasai pikirannya. Perasaan marah, sedih, dan bingung bercampur menjadi satu, membuat hatinya semakin berat. Kilasan masa lalu itu menghantuinya, setiap kata dokter seolah berbisik dalam benaknya, menyulut kebimbangan yang semakin besar."Cecillia membunuh ayahnya karena tidak ingin lebih banyak korban. Terakhir korban adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki seorang anak laki-laki. Cecillia sering membayangkan kejadian itu. Dia juga selalu menyebut anak itu. Rasa bersalah menyiksa seumur hidupnya. Hingga saat ini Cecillia selalu menanggung dosa perbuatan ayahnya. Walau kariernya sukses. Bukan berarti dia bahagia. Bahkan pernikahannya juga tidak mulus seperti kariernya," suara dokter itu kembali terngiang di kepalanya.Ethan menggertakkan giginya, tatapannya tidak lepas dari Cecillia. Ia bisa merasakan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Sadar

    Malam harinya, jauh dari hiruk-pikuk kota, di sebuah kediaman besar yang hampir seluruhnya terhanyut dalam kegelapan, Ethan duduk sendirian. Tangannya yang besar dan kuat menggenggam pisau tajam yang berkilau di bawah sinar lampu redup, pantulan cahayanya menambah suasana mencekam. Ruangan itu luas, tapi kosong. Setiap sudutnya seolah dipenuhi oleh bayang-bayang ketakutan dan misteri yang bersembunyi di balik dinding tebal.Marcus melangkah masuk ke dalam rumah dengan sikap penuh percaya diri. Ponselnya masih menempel di telinga, suaranya terdengar jelas meskipun ruangan itu sunyi."Tenang saja, meskipun Ethan sudah bebas, banyak pihak masih mendukungku. Aku akan merebut posisinya begitu dia lengah. Sepertinya dia terlalu sibuk dengan urusan pacarnya sekarang," ujarnya dengan tawa kecil, seolah-olah kemenangan sudah di tangannya.Ia melemparkan tubuhnya ke sofa di ruang tamu, merentangkan kakinya dengan santai. Matanya menyipit, memikirkan langkah berikutnya. "Mengatasinya bukan hal y

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Lamaran Ethan

    Dua hari berlalu dengan suasana yang penuh harapan dan ketegangan. Siang itu, di sebuah ruangan yang tenang, Wilson duduk di sisi Ethan, menunggu dengan penuh kesabaran. Di dekat mereka, Emil dan Ekin berdiri, menjaga ketat situasi. Ketika Ethan perlahan membuka matanya, ruangan itu seolah dipenuhi cahaya baru.Wilson segera berseru, wajahnya dipenuhi kebahagiaan, “Papa! Papa sudah sadar!”Seruan itu menarik perhatian Emil dan Ekin, yang langsung berseru serentak, “Bos!”Ethan memandang Wilson, putranya, dengan penuh kehangatan. “Wilson,” ucapnya lirih, senyuman kecil menghiasi wajahnya yang masih lemah.“Apakah luka Papa masih sakit?” tanya Wilson dengan nada cemas, wajahnya menunjukkan kekhawatiran mendalam.“Papa tidak apa-apa,” jawab Ethan sambil berusaha bangkit, menyandarkan diri pada tempat tidur. Namun, matanya segera mencari-cari sesuatu, seperti seseorang yang sangat dirindukan.

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Tangisan Wilson

    Ethan mencabut pisau itu dengan tangan gemetar, darah terus mengucur dari luka yang menganga di dadanya. Wajahnya meringis menahan rasa sakit, sementara tubuhnya perlahan jatuh berlutut di depan Grace. Kedua matanya, meski dipenuhi penderitaan, tetap memandang Grace dengan sorot penuh arti. Grace, yang memegang pisau berlumuran darah itu, tak mampu menahan tangisnya. Air matanya mengalir deras, menggambarkan campuran rasa bersalah, penyesalan, dan kebingungan.Dari sisi kanan, Guru Wang muncul, wajahnya tenang namun penuh wibawa. Ia mendekati Grace yang gemetar. "Grace, lupakan dendam masa lalu, demi kebahagiaan masa depan. Anakmu dan dirimu juga," ucap Wang dengan suara penuh kebijaksanaan. Kata-katanya seperti tamparan yang menggema di telinga Grace.Grace menoleh perlahan ke arah Wang, matanya yang merah penuh air mata menunjukkan gejolak batin yang sedang berkecamuk. Pikirannya dipenuhi konflik antara kebencian masa lalu dan kenyataan yang menampar hatinya sekarang

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Tikaman Grace

    Grace melangkah keluar dari gedung apartemen dengan langkah tegas, tatapannya tajam dan penuh amarah. Malam yang dingin tidak membuatnya goyah, meskipun udara menusuk tulang. Di depan gedung, Ethan berdiri dengan wajah tenang, namun matanya mengungkapkan penyesalan yang mendalam."Grace, kau sudah tahu semuanya," ucap Ethan, suaranya rendah namun penuh beban.Grace menghentikan langkahnya tepat di hadapan Ethan. Tatapannya menusuk, seperti pisau tajam yang ingin menembus hati pria di depannya. "Kau berencana menutupinya sampai kapan? Dengan cara ini kau mendekati kami? Apa tujuanmu sebenarnya? Kau ingin merebut Wilson dariku?" tanyanya dengan nada dingin, suaranya bergetar oleh amarah yang ia tahan."Tentu saja tidak, Grace," jawab Ethan dengan cepat, berusaha menjelaskan. "Aku tidak akan pernah melakukan itu. Selama ini kau yang merawatnya, kau yang memberikan segalanya untuknya. Aku tahu betapa sulitnya hidup yang kau jalani. Aku hanya ingin mencari waktu untu

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Ethan Mendatangi Grace

    "Wilson, ikut Mama pulang. Karena ada yang harus Mama selesaikan!" kata Grace dengan nada tegas, meskipun hatinya terasa berat. Wilson, yang biasanya ceria, hanya menatap ibunya dengan bingung. Ia menangkap sesuatu yang berbeda di wajah Grace. Mata Grace berkaca-kaca, seolah menahan sesuatu yang hampir meledak, namun Wilson memilih diam.Beberapa saat kemudianEthan tiba di rumah dengan wajah penuh kegelisahan. Langkahnya cepat, tapi hatinya terasa berat. Begitu masuk ke kamar, ia melihat laporan DNA yang tergeletak di atas meja. Amplop itu kini tampak seperti bukti nyata yang tak bisa ia abaikan. Ethan menghela napas panjang, lalu mengambil laporan itu dengan tangan yang bergetar."Grace, sudah melihatnya," gumam Ethan, usai membaca laporan itu untuk yang kesekian kalinya. Ia mengusap wajah dengan frustrasi, mencoba mengurai kekacauan dalam pikirannya. Tatapannya beralih ke arah kasur, yang hanya terlihat mainan Wilson.Apartemen GraceGrace duduk

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Grace Menemukan Hasil DNA

    Ethan yang terdiam seketika seolah sedang teringat sesuatu, mendadak merasa panik. "Gawat! Laporan DNA ada di rumahku. Aku menyimpannya di kamar, dan aku juga tidak mengunci pintunya. Karena Wilson suka tidur di kamarku," batin Ethan, yang langsung berlari mengejar Grace."Grace Anderson, tunggu aku!" teriak Ethan sambil keluar dari markas dengan wajah penuh kecemasan."Bos, Jaksa itu sudah pergi," ujar salah satu anak buahnya, memberikan informasi dengan raut khawatir melihat reaksi bosnya.Tanpa menjawab, Ethan langsung masuk ke dalam mobilnya. Ia menyalakan mesin dan melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi, tak peduli pandangan heran dari anak buahnya."Kenapa aku begitu lalai? Seharusnya aku kunci laci mejaku," gumam Ethan, sambil menggenggam erat setir. Matanya fokus ke jalanan di depannya, berusaha melewati kendaraan yang menghalangi. Mobil Grace sudah jauh di depan, dan Ethan harus mengejarnya sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Keinginan Ethan

    Grace mengemudikan mobilnya dengan perasaan lega. Ia baru saja menyelesaikan misi penting, menahan Dom Hart dan putranya, James, dua sosok yang selama ini selalu lolos dari kesalahan."Sammy, mungkin lebih baik kita tidak bertemu lagi. Anggap saja kita tidak pernah saling kenal. Aku sudah memiliki hidupku sendiri, dan kamu pilih jalanmu sendiri," gumamnya dengan suara penuh tekad, mencoba menghapus bayangan masa lalu yang mungkin akan mengganggu jalannya ke depan.Beberapa saat kemudian, Grace menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung besar dengan penjagaan ketat—markas Ethan Christoper. Ia menghela napas panjang sebelum keluar dari mobilnya. Dengan langkah mantap, ia berjalan menuju pintu utama yang dijaga beberapa anak buah Ethan."Jaksa Shin? Kenapa Anda bisa ada di sini?" tanya Emil, dengan nada terkejut.Grace menatapnya tajam. "Aku ingin bertemu dengan Ethan. Apakah dia ada di sini?""Ada, dia sedang di kantornya. Silakan saja," jawa

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Tamparan Sammy

    Grace dan timnya melangkah masuk ke dalam ruangan, suasana menjadi tegang seketika. Matanya langsung tertuju pada Dom dan Jamez yang tergeletak di lantai, darah mengalir deras dari betis mereka, dengan senjata tajam yang menancap dalam. Pemandangan itu membuat Grace terdiam sejenak, namun ia segera menguasai diri."Bawa mereka pergi!" perintah Grace dengan suara tegas, matanya tetap tajam.Grace kemudian memandang keluar, perasaannya tiba-tiba menjadi kaku. Ia melihat sosok seorang pria yang tak asing baginya. Tubuhnya mendadak tegang."Kenapa dia bisa ada di sini?" batin Grace, matanya menyipit, mencari tahu apakah ia salah lihat atau tidak.Teriakan Sammy keras memecah ketegangan. "Lepaskan suami dan anakku! Jangan sentuh mereka!" Sammy berlari ke depan, berusaha menghalangi para jaksa yang hendak memborgol Dom dan Jamez. Suaranya penuh emosi, penuh kekhawatiran.Sammy yang kesal menoleh ke arah Grace, matanya berkilat tajam dengan kemarahan yang

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Mengincara Tersangka

    Berita gempar di siang itu mengguncang masyarakat. Namun, bukan bencana alam yang menjadi perhatian, melainkan pengungkapan kasus besar yang melibatkan pejabat-pejabat korup. Nama-nama besar seperti Dom Hart dan James Hart tercantum dalam daftar penangkapan, membuat kegemparan meluas di seluruh kota.Kemarahan masyarakat memuncak. Mereka mencemooh para pejabat yang telah mengkhianati kepercayaan rakyat. Negara yang seharusnya makmur dan adil, kembali tercoreng oleh skandal korupsi. Gelombang protes mulai terlihat, baik di jalanan maupun di media sosial, menuntut keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu.Di tengah kekacauan tersebut, Grace dan timnya tidak tinggal diam. Dengan langkah tegas, mereka mendatangi gedung kementerian, membawa surat perintah penangkapan. Setiap langkah mereka mencerminkan determinasi dan keberanian.Setibanya di gedung para menteri, Grace mengetuk pintu utama dengan tangan yang mantap. "Kami dari tim penegakan hukum. Ini surat perintah pe

  • Ayah Anakku Ternyata Musuhku   Mengincar Dom

    "Kau tidak percaya dengan kataku?" tanya dengan nada serius. Ia melipat kedua tangannya di dada, menatap Grace dengan tajam.Grace menghela napas panjang sebelum menjawab, berusaha menenangkan pikirannya. "Wilson tidak ada hubungan darah denganmu. Tidak ada alasan kau menjadikannya sebagai penerusmu," jawabnya tegas, mencoba menyampaikan logika di balik pemikirannya.Ethan mengangkat alis, senyumnya samar tapi penuh arti. "Aku dan Wilson sangat cocok. Dia juga menyukaiku!" katanya dengan percaya diri, seolah hal itu cukup untuk membenarkan tindakannya.Grace memutar bola matanya, merasa sulit untuk menerima alasan Ethan. "Aku akan segera menjemputnya," ujarnya dengan suara dingin. "Tidak baik tinggal di rumahmu begitu lama. Anak ini akan terbiasa jika dibiarkan seperti ini."Ethan mendengus kecil, tampak tidak setuju. "Jangan terlalu keras," ucapnya pelan namun tegas, nada suaranya sedikit melembut. "Lagi pula, kau sibuk seharian. Kalau dia bersamaku, dia aman. Ada anggotaku yang men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status