Share

Masa Lalu

Penulis: Ainun Qolbi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-23 13:26:00

Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.

“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.

Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.

“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.

Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.

Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.

Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.

Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia lalui bareng Cakra. ‘Makan mie dog-dog enak kali ya’ gumanya dalam hati.

Ada warung makan langganan Bella yang jual makanan murah dan enak, dia juga sering makan bersama disana, menghabiskan malam.

Sesampainya diparkiran, Bella melihat motor Cakra terparkir diujung, Bella tidak mau berkipir negativ dengan pacarnya ‘ah itu mungkin motor yang sama milik Cakra’

Warung makan itu bertema santai, dengan beberapa gazebo yang nyaman untuk orang pacaran, lampu yang remang-remang, cocok untuk mengobrol bersama kekasih.

Bella berjalan melewati beberapa muda-mudi yang sedang mengobrol asik, terdengar beberapa sorak canda tawa dari berbagai sudut.

Tiba-tiba matanya terkunci pada sosok yang memakai jaket levis dengan penutup kepala, jaket yang biasa dikenakan Cakra.

Penglihatan Bella sedikit rabun, dia tidak mau salah sangka atau menuduh sembarangan bahwa itu Cakra. Untuk memastikn kebenarannya, Bella mendekati gazebo itu, berlagak seperti pengunjung lain yang mencoba mencari tempat kosong.

Semakin mendekati pria berjaket itu, degub jantung Bella semakin kencang, ‘apa yang harus aku lakukan kalo itu benar-benar Cakra?’.

Perasaannya campur aduk, antara ingin mengiraukan dan membiarkan, tapi rasa penasarannya tinggi.

Saat pria itu berhenti tertawa, tiba-tiba pandanngya tepat melihat ke arah Bella, disisi lain Bella juga terkejut bahwa itu benar-benar Cakra pacaranya.

Cakra lungsung buru-buru menghampiri Bella, mengetahui dirinya akan dihampiri, Bella berusaha kembali ketempat parkir secepat mungkin.

Langkah Bella terhenti, tangannya telah digapai oleh Cakra, digenggam erat.

“Aku bisa jelaskan ini yang” ucap cakra sambil meraih tangan Bella.

Bella berusaha melawan dengan melepaskan genggaman tangan Cakra. “Lepasin!”

“Enggk, aku nggk mau lepasin tangan kamu, dengerin penjelasanku dulu.” Cakra memaksa.

“Udah lepasin, tolong” pinta Bella sembari menahan sekuat mungkin agar air matanya tidak jatuh.

Terlihat jelas mata Bella berkaca-kaca, berusahan menumpahkan segala emosi campur aduk mengetahui pacarnya ketahuan selingkuh didepan matanya sendiri.

Masih menggenggam tangan Bella.

“Maafin aku yang, tolong beri aku kesempatan untuk jelasin ke kamu.”

Bella diam, masih meronta agar tangannya dilepaskan.

“Udah, kamu have fun aja sama mantan kamu.” Bella mulai menaikkan suaranya.

Mereka berdua menjadi pusat perhatian pengunjung lainnya, perempuan yang bersama Cakra hanya bisa diam ditempat, serba salah dan tidak bisa berkata apa-apa.

“Aku cuma keluar nongkrong aja sama dia Bel” Cakra mulai menjelaskan.

Bella tak acuh, hatinya terlalu sakit untuk mendengarkan penjelasan apapun, ia tidak bisa lagi berpikir, mana yang harus ia percaya dan lakukan.

Tangan Bella berhasil terlepas, Bella lari menuju parkiran, menghidupkan motornya lalu pergi. Bella tidak menyangka apa yang telah ia temukan. Niat awal hanya ingin pergi cari makan, karena perutnya kebetulan lapar malam hari, tapi yang ia dapatkan bukan makanan, melainkan perselingkuhan.

*

Cakra datang ke kontrakan Bella setelah memulangkan selingkuhannya, hari itu sudah larut malam, Cakra sampi dikontrakan Bella dini hari lewat.

“Beeell, bukain gerbangnya, aku mau jelasin ke kamu”

Bella mendengar suara Cakra dari luar pagar, tapi Bella tidak bergeming, dia sudah muak dengan Cakra, dirinya saat ini hanya butuh ketangan.

Setengah jam lebih Cakra memanggil Bella dari luar pagar, sama sekali tidak ada respon dari dalam. Sudah tak terhitung berapa kali Cakra menghubungi Bella tapi tak diangkat.

Cakra tahu pacarnya pasti sangat marah, dia juga tak menyangka Bella keluar malam ketempat yang sama saat dia sedang keluar bersama mantannya.

Cakra ingin meminta maaf, menyesali perbuatannya tersebut, tapi apakah Bella sanggup memaafkan.

“Bella sayang, aku minta maaf ya, aku ga ada maksud buat nyakitin kamu, aku khilaf sayang, maaf ya.” Kata Cakra dari luar pagar.

Dalam kamar, Bella menutup rapat-rapat telinganya agar tidak terdengar suara Cakra dari luar, Bella benar-benar tidak busa diajak kompromi malam itu.

Pukul 2 lewat, akhirnya Cakra pulang, setelah lebih dari 2 jam dia menunggu dari luar pagar kontrakan Bella, Cakra memutuskan pulang dengan penuh rasa penyesalan.

Bella sebenarnya tidak enak hati membiarkan Cakra diluar pagar malam-malam, tapi rasa marahnya mengetahui perselingkuhan itu membuatnya tidak bisa lagi mentoleransi.

*

“Selingkuh itu bukan masalah janji ga ngulangin lagi, selingkuh itu sifat, udah ga bisa berubah, kamu juga kalau ada kesempatan lagi bakal ngulangin terus.” Nada suara Bella mulai meninggi.

Mereka berdua bertemu disebuah caffe kecil dipinggiran kota Surakarta.

Mereka berdua menjadi pusat perhatian beberapa pengunjung lain karena melihat Bella menangis, dan Cakra berusaha menenangkan.

“Iya aku tahu Bel aku salah, tapi tolong aku gamau kalo kita harus pisah” mohon Cakra.

Hening.

Bella berusaha tegar, sebenarnya dia sudah menahan air mata untuk tidak keluar, tapi usahanya percuma.

“Tolong kasih kesempatan aku sekali lagi Bel” lanjut Cakra.

“Sudah Cak, aku ga bisa, plis jangan paksa aku untuk menjalani hubungan ini dengan keterpaksaan.” Jawab Bella dengan suara yang mulai mereda.

“Aku udah gabisa lagi kaya dulu Cak, aku pasti bakalan akan berubah, aku sudah tidak bisa se-care kaya dulu lagi sama kamu.” Lanjutnya.

Cakra diam.

Dia benar-benar menyesali apa yang telah dia perbuat.

Hening beberapa saat.

“Aku gapapa Bel kalo kamu gabisa peduli sama aku kaya dulu lagi, tapi aku mohon jangan akhiri hubungan kita.” Cakra tetap pada pendiriannya untuk mempertahan Bella.

“Kenapa sih kamu harus pertahanin aku? Kenapa kami ga sama mantan kamu saja? Dia juga bakalan nerima kamu kan? Dia pasti senang kalo tahu hubunganmu sama aku berakhir.” Ucap Bella memborong pertanyaan.

“Enggk Bel, mau bagaimanapun aku tetep milih kamu.” Cakra meyakinkan.

“Tetap milih aku kenapa kamu selingkuh?, aku bener-bener kecewa sama kamu Cak, aku rasanya sudah tidak bisa lagi menjalin hubungan ini” tegas Bella.

“Coba kamu pikir lagi Bel, orang tua kita sudah saling tahu, apa kamu mau mengecewakn mereka?” Bujuk Cakra.

“Kalo orang tua kita tahu kamu selingkuh pasti mereka juga mewajari keputusanku ini, aku bener-bener gabisa Cak, mau kamu bagaimanapun aku ga bisa, aku udah ga peduli orang tua kita tahu atau tidak, aku udah ga bisa. Titik.” Bella tetap kukuh dengan keputusannya.

“Aku akan tetap menganggap kamu pacarku sampai kapapun Bel, meskipun kamu sudah tidak menganggapku.”

Pertemuan malam itu tidak menemui titik terang, Bella tetap ingin mengakhiri hubungannya, sedangkan Cakra masih ingin mempertahankan.

Sampai pada akhirnya, Bella menyerah, dia mencoba untuk sekali lagi menerima Cakra, tapi dengan beberapa syarat.

Bab terkait

  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22

Bab terbaru

  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

DMCA.com Protection Status