Home / Romansa / Asmaraloka / Sisi Gelap

Share

Sisi Gelap

Author: Ainun Qolbi
last update Last Updated: 2022-05-21 11:40:29

Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut.

Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak ayahnya pergi dan ibunya jatuh sakit.

Pagi itu Alfi memasak daging ayam, sebagai perayaan kecil-kecilan untuk adiknya yang berhasil lolos seleksi, meskipun tidak mewah, namun perayaan itu sangat berarti bagi empat sosok manusia yang bernasib malang.

————

Sudah tiga hari anak Icha jatuh sakit, tubuhnya menggigil dan tidak bisa minum obat. Obat sampai menumpuk tidak diminum karena memang tidak bisa. Tubuhnya lemah, Alfi mengurus anak Icha seperti anak sendiri, tapi disisi lain, biaya pengobatan yang mahal, Alfi hanya bisa membawanya ke bidan, sebenernya bidan sudah menganjurkan untuk dibawa kerumah sakit yang memiliki peralatan medis yang lebih lengkap, tapi karena terkendala biaya, Alfi hanya bisa mengurusinya dirumah.

Pagi itu setelah semua pekerjaan rumah selesai, Alfi ingin membangunkan anak Icha untuk mandi dan sarapan, Alfi memegang jidatnya, ‘sudah dingin’ gumannya dalam hati, tapi saat dibangunkan, ia tidak bergeming, Alfi mulai panik, Alfi mengecek hidung, sama sekali tidak didapati bernapas, Alfi kemudian berteriak histeris. Pagi itu, ternyata anak Icha sudah meninggal.

Kabar duka segera disampaikan ke Icha, Icha langsung pulang dari bandar lampung, mengetahui anaknya telah tiada, kenapa setelah kabar baik datang selalu diiringi dengan kabar buruk.

Hari itu yang seharusnya mereka merayakan keberhasilan Icha, harus dibungkam dengan kematian anaknya. Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia harus berubah menjadi hari duka. Ya memang benar, selalu ada keburukan yang mengiringi kabar baik.

Dipusara pemakaman, Icha duduk tersimpuh, memandang kosong nama anaknya, “maafkan ibu ya nak, harusnya ibu bisa membuayai pengobatanmu lebih awal, namun takdir berkata lain’ maafkan ibu nak, maafkan ibu.”

Alfi menenangkan adiknya, sambil mengelus bahu, “sudah, tidak ada yang harus disalahkan, relakan anakmu, karena dia sudah pasti sekarang bahagia disurga.”

“Kenapa harus sekarang kak.” Icha menangis sambil memeluk kakanya.

Disisi lain, mamanya hanya bisa menangis, karena keterbatasan bicara, ibunya merasa terpukul tidak bisa berbuat banyak untuk kebahagian kedua anak dan cucunya yang sudah meninggal.

“Kamu harus kuat, kamu masih memiliki masa depan panjang, anakmu akan sedih jika mengetahui ibunya terus menerus menangisi kepergiannya.” Alfi memberi motivasi.

“Untuk apa lagi aku bekerja kalau bukan untuk anakku kak? Aku sekarang sudah tidak memiliki alasan untuk semangat kak.” Ucap Icha sambil matanya berkaca-kaca.

Alfi memeluk adiknya, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Alfi, ia hanya bisa diam, karena sebenarnya yang merasa lebih hancur adalah Alfi, dia merasa lebih bersalah karena tidak bisa merawat keponakannya sendiri, sehingga adiknya jadi sedih, dan mamanya kehilangan cucu pertama.

Alfi memeluk Icha, mereka berdua menangis, tangis yang menguatkan, apapun keadaannya, mereka harus kuat, dalam hati Alfi berjanji untuk tidak lagi membut adik dan mamanya bersedih.

------

Icha harus merelakan anaknya, meskipun dalam keadaan bersedih dia harus tetap maju, menyongsong masa depan dihadapannya. Icha menyiapkan beberapa persyaratan terakhir untuk lolos seleksi, masih ada waktu satu minggu sebelum waktu itu tiba.

Semuanya sudah beres, tapi hanya satu persyaratan penting yang belum dia selesaikan, yaitu tanda tangan dari ayahnya. Icha sudah lama sekali tidak bertemu ayah, terakhir ketemu saat Icha masih dibangku sekolah menengah atas, sebenarnya bisa saja Icha memalsukan tanda tangan ayahnya, tapi dia tidak rela hati untuk memalsukan itu.

Dengan berat hati, Icha menguhungi nomor ayahnya, didunia maya maupun nyata Icha memang jarang sekali berhubungan dengan ayahnya.

Setelah dering ketiga, suara diujung sana menyapa,

“halo”. Tersedengar kaget, seperti kagetnya Icha saat ini.

“Halo ayah,” jawab Icha senormal mungkin.

“Iya, ada apa nak?” Ucap ayah Icha tanpa basa-basi.

Icha bercerita panjang tentang karirnya, mereka berdua berbincang seru di telvon, melepas kangen yang sangat karena terhalang jarak dan keadaan.

Icha juga bercerita tentang anaknya, ksedihan lalu menyelimuti pembicaraan kedua bapak beranak itu.

“Maafin ayah ya nak, ayah ga bisa berbuat banyak untuk menolongmu dan cucu ayah” terdengar suara bersalah dan penyesalan.

Icha berusaha menetralkan suasana, “ayah ada rencana jengukin kita nggk?”

Ditodong pertanyaan seperti itu, ayah Icha menjawab serba salah,

“maaf ya nak, untuk sekarang belum bisa”

Itu adalah kata maaf yang kesekian kalinya dalam pembicaraan telvon.

“Iya pa, nggk papa, yang penting papa sehat disana” ucap Icha.

“Pa, aku boleh ya memalsukan tanda tangan papa untuk persyaratan berkasku” lanjut Icha.

“Iya nak gapapa, papa sudah merestui kamu, semoga sukses selalu ya”

Icha lalu menutup telvon itu setelah beberapa percakapan basa-basi lainnya.

Sebenarnya Icha sangat butuh sosok ayah dalam kehidupannya, apalagi saat berat seperti ini, meski bagaimanapun Icha lebih kasihan kepada kakaknya, mimpinya harus rela direnggut oleh keluarga, dan mengorbankan cintanya sendiri untuk mengurus anaknya yang belum lama meninggal.

*

Alfi menjadi sosok ayah sekaligus kakak bagi Icha, mereka berdua saling menguatkan, bagaimapun keadaan keluarga mereka, sebagai anak pertama Alfi harus tetap tegar.

Setelah kematian anak Icha, beban Alfi sedikit berkurang, tapi dari sisi nalurinya Alfi sangat kehilangan, anak yang imut nan menggemaskan harus pergi untuk selama-lamanya.

Keluarga kecil itu diselimuti kesedihan beberapa waktu, lagi-lagi harus menerima cobaan yang terus menerus datang, beruntung mereka semua diberikan hati yang kuat untuk menjalaninya.

Rutinitas keseharian Alfi juga tidak jauh beda, tetap sama, berangkat kerja, masih menjadi penjual es sebagai kerjaan sampingan, tapi mereka menemukan harapan kecil, jika Icha ketrima bekerja diperusahaan properti, hidup mereka dapat sedik teringankan.

Gaji dari perusahaan tersebut sudah kebih dari cukup untuk mereka hidup, setiap malam, Icha, Alfi, dan ibunya selalu bangun, solat dan berdoa agar Icha dapat diterima kerja, harapan mereka sangat besar, usaha mereka juga sama.

Icha anak yang pintar, pintar memimpin dan cekatan, namun dia tidak tahu kandidat lain bagaimana keahlian mereka. Icha sangat berharap, bahkan sampai menangis tersedu-sedy setiap dia menengadahkan tangannya saat berdoa.

Ainun Qolbi

Disetiap kabar baik, pasti akan selalu diiringi dengan kanar buruk. Ini yang selalu terjadi pada keluarga Alfi. Saat datang kabar baik Icha lolos tes seleksi pekerjaan, tapi disusul denagn kabar buruk kehilangan yang membuat Icha hancur. Ini tengang buah hati Icha. Kabar menyedihkan.

| Like

Related chapters

  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

    Last Updated : 2022-05-21
  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

    Last Updated : 2022-05-22
  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

    Last Updated : 2022-05-23
  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

    Last Updated : 2022-05-28
  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

    Last Updated : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

    Last Updated : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

    Last Updated : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

    Last Updated : 2021-07-27

Latest chapter

  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

DMCA.com Protection Status