Share

Bab 122

Masih di dalam kafe berkonsep alam terbuka, Nikita berdiri menatap Amanda dengan tatapan sinis.

"Ikut denganku!" seru Nikita, lalu bergegas mencari meja yang nyaman untuk mereka berdua.

Nikita memilih tempat duduk di bawah pohon rindang, tempat yang disenangi oleh Luna ketika ia datang ke kafe Bibi Santika. Seketika, kenangan Amanda tentang Luna pun kembali tergugah.

Tak lama kemudian, Bibi Santika, memerintahkan salah satu pelayan untuk menghidangkan dua gelas strawberry float di meja Nikita dan Amanda.

"Apa yang ingin Kak Manda bicarakan?" tanya Nikita dengan nada datar.

Amanda tak membuang-buang waktu, langsung melontarkan pertanyaan yang sedari tadi mengusik pikirannya. "Di mana Luna?"

"Aku tidak tahu!"

Amanda mengernyitkan dahi. "Tidak mungkin kamu tidak mengetahui keberadaan Luna. Aku tahu kamu ingin melindunginya, tapi saat ini Rayyan sangat membutuhkannya."

Nikita menatap Amanda dengan tatapan sinis. "Kami tidak ingin berurusan lagi dengan kalian," jawabnya ketus.

Amanda merub
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Defi Andriani
bagus nik. pertahankan prinsip mu. biar tahu rasa tuh bu dona kalau terjadi apa² pada anaknya.
goodnovel comment avatar
Susantri Kahitela
tambahin lagi Babnya please ... cuman 1 bab gak puas bacanya ...
goodnovel comment avatar
Ahmadfirdaus
mungkin itu jodoh mssa depan manda
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status