Share

Progress

Bara benar menepati janjinya, pergi kerumah Kiara, meminta maaf, dan meminta Kiara kembali padanya. Tentu saja Kiara sudah memaafkan, toh, ini salahnya juga karena sudah gegabah mengucapkan kata perpisahan padahal hatinya enggan. Oke, Bara, mari kita bawa Kiara kembali kepelukanmu.

Seperti kini, Bara selalu memberi pesan ke Kiara, memberikan perhatian atau sekedar kata-kata penyemangat. Kiara merasa déjà vu kini, ia suka, ia suka diperlakukan seperti ini, lagi, oleh Bara.

“Lho, ngapain tiba-tiba disini?” Terkejut, tentu saja Kiara terkejut saat melihat Bara tiba-tiba berada didepan sekolahnya.

Bara suka dengan wajah Kiara yang cemberut seperti ini, lucu, katanya. “Mau jemput tuan putri”

Kiara sebenarnya sudah tersenyum mengingat tuan putri yang dimaksud Bara adalah dirinya, tetapi, tidak boleh Kiara, ingat harga diri. “Yaudah, sana. Mau jemput pacarmu kan? Gak boleh parkir disini tau” Ujar Kiara sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

Gemas, Bara gemas sekali “Ini tuan putrinya ada didepan Bara.”

“Apaan, sih, Bar, ih klise banget, ih” Siapapun tolong Kiara, kupu-kupu diperutnya seperti membludak.

“Kok klise, sih, Ki. Bara lagi usaha tau, biar Kiara balik lagi ke Bara.”

Simple, tetapi tentu saja membuat senyum di wajah Kiara merekah. Tuhan, tolong Kiara dari lelaki aneh yang terus-menerus membuat wajahnya seperti kepiting rebus. Kiara terlihat sudah tak tahan mendengar buaian demi buaian yang dilontarkan Bara kepadanya. Ia bahagia, tentu saja bahagia. Wanita mana yang tidak bahagia saat dijemput oleh orang yang ia sayang?

“Ki, ayodong bantu Bara biar bisa balikan sama Kiara. Kan Bara masih mau pamerin Kiara ke langit&bulan kalo ada yang lebih indah dari mereka, namanya Kiara Anan-“

“Ayok, jadi anterin pulang, gak?”

Didalam mobil tak henti-henti Bara memuji cantiknya Kiara. Bila ada waktu untuk menatap Kiara, ia akan gunakan waktu itu sebaik-baiknya. Takut bilamana ia tak menatap Kiara, wanitanya itu akan menghilang. Kiara yang lagi-lagi merasa malu hanya mengerucutkan bibirnya.

“Udah ah, Bar. Liat ke jalanan aja”

“Gak mau, nanti kehilangan Kiara lagi”

Selalu seperti itu. Bara dan sejuta kalimatnya yang membuat Kiara bingung harus membuat apa. Saat menatap jalanan, Bara langsung menepikan mobilnya. Kiara yang sadar akan hal itu hanya diam.

“Tunggu disini sebentar” Hanya itu yang diucapkan Bara saat keluar dari mobilnya. Kiara yang mengedarkan pandangan apa yang Bara lihat hanya tersenyum.

“Makasih, ya, Bara”

Saat memasuki bangku kemudinya lagi, Kiara bingung dibuatnya saat melihat apa yang dibawa Bara tidak sesuai ekspetasinya.

“Kok gak beli permen kapas, Bar? Bara lupa ya apa kesukaan Kiara?”

Bara hanya tersenyum menghadap wanitanya, lalu mengatakan “Kita ganti jadi lolipop ya, Ki. Biarin permen kapas berlalu sama masa lalu kita. Bara gak mau kehilangan Kiara lagi”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status