Share

103. Malunya Seorang Raja

Arya diam tak mengerti. Segera setelah Ki Daksa mengumpat, tubuhnya menguap dan tertarik ke tubuh Arya. Ada rasa pedih dan panas di dada. Ayahanda Aruna itu membuka mata dan ia sudah kembali ke tubuh kasarnya.

Tak ada sensasi lain setelah peristiwa itu terjadi. Arya memperhatikan kedua telapak tangannya, tak ada yang berbeda. Namun ia merasa jauh lebih tenang. Perasaannya jauh lebih stabil, tak lagi meledak-ledak seperti api yang memang jadi kekuatan utamanya.

“Apa yang terjadi pada Aruna ya? Jika Ki Daksa hampir musnah, artinya tahap pertama sudah selesai dilalui,” batin Arya.

Lelaki itu bangkit dari batu besar dan berjalan cepat menuju rumah panggung tempat Ki Prabangkara menurunkan Ajian Dasa Daraka. Ia ingin segera melihat putranya. Entah bagaimana tahap berikutnya, tak begitu ia pedulikan untuk sementara.

Balai-balai di beranda rumah panggung itu hancur. Bambu-bambu sebagai material penyusunnya parah beberapa bagian. Tak terlihar dimana Ki Prabangkara dan Aruna. Para penghuni pad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status