Hari ini Bianca sudah disibukan dengan banyaknya perusahaan fashion dan majalah yang menghubunginya untuk menjalin kontrak kerja sama. Tapi tidak semua perusahaan yang menawarkan kerjasama disetujui dengan mudah oleh Bianca.
Bianca yang kewalahan belakangan ini dengan banyaknya pesananan membuatnya jarang memiliki waktu dirumah.
Bianca banyak lembur menyelesaikan pekerjaannya. Ditambah dalam minggu ini sudah ada lima perusahaan yang memaksanya untuk menyelesaikan gaun rancangannya.
Bianca pun sudah mendapatkan designer lulusan baru, Lily Asisstant Bianca sangat lah cerdas. Aapapun yang Bianca perintahkan, dengan sigap Lily angsung mengerjakannya.
Lily tidak pernah menunda pekerjaan, itulah yang membuat Bianca sangat menyukai kinerja Lily selama menjadi Assistantnya.
Sejak Butiknya pertama kali buka di New York, butik milik Bianca tidak pernah sepi dari pelanggan. Setiap harinya selalu ramai. Hal ini yang membuat Bianca selalu membuat rancangan baru setiap hari dengan jumlah yang cukup banyak.
Designer baru yang telah bekerja di butik milik Bianca, tidak langsung dilepas begitu saja. Bianca harus melihat hasil rancangannya serta mengajarinya bagaimana mengetahui keinginan customer. Biarpun designer yang dipilih Bianca adalah designer baru, tetapi mereka semua adalah designer yang sudah di seleksi dengan baik oleh Lily dan juga Bianca.
Bianca sengaja mempekerjakan designer baru karena ia ingin para designer baru membantunya dalam menuangkan ide untuk gaun-gaun yang akan dipajang di butik miliknya.
Kini Bianca sedang merancang gaun untuk salah satu customernya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Lalu ia langsung memintanya untuk masuk.
"Nona Bianca, saya baru saja mendapat email dari Afford Company. Mereka meminta Nona Bianca untuk menjadi designernya dan kontrak kerjasama selama satu tahun dan mereka ingin bertemu dengan nona besok pagi. Apa nona ingin mengambil penawaran ini?" tanya Lily dengan sopan.
"Coba kamu meeting dengannya, Bawa beberapa hasil rancangan ku yang terbaik. Dan lihat penawaran yang dia tawarkan" jawab Bianca
"Li, tunggu. kamu bilang Afford Company?" tanya Bianca memastikan.
"Iya nona, ada apa nona?"
"Afford Company bukannya tempat Caroline bekerja" gumam Bianca dalam hati.
"Oh tidak, hanya memastikan saja Li"
"Li, kamu temui dulu perwakilan dari Afford Company. Bilang pada mereka, jika ingin bertemu dengan ku, atur jadwalnya besok lusa. Besok aku harus mengantarkan hasil rancangan ku ke salah satu customer ku disini. Dia minta aku langsung yang mengantarkannya"
"Baiklah kalau begitu nona, saya permisi"
Lily berjalan keluar ruangan Bianca. Sedangkan Bianca, saat melihat Lyli berjalan keluar, ia langsung mengambil handphonenya untuk menghubungi adiknya.
"Hallo" sapa Bianca saat panggilannya terhubung.
"Kakak? ada apa ka?"
"Caroline, Apa Afford Company sedang mencari designer?"
"Benar ka, bagaimana kakak tahu?"
"Perwakilan dari Afford Company, mengirimkan email ke Lily, mereka menawarkan kerja sama kepada kakak"
"Aku sudah tahu hal itu pasti akan terjadi ka, Kau adalah designer hebat. Pasti mereka mencari kakak untuk menjadi designer mereka" Caroline dengan suara yang sangat bangga kepada kakaknya
"Ck! Kamu ini terlalu berlebihan"
"Besok, Lily yang akan datang kesana. Kakak tidak bisa datang besok. Tapi lusa kakak akan datang kekantor mu"
"Sayang sekali, besok kakak tidak datang. Kakak harus tahu kalau CEO dari Afford Company sangat tampan ka. Aku bahkan sangat mengaguminya saat peratama kali bertemu dengannya. Dia bukan hanya tampan, dia juga memiliki tubuh yang atletis, serta dia pun sangat kaya ka" ujar Caroline yang mulai membayangkan tubuh Arthur
"Caroline, jangan bicara yang tidak-tidak. Kakak tidak peduli CEO itu mau tampan atau buruk" seru Bianca yang mulai kesal.
"Kak. percayalah padaku. Saat kakak bertemu dengannya pasti kakak jatuh cinta dengannya. Seluruh gadis disini, seluruhnya jatuh cinta padanya ka"
"Sudah, kau ini malah bicara sembarangan. Kakak tidak akan jatuh cinta dengannya"
"Kakak tutup dulu ya, malam ini kakak akan lembur. Tolong kamu jangan pulang terlalu larut malam, Kasian Annabeth"
"Iya iya ka, aku paham"
Setelah menutup panggilan teleponnya, Bianca kembali melanjutkan rancangan gaunnya. Besok rancangannya sudah harus selesai, ia tidak ingin mengecewakan customernya. Bianca benar-benar bingung dengan Caroline kenapa bisa mengagumi pria sampai seperti itu.
***
Keesokan harinya, Lily yang mendapatkan tugas untuk mengunjungi Afford Company.
Tadi pagi Bianca sudah berangkat mengantarkan hasil rancangannya ke customernya. Lily berdandan dengan rapi dan membawa beberapa hasil rancangan dari bosnya.
Setibanya Lily di Afford Company, Lily benar-benar kagum dengan bangunan mewah dihadapannya. Lily melangkahkan kakinya memasuki lobby Afford Company. Setibanya di receptionist, Lily mengatakan jika ia perwakilan dari Nona Bianca designer dari Paris. Dengan ramah, receptionist disana pun meminta Lily untuk naik ke lantai 58.
Setibanya Lily dilantai 58, ia diminta untuk menunggu CEO dari Afford Company datang.
Sekitar 15 menit ia menunggu, Lily melihat sosok pria yang sangat tampan, hidung yang mancung, rahang yang keras, dan tubuh atletis sang pria. Lily pun terpukau dengan pria yang memasuki ruangan pertemuan.
"Apakah anda Nona Bianca designer dari Paris?" tanya Alvin.
"Maaf Tuan, saya Lily. Assistan dari Nona Bianca. Hari ini beliau tidak dapat hadir. Jika anda tidak keberatan, besok Nona Bianca akan datang kesini" jawab Lily seraya tersenyum sopan.
"Memangnya dia itu sangat penting? beraninya tidak menghadiri pertemuan dengan ku" seru Arthur yang mulai emosi
"Maaf Nona Lily, ini Tuan Arthur. CEO kami dan saya Alvin, Assistant Tuan Arthur"
"Tuan, Maafkan atasannya saya. Nona Bianca harus bertemu dengan customer yang sudah janji sejak lama. Dia tidak bisa untuk tidak menempati janjinya Tuan" ucap Lily dengan lembut mencoba mencairkan emosi Arthur
"Baiklah, bilang pada atasan mu itu. Besok dia harus datang kesini jam 9 pagi. Saya tidak akan membahas apapun dengan mu. Saya akan membahas kontrak pekerjaan hanya dengannya. Satu lagi jika dia membatalkan bertemu dengan ku besok, bersiaplah aku akan buat butiknya tutup" ancam Arthur dengan menatap tajam kearah Lily
"Astaga pria ini benar-benar menakutkan sekali. Bagaimana aku harus bicara dengan Nona Bianca tentang pria ini" gumam Lily dalam hati.
Arthur segera meninggalkan ruang meeting, diikuti dengan assistantnya Alvin. Saat Lily melihat Arthur berjalan keluar, ia langsung mengambil handphonenya dan menghubungi bossnya.
"Hallo" sapa Lily saat panggilannya terhubung.
"Iya Li, ada apa?" tanya Bianca.
"Begini Nona, CEO dari Afford Company hanya ingin membicarakan kontrak pekerjaan langsung dengan nona. Dan dia meminta untuk nona datang besok pagi jam 9 pagi"
"Kenapa dia tidak membicarakannya dengan mu? kamu kan assistant ku"
"Tidak tahu nona, lebih baik nona datang saja besok pagi. Afford Company adalah perusahaan besar nona, jadi lebih baik kita menjalin hubungan baik dengan mereka"
"Yasudah kalau begitu, aku akan datang besok jam 9"
Bianca pun mengalah, bagaimana pun ia berhungungan dengan perusahaan terbesar di Amerika. Ia tidak ingin mencari masalah dengan perusahaan itu. Bianca memutuskan untuk pulang ke rumah dan bertanya ke Caroline mengenai Afford Company.
Pagi hari Bianca sudah bersiap-siap menuju Afford Company. Sebelumnya ia sudah menanyakan mengenai Affod Company kepada Caroline. Tapi Caroline pun tidak begitu mengetahui tentang CEO dari Afford Company.Ketika Bianca bertanya tentang Afford Company kepada Caroline, Adiknya hanya menggambarkan sosok CEO yang dia bilang sangat tampan dan memiliki atletis. Ini benar-benar membuat Bianca malas mendengarkannya.Bianca hari ini berpenampilan sangat cantik. Ia mengenakan long dress berwarna tosca tanpa lengan dan dipadukan dengan perhiasan tidak berlebihan. Ini merupakan salah satu rancangannya. Ia memang pandai dalam merancang gaun.Bianca selalu membawa sang assistant dalam pertemuannya dengan perusahaan yang ingin menjalin kerja sama dengannya.Setibanya Bianca di Afford Company, Benar semua yang diceritakan Lily dan Caroline. Afford Company adalah perusahaan yang sangat besar. Bahkan Afford Company jauh lebih besar dari Lancaster Company."Hi saya Bianca, designer dari paris. saya suda
Paris, Prancis. Aurora Bianca Lancaster, seorang designer yang sangat cantik dan terkenal di Paris. Tiga tahun tinggal di Paris membuatnya menjadi seorang designer terkenal berkat hasil kerja kerasnya selama ini.Bianca tinggal bersama adik perempuannya Aurelia Caroline Lancaster. Tahun ini Bianca memutuskan untuk pindah ke New York. Bianca telah sukses memiliki beberapa butik di Paris, Italia, Meksiko dan juga Irlandia.Bianca memilih karirnya sebagai seorang designer karena kecintaannya kepada fashion. Sedangkan Caroline memilih karir sebagai model karena mimpinya adalah menjadi Model International yang terkenal.Kejadian pahit yang menimpa Caroline, membuat Bianca hanya fokus pada adiknya itu. Terjebak one night stand dengan pria asing, hingga membuat dirinya hamil itu adalah mimpi terburuk di hidup Caroline. Tidak hanya itu, setelah keeluarganya tahu kejadian yang menimpa Caroline, Bianca di paksa untuk menikah dengan pria yang telah di pilihkan oleh orang tuanya. Namun, saat pes
New York - USA.Ini adalah hari yang sejak lama Bianca nantikan. Kini dirinya membawa adik dan keponakannya pindah ke New York. Sebuah kota terpadat di Amerika dan pusat wilayah metropolitan New York yang merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia. Sebuah kota global terdepan, New York memberi pengaruh besar terhadap perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, mode, riset, penelitian, dan hiburan dunia.Hari pertamanya pindah, Bianca di sibukan dengan pembukaan butik barunya. Sedangkan Caroline di sibukan dengan pemotretannya di perusahan baru. Ini benar-benar melelahkan. Bahkan Bianca mungkin akan terlambat pulang karena begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.Bianca menatap ke cermin, memoles wajah dengan make up tipis. Mengambil tas, kemudian melangkah keluar kamar."Mom Bianca, where you want to go?" tanya Annabeth dengan suara polos saat melihat Bianca keluar kamar."Sweetheart, come here," Bianca menunduk, mensejajarkan tubuhnya pada Annabeth. "Mommy,
Hari ini merupakan hari pertama untuk Caroline di Afford Company. Sedangkan Bianca, di sibukan dengan banyaknya perusahaan majalah dan fashion di New York yang memesan rancangannya."Kakak, aku pergi dulu yaa," pamit Caroline."Annabeth sayang, Mom pergi kerja dulu," kata Caroline sambil memeluk Annabeth."Mom, weekend ini kita pergi bersama dengan Mom Bianca kan?" suara Annabeth bertanya dengan polos. Bibirnya mengerucut menatap Caroline."Tentu sayang, weekend ini kita semua akan pergi bersama.""Caroline, kau hati-hati. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau harus segera menghubungiku. Dan ini kunci mobilmu, kakak sudah membelikan mobil untukmu." Bianca menyerahkan kunci mobil pada Caroline."Astaga kakak, kenapa kau membelikanku mobil?" tanya Caroline yang terkejut karena Bianca membelikan mobil baru untuknya."Kau ini bagaimana! Aku tidak mungkin membiarkanmu naik taksi. Cepat ambil ini," Bianca memaksa Caroline menerima kunci mobil di tangannya.Caroline tersenyum, dia langsun
Pagi hari Bianca sudah bersiap-siap menuju Afford Company. Sebelumnya ia sudah menanyakan mengenai Affod Company kepada Caroline. Tapi Caroline pun tidak begitu mengetahui tentang CEO dari Afford Company.Ketika Bianca bertanya tentang Afford Company kepada Caroline, Adiknya hanya menggambarkan sosok CEO yang dia bilang sangat tampan dan memiliki atletis. Ini benar-benar membuat Bianca malas mendengarkannya.Bianca hari ini berpenampilan sangat cantik. Ia mengenakan long dress berwarna tosca tanpa lengan dan dipadukan dengan perhiasan tidak berlebihan. Ini merupakan salah satu rancangannya. Ia memang pandai dalam merancang gaun.Bianca selalu membawa sang assistant dalam pertemuannya dengan perusahaan yang ingin menjalin kerja sama dengannya.Setibanya Bianca di Afford Company, Benar semua yang diceritakan Lily dan Caroline. Afford Company adalah perusahaan yang sangat besar. Bahkan Afford Company jauh lebih besar dari Lancaster Company."Hi saya Bianca, designer dari paris. saya suda
Hari ini Bianca sudah disibukan dengan banyaknya perusahaan fashion dan majalah yang menghubunginya untuk menjalin kontrak kerja sama. Tapi tidak semua perusahaan yang menawarkan kerjasama disetujui dengan mudah oleh Bianca.Bianca yang kewalahan belakangan ini dengan banyaknya pesananan membuatnya jarang memiliki waktu dirumah.Bianca banyak lembur menyelesaikan pekerjaannya. Ditambah dalam minggu ini sudah ada lima perusahaan yang memaksanya untuk menyelesaikan gaun rancangannya.Bianca pun sudah mendapatkan designer lulusan baru, Lily Asisstant Bianca sangat lah cerdas. Aapapun yang Bianca perintahkan, dengan sigap Lily angsung mengerjakannya.Lily tidak pernah menunda pekerjaan, itulah yang membuat Bianca sangat menyukai kinerja Lily selama menjadi Assistantnya.Sejak Butiknya pertama kali buka di New York, butik milik Bianca tidak pernah sepi dari pelanggan. Setiap harinya selalu ramai. Hal ini yang membuat Bianca selalu membuat rancangan baru setiap hari dengan jumlah yang cukup
Hari ini merupakan hari pertama untuk Caroline di Afford Company. Sedangkan Bianca, di sibukan dengan banyaknya perusahaan majalah dan fashion di New York yang memesan rancangannya."Kakak, aku pergi dulu yaa," pamit Caroline."Annabeth sayang, Mom pergi kerja dulu," kata Caroline sambil memeluk Annabeth."Mom, weekend ini kita pergi bersama dengan Mom Bianca kan?" suara Annabeth bertanya dengan polos. Bibirnya mengerucut menatap Caroline."Tentu sayang, weekend ini kita semua akan pergi bersama.""Caroline, kau hati-hati. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau harus segera menghubungiku. Dan ini kunci mobilmu, kakak sudah membelikan mobil untukmu." Bianca menyerahkan kunci mobil pada Caroline."Astaga kakak, kenapa kau membelikanku mobil?" tanya Caroline yang terkejut karena Bianca membelikan mobil baru untuknya."Kau ini bagaimana! Aku tidak mungkin membiarkanmu naik taksi. Cepat ambil ini," Bianca memaksa Caroline menerima kunci mobil di tangannya.Caroline tersenyum, dia langsun
New York - USA.Ini adalah hari yang sejak lama Bianca nantikan. Kini dirinya membawa adik dan keponakannya pindah ke New York. Sebuah kota terpadat di Amerika dan pusat wilayah metropolitan New York yang merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia. Sebuah kota global terdepan, New York memberi pengaruh besar terhadap perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, mode, riset, penelitian, dan hiburan dunia.Hari pertamanya pindah, Bianca di sibukan dengan pembukaan butik barunya. Sedangkan Caroline di sibukan dengan pemotretannya di perusahan baru. Ini benar-benar melelahkan. Bahkan Bianca mungkin akan terlambat pulang karena begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.Bianca menatap ke cermin, memoles wajah dengan make up tipis. Mengambil tas, kemudian melangkah keluar kamar."Mom Bianca, where you want to go?" tanya Annabeth dengan suara polos saat melihat Bianca keluar kamar."Sweetheart, come here," Bianca menunduk, mensejajarkan tubuhnya pada Annabeth. "Mommy,
Paris, Prancis. Aurora Bianca Lancaster, seorang designer yang sangat cantik dan terkenal di Paris. Tiga tahun tinggal di Paris membuatnya menjadi seorang designer terkenal berkat hasil kerja kerasnya selama ini.Bianca tinggal bersama adik perempuannya Aurelia Caroline Lancaster. Tahun ini Bianca memutuskan untuk pindah ke New York. Bianca telah sukses memiliki beberapa butik di Paris, Italia, Meksiko dan juga Irlandia.Bianca memilih karirnya sebagai seorang designer karena kecintaannya kepada fashion. Sedangkan Caroline memilih karir sebagai model karena mimpinya adalah menjadi Model International yang terkenal.Kejadian pahit yang menimpa Caroline, membuat Bianca hanya fokus pada adiknya itu. Terjebak one night stand dengan pria asing, hingga membuat dirinya hamil itu adalah mimpi terburuk di hidup Caroline. Tidak hanya itu, setelah keeluarganya tahu kejadian yang menimpa Caroline, Bianca di paksa untuk menikah dengan pria yang telah di pilihkan oleh orang tuanya. Namun, saat pes