Share

Bab 121

Masih di ruangan VVIP rumah sakit, Bu Dona menatap putranya dengan mata berkaca-kaca. Kesedihan tergambar jelas di wajahnya saat melihat air mata mengalir di pipi Rayyanza. Ia mulai menyadari betapa dalam cintanya pada wanita dari latar belakang sederhana itu, tetapi hatinya tetap kukuh tidak merestui.

"Jangan siksa dirimu seperti ini, Rayyan. Kasihanilah dirimu sendiri," ujar Bu Dona dengan lembut.

"Biarkan aku mati, Bu. Apa gunanya hidup jika hanya untuk menderita?" jawabnya dengan suara parau.

Mendengar ucapan Rayyanza, air mata kembali menggenang di pelupuk mata Bu Dona. Kekhawatiran pada putra semata wayangnya membuat hatinya seakan tercabik-cabik.

Bu Dona berniat mencari bantuan untuk menyemangati Rayyanza. Ia menghubungi Amanda, memberitahukan kondisinya saat ini. Suara terkejut Amanda terdengar di seberang telepon, "Apa? Bagaimana bisa, Ma?" Tanpa pikir panjang, Amanda memutuskan untuk segera terbang ke Jakarta.

Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka. Pria berambut putih mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
rhe252yeye
up 2 donk thor biar ga penasaran ...
goodnovel comment avatar
Lilis Kaniasari
makasih Thor bagus ceritanya g ber tele tele cuman sayang kurang banyak update nya
goodnovel comment avatar
Kamu Saudaraku
sayangnya cumak satu bab pdhl udah beli 1 bal tisue
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status