Share

104. Serangan Pasukan Udara

“Ampun, Gusti. Hamba sama sekali tak mendapatkan kabar penyerangan dari Telik Sandi. Ini sungguh aneh,” lapor Senopati Jatiwungu setelah tergopoh-gopoh menghampiri Jenar.

“Sepertinya Danapati sudah tahu. Siapkan orang-orangmu, Jatiwungu. Jangan sampai ada satu orang pun dari Rakajiwa yang terluka!” titah Jenar.

“Sendika, Gusti!” seru Senopati Jatiwungu dan segera berbalik meninggalkan Jenar dan Legawa.

Perdana, Atma dan Barata sebagai murid terdekat Legawa setelah Aruna segera tiba. Ketiganya sudah siap dengan senjatanya masing-masing. Ini kali kedua pasukan udara Astagina menyerang Rakajiwa. Tak mungkin mereka tak memiliki persiapan yang lebih memadai dari serangan pertama.

“Perdana, kau siagakan seluruh murid yang tersedia. Utamakan para pemanah. Anak panah kita terbatas, jadi hanya siagakan murid yang mahir!” titah Legawa.

“Baik, Guru!” seru Perdana dan segera pergi meninggalkan tempat itu.

“Barata, naik lah ke tempat tinggi dan lakukan Ghanaswara. Aku ingin pandangan pasukan udara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status