Beranda / Romansa / Asmaraloka / Burj Al Arab

Share

Burj Al Arab

Penulis: Ainun Qolbi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-22 11:48:00

Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.

“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.

Bella menyikap tirai.

Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.

“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.

“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.

Bella tertawa menggoda.

“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.

Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.

Bella diam.

“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipan ibu-ibu” jawab Bella sambil bergurau.

Semalam Bella sangat capek akibat perjalanan panjang, dia tidak menyangka kalau semalam Cakra menghubunginya, beruntung Bella masih bisa mencari alasan ke Ain, dan berharap Ain tidak curiga, karena itu akan mengacaukan liburannya di Dubai.

“Oiya gimana kabar mama? Besok kalo kita pulang beli oleh-oleh aja dulu di Dubai mall, disana kengkap kalo mau nyari oleh-oleh” sahut Ain tanpa curiga.

“Boleh,”

“Trip kita pertama mau kemana nih?” “Jangan bilang cuma dihotel aja” lanjut Bella.

Ain tertawa dengan gurauan Bella.

“Ya enggklah, jadi abis ini kita mandi, siap-siap berjemur di Jumeirah beach, sekalian breakfasts disana aja, kalo makanan dadi hotel kurang” Ain menjawab sambil melirik perut Bella yang dibalut dengan baju kimono berbagan sutra.

Mengerti dengan maksut ucapan Ain, Bella menanggapi.

“Ooh, sekarang udah mulai berani body-shaming ya, bawa-bawa perut.”

“Ehh, siapa yang ngomong perut?” Balas Ain sambol sok kaget.

Bella tidak membalas ejekan Ain, Bella berdiri, membuka tali kimono perlahan, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah.

Bella mendekati Ain yang duduk dikursi sofa, Ain menyambutnya dengan melingkarkan tanganya dipinggang, mencium perut Bella lembut.

“Walaupun agak bantet, tapi masi bisa kok menggoda kamu” ucap Bella menggoda.

Ain mulai meraba kulit punggung Bella yang terawat, Bella membelai pipi Ain dengan kedua tangan, mulai mencium bibir Ain lembut.

Ain menyambutnya dengan memainkan setiap kecupan, tidak membutuhkan waktu lama, Bella menyesuaikan irama kecupan tersebut, memainkan lidahnya yang panjang, membuat Ain semakin bergairah.

Ain membalikkan badan Bella, kecupannya mulai turun ke leher, Bella menikmatinya.

Begitu juga tangan Ain turun, meremas payudara Bella yang sebesar nasi KFC, ukuran yang ideal untuk dipegang.

Sambil memainkan telinga Bella, Ain menghisap dengan lembut puting pink Bella.

“Ahhh…”

Bella sudah tidak tahan dengan hasrat seksnya sendiri.

Bella menengadah, merasakan sejenak sensasi luar biasa, kemudian kembali tersadar dan membalas dengan melepas pakaian Ain.

Mereka berdua terbakar nafsu, saling bergairah satu sama lain, tidak sadar diujung sana ponsel Bella kembali berdering, menghentikan aktivitas sementara mereka berdua diranjang king bed Burj Al Arab.

Ain merasa terganggu, begitu juga dengan Bella, Ain heran kenapa harus diangkat kalau memang telvon tidak penting? Ain menyembunyikan pikiran itu

‘Sudahlah, jangan rusak liburan ini dengan rasa curiga’ guman Ain dalam hati.

*

Cakra

Entah kenapa hatinya terasa gundah sejak Bella pamit pergi, membatalkan kencan mereka. Cakra selalu menghubungi Bella, menjadi seorang yang posesif.

Siang itu, saat Cakra istirahat dari kerjaan, dia iseng ingin menghubungi Bella lagi, hanya sekedar say hello.

Dering pertama tidak ada jawaban, sampai dering ketujuh, tetap kosong, orang yang dihubunginya tidak menjawab.

Cakra mencoba sekali lagi, kali ini Bella mengangkat telvon setelah dering ke empat,

“Hallo” jawab Bella sambil nafas sedikit terengah-engah.

“Hai, kamu lagi sibuk ya sekarang?” Tanya Cakra.

Hening.

“Iya aku agak sibuk, sorry ya mungkin beberapa hari ini aku bakalan jarang ngabarin” jawab Bella.

“Iya gapapa, yang penting kamu jaga kesehatan, makan jangan telat” Cakra memastikan.

Hening kembali.

Kecanggungan benar-benar merusak hubungan mereka. Cakra menjadi serba salah karena mesara mengganggu aktivitas Bella.

“Sudah dulu ya,” sahut Bella memecah keheningan.

Sebelum Cakra sempat menjawab, Bella mengakhiri telvon.

*

Bella kembali keranjang, ingin meneruskan morning seksnya dengan Ain, tapi dia tidak mendapati Ain dikasur.

Suara gemericik terdengar dari arah kamar mandi, Ain mandi, Bella paham, mungkin Ain bermaksud tidak melanjutkannya.

‘Oke baiklah’ sahutnya dalam hati.

Selagi Ain mandi, Bella memilih pakaian yang akan ia gunakan untuk berjemur, memilih beberapa bra dan underwear yang cocok untuk berjemur.

“Hei, kalo aku berjemur pake ini cocok nggk?” Tanya Bella melihat Ain keluar kamar mandi.

Ain sedang berbalut handuk putih hotel, tersenyum melihat Bella menanyakan pakainnya.

“It’s okey, not bad” sahutnya santai.

“Mama lagi yang nelvon?” Lanjut Ain bertanya.

“Iya” jawab Bella simpel. “Aku mandi dulu ya.” Lanjutnya.

“Cepet jangan lama-lama” Ain memberi perintah.

Bella mengangkat tangan kanan membentuk simbol hormat, sambil menuju kamar mandi.

*

Ain memakai kemeja pantai dengan kerah terbuka, memperlihatkan celah dada yang bidang dengan bulu halus, terlihat sangat maskulin, dipadu dengan celana pendek setinggi lutut, bulu kaki yang tebal, serasi dengan corak warna cerah, kontras dengan suasana kota dubai.

Bella keluar hotel dengan pakaian tidak kalah modis, dia memperlihatkan kaki jenjangnya, dengan rok belahan panjang, terlihat putih bersih, atasan rok hanya ditautkan oleh tali, semakin membuatnya terlihat indah.

Kedua sejoli itu menuju pantai Jumeira, beberapa turus sempat memperhatikan mereka, pasangan dari asia yang terlihat serasi, mulai dari pakaian, sampai dengan gaya berjalan.

Ain tinggi kekar, dan Bella bertubuh tinggi dengan kaki jenjang, bergandengan tangan menuju tempat berjemur.

Ain menenteng tas berisi cola dingin, dan beberapa cemilan lainnya, cukup untuk dinikmati sambil bersantai dipinggir pantai sambil berjemur.

Kecanggungan dan kecurigaan yang sempat terjadi tadi pagi sontak terlupakan sementara, mereka berdua bercengkrama layaknya pasangan yang baru menikah, masih romantis-romantisnya.

Bella tersenyum manis, kadang tertawa menanggapi guyonan Ain, beberapa pasang mata terlihat memperhatikan mereka, tapi mereka berdua tidak menghiraukannya.

Pantai Jumeira menjadi tempat destinasi wisata yang ramai dikunjungi oleh turis lokal maupun internasional, pantai reklamasi yang membentang panjang, pasir putih yang lembut, dan omobak tidak terlalu besar, sangat cocok untuk menjadi tempat tujuan wisatawan.

Ain dan Bella Berjemur dengan alas yang mereka sewa, mereka berdua berjemur di pantai yang agak jauh dari bibir pantai, sambil bersantai, berjemur ria.

*

Ain sejenak melupakan kecurigaannya pada Bella, dia berusaha berpikir positif, tapi Ain tidak menyadari apa yang akan terjadi jika dia meneruskan hubungannya dengan Bella.

Disisi lain, Bella ingin hubungannya dengan Ain menemui titik cerah, Bella sayang Ain, tapi dia masih memiliki Cakra, sudah berulang kali Bella memutuskan Cakra, tapi Cakra tidak mau.

Ada alasan yang kuat kenapa Bella ingin sekali mengakhiri hubungannya dengan Cakra. Bella bertekad, suatu saat dia pasti akan mengatakan yang sejujurnya pada Ain. Tapi bagaimana cara menjelaskan semuanya?

Bab terkait

  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23
  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-27
  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21

Bab terbaru

  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

DMCA.com Protection Status