Hari ini merupakan hari pertama untuk Caroline di Afford Company. Sedangkan Bianca, di sibukan dengan banyaknya perusahaan majalah dan fashion di New York yang memesan rancangannya.
"Kakak, aku pergi dulu yaa," pamit Caroline.
"Annabeth sayang, Mom pergi kerja dulu," kata Caroline sambil memeluk Annabeth.
"Mom, weekend ini kita pergi bersama dengan Mom Bianca kan?" suara Annabeth bertanya dengan polos. Bibirnya mengerucut menatap Caroline.
"Tentu sayang, weekend ini kita semua akan pergi bersama."
"Caroline, kau hati-hati. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau harus segera menghubungiku. Dan ini kunci mobilmu, kakak sudah membelikan mobil untukmu." Bianca menyerahkan kunci mobil pada Caroline.
"Astaga kakak, kenapa kau membelikanku mobil?" tanya Caroline yang terkejut karena Bianca membelikan mobil baru untuknya.
"Kau ini bagaimana! Aku tidak mungkin membiarkanmu naik taksi. Cepat ambil ini," Bianca memaksa Caroline menerima kunci mobil di tangannya.
Caroline tersenyum, dia langsung memeluk erat tubuh Bianca. "Terima kasih ka, kau memang yang terbaik."
"Sudah kau berangkat sekarang, minggu ini aku akan sangat sibuk," ujar Bianca.
Caroline mengangguk paham, dia mengambil kunci mobil itu kemudian berjalan menuju mobil.
***
Kini mobil Caroline sudah memasuki halaman parkir Afford Company. Setelah memarkiran, Caroline langsung turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam perusahaan. Caroline membuka kaca mata hitamnya, meletakan di atas kepala dan berjalan dengan anggun memasuki lobby perusahaan.
Saat tiba di ruang meeting. Caroline melangkah masuk ke dalam. Caroline menatap banyak para model yang sudah lebih dulu datang. Caroline memilih duduk di depan. Dia ingin langsung melihat wajah pemilik dari Afford Company dari jarak dekat.
Lima belas menit kemudian, ketika semua para model tengah menunggu pemilik dari Afford Company. Seketika tatapan mereka semua tertuju pada pria yang melangkah masuk ke dalam ruang meeting.
Caroline terus menatap pria itu. Tidak ada satu wanita pun yang berkedip menatap sosok pria itu. Tampan, rahang tegas, hidung mancung dengan tubuh yang tegap. Pria di hadapan Caroline ini benar-benar pria yang tidak mungkin di tolak oleh para wanita.
"Astaga, apa ini pemilik Afford Company? Dia sungguh tampan," batin Caroline. Tatapannya tidak henti menatap sosok pria yang berdiri di hadapannya.
"Baiklah, Selamat pagi. perkenalkan saya Alvin, Assistant pribadi Tuan Arthur pemilik dari Afford Company. Hari ini saya dan Tuan Arthur khusus datang ke sini untuk menyapa para model baru yang telah kami pilih. Kami ucapkan selamat untuk para model yang terpilih. Kami memilih kalian dari sekian banyak model ditempat kalian dan kami yakin jika kalian adalah model terbaik," kata Alvin memberikan kata sambutan seraya memperkenalan Arthur yang tengah berdiri di sampingnya.
"Kami persilahkan untuk para model memperkenalkan diri kalian masing-masing." lanjut Alvin.
"Perkenalkan nama saya Alessa, saya model dari Italia."
"Perkenalkan nama saya Irish, saya model dari Germany."
"Perkenalkan nama saya Belinda, saya model dari Spain."
"Perkenalkan nama saya Caroline, saya model dari Paris."
Setelah perkenalan diri para model, Arthur mulai membahas rancangan busana yang akan mereka kenakan. Sebenarnya Arthur sudah memilih beberapa designer terkenal. Tapi dia tetap ingin mencari designer untuk majalah yang akan diterbitkan bulan depan. Dia ingin para modelnya tampil dengan sangat mempesona.
"Alvin, Kau harus temukan designer terbaik. Dan satu lagi rancangan yang dia buat haruslah rancangan yang terbaik untuk para modelku," tukas Arthur.
Alvin mengangguk patuh. "Baik tuan."
Caroline terus menatap Arthur yang mmebahas mencari seorang designer. Entah kenapa ada keyakinan dalam hati Caroline, jika Bianca akan terpilih. Alasannya karena memang Bianca terkenal sangat hebat. Bahkan saat di Paris, Bianca sering mendapatkan penghargaan atas prestasi yang telah dia raih.
Caroline memilih diam, tanpa harus Caroline merekomendasikan Bianca, dia sangat yakin kakakanya itu akan terpilih.
***
Bianca duduk di kursi kerjanya. Menatap setiap laporan masuk yang di belikan Lily. Belakangan ini Bianca akan di sibukan dengan banyaknya, penawaran kerja sama. Bukan tidak ingin tapi Bianca selalu berhati-hati dalam memilih rekan bisnisnya. Bianca menekan tombol interkom, dia meminta Lily untuk datang ke ruang kerjanya.
Tidak lama kemudian, Lily melangkah masuk ke dalam ruang kerja Bianca setelah tadi dia mengetuk pintu.
"Maaf nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya Lily.
"Li, aku rasa kita butuh tambahan designer. Kau tolong carikan designer lulusan terbaik yag ingin bekerja. Pilih yang terbak, aku percaya pada mu," ujar Bainca.
Lily mengangguk patuh. "Baik nona."
"Kau boleh pergi sekarang. Selesaikan pekerjaan mu," tukas Bianca.
Lily menundukan kepalanya, lalu undur diri dari hadapan Bianca.
Bianca menyandarkan punggungnya di kursi, memejamkan mata lelah. Sejak dia pindah, dirinya terlalu sibuk dengan pekerjaan yang menumpuk.
Suara ketukan pintu terdengar, Bianca membuka matanya. Dia langsung menginterupsi untuk masuk. Bianca tersenyum menatap Viola sahabatnya itu datang ke butiknya.
"Apa aku mengganggumu?" sapa Viola. Dia melangkah mendekat dan langsung duduk tepat di hadapan Bianca.
"Tidak," jawab Bianca. "Kau tidak ke perusahaan?"
Viola mendesah pelan. "Aku bosan, jika harus datang ke perusahaan. Kepala ku sakit memikirkan tentang perusahaan."
Bianca mengedikan bahunya. "Itu salah mu sendiri. Kau tidak mau meneruskan bisnis orang tuamu."
"Kau tahu alasannya," Viola mendengus kesal. "Ayahku itu terlalu banuak mengatur hidupku. Dan aku ingin bebas, tidak banyak larangan darinya. Itu hanya membuat ku jenuh, dan merasa seperti bonekanya."
"Aku yakin, ayahmu hanya menginginkan yang terbaik untukmu," balas Bianca.
"Sudahlah lupakan, ceritakan bagaimana dengan butikmu? Semuanya berjalan dengan lacar?" tanya Viola yang memilih untuk tidak lagi membahas tentang dirinya.
"Ya, semuanya baik. Belakangan aku di sibukan banyaknya perusahaan yang menawarkan kerja sama. Tapi aku tidak bisa langsung mengambilnya. Aku hanya memilih, karena aku tidak ingin terikat kontrak yang akan membebankan diri ku." ujar Bianca.
"Aku sangat yakin, kau akan sangat sukses di sini. Kau lihat saja di Paris, banyak orang yang mengenalmu. Bahkan aku pernah melihat, kau sering mendapatkan pengharagaan," kata Viola dengan tatapan bangga ke arah sahabatnya itu.
"Jangan berlebihan," balas Bianca. "Semua yang aku lakukan demi keluargaku."
"Aku tahu, sejak dulu kau memang sekalu bisa di andalkan," jawab Viola. "Tapi apa kau masih belum ingin memiliki kekasih?"
"Aku tidak ingin membahasanya Viola. Kau tahu, aku tidak memiliki waktu untuk seorang pria." tukas Bianca.
"Tapi-"
"Kau memberitahuku, tapi kau sendiri masih belum memiliki kekasih!" Bianca sudah lebih dulu memotong ucapan sahabatnya itu.
Viola mendengus tak suka. "Kau ini cerdas sekali! Ketika aku membahas tentang dirimu, kau membalikannya pada ku."
Binaca mengangkat bahunya acuh, dia mengambil cangkir teh di hadapannya dan mulai menyesapnya.
Hari ini Bianca sudah disibukan dengan banyaknya perusahaan fashion dan majalah yang menghubunginya untuk menjalin kontrak kerja sama. Tapi tidak semua perusahaan yang menawarkan kerjasama disetujui dengan mudah oleh Bianca.Bianca yang kewalahan belakangan ini dengan banyaknya pesananan membuatnya jarang memiliki waktu dirumah.Bianca banyak lembur menyelesaikan pekerjaannya. Ditambah dalam minggu ini sudah ada lima perusahaan yang memaksanya untuk menyelesaikan gaun rancangannya.Bianca pun sudah mendapatkan designer lulusan baru, Lily Asisstant Bianca sangat lah cerdas. Aapapun yang Bianca perintahkan, dengan sigap Lily angsung mengerjakannya.Lily tidak pernah menunda pekerjaan, itulah yang membuat Bianca sangat menyukai kinerja Lily selama menjadi Assistantnya.Sejak Butiknya pertama kali buka di New York, butik milik Bianca tidak pernah sepi dari pelanggan. Setiap harinya selalu ramai. Hal ini yang membuat Bianca selalu membuat rancangan baru setiap hari dengan jumlah yang cukup
Pagi hari Bianca sudah bersiap-siap menuju Afford Company. Sebelumnya ia sudah menanyakan mengenai Affod Company kepada Caroline. Tapi Caroline pun tidak begitu mengetahui tentang CEO dari Afford Company.Ketika Bianca bertanya tentang Afford Company kepada Caroline, Adiknya hanya menggambarkan sosok CEO yang dia bilang sangat tampan dan memiliki atletis. Ini benar-benar membuat Bianca malas mendengarkannya.Bianca hari ini berpenampilan sangat cantik. Ia mengenakan long dress berwarna tosca tanpa lengan dan dipadukan dengan perhiasan tidak berlebihan. Ini merupakan salah satu rancangannya. Ia memang pandai dalam merancang gaun.Bianca selalu membawa sang assistant dalam pertemuannya dengan perusahaan yang ingin menjalin kerja sama dengannya.Setibanya Bianca di Afford Company, Benar semua yang diceritakan Lily dan Caroline. Afford Company adalah perusahaan yang sangat besar. Bahkan Afford Company jauh lebih besar dari Lancaster Company."Hi saya Bianca, designer dari paris. saya suda
Paris, Prancis. Aurora Bianca Lancaster, seorang designer yang sangat cantik dan terkenal di Paris. Tiga tahun tinggal di Paris membuatnya menjadi seorang designer terkenal berkat hasil kerja kerasnya selama ini.Bianca tinggal bersama adik perempuannya Aurelia Caroline Lancaster. Tahun ini Bianca memutuskan untuk pindah ke New York. Bianca telah sukses memiliki beberapa butik di Paris, Italia, Meksiko dan juga Irlandia.Bianca memilih karirnya sebagai seorang designer karena kecintaannya kepada fashion. Sedangkan Caroline memilih karir sebagai model karena mimpinya adalah menjadi Model International yang terkenal.Kejadian pahit yang menimpa Caroline, membuat Bianca hanya fokus pada adiknya itu. Terjebak one night stand dengan pria asing, hingga membuat dirinya hamil itu adalah mimpi terburuk di hidup Caroline. Tidak hanya itu, setelah keeluarganya tahu kejadian yang menimpa Caroline, Bianca di paksa untuk menikah dengan pria yang telah di pilihkan oleh orang tuanya. Namun, saat pes
New York - USA.Ini adalah hari yang sejak lama Bianca nantikan. Kini dirinya membawa adik dan keponakannya pindah ke New York. Sebuah kota terpadat di Amerika dan pusat wilayah metropolitan New York yang merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia. Sebuah kota global terdepan, New York memberi pengaruh besar terhadap perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, mode, riset, penelitian, dan hiburan dunia.Hari pertamanya pindah, Bianca di sibukan dengan pembukaan butik barunya. Sedangkan Caroline di sibukan dengan pemotretannya di perusahan baru. Ini benar-benar melelahkan. Bahkan Bianca mungkin akan terlambat pulang karena begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.Bianca menatap ke cermin, memoles wajah dengan make up tipis. Mengambil tas, kemudian melangkah keluar kamar."Mom Bianca, where you want to go?" tanya Annabeth dengan suara polos saat melihat Bianca keluar kamar."Sweetheart, come here," Bianca menunduk, mensejajarkan tubuhnya pada Annabeth. "Mommy,
Pagi hari Bianca sudah bersiap-siap menuju Afford Company. Sebelumnya ia sudah menanyakan mengenai Affod Company kepada Caroline. Tapi Caroline pun tidak begitu mengetahui tentang CEO dari Afford Company.Ketika Bianca bertanya tentang Afford Company kepada Caroline, Adiknya hanya menggambarkan sosok CEO yang dia bilang sangat tampan dan memiliki atletis. Ini benar-benar membuat Bianca malas mendengarkannya.Bianca hari ini berpenampilan sangat cantik. Ia mengenakan long dress berwarna tosca tanpa lengan dan dipadukan dengan perhiasan tidak berlebihan. Ini merupakan salah satu rancangannya. Ia memang pandai dalam merancang gaun.Bianca selalu membawa sang assistant dalam pertemuannya dengan perusahaan yang ingin menjalin kerja sama dengannya.Setibanya Bianca di Afford Company, Benar semua yang diceritakan Lily dan Caroline. Afford Company adalah perusahaan yang sangat besar. Bahkan Afford Company jauh lebih besar dari Lancaster Company."Hi saya Bianca, designer dari paris. saya suda
Hari ini Bianca sudah disibukan dengan banyaknya perusahaan fashion dan majalah yang menghubunginya untuk menjalin kontrak kerja sama. Tapi tidak semua perusahaan yang menawarkan kerjasama disetujui dengan mudah oleh Bianca.Bianca yang kewalahan belakangan ini dengan banyaknya pesananan membuatnya jarang memiliki waktu dirumah.Bianca banyak lembur menyelesaikan pekerjaannya. Ditambah dalam minggu ini sudah ada lima perusahaan yang memaksanya untuk menyelesaikan gaun rancangannya.Bianca pun sudah mendapatkan designer lulusan baru, Lily Asisstant Bianca sangat lah cerdas. Aapapun yang Bianca perintahkan, dengan sigap Lily angsung mengerjakannya.Lily tidak pernah menunda pekerjaan, itulah yang membuat Bianca sangat menyukai kinerja Lily selama menjadi Assistantnya.Sejak Butiknya pertama kali buka di New York, butik milik Bianca tidak pernah sepi dari pelanggan. Setiap harinya selalu ramai. Hal ini yang membuat Bianca selalu membuat rancangan baru setiap hari dengan jumlah yang cukup
Hari ini merupakan hari pertama untuk Caroline di Afford Company. Sedangkan Bianca, di sibukan dengan banyaknya perusahaan majalah dan fashion di New York yang memesan rancangannya."Kakak, aku pergi dulu yaa," pamit Caroline."Annabeth sayang, Mom pergi kerja dulu," kata Caroline sambil memeluk Annabeth."Mom, weekend ini kita pergi bersama dengan Mom Bianca kan?" suara Annabeth bertanya dengan polos. Bibirnya mengerucut menatap Caroline."Tentu sayang, weekend ini kita semua akan pergi bersama.""Caroline, kau hati-hati. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau harus segera menghubungiku. Dan ini kunci mobilmu, kakak sudah membelikan mobil untukmu." Bianca menyerahkan kunci mobil pada Caroline."Astaga kakak, kenapa kau membelikanku mobil?" tanya Caroline yang terkejut karena Bianca membelikan mobil baru untuknya."Kau ini bagaimana! Aku tidak mungkin membiarkanmu naik taksi. Cepat ambil ini," Bianca memaksa Caroline menerima kunci mobil di tangannya.Caroline tersenyum, dia langsun
New York - USA.Ini adalah hari yang sejak lama Bianca nantikan. Kini dirinya membawa adik dan keponakannya pindah ke New York. Sebuah kota terpadat di Amerika dan pusat wilayah metropolitan New York yang merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia. Sebuah kota global terdepan, New York memberi pengaruh besar terhadap perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, mode, riset, penelitian, dan hiburan dunia.Hari pertamanya pindah, Bianca di sibukan dengan pembukaan butik barunya. Sedangkan Caroline di sibukan dengan pemotretannya di perusahan baru. Ini benar-benar melelahkan. Bahkan Bianca mungkin akan terlambat pulang karena begitu banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.Bianca menatap ke cermin, memoles wajah dengan make up tipis. Mengambil tas, kemudian melangkah keluar kamar."Mom Bianca, where you want to go?" tanya Annabeth dengan suara polos saat melihat Bianca keluar kamar."Sweetheart, come here," Bianca menunduk, mensejajarkan tubuhnya pada Annabeth. "Mommy,
Paris, Prancis. Aurora Bianca Lancaster, seorang designer yang sangat cantik dan terkenal di Paris. Tiga tahun tinggal di Paris membuatnya menjadi seorang designer terkenal berkat hasil kerja kerasnya selama ini.Bianca tinggal bersama adik perempuannya Aurelia Caroline Lancaster. Tahun ini Bianca memutuskan untuk pindah ke New York. Bianca telah sukses memiliki beberapa butik di Paris, Italia, Meksiko dan juga Irlandia.Bianca memilih karirnya sebagai seorang designer karena kecintaannya kepada fashion. Sedangkan Caroline memilih karir sebagai model karena mimpinya adalah menjadi Model International yang terkenal.Kejadian pahit yang menimpa Caroline, membuat Bianca hanya fokus pada adiknya itu. Terjebak one night stand dengan pria asing, hingga membuat dirinya hamil itu adalah mimpi terburuk di hidup Caroline. Tidak hanya itu, setelah keeluarganya tahu kejadian yang menimpa Caroline, Bianca di paksa untuk menikah dengan pria yang telah di pilihkan oleh orang tuanya. Namun, saat pes