# Arisan Bodong Keluarga Bab 92 ( Kejutan Dari Amah ) Setelah berminggu minggu persiapan akhirnya toko yang mereka rencanakan akan segera dibuka. Kini Robi dan Cantika sedang melihat kondisi Ruko yang mereka sewa atas referensi Robi. Toko tersebut masih berada dilingkungan pasar daerah rumah Bu Murni. Ruko 2 lantai yang disewa setahun penuh. " Bi kamu gak salah sewa ruko, masa ruko begini mahal banget. Kalau gini sih masih bagusan ruko punya Novia " ujar Cantika, sambil menilik sekeliling tokonya yang masih kosong. " Ya jelas beda lah, Novia kan daerahnya sudah masuk kabupaten walaupun di perbatasan sedangkan kita di kota harganya pun pasti beda. Kalau kamu bisa nambah lagi uangnya aku pasti carikan ruko yang lebih bagus " sahutnya tanpa memandang Cantika. " Uang uang saja yang ada di otakmu, awas saja kalau kamu curang? " Cantika sedikit mengancam Robi karena merasa curiga dengan harga sewa rukonya. Uang 30 juta yang diberikannya hanya mendapat ruko sekecil itu walaupun dua l
# Arisan Bodong Keluarga Bab 93 ( Melepas Novia ) Pukul 12 siang bel makan siang telah berbunyi menandakan sudah waktunya seluruh karyawan untuk menghentikan sejenak kegiatannya karena waktunya makan siang dan beristirahat. Dengan malas Diki keluar ruangannya menuju ruang makan yang disediakan perusahaan. Sudah beberapa hari dia tak selera makan apalagi harus makan satu ruangan dengan Candra otaknya selalu berpikir jelek tentang Candra dan Novia Diki datang sedikit terlambat karena dia mampir ke toilet. Memasuki ruang makan dari kejauhan dia melihat Candra sedang makan siang bersama seorang laki laki yang tak terlihat itu siapa karena mereka membelakangi pintu masuk. Mengingat perkataan Nuri hatinya langsung bergolak. Andai dia punya banyak keberanian ingin rasanya dia memukul Candra tepat di wajahnya agar tidak bisa lagi menggoda Novia. Setiap harinya dia selalu membayangkan keakraban Novia dan Candra apalagi mereka satu departement dan posisi mereka atasan dan bawahan pastin
# Arisan Bodong Keluarga Bab 94 ( Mencari Karyawan ) Pulang kerja Diki merasa heran karena rumahnya terasa ramai, bahkan teras rumahnya dipenuhi orang yang seperti sedang mengantri. " Ini ada apa ya kok rame banget, emang ada pembagian sembako ya? " entah mengapa Diki berpikir seperti itu. Di dekat pintu dia melihat Yati seperti mengatur antrian agar rapih dan tidak berebut. Yuyun bertindak seperti bagian keamanan. " Punten, punten saya mau lewat ya " ucapnya sambil masuk mengurai antrian. Dia pun masuk ke dalam rumahnya, dilihatnya Cantika dan Ayu seperti sedang interview karyawan. " Tik ada apa sih? " tanya Diki keheranan. Cantika hanya menoleh tak memberi jawaban, dia malah lanjut mengobrol bersama orang di sampingnya. " Sudah kamu jangan ganggu mereka, kita ini lagi cari karyawan buat toko kita " Bu Murni menarik Diki menuju ruang makan kemudian mereka duduk berdampingan. " Toko apa Mah? kok aku gak tahu " muka Diki terlihat kebingungan. " Sudah kamu tahu beres saja lah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 95 ( Makan Malam ) Malam ini Novia sedang berada di restoran bersama anaknya. Dia sudah memiliki janji makan malam bersama Manda, Adrian, Candra dan kedua anaknya. Novia tiba lebih dulu, menyusul Candra bersama kedua anaknya. Mereka bisa tiba lebih dulu karena jam pulang mereka lebih cepat. Sedang Adrian dan Manda masih dalam perjalanan karena mereka masih ada pekerjaan yang belum dibereskan. Kini Novi dan Candra sudah duduk di meja besar bersama anak anak mereka. Sekilas orang yang tidak mengenal mereka pastinya akan menganggap mereka keluarga karena usia anak anak tersebut bertahap. " Tante Manda datang jam berapa aku kangen? " tanya Difa pada ayahnya. " Tante Manda dalam perjalanan dia ada pekerjaan yang belum selesai jadi pulangnya agak terlambat " sahut Candra. " Kalau nanti Tante Manda jadi Mamaku pasti gak aku bolehin kerja biar nemenin aku di rumah ya Pah " pinta Difa. Candra tersenyum tak mengiyakan anaknya, karena sebenarnya hatinya un
# Arisan Bodong Keluarga Bab 96 ( Kecewa ) Pov Novia Setelah kepergian Mas Diki kami melanjutkan acara kami, menu makanan dipilihkan Adrian karena dia lah yang memiliki ide untuk mengadakan acara ini. Aku sengaja meminta pada Adrian agar memperbolehkan membawa Keyla agar tidak terlihat seperti double date. Dan Pak Candra pun melakukan hal yang sama membawa putra putranya. Anak anak menyukai acara ini karena sudah lama juga aku tak membawa mereka bermain, terakhir aku mengajak mereka jalan jalan ketika pertama kali keluar dari rumah Mas Diki. Selain itu aku pun memang memiliki kesibukan lain yaitu mengurus toko milikku. Tidak kupungkiri membangun dari nol benar benar menyita tenaga dan pikiranku. Tapi aku tak pernah mengabaikan anak anak, setiap hari selalu ku sempatkan untuk mengecek PR dan tugas sekolah serta mengajak mereka mengobrol. Keyla sangat akrab dengan kedua anak anak Pak Candra, mungkin karena usia anak anakku lebih muda sehingga mereka menganggap Keyla layaknya
# Arisan Bodong Keluarga Bab 97 ( Manda Dan Candra ) Special pov ya teman teman, kali ini ada double pov dari Manda dan Candra. Jangan lupa like, comment dan subscribe nya. Ikuti terus kelanjutannya. Pov Candra Semenjak kejadian di parkiran Novia yang menghindariku aku mulai berpikir sepertinya dia tak punya perasaan sedikit pun padaku. Awalnya aku mengira semuanya akan mudah dengan memberinya sedikit perhatian apalagi setiap hari kami bersama karena satu departement. Sebenarnya aku pun belum menyatakan perasaanku karena menghormatinya yang belum selesai dengan Diki, mereka masih proses sidang. Dari cerita Manda aku tahu kalau Novia pernah dekat dengan Adrian mereka berpisah bukan karena keinginan masing masing tapi karena kondisi. Sebagai anak yang masih bergantung pada orang tua yang hanya bisa pasrah mengikuti aturan mereka. Aku juga melihat masih ada binar cinta di mata mereka, walau Novia berusaha menutupinya. Awalnya setelah tahu cerita mereka berdua tidak lantas ak
# Arisan Bodong Keluarga Bab 98 ( Sidang Terakhir ) Setelah berminggu minggu dan mengalami beberapa drama keluarga akhirnya sidang ketiga perceraian Novia tiba. Dan sidang ini merupakan sidang terakhir karena hakim akan memberikan keputusan terkabul tidaknya gugatan Novia. Novia sudah sangat yakin gugatannya akan dikabulkan karena dari Diki sendiri sudah memberi talak pada Novia. Yang berarti secara agama mereka telah resmi bercerai hanya menunggu keputusan secara hukum saja. " Vi, kamu mau aku antar gak? " tanya Manda, dia menawarkan diri karena khawatir keluarga Diki akan kembali mengintimidasi Novia. " Gak Teh aku sendiri saja " sahut Novia. " Teteh khawatir kamu ketemu keluarga Diki lagi " " Jangan khawatir Teh gak akan ada apa apa lagian disana juga banyak orang kan. Teteh berangkat kerja saja nanti kalau ada apa apa aku hubungi deh " " Ya sudah kalau gitu Teteh berangkat kamu hati hati ya. Oh iya kamu berangkat jam berapa? " " Jam 9an kayaknya " " Ok
# Arisan Bodong Keluarga Bab 99 ( Kalung Ayu ) Saat ini Diki masih berada di kamarnya, dia merasa tak bergairah dan tak memiliki semangat untuk hidup. Hari ini sidang terakhir perceraiannya dia sudah pasrah mau bagaimana pun menolak sudah dipastikan mereka pasti berpisah. Salah mulutnya juga yang lantam mengucap kata talak hanya karena emosi. Hari ini sebenarnya dia sudah meminta izin tidak masuk kerja dengan alasan mengikuti sidang. Padahal dia berdiam diri di kamar untuk semedi menangisi nasibnya. Tok tok tok " Diki, lagi ngapain sih di kamar terus " Bu Murni masuk ke kamar Diki dia khawatir melihat anak sulungnya berdiam diri di kamar. " Kamu kenapa sih? " tanyanya lagi " Amah gak tahu atau pura pura hak tahu sih? " Bu Murni menautkan alisnya karena bingung " Kamu kenapa sih di tanya malah balik nanya dasar gak ada akhlak " " Hari ini sidang putusan perceraian ku Mah. Aku malas kesana karena pasti aku berpisah dengan Novia " " Oh ya baguslah kalau kamu gak kesana.
# Arisan Bodong Keluarga Bab 149 ( Robi Melepas Motornya ) Buugghhh Terdengar suara hantaman keras menyusul suara tubuh yang terjatuh. " Mas Robiii " teriak Ayu histeris. " Robiiii " Bu Murni pun berteriak tak kalah keras dari Ayu. Robi jatuh terjengkang ke lantai terkena tendangan Diki. Rupanya sedari tadi Diki bersiaga ketika Cantika dan Robi beradu mulut. " Sudah sudah berhenti, malu saya sama tetangga. Dari tadi saya gak mau ikut campur urusan keluarga kalian tapi malah makin ribut " Suami Dina yang berada di dalam kamar ikut keluar, padahal awalnya dia tak mau ikut campur urusan keluarga istrinya karena semua tetangga berbeda RT pun tahu kalau keluarga Bu Murni sering ribut. Robi langsung berdiri di bantu Ayu. Diki pun sudah mundur kembali dan sekarang berdiri bersisian bersama Cantika. Melihat suami Dina marah, Pak Imam langsung meminta maaf. " Maaf Dhika, keluarga saya sudah bikin keributan disini. Saya juga tidak tahu kalau istri saya sering bertemu Robi disini "
# Arisan Bodong Keluarga Bab 148 ( Ribut Lagi ) " Diaammm " Robi berteriak menggema ke seluruh ruangan. Cantika memang terdiam, namun dia mengangkat wajahnya seakan menantang. " Apa maumu? " ucap Robi menatap tajam Cantika. " Kembalikan uang yang sudah kau makan, semua catatan dan bukti ada disana jadi kamu tak bisa mengelak lagi " Cantika menunjuk buku yang tadi dilempar menggunakan dagunya. " Hahaaa, kalau aku tak mau? " Robi tertawa dan balik menantang. " Tak masalah, pilihannya cuma ada 2. Kamu kembalikan semua uang yang sudah kau makan atau kalau tidak aku akan melaporkanmu ke Polisi agar kau di penjara " sahut Cantika dengan tegas. " Aku tak akan pernah mengembalikan uangnya. Aku rasa tak perlu karena itu uang Amah, bukan uangmu. Lagi pula aku yakin kamu juga pasti ikut memakai uang tersebut " " Apa kau punya bukti aku sudah memakai uang toko? jangan bermimpi untuk menuduhku. Maling teriak maling, Amah sudah mendengarkan apa yang ada di pikiran anak kesayangan Amah in
# Arisan Bodong Keluarga Bab 147 ( Pura Pura Pingsan ) Bluughhhh " Amaahhh " jerit Ayu. Semua langsung menoleh ke arah Bu Murni yang terkulai di lantai. Diki dan Cantika saling berpandangan. Ada sorot mata keraguan di hati Cantika dan Diki. Dalam hati mereka mengira kalau Bu Murni berpura pura, tapi bagaimana kalau misal benaran pingsan? Mereka pun sedikit khawatir. Cantika dan Diki dilema, mereka terlihat menelan ludah kasar. Ayu dan Robi posisinya paling dekat dengan Bu Murni otomatis mereka yang paling pertama mendekat. " Lihat gara gara kalian Amah pingsan, kalau ada apa apa sama Amah kalian harus bertanggung jawab " Robi berteriak sangat kuat. " Huaaa huuaa Amaaah " Ayu berteriak tak kalah histerisnya. Para tetangga mulai masuk karena penasaran mendengar teriakan Robi dan tangisan Ayu. Salah satu dari mereka bertanya " Ada apa, apa ada masalah? " " Aduh ternyata banyak tetangga, padahal niatnya cuma menahan Diki dan Cantika supaya gak lapor Polisi, gimana ini ? " Bu
# Arisan Bodong Keluarga Bab 146 ( Perkelahian Diki Dan Robi ) Klotak " Haaa, Di-Ki Ti-ka " suara Dina tercekat. " Hai Bi, gak usah kaget seperti itu " ucap Cantika sambil menerobos masuk ke dalam. " Tik " ucap Dina ingin menarik tangan Cantika. Namun Diki menghalangi adik Ibunya tersebut. " Sudah Bi, kami ada urusan penting. Aku harap Bibi gak ikut campur ya " Diki memegang tangan Bibinya. " Kamu jangan gak sopan sama Bibi ya Ki, ini rumah Bibi " bentak Dina pada Diki. " Aku tahu Bi, aku kecewa sama Bibi sudah menutupi semua. Andai Bibi tak mengizinkan Amah membawa Robi kemari aku juga tak akan mengganggu kenyamanan Bibi " balas Diki telak. Dina langsung terdiam tak bisa menjawab, andai bukan permintaan kakaknya dia juga tak akan mengizinkan kakak dan anaknya bertemu di rumahnya. " Aarrghhh " terdengar teriakan di dalam ruang makan membuat Diki dan Dina berlari untuk melihatnya. Diki berlari terlebih dahulu dia melihat Cantika sedang menjambak Ayu dan Robi sedang berusah
# Arisan Bodong Keluarga Bab 145 ( Dimana Amah? ) " Pantas saja emas si Ayu tambah banyak, belum lagi sering pasang story lagi makan di cafe mahal bareng si Robi. Dasar pasangan gak ada akhlak " umpat Diki sambil menggebrak meja. " Jadi kapan kita akan meminta pertanggung jawabannya? aku sudah gak sabar buat menghajar dia " tambah Diki nampaknya dia marah sekali dengan perbuatan adiknya. Sedikitnya Diki memiliki dendam pribadi pada Robi karena secara tidak langsung Robi yang menghancurkan rumah tangganya. Gara gara pernikahan Robi yang menggunakan uang arisan istrinya kini dia yang harus menanggung akibatnya, berpisah dengan anak istrinya. " Kamu punya dendam pribadi ya Mas sama dia sampe semangat gitu hehee " Cantika tersenyum miring melihat tingkah kakak laki lakinya. Dikii sedikit malu mendengarnya karena ternyata nampak sekali amarah dan dendamnya. " Apa salah kalau aku marah, kamu bayangkan saja sendiri kalau kamu ada di posisiku. Berpisah dengan anak dan suami mu karena
# Arisan Bodong KeluargaBab 144 ( Robi Dan Ayu Korupsi )Pulang dari tempat kerja Diki langsung menuju ke toko Cantika, lebih tepatnya toko Ibunya hanya saja dikelola oleh Cantika.Diki pulang dengan diselimuti rasa kesal setelah sebelumnya dia sempat bersitegang dengan Novia di parkiran motor." Sombong sekali Novia mentang mentang sudah dapat penggantiku, dia kira cuma dia saja yang laku? Haaahh aku juga punya Nuri " Diki menggerutu sepanjang jalan di motornya.Dulu motornya paling bagus di parkiran karena model terbaru dan harganya mahal, kini gelar motor terbagus diambil Novia bahkan Novia membeli cash walaupun itu hadiah. Sementara Diki dia mengambil dengan cara kredit untung saja gak ambil tenor lama karena Diki takut tiba tiba dia tak bisa membayarnya.Diki sudah tiba di depan toko Cantika dia langsung memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam." Mi dimana Cantika? " Diki bertanya pada Umi, bisa dibilang Umi ini orang kepercayaan Cantika.Di antara yang lain dia termasuk
# Arisan Bodong Keluarga Bab 143 ( Kedatangan Keluarga Adrian ) Novia pulang terburu buru, karena dia ingin mengunjungi dulu tokonya sebelum ke rumah neneknya. Dia ingin memastikan keadaan toko dan mengecek laporan sambil menunggu jam kedatangan orang tua Adrian. Satu jam Novia berada di tokonya setelah dirasa cukup dia hendak ke rumah neneknya yang hanya butuh waktu beberapa menit. Karena ruko Novia berada di jajaran gerbang komplek, sedangkan rumah neneknya ada di dekat gerbang dengan berjalan kaki oun sebenarnya cukup dekat. Ting Ketika Novia berdiri ponselnya berbunyi dan melihat ada pesan masuk dari Adrian. [ Assalammu Alaikum, Yang dimana? ] Novia yang sudah berdiri kembali duduk dan berniat membalas pesan tersebut. [ Waalaikum salam, aku lagi di toko baru mau pulang ke rumah buat siap siap nyambut calon mertuaku ] [ Aiihhh pintar menggoda sekarang ya. Kamu hati hati minta antar pegawaimu ya. Harusnya kamu jangan ke toko dulu, aku takut Nuri tiba tiba muncul lagi ]
# Arisan Bodong Keluarga Bab 142 ( Mantan Aneh ) Pov Novia Sepagi ini sudah ada yang minta di dongengin. Gara gara dapat kiriman foto kebersamaan ku dengan Adrian dan anak anak yang entah dari siapa. Tak apalah segala sesuatunya tak akan bisa di tutupi selamanya. Mau nanti atau mau sekarang sama saja. Yang jadi masalah adalah posisi pekerjaan kami. Aku takut pihak management berpikiran buruk. Semoga saja Pak Candra bisa membantu menjelaskan, lagipula Adrian sudah tidak bekerja disini. Dia pun bekerja jadi audit hanya sebagai freelancer. Benar kata Lori, orang selalu ada yang pro dan kontra. Bahkan ada saja suara sumbang yang menyebut aku berselingkuh dari A'Diki. Tapi bagi yang mengetahui keseharian dan masalah kami, pasti mereka akan paham. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Hari ini pekerjaan berjalan seperti biasa. Adrian berkali kali mengirim pesan dan mengingatkan aku banyak hal. Jangan telat makan lah, jangan melamun, hati hati bekerja. Ya ampun berasa jadi a
# Arisan Bodong Keluarga Bab 141 ( Dapat Ganti sultan ) " Heheee gak kok, kami masih betah masih cape lah Yang perjalanan jauh dari sana " ujar Adrian sambil memelas. " Huhuu tadi saja nakutin kita " ucap Novia sambil mencebikan bibirnya. " Becanda Yang hehee" jawab Adrian sambil terkekeh. " Jangan marah dong masa marah gak kasian gitu sama aku hari ini mengalami hal seram " wajah Adrian memelas. Arif langsung duduk diantara mereka lalu bertanya " Memangnya ada apa? " " Seram Paman tadi Pas main ke rumah Bi Nania " ucap Manda. Kali ini Manda yang bercerita dan semua menyimak dengan serius. " Makanya kalian kalau ke tempat baru harus permisi. Walau bagaimana pun kita ini sebagai tamu harus bersikap sopan. Beruntung tadi Adrian langsung menemui Pak Ustadz. Sudah sekarang kita siap siap sholat maghrib ya " Semua mengangguk setuju, Arif langsung berdiri dua keponakannya pun ikut berdiri dan mengikutinya. Mereka seperti anak kecil yang mengikuti induknya. Bahkan mereka saling