"Apalagi kalau bukan kak Jaden!"Hening.Vasya tak mau bicara, ia enggan menimpali perkataan adiknya yang ada benarnya itu. Dia jelas malu jika Jaden yang menanggung biaya pengobatannya walaupun memang pihak kantor yang mengcover semuanya tapi ia merasa semua ini adalah ulahnya sendiri.Dia yang masuk ke dalam hutan dengan sukarela padahal semua karyawan jalan santai. Yang bersalah adalah dirinya sendiri."Tunggu!""Bagaimana?""Bukankah kantor kakak yang membayar tagihan"Hening."Kantormu pasti juga membayar tagihan Kalan dan Viola bukan"Sulit di percaya bahwa Vasya mencoba membodohi adiknya yang lebih canggih pikirannya di banding Vasya."Hmmm""Lha terus kenapa mama ke rumah Ibu Romiah?""Bagian tanganku terkilir tidak menjadi tanggung jawab kantor"Andri merasakan ada yang janggal lagi, kenapa semuanya jadi aneh begini. Vasya kan punya BPJS."BPJSmu?"Matilah sudah!"Dimana BPJSmu?Mau tak mau Vasya menceritakan semuanya, ia dianggap anak magang dan BPJSnya yang lama berhenti. V
Apakah Vasya mulai kasihan dengan Amanda padahal gadis itu sudah mengendarai ferarri sendiri sejak SMP, gila kalau Vasya iba pada konglomerat itu, Sesibuk sibuknya orangtua Amanda tapi mereka masih memberi cukup uang bahkan fasilitas mewah.Memang ia kurang kasih sayang, ia terlalu dimanja dan hanya diasuh oleh pembantunya tapi tetap saja hal itu tak bisa membuat Vasya berhenti untuk melaknat gadis itu."Amanda akan tunangan besok"Vasya melirik sekilas, ia hanya ber ah oh ria di dalam hatinya. Kenapa Armin buru buru sekali, apakah mereka takut Vino akan mengacaukan semuanya atau bagaimana."Vino tak datang kesini?"Ngapain dia datang?Setelah ia ketahuan menyembunyikan Amanda, ia tak mungkin berani menunjukkan wajahnya ke hadapan Vasya. Sekalipun ia datang untuk meminta maaf kayaknya percuma. Vasya sudah cukup dan tak mau ikut campur lagi."Kakak tak di undang kan?"Hening.Sejujurnya Vasya di undang oleh Amanda dan kartu undangannya berada di meja kantor tapi Vasya tak repot repot u
Apakah ada sisi lain dari Jaden yang tak Andri ketahui, memang Jaden itu hebat bahkan tergolong berada di puncak piramida."Dia hebat dalam menghafal Al-quran Dri"Dikiranya Andri Jaden ahli panjat atau diam diam bisa mengeluarkan jaring dari tangan macam spiderman tapi ternyata bukan."Itu hal yang sangat memberatkan lo Dri, Dimana lagi dapet paket komplit macam itu. Sudah baik, ganteng dan pinter ngaji apalagi. Kalau soal sholat sudah tak usah di ragukan lagi"Memang benar perkataan ibunya. Dilihat dari manapun Jaden itu paket komplit sekali. Ibarat martabak mah yang pake telur bebek 7 buah."Kak Vasya yang tak mau ma, ia amat pemilih"Dalam hatinya mamanya tahu apa yang Vasya rasakan. Pasti berat untuk percaya pada Jaden kembali setelah apa yang lelaki itu lakukan di masa lalu. Sebenarnya ibunya mendengar semuanya, ia mendengar semua percakapan malam itu. Dan akhirnya ia lega setelah mendengar bahwa memang anaknya menjadi korban bully seperti apa yang ia kira.Wanita mana yang bisa
Jaden sudah melihat sosok yang merasuki Vasya tempo hari tapi otaknya tak sampai kesana, ia malah takut kalau Vasya masih terhubung dengan Setan jahanam itu."Rumah kediaman Siska dijaga ketat pak"Tentu saja mereka takkan mudan untuk di bobol tentu saja, Jaden sudah bersiap dengan kemungkinan mangkir begini. Jadi ia tak perlu repot repot merespon. Ia cukup mengetik pesan pada nomor yang ada di kontaknya lalu mengiriminya. Menangkap Siska tidak akan mudah, gadis itu bagai ular yang pura pura pergi tapi langsung mematuk dari belakang."Jaga di depan rumahnya 24 jam, laporkan semua gerak geriknya"Siska harus menyesal karena menyepelekan Jaden selama ini, Kalau dulu ia diam saja dan menerima pukulan maka berbeda dengan sekarang. Ia sudah tak tahan lagi dengan Siska yang ternyata sudah lama merecoki hubungannya dengan Vasya.Gadis macam dia harus di beri pelajaran yang setimpal, kebangkrutan keluarganya tidak cukup untuk membuatnya membayar semua yang telah ia lakukan."Nampaknya ia sud
Please kamu bukan wanita gampangan yang suka di suruh suruh!Dan akhirnya Vasya masih menggeleng, ia benar benar memohon kepada Jaden agar mencari sekertaris baru."Sungguh aku tak bisa!"Terlihat sekali Jaden terluka lagi, wajahnya nampak amat sangat murung dan itu membuat ibunya Vasya tak enak hati. Bukannya Vasya yang tak enak tapi ibunya."Maafkan anak tante ya nak Jaden, ia memang keras kepala"Jaden hanya bisa meringis pilu ke arah calon ibu mertuanya. Secara garis besar ia tahu Vasya dan tahu akan sikapnya yang keras kepala begini tapi tetap saja yang namanya penolakan amat sangat menyayat hati."Tak apa apa tante"Sementara Vasya tak bergeming, ia menatap wajah Jaden dengan garang, sama sekali tak ada rasa bersalah ataupun permintaan maaf. Pokoknya Vasya merasa ia benar, harusnya Jaden yang mengalah. Tapi memang siapa dia, dia kan bukan anak bos kenapa belagu.Eh ya,Hening."Kenapa Sya?"Vasya seketika menggeleng, benar kalau ia lancang dan sesuka hatinya memilih pekerjaan ta
Vasya mengerjapkan matanya, ia mencoba mendengarkan kembali omongan Jaden yang terdengar samar samar."Apa?!""Bukan apa apa Sya""Yakin?"Jaden mengangguk dengan tegas tapi Andri bisa melihat sesuatu di mata calon kakak iparnya itu."Matamu kenapa lebam kak?"Jaden yang sudah menutupinya dengan concelear hanya bisa membisu, ia menatap Andri sambil menggelengkan kepalanya."Kenapa?""Memang matanya Jaden kenapa?""Kakak tak lihat, ini ada lebam di mata kiri kak Jaden""Masa?"Kini Vasya yang makin mendekat, ia kepo dengan wajah Jaden tapi Vasya tak menemukan hal aneh."Aku hanya kecapean dan kurang tidur"Lagi lagi Andri menggeleng, ia sangat yakin kalau lebam itu bukan lebam biasa. Bahkan saking keponya Andri langsung membuktikannya sendiri dan benar Jaden langsung meringis saat tangan Andri menekan dengan kasar area matanya."Nah kan!"Bagaimana ini Jaden tak mau bilang bahwa ia babak belur karena bodyguard Mita, ia sama sekali tak ingin mengatakan tapi ia harus memberi alasan apa u
Di malam yang sunyi ini Ibunya Vasya masih belum selesai bekerja, ia masih mencuci banyak piring. Sungguh ibu hebat yang tak menelantarkan anaknya itu terlihat letih tapi ia tak bisa istirahat sesuka hatinya."Tolong ini sekalian"Datanglah cucian piring lagi 1 trolli. Ibunya hanya bisa pura pura mengiyakan padahal di hatinya, ia sungguh jengkel luar biasa. Jika tahu ia akan di jadikan tukang cuci piring maka ia takkan repot repot untuk melamar.Dan bisanya hanya menuruti keadaan yang amat sangat memprihatinkan, ia perlu makan dan perlu untuk menyembunyikan luka mobil yang ada di dengkulnya.Tak lama datang kembali troli troli pengangkut piring piring kotor, mereka lebih dari satu. Otaknya sudah hampir gila, yang ia bisa lakukan adalah berusah dan berusaha sampai akhirnya bisa pulang.Anak perempuannya yang membutuhkan banyak perhatian pasti merindukannya untuk pulang. Vasya pasti sudah ribut dengan adiknya. Ibunya kembali menyeka keringatnya. Dia kembali membayangkan jika Vasya tahu
"Hallo""Hallo!"Entahlah tekanan intonasi Vasya tak bisa melunak, ia jengkel sejengkel jengkelnya."Tenang, aku tak menggigit!"Tanpa menjawab Vasya hanya bisa melengos."Langsung saja, kenapa?""Jangan tersinggung, ku pikir aku melihat ibumu di restoran seafood cepat saji"Vasya tak mengerti, ia tambah marah dan langsung memaki Amanda sekukanya, harusnya sahabatnya ini sadar bahwa itu pasti bukan ibunya karena ibunya alergi seafood."Ibumu tidak datang untuk makan, dia mencuci piring di bagian belakang!"Deg!Hening.Vasya menengok jam dinding sekali lagi, ia benar benar tak habis pikir dengan ibunya. Kenapa ia sebegitunya."Mamamu alergi kan, semoga saja ia baik baik saja"Hening."Dimana tempatnya?"Vasya melotot ke arah Jaden, ia menatap mata lelaki itu dengan seram sambil memasang kupingnya rapat rapat."Tolong bantu aku"*Untuk berbagai alasan Vasya benar benar ingin full menangis hari ini, entah kenapa semenjak ia mengakhiri panggilannya dengan Amanda ia jadi lebih sensitif d