Beranda / Young Adult / Asmaraloka / Bahagia, lagi

Share

Bahagia, lagi

Penulis: Geahirano
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-17 11:24:25

Ombak lagi-lagi menabrak tepi pantai, angin sedari tadi berhamburan tak tentu arah, pasir kini hanya menjadi saksi bisu kedua anak manusia yang sedang dimabuk cinta.

Seperti tak ada lagi pemandangan yang menarik menurut Bara, matanya terus-menerus memandang Kiara yang sibuk bersama buku yang ia baca. “Tuan putri lagi baca apa, sih? Serius banget” Bara yang sedari tadi hanya memandang, akhirnya angkat bicara.

“Bar, Kiara capek deg-degan tiap Bara manggil Kiara tuan putri” Ia tutup buku itu, lalu memandang lelaki disampingnya.

“Lho, kenapa? Bara suka manggil Kiara tuan putri. Kiara indah, Kiara cantik, Kiara baik. Aduh, Bara takut ketula sama semesta karena pamerin Kiara mulu”

“Tapi emang bener, Ki. Bara sayang banget sama Kiara. Maaf ya, tuan putri, kalo dulu Bara gak ngejar tuan putri buat minta maaf karena Bara terlalu sibuk. Emang bodoh banget ni, si Bara. Bisa-bisanya nyakitin Kiara” Lanjut Bara.

&

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Asmaraloka   Hai, ini Kiara

    Kiara Anandita. Gadis remaja keturunan Bandung ini kerap disapa Kia. Memiliki rambut panjang hitam sebahu yang selalu ia kuncir kuda, agar tidak gerah, katanya. Kiara dikenal sebagai anak yang ceria, aktif, dan sederhana. Terbukti dengan banyak organisasi yang Kiara ikuti disekolah menengah atasnyanya sebagai ajang mengisi waktu agar tidak terbuang sia-sia.Kiara memiliki 2 sahabat yang sudah ia jumpai sewaktu sama-sama menduduki sekolah menengah pertama, enak kan kini bisa berkumpul dengan kawan lama?“Kia… Ki… Ki…” ujar Alya, salah satu sahabat Kiara.“Yah, dia ngelamun lagi, Al” timpa Kanza yang merupakan bagian dari mereka juga.“WOI KIARA ANANDITA!”“Hah? Apaan si, Za. Ngagetin tau” balas Kiara memasang muka masam.“Lagian elo, sih, dari tadi kita panggil tetep aja bengong, ya kan, Al?”“Iya, mikirin apaan, sih, lo?”“Alah pa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Asmaraloka   Move on

    Rumah Kiara memang selalu jadi tempat ternyaman 3 wanita ini, bagaimana tidak jika sang tuan rumah selalu saja menyajikan cemilan enak dan minuman yang segar.“Eh, kebetulan kalian main dirumah, mama baru aja buat cemilan kue kering tadi, tolong ambilin ya, ki, ada dimeja makan”“Wihhhhhh, mama emang the best deh, makasi ya, ma” ujar Alya.Semenjak berteman lama dengan Kiara, mama nya Kiara kini sudah seperi ibu Alya dan Kanza yang kedua, bahkan mewajibkan nama panggilan ‘mama’ seperti anaknya sendiri.Sembari mengemil dan mengobrol ria, akhirnya ada satu kalimat yang membuat Kiara terkejut, kalimat yang ia pun malas mendengarnya.“Lo kenapa gak coba buat sama Arkha, sih, Ki? Dia baik kan sama lo?” Ujar Kanza.“Tau, malah masih masih mikirin si batu bara yang jelas-jelas nyakitin lo” Kesal, Alya kesal.“Kan lo tau, Al kalo Bara gak bermaksud nyakitin gue”K

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Asmaraloka   Arkha

    “Hm kita mau kemana ya, Ki, enaknya?” Tanya Arkha.Kiara yang sibuk menatap jendela kini sontak kaget, semua yang ia susun di imajinasinya sendiri seakan terlahap oleh realita. Imajinasi yang akan selalu membuatnya tersenyum, setidaknya agak mirip seperti dulu. Entah kenapa ia sangat enggan menatap pria yang kini duduk disampingnya yang sibuk menelaah jalanan kota. Tanpa berpaling seinci pun, Kiara membuka suara “Kemana aja, gue ngikut”Arkha hanya tersenyum, toh ia sudah biasa diperlakukan seperti ini oleh sang wanita. Tetapi rasa sukanya tidak luntur begitu saja, rasa suka yang sudah setahun ini ia rasakan. Siswi kelas 11 IPA 4 yang selalu ia puja kecantikkannya. Beruntung kelasnya dengan Kiara hanya berbatas antara tembok kelas 11 IPA 3, kelasnya, dan kelas sang pujaan hati. Tetapi, Arkha tetap bersyukur, toh, ia dapat melihat Kiara setiap hari.Arkha memberhentikan mobilnya di suatu tempat yang kini sudah ramai pengunjung, Pasar Malam

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Asmaraloka   Bertemu

    Untuk hari ini, Kiara memutuskan naik kereta api untuk pulang kerumah. Dengan headset yang terpasang ditelinga, mendengarkan lagu-lagu yang sudah ia tambahkan ke playlist kesayangannya. Ia tak sungkan untuk mengkomat-kamit tak bersuara tanda sedang bernyanyi, atau jari seperti sedang memetik gitar, dan kaki yang dihentakkan sesuai dengan irama.Kiara memang selalu seperti itu. Mungkin tanpa musik, kedok terpuruk Kiara akan terbongkar. Sembari melamun Kiara menatap lekat tangannya, tangan yang dulu selalu dirawat bersih oleh seorang lelaki yang sangat ia sayangi, hingga saat ini.Duh, Kiara semakin dibuat senyum sendiri.Entah hari ini ia menyebutnya hari keberuntungan atau hari sial karena Tuhan sedang memberinya ujian untuk bertemu dengan orang yang sangat spesial untuknya, hinggat saat ini. Tangan gemetar, hati yang tak ingin lengah, keberanian yang tiba-tiba mengatup menguggah kembali kisah lama yang ia usahakan kubur dalam-dalam.“Hai, Ki, baru

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Asmaraloka   Bara Samudera

    Bara. Bara Samudera. Anak lelaki ke-2 dari 3 bersaudara. Lelaki yang sangat lembut hatinya. Ia sedikit bicara, orang yang tegas, dan setiap perkataan yang keluar dari mulutnya akan menenangkan jutaan pasang telinga yang mendengarnya.Bara juga lelaki yang sangat baik. Ia tak sungkan memenuhi perintah sang bunda. Biar bunda senang, kata Bara.Bara memiliki 3 sahabat karib yang selalu menemaninya sedari sekolah dasar. Artha Susanto, Ezra Ramadhan, dan satu lagi Nevan Nagendra. Menurut mereka, Bara adalah titik penyelesai masalah yang dimana jika mereka bertengkar, Bara akan datang dan mengucapkan “Maaf, ya, gue gak mau kehilangan kalian”Setelah itu mereka akan tertawa dan tentu saja bermain bersama, lagi.Lapangan tempat mereka biasa bermain kini ditutup awan, lumayan, biar adem, katanya. Cuitan burung hanya menjadi saksi bisu apa yang 3 pemuda ini bicarakan, kecuali Bara. Bara hanya diam sedari tadi, entah apa yang ada dipikirannya kini. Ia si

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Asmaraloka   Let it go

    Kini kelas tampak kosong, para siswa dan siswi sibuk akan makanan yang akan mereka santap siang ini. Tetapi tidak dengan 3 wanita yang duduk melingkar ini, mereka sibuk berkelana dengan pikiran masing – masing. “Gue ketemu Bara…” Kiara angkat bicara tanpa seinci pun pandangannya bergerak, “2 hari yang lalu, eh.. iya 2 hari yang lalu. Di depan rumahnya Bara, lagi nunggu seseorang” lanjutnya.Ekspresi Kiara kini tak menentu. Ia rindu tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Rasa kecewa Kiara terpampang nyata saat mengatakannya. Kiara mengedarkan pandangannya ke atas berusaha agar siluit bening dimatanya tidak membasahi pipinya.Kanza dan Alya kini melemparkan tatapan masing-masing, setelah mendengar kalimat yang diucapkan sahabat mereka. Kiara hanya tersenyum ketir setelah itu, mengingat bagaimana rindunya kembali menjajah ruang kosong lagi dan lagi.“Sebenernya lo bisa, Ki, lo bisa move on dari Bara. Tapi lo nya yang gak

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Asmaraloka   PDKT (Flashback)

    Siang ini mentari sepertinya sedang berada dititik gembiranya, bagaimana tidak jika siang ini terasa sangat panas sekali. Di pinggir lapangan ada seorang wanita yang sedang menunggu jemputannya datang, ya, dia Kiara. Untuk siswi SMP seperti Kiara seharusnya sudah bisa pulang kerumah sendiri, tetapi sang ayah tidak mengizinkan anak satu-satunya pulang sendirian.Di ujung lorong tampak Bara membawa 2 gelas es yang sungguh sangat menggoda siang ini, dihampirilah Kiara. “Nih, buat lo. Kasian tuh tenggorokan kering” Kiara sontak kaget saat gelas berkeringat dingin itu menyentuh kulitnya. “Thanks, Bar” jawab Kiara.Semenjak hari itu, Bara lebih sering mengirim pesan ke Kiara walaupun modusnya menanyakan tugas. Bara juga menjadi anak yang perhatian pada Kiara, seperti menunggu jemputan Kiara datang dan menanyakan apa yang sedang Kiara lakukan setelah sampai rumah. Jika ditanya mengapa melakukan itu, Bara akan menjawab “Ya, lo kan cewek, Ki. Temen

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17
  • Asmaraloka   Us (Flaskback)

    Sudah 5 bulan. Semenjak kejadian memberikan minuman ke Kiara hingga sekarang perhatian-perhatian yang Bara berikan tetap saja sama. Kiara suka itu. Tentu saja Kiara suka itu. Sifat Bara yang hangat, misterius, dingin dan peduli disaat yang bersamaan menimbulkan perasaan aneh dialam diri Kiara. Membuat Kiara tersenyum sudah menjadi pekerjaan tetap yang kini Bara kerjakan.Malam ini bulan tak tampak, tetapi para bintang seperti mengambil alih cahaya-cahaya bulan yang direnggut semesta. Jalanan becek sehabis hujan sore hari yang masih menggenang menjadi saksi bisu pemuda yang kini menginjaknya, Bara. Ia memberi pesan ke Kiara agar menemuinya didepan gerbang rumah sang wanita. Aneh, pikir Kiara.“Aduh gimana, ya, Ki?”“Hah? Gimana apanya?”Bara menatap mata Kiara dalam-dalam, mencari sumber semangat agar suaranya tak lagi bergetar “Emmm.. Pacaran, yuk?”Tentu saja Kiara kaget, apa-apaan lelaki ini, mengajaknya pacara

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-17

Bab terbaru

  • Asmaraloka   Bahagia, lagi

    Ombak lagi-lagi menabrak tepi pantai, angin sedari tadi berhamburan tak tentu arah, pasir kini hanya menjadi saksi bisu kedua anak manusia yang sedang dimabuk cinta.Seperti tak ada lagi pemandangan yang menarik menurut Bara, matanya terus-menerus memandang Kiara yang sibuk bersama buku yang ia baca. “Tuan putri lagi baca apa, sih? Serius banget” Bara yang sedari tadi hanya memandang, akhirnya angkat bicara.“Bar, Kiara capek deg-degan tiap Bara manggil Kiara tuan putri” Ia tutup buku itu, lalu memandang lelaki disampingnya.“Lho, kenapa? Bara suka manggil Kiara tuan putri. Kiara indah, Kiara cantik, Kiara baik. Aduh, Bara takut ketula sama semesta karena pamerin Kiara mulu”“Tapi emang bener, Ki. Bara sayang banget sama Kiara. Maaf ya, tuan putri, kalo dulu Bara gak ngejar tuan putri buat minta maaf karena Bara terlalu sibuk. Emang bodoh banget ni, si Bara. Bisa-bisanya nyakitin Kiara” Lanjut Bara.&

  • Asmaraloka   Welcome back

    Terhitung sudah seminggu semenjak salah paham diantara keduanya. Terkadang, Kiara masih merasa canggung akibat masalah itu. Tidak, Kiara canggung akibat pelukannya bersama Bara. Toh, padahal Bara pun tak apa jika Kiara ingin memeluknya setiap hari. Dasar Bara, modus.Bara dan Kiara kini sudah berada di bianglala pasar malam. Setelah menyantap berbagai makanan, lalu memberikan lolipop dan permen kapas, untuk Kiara tentu saja.“Tuan putri seneng, gak?” Kiara yang tadinya sedang melihat ramainya pasar malam kini menatap mata elang kesukaannya.“Seneng, seneng banget. Makasih, ya, Bar”“Sama-sama, tuan putri..” Kiara kembali sibuk akan pandangannya, dan Bara sibuk melihat hal yang paling menarik untuknya, Kiara.“Kenapa, sih, ngeliatin mulu” Kiara sudah tak tahan terus-menerus dibuat salah tingkah oleh Bara.“Idih, kepedean. Bara bukan lagi ngeliatin Kiara tau” Kiara memutar bola matany

  • Asmaraloka   Jangan marah, Bar

    “Tuh kan, gue bilang apa sama kalian, hah? Anjing”Mereka semua bungkam, menjawab Bara saat sedang marah merupakan masalah besar. Setidaknya biarkan Bara berkelut dengan pikirannya sendiri.Disisi lain, Kiara yang merasa sangat bersalah hanya bisa mengirim pesan berpuluh-puluh maaf untuk Bara, dan tentu saja tidak ada balasan untuknya, telfonnya juga tak diangkat. Kiara takut Baranya menghilang lagi, dan ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.“Coba, Ki, lo kerumahnya, atau ketempat biasa dia nongkrong, jelasin semuanya, kalo lo diem doang gini gak akan kelar ini masalah”Benar, ucapan Kanza benar. Tetapi biarkan Kiara berpikir untuk saat ini.-Kini Bara sudah tenang, masalahnya seakan terbang begitu saja bersama kerikil yang ia lempar. Setelah ini, ia akan menemui Kiara, niatnya.“Lho, Ki. Ngapain disini? Kok tau Bara ada disini?” Kiara lagsung berlari, memeluk Bara, sambil menangis tentu saja.

  • Asmaraloka   Yah

    Kiara bergegas keluar kamar dan menuju pagar setelah mendengar bel rumahnya berbunyi. Agak malas memang mengingat ini hari minggu dan Kiara sedang bergelut dengan selimutnya. Ia terkejut setelah melihat tubuh yang tak asing baginya, tubuh lelaki itu sedikit bergetar, ya, itu Arkha.“Lho, Kha. Lo kenapa? Kok gemeteran gini? Masuk yuk” Wajah Arkha sangat tidak baik-baik saja.“Gak, Ki, gapapa disini aja, Cuma sebentar kok” Suara getar Arkha langsung terdengar di telinga Kiara. Ia khawatir, tentu saja. Bagaimanapun Arkha adalah temannya. “Mama Papa cerai, Ki. Arkha kesini cuma mau pamitan sama Kiara. Arkha capek, Ki kalo tetep disini, dioper mulu. Jadi Arkha mau tinggal dirumah nenek aja di Surabaya.” Arkha melihat tatapan sendu milik Kiara. Ia berusaha menahan tangisnya didepan wanita itu.“Ki, maafin Arkha, ya, kalo waktu itu kesannya maksa banget biar Kiara suka sama Ark-“ Tubuh gemetar itu direngkuh oleh Kiara, ta

  • Asmaraloka   Progress

    Bara benar menepati janjinya, pergi kerumah Kiara, meminta maaf, dan meminta Kiara kembali padanya. Tentu saja Kiara sudah memaafkan, toh, ini salahnya juga karena sudah gegabah mengucapkan kata perpisahan padahal hatinya enggan. Oke, Bara, mari kita bawa Kiara kembali kepelukanmu.Seperti kini, Bara selalu memberi pesan ke Kiara, memberikan perhatian atau sekedar kata-kata penyemangat. Kiara merasa déjà vu kini, ia suka, ia suka diperlakukan seperti ini, lagi, oleh Bara.“Lho, ngapain tiba-tiba disini?” Terkejut, tentu saja Kiara terkejut saat melihat Bara tiba-tiba berada didepan sekolahnya.Bara suka dengan wajah Kiara yang cemberut seperti ini, lucu, katanya. “Mau jemput tuan putri”Kiara sebenarnya sudah tersenyum mengingat tuan putri yang dimaksud Bara adalah dirinya, tetapi, tidak boleh Kiara, ingat harga diri. “Yaudah, sana. Mau jemput pacarmu kan? Gak boleh parkir disini tau” Ujar Kiara sembari me

  • Asmaraloka   Come on, Bar

    Kini dilubuk hati Bara yang sangat dalam ingin sekali merengkuh kembali Kiara, pujaan hatinya hingga kini. Mengingat betapa marahnya Kiara saat itu selalu saja memberikan celah negatif disetiap niat Bara untuk memperbaiki semuanya, memperbaiki hubungannya dengan Kiara.“Dicoba dulu atuh, Bar” Artha membuka suaranya.Bara kini hanya bisa bungkam, mengangkat bahunya acuh, padahal omongannya Artha ada benarnya. Toh, ia tidak akan tau respon Kiara jika tidak mencobanya.“Kelemahan nomor satu Bara adalah.. Kiara” Sambung Nevan.“Asli, ya, Tha. Susah anjing” Kini Bara angkat bicara. “Ya, nanti kalo misalkan dia masih marah sama gue, terus nolak gue, gimana?”Artha, Ezra, dan Nevan kini hanya menghela napas, bego banget Bara, pikir mereka.“Di. Co. Ba. Bara. Kalo lo gak coba, gimana lo tau apa jawaban Kiara. Emang lo mau penasaran seumur hidup?”Deg. Perkataannya Ezra ada benarnya j

  • Asmaraloka   Failed

    Terkadang lucu memang, mereka yang setuju bersama, mereka juga yang berpisah, mereka yang meminta berpisah, tetapi sama-sama belum bisa melupakan. Kadang semesta bingung dengan 2 anak manusia ini, apa maunya?Terlihat kini Bara yang semakin gelisah dengan ingatan-ingatannya bersama Kiara, tak terasa bibirnya tertarik keatas, ia bahagia walaupun hanya dengan mengingat kenangannya. Kita abaikan saja, biarkan Bara mencari bahagianya.Di sisi lain juga ada Kiara yang sibuk membolak-balikkan majalah yang ia baca, entah apa yang tenggelam dipikirannya, tetapi tentu saja semua gara-gara Bara. Semenjak pertemuannya dengan Bara, ingatan Kiara kini semakin menjadi-jadi tentang Bara, ya, Kiara merindukan sosok itu, sosok Bara, lagi.Teman-teman kedua anak manusia ini sebenarnya geram melihat tingkah laku keduanya yang sama-sama menepis perasaan rindunya. Seperti ini contohnya.“Senyum terus, Ki, lupain aja kalo gue sama Alya ada disini” Bagus, Kanza, lan

  • Asmaraloka   Berakhir (Flaskback)

    Kini sudah masuk tahun ke-3 hubungan Bara dan Kiara. Selama ini semuanya baik-baik saja, Bara yang selalu mengalah, Bara yang selalu menjadi air dari setiap api di antara mereka berdua. Sedangkan Kiara masih sama seperti dulu, sederhana dan tidak neko-neko, dan itu yang membuat Bara jatuh cinta teramat dalam dari sang wanita.Satu tahun lalu mereka harus berpisah dikarenakan Kiara tidak masuk SMA Negeri. Jangan salahkan Kiara, ia hanya menurut apa perkataan kedua orang tuanya.Kini, mereka sama-sama sibuk, sama-sama lupa memberi kabar satu sama lain. Kadang Kiara ingin membicarakan masalah ini dengan Bara, tetapi seperti kata Kiara, Bara selalu sibuk. Kiara tidak suka diperlakukan seperti ini mengingat ia selalu dimanja sang kekasih. Hingga satu hari dimana Kiara sudah muak dengan segalanya, muak dengan sibuknya Bara.“Bar, Bara emang sesibuk ini, ya? Maksudnya yaa, sibuk banget emang?” matanya enggan melihat lelaki disampingnya.Bara memberhe

  • Asmaraloka   Bahagia (Flaskback)

    2 manusia yang sedang dimabuk cinta memang sangat mudah terdeteksi, terbukti dengan senyum merkah dikeduanya. Seakan semua hanyalah debu yang tidak bernyawa, mari kita biarkan Kiara bahagia dengan segala caranya.Rumput sore hari mulai bergoyang, angin terus bertiup sembarang arah, matahari sudah bersiap ingin menenggelamkan dirinya dari kerasnya dunia hari ini. Tetapi anak adam dan hawa ini masih sibuk dengan dunia mereka sendiri, Bara yang terus menceritakan kisah pangeran di istana, dan Kiara yang terus menyimak sembari menatap wajah lelaki yang kini menjadi kesukaannya.“Kok gak dilanjutin ceritanya?” Kepala Kiara masih betah berada dipaha sang lelaki. “Cepet, Bar, lanjutin” rengeknya.Bara hanya terkekeh melihat tingkah laku wanita yang ia sayangi saat ini, ia sangat menyayangi Kiara, sangat. Mata elangnya masih sibuk menatap mata indah Kiara “Tadulu, Ki. Dari tadi Kiara ngeliatin muka Bara mulu..” Bara memberikan senyum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status