Share

Cakra

Penulis: Ainun Qolbi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-21 14:33:16

Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.

Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.

Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.

Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan melamar Bella pada weekend itu, tapi Bella tidak bisa.

Dipikiran Cakra sekarang banyak sekali pikiran-pikiran negatif, beribu pertanyaan kenapa Bella tiba-tiba beralasan tidak bisa bertemu? Apakah ada urusan mendesak, atau ada sesuatu yang lain?

“Bro, tumben lu nongol di malam minggu, apa nggk kencan sama Bella?” Tanya Topek, salah satu teman lama di gym.

Cakra tersenyum, berusaha menyembunyikan kegelisahannya, “Bella lagi sibuk.” Jawabnya datar.

“Yah resiko, namanya juga pacaran sama wanita karir” goda Topek.

“Pek, lu ada acara nggk malam ini?” Sahut Cakra mengalihkan pembicaraan.

“Malam ini sih gue ga ada acara kemana-mana sih, kenapa?”

“Nongki yuk, gue ada tempat yang spotnya bagus” lanjut Cakra mengusulkan.

“Ayuk, gas ajalah kalo gua mah”

Sepulang dari gym, Cakra dan Topek mengakhiri malam itu dengan nongkrong disebuah cafeteria di Jakarta.

“Eh Pek, klo gue boleh tau ni ya, sebenernya lu udah ada rencana untuk nikahin pacar lu belom si?” Tanya Cakra memulai obrolan.

Topek adalah pemuda usia 28 tahun yang belum menikah, sebenernya dia sudah memiliki pekerjaan tetap, namun entah mengapa belum mau menikah.

“Kalo rencana itu pasti ada, siapa juga yang mau selamanya jomblo bro” jawab Topek.

“Terus yang menjadi alasan lu sekarang belom mau menikahi pacar lu apa?” Ucap Cakra melanjutkan pertanyaan.

“Oke ini mulai masuk obrolan serius ya..” sahut Topek tidak langsung menjawab.

Topek mengeluatkan bungkus rokok surya, mengambilnya sebatang lalu menyalakan korek.

Setelah hembusan nafas panjang, topek mulai menjawab

“Menurutku sih bro, semakin umur kita tua, kita semakin berpikir banyak untuk menikah, itu yang menjadikan kita, kususnya gue sendiri sampai saat ini masih belum yakin, karena semakin berumur, gue semakin memilih dalam menentukan pasangan.”

“Maksudnya gimana itu pek?” Sahut Cakra tidak sabaran.

Cakra tidak merokok, tapi dia menghisap vape.

“Jadi gini, semakin gue tua, gue mikir lebih panjang, misalkan nanti kalo pasangan gue marah, gue bisa sabar apa enggk ya, gue bisa nerima dia pas dia badmood, gue bisa nenangin dia apa nggk, trus nanti kalo udah punya anak, gue bisa mendidik anak gue dengan benar apa nggk, karena coba lu sendiri liat jaman sekarang, apalagi dijakarta ini, berapa banyak anak muda, ga usah jauh-jauh kaya disekitar kita ajalah, banyak remaja yang terjerumus pergaulan bebas, hamil diluar nikah, itu penyebabnya apa? Bisa jadi dari orang tua mereka sendiri bro.

Keluarga yang broken home, orang tua yang saling adu ego, berankan bro, berantakanlah pokoknya.”

Topek kembali menyesap rokoknya dalam-dalam.

“Iya gue dapet pointnya, tapi kalo lu selalu takut, lu kapan akan berani masuk ke jenjang pernikahan?” Cakra menanggapi.

“Iya suatu saat gue bakal berani bro, tapi mungkin belom untuk sekarang.”

Pelayan datang mengantarkan pesanan mereka berdua, kapucino dan caffe latte dengan toping mozarella diatasnya.

“Siklah kan” ucap pelayan ramah.

“Makasih mba” balas Cakra.

Pelayan mengangguk lalu pergi. Menghampiri pelanggan lainnya.

“Oke sekarang gue mau cerita sama lu Pek, tentang pacar gue.” Ucap Cakra.

Topek menyeruput kapucino yang ia pesan, kemudian menghisap dalam rokoknya kembali.

“Oke bro, gimana?”

“Jadi lu kan udah tau gue salam Bella deket udah lama, bahkan kita memang bisa dianggap udah pacaran, gue juga udah nyiapin segala sesuatu untuk ngelamar dia malam ini..”

“Hahh? Trus kenapa lu masih disini kalo mau ngelamar Bella?” Potong Topek tidak sabaran.

“Ya itu masalahnya, Bella tiba-tiba membatalkan janji kencan kita, gue sih sebenrnya gapapa ya, cuman kenapa harus kali ini batalnya?” Lanjut Cakra.

Topek mencomot kentang, lalu mengunyahnya,

“O…. Jadi itu masalahnya, ya kaya gue tadi bilang bro, lu harus siap-siap sama moment kaya gini, ini udah jadi resiko lu sendiri pacaran sama wanita karir” jawab Topek enteng.

obrolan beralih kemasalah politik, agama, isu-isu terkini, sampai dengan perceraian artis.

Cakra mendaoat teman baru yang menemanjnya malam itu, ternyata topek adalah orang yang enak diajak diskusi, membahas tentang apa saja, berpengetahuan luas, dan humble.

Malam itu Cakra pulang ke kontrakan larut malam, tubuhnya sudah lelah beraktivitas seharian, Cakra mengecek ponselnya, berharap ada pesan masuk dari Bella, karena seharian ini memangsama sekali tidak ada kabar dari Bella.

Nihil, Cakra tidak menemukan harapan pesan itu di ponselnya. Dia membuka chat dengan Bella, lalu mengurim sederet pesan 'kalau sudah enggk sibuk, tolong kabari aku ya'

Setelah selesai mandi, Cakra terlelap kecapean aktivitas hari itu, beruntungnya dia tidak sempat overthingking, karena Cakra sudah sangat percaya dengan Bella.

Mungkin dulu memang Cakra pernah melakukan kesalahan, pernah mengecewakan Bella, tapi Cakra berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi mengulangi kesalahan yang pernah ia lakukan.

Cakra paham betul bahwa Bella adalah sosok wanita yang setia, ulet, tekun, sangat ideal untuk dijadikan pasangan, tidak seperti wanita kebanyakan.

Semenjak kejadian pada malam itu, Cakra benar-benar jera, dia mengakui segala kesalahn, dan membujuk Bella agar bisa kembali padanya. Cakra orang yang beruntung bisa mendapatkan wanita setia seperti Bella.

Namun dibalik pemikiran Cakra tentang Bella, ternyata Bella juga sosok manusia biasa, wanita biasa yang bisa juga melakukan kesalahan, kali ini Cakra salah menduga tentang Bella.

Memang benar, semenjak kejadian itu, Bella menjadi sosok yang sedikit tertutup, Cakra mewajarinya, Cakra tidak berani mengganggu atau terlalu menekan Bella, Cakra takut Bella meninggalakannya, akibat kesalahan itu, Cakra tidak berani banyak menuntut.

Bella memang sering menghilang tak ada kabar, tapi Cakra masih selalu percaya pada pacarnya tersebut, apapun yang dilakukan Bella, Cakra yakin itu semua demi kebaikan dan kebahagiaan mereka.

Ainun Qolbi

Hal yang tak terduga muncul, ternyata Bella akan dilamar oleh orang lain yang bukan Ain. Siapakah orang tersebut? Dan bagaimana jika Ain mengetahui bahwa Bella sudah memiliki pacar? Apakah kisah Ain sakit hati akan terulang kembali?

| Sukai

Bab terkait

  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22
  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23
  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21

Bab terbaru

  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

DMCA.com Protection Status