Perkataan Jaden barusan langsung membuat Vasya naik pitam. Hubungannya apa, apakah bisa perkataanya barusan membuatnya selamat. Bukannya malah menambah masalah baru ya. "Kamu tak perlu malu ataupun minder dan merasa sebagai boneka tolol" Justru Vasya yang tolol jika ia bersedia menikah dengan Jaden. Justru ia yang benar benar gila kalau itu sampai terjadi. "Hanya itu yang bisa kita lakukan" Vasya menggeleng. Dia masih waras, kenapa ia harus menikah dengan Jaden. Apakah ia masih belum puas dengan luka yang selama ini ia coba tutup rapat rapat. "Hanya menikah bukan hal yang sulit" Tetap Vasya menggeleng. Dia menggengam tangannya hendak meneriaki lelaki itu tapi ia masih berusaha sabar. Ia masih berusaha menahan amarahnya sebelum ia benar benar mencincang Jaden dengan ribuan kata kata kotor yang pernah ia dengar."Menikah bukan dengan orang sembarangan!""Kamu pikir aku sembarang begitu?""Stop!"Bukannya menyelesaikan masalah malah Jaden hendak memulai masalah baru yang tak masuk
Suara sosok yang memanggilnya suamiku merupakan suara yang membuatnya traumatic. Sungguh parasnya bukan cantik tapi amat sangat buruk rupa. Semua yang ada di sana nampak menyeramkan, membuat Herry hanya bisa mundur perlahan, mencoba untuk berusaha menghindar. "Ini tidak nyata!" Tapi kenyataannya ia memang hendak dikroyok sosok sosok yang sudah lama tidak mendapat makan. Sosok yang mengerikan, yang mungkin ratu itu semakin mendekat. Lambat laun sosok itu berubah menjadi wanita cantik yang amat sangat alus nan lembut. "Kenapa saya disini?" Sosok itu tersenyum, ia membelai wajah Herry dengan lembut lalu mengatakan maksutnya. "Cah ganteng, sini saja ya sama saya" Herry menggeleng, ia sangat menyesal tiba tiba karena telah memasuki hutan yang katanya terlarang oleh masyarakat."Maafkan saya, lepaskan saya!"Ratu itu tersenyum manis sambil menggeleng, ia tak menimpali sama sekali dan scene kemudian berubah. Herry tak lagi ada di suatu ruangan, ia sekarang sudah ada di sebuah pendopo b
Terpampang dengan jelas beberapa berita tentang kepemilikan perusahaan yang berubah. Menurut berita perusahaan Vasya ganti CEO, dan CEO yang baru adalah pemuda tampan lulusan Universitas luar negeri.Tapi Vasya belum tahu siapa orangnya. Lalu kemudian pesan dari Viola datang bertubi tubi seolah meneror Vasya dengan berbagai pertanyaan."Separah itukah suasana kantor?"Jaden mendongak menatap Vasya yang kini sedang membaca berita kembali, ia sama sekali belum membuka teror dari Viola."Yep, banyak yang berubah""Terus kamu juga ikut berubah?"Anehnya Jaden tersenyum ramah. Sinyal di otak Vasya menangkap ada yang janggal disini."Ini bukan hari libur kan, kok kamu bisa ada disini, jangan jangan kamu dipecat oleh Siska?"Hening.Jaden terlihat agak syok mendengarnya sementara Vasya menatap Jaden dengan tatapan serius."Kamu dipecat?"Jaden menggeleng, ia tak di pecat dan posisinya aman. Siska takkan mampu bertindak demikian dikarenakan posisi ayahnya sekarang sedang terancam bangkrut. Te
Job jadi bodyguard mendadak masih terasa wow bagi Vasya, Ia benar benar merasa sangat kurang pantas, Hanya karena ia bisa memelintir pergelangan tangan Herry bukan berarti ia sakti."Jadi bodyguard?""Hah?"Vasyapun hah dan mereka hah hoh hah hoh ria. Lalu kemudian Jaden mengatakan hal lain."Bukan itu""Lalu?""Disisiku kalau bisa ya menghasilkan keturunan untukku"Oh Demit!"Tak bisa aku indigo""Tak apa mungkin besok kalau kamu indigo, anakku jadi bisa memprediksi mana saham yang akan sukses di masa depan"Omongan Jaden mulai ngawur kembali, Harusnya Vasya tanggap dan jeli bukannya malah berpikir jadi bodyguard segala."Tak sulit Sya bertahan di sampingku"Gundulmu!Rasanya Vasya terus terusan emosi jiwa, ia benar benar tak habis pikir dengan Jaden. Kenapa hal itu lagi yang laki laki itu bahas."Cari pasangan lain, aku hanya akan berkerja jika jadi desainer produk seperti biasanya"Hening.Mungkin Jaden masih tersakiti mendengar penolakan Vasya yang terus menerus tanpa memikirkan b
Tanggal apa?Seketika Vasya tersedak ketika ia sedang minum es kotak pemberian mamanya, ia melotot ke arah kedua manusia yang sekarang sedang mencocokkan tanggal entah tanggal untuk apa. "Tanggal apa ma?" "Ini lo nak Jaden mau datang ke rumah buat meminang kamu" "Dan mama setuju?" "Ya dong!" Tuh kan! Tak bisa kalau Vasya tak tantrum, ia harus sekali ngamuk biar mamanya sadar. "Sya umur kamu ini lo sudah siap menikah" "Ya ma tapi bukan Jaden juga ma, dia atasan aku sekarang. Apa kata karyawan lain" Vasya masih mencoba ngeles, ia berusaha agar ibunya berkata bahwa semuanya batal. "Nanti kalau ada yang gosipin Vasya langsung kamu tegur ya Den" "Hah? Mama!!!" "Vasya bukan anak kecil ma""Lhaya makanya kalau bukan anak kecil jangan impulsif begitu, lihat dong Jaden sudah berusaha seeffort ini buat kamu"Anak perempuan yang sedang tantrum itu hanya bisa menghembuskan nafas nelangsa, ia benci sebenci bencinya perasaan macam ini. Sebenarnya apa yang Jaden cekoki pada ibunya Vasya
Nasib naas kembali menghampirinyq, tangan kanannya mendarat di toilet dan sekarang sakit apabila di gerakkan. Ibunya langsung gercep membuka pintu dan Jaden langsung nyelonong masuk untuk membantu Vasya yang nampak kesakitan."Ngapain nabrak toilet segala?"Vasya hanya melirik sekilas kepada Jaden yang ngawur saat bicara, ia sungguh tak ada mood untuk meladeni kekonyolan Jaden yang membuatnya tambah badmood."Kenapa tak hati hati nduk?""Buru buru""Sakit?""Sangat"Oke. Jaden langsung saja pergi setelah membaringkan Vasya di ranjang pasiennya. Kamar yang besar itu nampak sangat lega dengan kesepian yang amat mendalam dan nampaknya Vasya akan awet disana kembali.Rasanya ia ingin menangis dengan keadaanya yang sesial ini. Menurut kalian bagaimana keadaan Amanda sekarang apakah ia tertimpa tangga atau bahkan kecelakaan fatal. Ironinya princess itu sedang kembali ke kehidupan glamornya dengan bakat foya foyanya yang sudah mendarah daging."Sangat sakit nduk?"Vasya mengangguk perih, ia
"Apalagi kalau bukan kak Jaden!"Hening.Vasya tak mau bicara, ia enggan menimpali perkataan adiknya yang ada benarnya itu. Dia jelas malu jika Jaden yang menanggung biaya pengobatannya walaupun memang pihak kantor yang mengcover semuanya tapi ia merasa semua ini adalah ulahnya sendiri.Dia yang masuk ke dalam hutan dengan sukarela padahal semua karyawan jalan santai. Yang bersalah adalah dirinya sendiri."Tunggu!""Bagaimana?""Bukankah kantor kakak yang membayar tagihan"Hening."Kantormu pasti juga membayar tagihan Kalan dan Viola bukan"Sulit di percaya bahwa Vasya mencoba membodohi adiknya yang lebih canggih pikirannya di banding Vasya."Hmmm""Lha terus kenapa mama ke rumah Ibu Romiah?""Bagian tanganku terkilir tidak menjadi tanggung jawab kantor"Andri merasakan ada yang janggal lagi, kenapa semuanya jadi aneh begini. Vasya kan punya BPJS."BPJSmu?"Matilah sudah!"Dimana BPJSmu?Mau tak mau Vasya menceritakan semuanya, ia dianggap anak magang dan BPJSnya yang lama berhenti. V
Apakah Vasya mulai kasihan dengan Amanda padahal gadis itu sudah mengendarai ferarri sendiri sejak SMP, gila kalau Vasya iba pada konglomerat itu, Sesibuk sibuknya orangtua Amanda tapi mereka masih memberi cukup uang bahkan fasilitas mewah.Memang ia kurang kasih sayang, ia terlalu dimanja dan hanya diasuh oleh pembantunya tapi tetap saja hal itu tak bisa membuat Vasya berhenti untuk melaknat gadis itu."Amanda akan tunangan besok"Vasya melirik sekilas, ia hanya ber ah oh ria di dalam hatinya. Kenapa Armin buru buru sekali, apakah mereka takut Vino akan mengacaukan semuanya atau bagaimana."Vino tak datang kesini?"Ngapain dia datang?Setelah ia ketahuan menyembunyikan Amanda, ia tak mungkin berani menunjukkan wajahnya ke hadapan Vasya. Sekalipun ia datang untuk meminta maaf kayaknya percuma. Vasya sudah cukup dan tak mau ikut campur lagi."Kakak tak di undang kan?"Hening.Sejujurnya Vasya di undang oleh Amanda dan kartu undangannya berada di meja kantor tapi Vasya tak repot repot u