Beranda / Romansa / Asmaraloka / Cinta Tanpa Rasa Percaya

Share

Cinta Tanpa Rasa Percaya

Penulis: Ainun Qolbi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-27 20:53:30

Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam.

Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian.

“Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma?

Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas tentang wanita yang kusukai, karena memang dari dulu aku malu untuk cerita ma, sekarangpun aku masih malu sebenarnya. Ma aku suka sama seseorang.”

Ain diam sejenak, mengamati sekitar, matahari mulai tenggelam di kaki langit, lampu-lampu rumah dihidupkan, tapi tak kuasa mencapai pemakaman, beberapa kunang-kurang mulai bermunculan.

Ain menceritakan tentang semuanya, mulai dari tindakannya mengajak Bella jalan-jalan, apa aku salah? Memang aku belum sepenuhnya melupakan Alfi, tapi aku ga mau menghabiskan waktu untuk mengenang Alfi. Aku harus merelakannya. Sampai kepada cerita pada malam itu, saat ia berbohong bahwa sudah lamaran.

Selesai bercerita panjang lebar, beberapa kunang-kunang hinggap di nisan Ibunya, menyadarkannya bahwa hari sudah benar-benar gelap. Ain tidak sadar sudah berapa lama ia berada disana.

“Ma sudah dulu ya, aku janji tahun depan akan kembali lagi kesini, mudah-mudahan dengan orang yang akan menjadi takdirku, dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku masih sangat mencintai Alfi, tapi dia mengecewakanku sebegitu dalam. Disisi lain, Bella sangat baik, memang aku tidak bisa mencintai Bella seperti cintaku kepada Alfi, tapi dia selalu dapat diandalkan dalam keadaan apapun, dan yang pasti mencintaiku apa adanya.

Dalam kondisiku seperti ini, aku sangat sulit untuk memilih mana wanita yang baik ma, aku ga tau wanita yang dekat denganku benar-benar menyukaiku atau hanya suka dengan uangku. Sudah ya ma, aku pamit, mama istirahat ya, selamat melanjutkan mimpi indah ya ma.”

…………

Setelah sampai Jakarta, Ain mengemasi barang yang akan dibawanya, tidak banyak, hanya beberapa pakaian untuk musim dingin, dan beberapa baju ganti. Ain memang sengaja tidak membawa barang banyak, karena ia sudah berencana untuk membeli perlengkapannya saat sampai Dubai.

Ain membuka ponselnya, mencari nomor Bella, setelah dering ke tiga, diujung sana Bella mengangkat telfon, “yaa?” Tanyanya manja.

“Penerbangan kita jam sepulum malam, kamu sekarang dimana?” Tanya Ain tanpa basa-basi.

Bella tersenyum gembira, ia sudah lama menunggu telepon itu, dan bosnya memang tipe orang yang tidak bisa basa-basi.

“Ini aku masih di padang, malam ini terbang ke jakarta” ujar Bella. Ia memang keturuan suku minang asli, itulah yang menyebabkan Bella memiliki kulit putih bersih, hidung mancung dan alis tebal. Sesuatu yang sangat diturunkan dari orang padang adalah tatapan matanya yang khas.

“Okee, besok aku jemput sore di apartemen kamu ya, kita cari makan abis itu langsung ke bandara, biar ga bolak balik.” Jelas Ain.

“Sempurna, sampai ketemu besok” ucap Bella mengakhiri percakapan.

“Safe flight ya” Ain menutup telepon.

Malam itu Ain tidak bisa menutup mata, tubuhnya di apartemen namun pikirannya entah kemana, seperti anak kecil yang tidak bisa tidur malam karena besoknya akan study tour. Seperti itulah yang Ain rasakan saat ini.

Apa yang dirasakan Ain tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan Bella, dia gelisah, penerbangan yang seharusnya hanya memakan waktu tidak sampai dua jam, namun terasa lama sekali. Dia sudah tidak sabar untuk sampai jakarta, lebih tepatnya tidak sabar untuk menunggu hari esok.

………

Bella bangun kesiangan, ia kaget setelah melihat jam dinding yang menunjukkan angka sepuluh. Kepalanya agak sedikit pusing karena memang tadi malam dia sulit untuk tidur, badannya memang capek, tapi pikiran dan hatinya tidak bisa diajak kompromi untuk istirahat.

Bella kemudian membuat air panas, ‘mungkin secangkir kopi dapat meredakan sedikit rasa pusing’.

Setelah memesan makanan secara online, bella menghabiskan waktu menunggu sore hari dengan mengecek beberapa pekerjaannya, memastikan bahwa semuanya terkendali, dia tidak mau liburannya terganggu, apalagi karena pekerjaan. Bella membuka email, kandidat karyawan yang telah dipilih oleh Ain untuk memegang manajemen kantor pusat di Singapura.

“Oke, baiklah bos ternyata kamu lebih memilih Icha dibandingkan Gita.”

Bella memang selalu takjub dengan pilihan dan segala sesuatu yang dipilih oleh Ain, entah mengapa pilihan Ain selalu tepat. ‘Mungkin bos punya indra ke enam kali ya’, ia tersenyum kemudian menyeruput kopinya.

……..

“Hahahaha..” Bella tertawa terbahak-bahak.

“Kenapa kamu ketawa?” Tanya Ain heran.

“Gimana ga ketawa coba, ini first date kita dan kamu jemput aku pakai taxi.” Bella belepotan terpingkal-pingkal sambil menutup mulutnya.

Supir taxi melirik ke belakang lewat kaca sopir, ikut tersenyum yang sebenarnya juga menahan tertawa mendengar ucapan Bella.

Mengetahui sebab Bella tertawa, Ain jadi salah tingkah. “Jangan keras-keras, ntar kedengeran pak sopir!” Ujar Ain sambil menutup mulut bella dengan lembut.

Apa yang dilakukan Ain diluar dugaannya, Bella senang sekaligus kaget, karena selama ini yang dia lihat hanya kepribadian Ain yang serba serius, selalu terlihat kalem dan ternyata, hanya beberapa saat mereka bersama, Ain menunjukkan sisi lain kepribadiannya. ‘Selama ini aku salah sangka, ini pasti akan menjadi perjalanan yang menyenangkan’.

“Oke-oke aku diam.” Kata Bella meskipun masih sambil menahan ketawa.

“Kita mau makan apa ini, jangan sampai jawab terserah.” Ain melontarkan pertanyaan lain.

“Eeemm, kita cari makanan cepat saji aja ya, soalnya jam segini macet-macetnya Jakarta.”

“Pak ke McD atau KFC yang paling dekat dengan bandara ya.” Perintah Ain langsung.

“Meluncur.” Sahut sopir taxi.

Dalam perjalanan mencari makan, mereka berdua ngobrol seru, perjalanan panjang yang memakan waktu lama akan terasa cepat oleh mereka yang sedang bahagia, apalagi bagi mereka yang sedang jatuh cinta.

Mereka berdua sepakat untuk tidak membahas masalah pekerjaan selama liburan, dan mereka berdua mengangguk cepat.

……….

Roda belakang pesawat mulai mengambang, meninggalkan tanah ibukota Jakarta, terbang semakin tinggi menuju langit. Gemerlap lampu ibukota menghiasi pemandangan di luar kaca pesawat, membuat suasana itu menjadi semakin romantis bagi mereka berdua.

Setelah pesawat selesai take off, beberapa pramugari memperagakan cara memakai pelampung, cara evakuasi dan standar protokol keselamatan lainnya.

Bella menarik selimut, menyandarkan kepalanya di bahu Ain. Ain menyambutnya dengan mengacak-ngacak rambut Bella yang lurus, ia tersenyum.

“Istirahat yuk, besok bakal jadi hari yang panjang.” Ujar Bella.

“Sepanjang apapun hari, kalo dihabiskan berdua sama kamu pasti terasa singkat.” Jawab Ain menggoda.

Bella tersenyum malu, pipinya memerah, menggemaskan sekali.

Ain mencubit pipinya lembut, “jangan tidur dulu, tadi habis makan banyak, ntar jadi cepet gemuk loh” godanya.

“Hahaha aku udah ga percaya sama lulusan sarjana kesehatan yang udah lama, ilmunya pasti sudah pada kecampur-campur sama yang lain, udah ga murni.” Godanya balik.

“Bisa aja si ibuk ni, yaudah ayuk istirahat.”

Mereka berdua terlelap dalam penerbangan panjang menuju Dubai, cuaca cerah mengiringi perjalan mereka berdua, alam merestuinya, sepasang insan yang sedang menumbuhkan cinta.

Bab terkait

  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-21
  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-22
  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-23
  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-28
  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26

Bab terbaru

  • Asmaraloka   Jumeirah

    Orang asia tidak butuh berjemur, apalagi menghitamkan kulit, karena mereka dilahirkan di iklim tropis, yang kulit mereka kebanyakan berwarna sawo matang.Itulah yang terjadi pada Bella dan Ain, baru beberapa menit berjemur, mereka sudah meneduh kembali, ke restoran, memesan makanan dan beberapa cemilan khas Arab.Cuaca hari itu sangat cerah, Bella mengambil beberapa foto untuk di unggah dimedia sosial -tentunya tanpa menampilkan Ain disini, karena hubungan mereka masih backstret- viewnya sangat keren dan romantis, pemandangan langsung ke arah laut lepas.Disisi pantai yang membentang luas, dengan pasir putih halus, terdapat gedung menjulang tinggi dengan gaya separuh kubah tidak sempurna, itulah gedung Burj Al Arab, tempat Ain dan Bella menginap.Restoran tersebut menyajikan berbagai makanan dari seluruh penjuru dunia, pesan nasi goreng pun ada, tapi tidak tahu dengan kualitas rasanya. Mengingat koki dari restoran tersebut bukan asli dari Indonesia.Bella me

  • Asmaraloka   Masa Lalu

    Hubungan Bella dan Cakra mulai renggang saat Cakra ketahuan selingkuh dengan mantannya.“Aku mau kita udahan” ucap Bella sesenggukan.Cakra tidak menjawab, dia hanya diam karena sudah tidak bisa beralasan lagi, dia benar-benar tertangkap basah.“Tolong jangan Bel, aku janji ga akn ngulangin lagi” pinta Cakra.Sembari sesenggukan, suara bela lemah, dia sudah tidak kuasa lagi menumpahkan amarahnya, dia tidak menyangka orang yang selama ini dia sayangi menghianatinya, lebih parahnya kepergok tepat dihadapannya.Malam itu sebenarnya Bella sama sekali tidak berniat keluar, tubuhnya sudah capek bekerja seharian, tapi entah kenap dia ingin keluar sekedar mencari makan dan melepas penat.Bella melihat ponselnya, masih pukul 10 malam, belum terlalu larut untuk keluar cari makan dan mencari udara segar, juga tidak ada pesan dari Cakra, terkahir Cakra bilang badanya demam, jadi dia tidur duluan.Bella menghidupkan mesin motor matic, melewati jalan yang biasa ia

  • Asmaraloka   Burj Al Arab

    Setibanya di Dubai, Ain telah memesan hotel salah satu yang tertinggi di Dubai, yaitu Burj Al Arab, Ain memesan hotel dengan king bed, dengan pemandangan yang langsung mengarah pada pantai Jumeira, salah satu destinasi wisata yang akan mereka berdua kunjungi.“Hei, kamu udah bangun” guman Ain sambil matanya silau terkena sinar matahari pagi.Bella menyikap tirai.Bella mendekati Ain lalu mencium bibir Ain, tidak menjawab.“Minum kopi yuk, kopi bagus untuk menghilangkan bau mulut pagi hari” ucap Bella lembut.“Apa? Mulutku bau?” Tanya Ain sambil mencium bau mulutnya sendiri.Bella tertawa menggoda.“Oiya semalam ponsel kamu bunyi terus, memang siapa yang menghubungi?” Ucap Ain memulai percakapan.Bella menuangkan kopi, membuka cemilan yang dia bawa dari Jakarta dan beberapa roti kering, persiapan untuk sarapan mereka berdua.Bella diam.“Iya tadi udah aku cek, mama yang telvon semalam, mau nitip beberapa oleh-oleh, biasalah, ada aja titipa

  • Asmaraloka   Cakra

    Sore itu cakra menyelesaikan repitisi tetakhirnya, menutupnya dengan lari treadmill sejauh 7 kilo. Cakra mengelap peluhnya yang mengalir dimuka, otot biceps yang kekar dan dada lebar dengan bulu-bulu tipis menyelimuti permukaan kulit membuatnya semakin menawan.Cakra seorang pekerja kantoran yang menghabiskan waktu weekend di gym, dia menjadi member tetap gym Central di Jakarta sejak 3 tahun yang lalu. Cakra selalu dilirik beberapa wanita musiman yang datang kengym cuma beberapa kali lalu berhenti, diujung ruangan wanita tersebut sedang memperhatikan Cakra sambil mengangkat barbel, Cakra tahu jika dia sedang menjadi pusat perhatian.Cakra tidak menghiraukan itu, dalam pikirannya hanya terpaku pada Bella, jarang sekali bahkan tidak pernah Bella menolak untuk diajak bertemu kencan, tapi saat ini Bella tiba-tiba pamit pergi dan tidak mengatakan pergi kemana.Cakra merasa gagal karena di telah menyiapkan surprise yang akan diberikan ke Bella, yaitu cincin pernikahan, Cakra berencana akan m

  • Asmaraloka   Sisi Gelap

    Sambil mengantuk dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, Alfi mencuci nasi untuk dimasak, ibunya masih solat subuh, pukul lima pagi. Beberapa persiapan harus setiap hari dilakukan seperti memasak, mencuci baju, dan membuat pesanan es buah untuk pelanggan. Selain bekerja menjaga toko, Alfi juga mempunyai sampingan jualan es, hasilnya sudah jelas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pagi itu Alfi mendapat kabar baik dari adiknya, Icha berhasil lolos seleksi berkas disebuah perusahaan besar, dan akan segera interview beberapa hari kedepan. Perusahaan itu cukup bagus, karena untuk kandidat yang lolos seleksi, akan dibiayai sepenuhnya untuk perjalanan ke Jakarta. Icha lolos seleksi dan hanya menyisakan tiga calon kandidat, peluang keterima besar, tapi masi harus seleksi tes terakhir dengan langsung pemilik perusahaan tersebut. Alfi bersyukur adiknya mendapat pekerjaan yang baik disebuah perusahaan properti di Jakarta, tidak seperti dirinya yang harus merelakan semua impiannya sejak

  • Asmaraloka   Cinta Tanpa Rasa Percaya

    Cinta tanpa kepercayaan bagaikan perahu yang berlayar tanpa nahkoda, terombang ambing tanpa tujuan, hanya menunggu waktu hingga kapal tersebut menyerah, karam. Dua hari sebelum keberangkatannya ke Dubai, Ain mengunjungi makam ibunya, di pusara itu ia mengusap nisan ibunya, berkeluh kesah tentang hidupnya yang selama ini merasa sendirian. “Ma, mama apa kabar disana? Pasti mama baik-baik saja kan. Maaf ya ma aku kesini cuma ngeluh terus sama mama. Sekarang juga gitu ma” Ain tersenyum sejenak. “Ma masalahku saat ini bukan lagi tentang susahnya cari uang, aku udah cukup untuk dibilang berhasil ma, sekarang perusahaanku sudah mau buka cabang di Singapura ma, yang mau aku tanyakan sebenarnya cinta itu butuh pengorbanan nggak sih ma? Ma, selama ini aku memang jarang banget bahkan hampir ga pernah sama sekali membahas te

  • Asmaraloka   Lembur

    Pagi itu Bella telah menandatangani beberapa map yang telah menumpuk di mejanya, melihat jam di layar hp ‘masih pukul sembilan’.Bella iseng membuka aplikasi chat kemudian mengirim sederet pesan “A, seminggu ini aku udah menyelesaikan beberapa urusan untuk minggu depan, aku juga sudah membuat pengumuman skedul jadwal, aku siap untuk tur kita.”Bella tersenyum manis, pipinya merah merona saat malu-malu, aduhai aku sudah lama sekali tidak bahagia seperti ini.Di Ujung sana, Ain membuka layar ponselnya, pesan di nomor pribadi. Selesai memimpin rapat kecil yang membahas tentang tujuan jangka panjang. Melihat isi pesan tersebut Ain merasakan kelegaan yang menyusup bercampur dengan rasa bersalah.Ain membuang jauh-jauh perasaan tersebut, ia ber

  • Asmaraloka   Menjadi Kita Semudah Membalik Telapak Tangan

    “Trust me, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi” pinta Alfi dengan mata yang mulai menahan air mata yang ingin keluar, ia mulai emosional.Hening sejenak.Ain menghela nafas perlahan, “Sorry, i can’t do that anymore” Ain menjawab dengan intonasi penekanan di bagian ‘anymore’“A, aku janji” air mata Alfi sudah tidak dapat dibendung lagi, tumpah ruah di sepasang pipi mungil di antara hidung yang mancung.Diluar kaca restoran, hujan gerimis membasahi bumi, orang lalu lalang sibuk bergegas pulang dari kantor, ada yang meneduh di toko yang sudah tutup, ada juga yang menerabas gerimis hujan karena mungkin tergesa-gesa. Keadaan hatiku saat ini tak jauh beda dari lima tahun silam. ‘Alfi selalu mempesona&rsqu

  • Asmaraloka   Tiket

    Desiran ombak menghantam cadas, terdengar sayup angin berhembus sepoi-sepoi membuat suasana dipinggir pantai semakin syahdu, ombak sesekali mencapai bibir pantai tempat Ain mendirikan gazebo untuk pesta merayakan keberhasilan mendirikan kantor pusat di Singapura. Malam itu Ain habiskan dengan beberapa teman kantor dan pejabat tinggi di perusahaan.Amin bermain gitar, mereka semua mengelilingi api unggun kecil, sambil melantunkan lagu ‘secukupnya’ lagu yang lumayan populer saat Ain masih dibangku kuliah.Gelak tawa sambut menyambut mengiringi petikan gitar Amin ditengah-tengah dentingan gelas dan botol kaca, bersama-sama melantunkan lagu indie yang membuat pesta tersebut menjadi pesta mellow, seperti suasana hati Ain saat ini.“Bos, silahkan request lagu apa” seru Amin meminta.

DMCA.com Protection Status