Share

86. Seekor Elang

“Apa salahnya dicoba,” gumam Seruni dan segera menggoncangkan lonceng di tangan kanannya.

Perempuan itu berjarak dua belas tombak dari pintu Mandalasari. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan di dalam. Kedatangan petugas yang memberi makan para satwa sama sekali tak memberinya kesempatan berpikir dan pilihan bertindak. Belum lagi prajurit penjaga yang terus mencari keberadaannya. Ia bahkan tanpa persiapan apa pun menghadapi seekor elang.

Kadang ide memang datang di saat terdesak. Seruni teringat abdi yang ia lihat memberi makan Jenaka di dekat istana Sanggageni. Abdi itu mengenakan pelindung pada lengannya. Artinya cakar elang bisa saja mengoyak kulitnya. Buru-buru Seruni melilitkan selendang yang melingkar di pinggangnya pada lengan kanan, tempatnya memegang lonceng.

“Apa itu dia?”

Seruni mendengar suara beberapa kali kepakan sayap. Selanjutnya sesuatu tampak melesat begitu cepat ke arahnya. Perempuan itu memejamkan mata seraya merogoh kantung kulit di pinggangnya dengan tangan kiri. Sep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status