Share

Life must go on

“Kamu mau makan sekarang?” Aika bersimpuh di bawah Levin. Kekasihnya itu tampak lesu setengah mati. Pundaknya rapuh, seolah-olah akan terjatuh. Jari-jemarinya merangkap dan dibuat menopang kening.

“Gak selera, Ka,” ucap Levin parau.

“Tiga suap aja, ya? Please ….”

Anggukan Levin membuat Aika lega. Dia segera mengambil nasi dan sayur bayam yang ia buat mendadak.

“Di kulkas kamu cuma ada ini. Aku belum sempat ke supermarket karena takut kamu keburu dateng,” terang Aika sambil mengarahkan sendok ke mulut Levin.

Satu suap.

Dua suap.

Suapan ketiga pun benar-benar jadi suapan terakhir.

Levin menggeleng. “Udah, aku kenyang.”

Aika menurut. Mangkuk itu disimpan di atas meja selagi Levin meneguk air.

“Aku lega, kamu akhirnya gak nahan nangis,” Aika menggenggam punggung tangan Levin. "Jangan membelenggu perasaan kamu. Rasain aja semua apa yang ada di hati. Kamu berhak berduka.”

Mata Levin berkedip cepat karena panas menjalar lagi. “Aku gak nangis di depan cewek,” tampiknya seraya menge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status