Share

Bab 124

Masih di rumah sederhana itu, Irwan menunduk malu. "Eh, Bu Endah. Begini, Bu, saya mengantar Luna pulang. Tadi dia baru saja dirampok," jelasnya dengan hati-hati.

"Apa? Dirampok?" seru Bu Endah terkejut.

Irwan mengangguk. "Iya, Bu. Saya menemukannya sedang menangis di pinggir jalan. Perampoknya sudah menghilang."

Bu Endah menghela napas, "Aduh, ada-ada saja," gumamnya sambil mendekati Luna.

"Kalau begitu, saya permisi, Bu," pamit Irwan.

"Terima kasih, Mas Irwan," ucap Luna tulus.

Sepeninggal Irwan, Luna menceritakan kejadian nahas yang menimpanya kepada Bu Endah dengan isakan tertahan. Bu Endah dengan lembut mengambil alih Arshaka yang masih gelisah.

"Maaf, Bu. Semua uangnya hilang. Tapi saya akan berusaha menggantinya dari hasil jualan saya setiap hari," kata Luna penuh penyesalan.

"Sudahlah, Luna. Tidak usah dipikirkan. Yang terpenting kamu dan Arshaka selamat," hibur Bu Endah.

Luna menatap Bu Endah dengan haru, terkesima oleh kebaikan wanita berusia 55 tahun itu.

Sore harinya, Luna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Merisa storia
Makasih Kak Susantri ....
goodnovel comment avatar
Yeni Darwati
ditunggu kelanjutannya ya
goodnovel comment avatar
Azka Atallah
di tunggu lanjutannya Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status